• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Belajar adalah perubahan yang secara relatif dan berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu perubahan-berubahan terjadi karena pengalaman.30

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,

29

Ibid.,h. 325 30

Zikrni Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi Brother’s, 2008) hal.82

bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.

Skiner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Chaplin dalam Dictionari of Psychology membatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.31

Bertolak dari berbagai dari definisi yang telah diutrakan tadi secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil penglaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengrtian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa melayu.32 Bahasa adalah pendukung kebudayaan bangsa pemilik bahasa itu. Makin bertambah tinggi kebudayaan bangsa itu, makin maju bahasanya. Bahasa Indonesia ialah satu-satunya bahasa baru, yang dalam waktu empat puluh tahun, dari cita-cita bahasa persatuan, sesungguhnya menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi yang bukan saja dipakai dalam administrasi pemerintahan, dalam perdagangan, dalam masa media tetapi juga dalam sekolah dari sekolah rendah hingga kepada perguruan tinggi.33

31

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,(bandung: PT Remaja rosdakarya, 2003) hal.89-90

32

Broto, Loc.Cit., h.17 33

Harimurti Kridalaksana, Seminar Bahasa Indonesia 1968, (Jakarta: Nuasa Indah,1971) h.21

1. Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi. Seorang psikologi pendidikan mendefinisikan pembelajaran lebih padat lagi

sebagai “sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. 34

b. Pengajaran

Pengajaran adalah menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari cara melakukan sesuatu, memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu, menyimpan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham. Memandu dan memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar, menetapkan kondisi-kondisi pembelajaran.

Perbedaan pembelajaran dan pengajaran adalah fokus pada guru adalah pengajaran berfokus mengajar atau transfer kompetensi. Pembelajaran adalah bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau memandu atau membimbing siswa dalam kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa sebagai bawahan atau dianggap tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu arah).

2. Teori Belajar

Banyak Psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu (stimulus atau S). Dengan reaksi tertentu ( respon atau R). Sementara itu, ada yang menyatakan bahwa belajar secara sederhana memang dapat terjadi secara asosiatif S/R seperti itu, tetapi dalam proses belajar yang rumit, kompleks, persepsi serta pengertian akan situasi secara keseluruhan (Gestalt) lebih memegang peranan.

Selain itu, belajar tidak semata-mata merupakan suatu akibat dari kondisi dalam lingkungan seperti pada model-model Classical dan

34

Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,(Jakarta: Pearson Education, Inc, 2007), h. 8, cet. V

InstrumentalConditioning, tetapi bisa juga terjadi karena mencontoh perilaku yang terjadi disekitarnya. Model yang terakhir ini telah banyak dibahas dan disebut sebagai observational learning (dikembangkan oleh Albert Bandura) atau modelling.35

Bedasarkan uraian diatas,ternyata pemanfaatan media pembelajaran harus mempunyai landasan teori tentang belajar. Karena teori-teori ini dapat memberi penjelasan tentang proses belajar dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui proses belajar, media yang dimanfaatkan dapat memberi kemungkinan kepada siswa belajar secara efektif dan efisien. Karena belajar merupakan proses yang rumit dan kompleks serta banyak variabel yang mempengaruhi, maka perlu kiranya kita mengetahui juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik terhadap proses maupun hasil belajar.36

3. Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Berikut ini adalah bentuk dari jenis-jenis belajar:

1. Belajar Abstrak

Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

2. Belajar Keterampilan

Belajar Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otak-otak/neuromuscular.

35

Zikrni Neni, Loc.Cit., h.82

36

3. Belajar Sosial

Belajar Sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

4. Belajar Pemecahan Masalah

Belajar Pemecahan Masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

5. Belajar Rasional

Belajar Rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

6. Belajar Kebiasaan

Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

7. Belajar Apresiasi

Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judegment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa(affechtive skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.

8. Belajar Pengetahuan

Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Tujuannya ialah agar siswa

memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.37

Dokumen terkait