Perwujudan keadilan keikutsertaan (inklusif) diwujudkan dalam berbagai dimensi. Dalam bidang ekonomi, keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk perbaikan kelompok orang yang tertinggal, orang cacat, dan terpinggirkan. Dalam bidang sosial- politik, perwujudan keadilan keikutsertaan (inklusif) dapat berupa perbaikan akses semua kelompok terhadap kebebasan berpolitik, kesetaraan gender dalam politik dan penghapusan segala macam bentuk diskriminasi.
Upaya yang dilakukan pemerintah misalnya mengurangi kesenjangan pendapatan, pemerintah melakukan realokasi subsidi BBM kepada program pendidikan dan kesehatan (periode 2005-2008), pelaksanaan 3 gugus (cluster) program penanggulangan kemiskinan secara intensif dan koordinatif. Proses perencanaan yang bersifat bottom up
dan inklusif misalnya melalui program PNPM, yang melibatkan masyarakat dari sejak merencanakan, melaksanakan hingga evaluasi.
Berbagai isu dan tantangan pembangunan yang berkembang tentu akan menjadi bahan pertimbangan di dalam proses penyusunan RKP Tahun 2013. Dan isu utama yang berkembang di antaranya: (1) Perlunya upaya penguatan ketahanan pangan dan ketahanan energi; (2) Percepatan pengurangan kemiskinan; (3) Perlunya upaya untuk meningkatkan keterlibatan dari semua pemangku kepentingan di dalam pembangunan; (4) Perlunya meningkatkan value added pemanfaatan potensi dan peluang dari sumber daya alam, bonus demografi, potensi industri dan pasar domestik yang besar; serta (5) Upaya-upaya pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dan yang masih relevan dan menjadi bahan pertimbangan di dalam pelaksanaan RKP Tahun 2013, di antaranya: (1) Upaya untuk mengatasi kenaikan harga pangan dan energi; (2) Terealisasikannya pembangunan infrastruktur dan listrik (3) Penciptaan iklim investasi yang baik; (4) Pelaksanaan program pro-rakyat dan pelayanan masyarakat; serta (5) Kesiagaan dan kesigapan bencana di pusat dan daerah. Dengan memperhatikan berbagai isu dan tantangan yang berkembang tersebut serta mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014,
Adapun Tema RKP Tahun 2013 diperkirakan masih mengarah kepada
“Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. ‘
Upaya pencapaian prioritas nasional tersebut akan diselaraskan dengan Rencana Induk (Master Plan) Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia melalui pengembangan 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia, selain tetap konsisten melanjutkan pelaksanaan four-track strategy yaitu pro-growth, projob, pro-poor, dan
pro-environment.
Beberapa sasaran pembangunan yang harus kita perhatikan bersama yaitu
pertama, rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 – 6,8 persen per tahun, yang diharapkan sebelum tahun 2014 pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7 persen per tahun; kedua, inflasi diharapkan dapat terkendali pada kisaran 4 – 6 persen per tahun;
ketiga, tingkat pengangguran dapat diturunkan menjadi 5 – 6 persen pada akhir tahun 2014; serta keempat, tingkat kemiskinan dapat ditekan menjadi 8 – 10 persen pada akhir tahun 2014.
Sedangkan sasaran Pembangunan adalah : 1) Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan; 2) Perkuatan Pembangunan Demokrasi; 3) Perkuatan Pembangunan Demokrasi; 4) Penegakan Hukum.
Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
1. Arah kebijakan untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan;
2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab;
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan jender. Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
Sedangkan Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana yang tertuang dalam RPJM Nasional (2010-2014) adalah :
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan Kemiskinan;
5. Ketahanan Pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana;
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik; 11. Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi.
Sedangkan prioritas lainnya :
1. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; 2. Bidang Perekonomian;
3. Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Dari Sebelas RPJM Nasional (2010-2014), maka prioritas RKP 2013 diperkirakan masih mencakup :
1. Pemantapan reformasi birokrasi
dan pengembangan sistem administrasi kependudukan terpadu;
2. Peningkatan akses dan kualitas
pendidikan, profesionalisme, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan dan pemantapan pendidikan karakter bangsa;
3. Peningkatan upaya kesehatan preventif dan kuratif;
4. Pemantapan dan perluasan program
Pro-Rakyat;
5. Pemantapan ketahanan pangan dan
upaya menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton;
6. Penyelesaian debottlenecking
infrastruktur dan dukungan terhadap masterplan ekonomi;
7. Penciptaan iklim usaha yang
kondusif dan pengembangan Kawasan Ekonomi Ekonomi Khusus;
8. Peningkatan pelayanan
ketenagalistrikan dan pemanfaatan gas bumi;
9. Rehabilitasi, rekonstruksi dan
pengelolaan risiko bencana;
10. Masih perlunya dukungan dan
pemihakan K/L, khususnya terhadap 39 kecamatan perbatasan prioritas di 24 kabupaten dan 183 kabupaten tertinggal;
11. Peningkatan perlindungan,
pengembangan, pemanfaatan cagar budaya serta peningkatan kapasitas penelitian, penciptaan, dan inovasi;
12. Pencegahan dan penanggulangan
terorisme, pemberantasan korupsi dan pengembangan industri nasional;
13. Peningkatan diplomasi,
perlindungan dan pelayanan TKI;
14. Peningkatan kerukunan beragama,
peningkatan pariwasata, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 200-2013, Visi
Propinsi Sumatera Utara adalah : “ SUMATERA UTARA YANG MAJU DAN SEJAHTERA DALAM HARMONI KEBERAGAMAN ”. Dan dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Misi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumatera Utara yang
Maju, aman, bersatu, rukun dan damai dalam kesetaraan;
2. Mewujudkan masyarakat Sumatera
Utara yang mandiri dan sejahtera dan berwawasan lingkungan;
3. Mewujudkan Sumatera Utara yang
Berbudaya, religius dalam keberagaman;
4. Mewujudkan masyarakat Sumatera
Utara yang partisipatif dan peduli terhadap pembangunan. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Propinsi Sumatera Utara adalah :
Tujuan :
1. Mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat; 2. Menciptakan Tata Pemerintahan yang Baik;
3. Memfasilitasi Infrastruktur Sosial dan ekonomi;
4. Menciptakan kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman; 5. Menciptakan Masyarakat Mandiri.
Sasaran :
Untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, disusun pembangunan Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Peningkatan derajat kesejahteraan sosial masyarakat pendidikan, kesehatan, pertanian, perikanan dan kelautan, industri dan perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah, potensi wisata dan kehutanan),
2. Peningkatan pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik;
3. Peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana social ekonomi sebagai penunjang pembangunan;
4. Menciptakan kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman;
5. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif dan peduli terhadap proses pembangunan.
Prinsip Dasar Pembangunan
Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut di atas untuk memproyeksikan Provinsi Sumatera Utara ke depan sebagai daerah yang berkembang dan maju serta memiliki daya tahan terhadap perubahan, globalisasi, krisis, yang didasarkan pada perkembangan jiwa, semangat dan keberagaman etnik beragama, percaya diri dengan identitas budaya local serta memiliki kemandirian dan kesempatan bagi setiap orang dan kelompok untuk mencapai kesejahteraan, diperlukan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan pembangunan di bidang keagamaan, kesehatan, pendidikan dan pertanian dalam kerangka kesejahteraan masyarakat melalui :
1. Rakyat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa;
2. Rakyat tidak lapar; 3. Rakyat tidak bodoh; 4. Rakyat tidak sakit;
5. Rakyat punya masa depan.
Strategi dasar pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi daerah, permasalahan yang dihadapi serta regulasi yang ada maka dipilih beberapa strategi dasar sebagai berikut :
1. Mendorong dinamika kehidupan etnik agama, serta dilandasi nilai-nilai hukum, menjembatani keharmonisan yang berlandaskan semangat persatuan dan kesatuan; 2. Pengelolaan tata pemerintahan yang baik sebagai abdi masyarakat;
3. Meningkatkan mutu dan jumlah sarana-prasarana pendidikan, kesehatan dan penunjang kesejahteraan masyarakat;
4. Mendorong terciptanya sentra-sentra ekonomi kerakyatan sesuai dengan potensi daerah masing-masing;
5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur, kemampuan sumber daya manusia dan peraturan daerah (regulasi yang responsive bagi percepatan pertumbuhan dunia usaha).
Strategi Pembangunan Daerah.
1. Pembinaan Hubungan antar kelompok masyarakat dan peningkatan rasa persatuan bangsa dalam NKRI yang didukung iklim kehidupan beragama yang kondusif ;
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah secara berkesinambungan;
3. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan dan peningkatan daya tarik iklim investasi daerah melalui pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan hasil pembangunan;
4. Peningkatan energi pembangunan sarana dan prasarana daerah berbasis kerjasama daerah;
5. Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (strategy basic need). Sedangkan Prioritas Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Sumatera Utara baik pada tingkat aparatur pemerintahan maupun anggota masyarakat terutama pada sektor produksi, dan distribusi/pemasaran khususnya pada pelaku usaha kecil, menengah/koperasi dan usaha mikro termasuk pembinaan pedagang kaki lima sehingga berkembang menjadi pengusaha kecil formal dengan tetap memelihara dan menunjang pertumbuhan sektor-sektor lain yang dicapai pada pembangunan RPJM-D ke-1; 2. Kesejahteraan Masyarakat yang komponen-komponennya adalah tingkat
pendidikan, pendapatan perkapita, pemerkerjaan (employment), kesehatan dan lain- lain dicerminkan dalam Indeks Pembangunan Manusia;
3. Pembangunan Pendidikan; 4. Ketertiban dan Ketentraman;
5. Ekonomi meliputi perhubungan, tenaga kerja, koperasi dan UKM, penanaman modal, pemberdayaan masyarakat dan desa, pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, kelautan dan perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi;
6. Lingkungan Hidup;
7. Perumahan dan fasilitas Umum meliputi pekerjaan Umum dan perumahan rakyat;
8. Kesehatan;
9. Pariwisata dan budaya; 10. Pendidikan;
11. Perlindungan Sosial meliputi kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan, keluarga sejahtera dan sosial.
Agenda Kebijakan :
1. Mewujudkan Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat;
2. Menciptakan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance); 3. Memfasilitasi Infrastruktur Sosial dan Ekonomi;
4. Menciptakan Kehidupan Masyarakat yang Harmoni dalam Keberagaman;
5. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara yang Partisipatif dan Peduli terhadap proses pembangunan