• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

4. Model Pembelajaran Guided Discovery dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self Efficacy Siswa

Ciri utama model pembelajaran guided discovery yaitu (1) mengeksplorasi

dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siwa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.51 Pembelajaran guided discovery memiliki karakteristik sebagai berikut:

a).Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar. b).Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa. c).Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai. d).Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil. e).Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan. f).Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar. g).Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa. h).Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa. i).Mendasarkan proses belajarnya pada

50

H. Eman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI, 2004), hlm. 214.

prinsip kognitif. j).Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis. k).Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar. l).Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru. m).Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif. n).Menekankan pentingnya konteks dalam belajar. o).Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar. p).Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata.

a. Model Pembelajaran Guided Discovery dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Model pembelajaran guided discovery merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada penemuan baru dimana guru ikut serta dalam pembelajaran dan memandu siswa untuk memberikan petunjuk-petunjuk untuk menemukan teka-teki tentang topik yang akan ditemukan. Melalui model pembelajaran Guided Discovery, kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilatihkan dan dikembangkan. Tahapan dalam pembelajaran sesuai dengan definisi berpikir kritis yaitu cara berpikir yang masuk akal atau berdasarkan nalar berupa kegiatan mengorganisasi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan fokus untuk menentukan hasil dari apa yang dilakukan. Indikator berpikir kritis yang dapat dikembangkan yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inference, kesimpulan, dan regulasi diri. 52

52

Indikator interpretasi, yaitu untuk memahami dan mengekspresikan makna dari keberartian berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian, kaidah-kaidah, aturan, prosedur atau kriteria. Dengan deskriptor: mengelompokkan, menyandikan arti, makna jelas. Melalui model pembelajaran guided discovery siswa dilibatkan dalam proses menemukan, hal ini lebih spesifik ditunjukan pada tahap hypothesis generation yaitu siswa merumuskan hipotesis dan hypothesis testing yaitu merancang penemuan, sehingga materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya.

Indikator analisis, yaitu untuk mengidentifikasi hubungan pernyataan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tercantum di dalam soal, kemudian dihubungkan dengan konsep-konsep penyelesaikan soal dengan diberi penjelasan dengan tepat. Dengan deskriptor: menguji ide-ide, mengenali argument-argumen, mengenali alasan dan pernyataan. Melalui model pembelajaran Guided discovery pada tahap hypothesis generation dan hypothesis testing, hypothesis generation yaitu tahap dimana siswa dituntut untuk memunculkan masalah, kemudian siswa memformulasikan hipotesa dari fenomena yang diamati berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, dengan ini siswa dapat belajar menganalisa suatu fenomena yang diamati dan memberikan rumusan masalah dan dilanjutkan hypothesis testing yaitu dengan pemunculan dugaan sementara yang belum diketahui

kebenaranya, sehinga perlu dilakukan pengujian hipotesis, dengan ini siswa dapat memperoleh bekal dalam menganalisis suatu fenomena.

Indikator inference/kesimpulan, yaitu mengenali dan memperoleh unsur yang diperlukan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal, memecahkan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan, dan mengurangi konsekuensi yang ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep, deskripsi, pernyataan, atau bentuk-bentuk representasi lainnya. Dengan deskriptor: menilai kredibilitas pernyataan, menilai kualitas argument yang dibuat dengan menggunakan pertimbangan induktif dan deduktif. Melalui mode pembelajaran guided discovery pada tahap conclusion, yaitu selama proses menyusun kesimpulan, siswa meninjau kembali hipotesis awal dengan mencocokan fakta-fakta yang telah diperoleh dari pengujian hipotesis. Siswa memutuskan fakta yang sepaham dengan prediksi yang diperoleh dari hipotesis kemudian menyajikan kesimpulan.

Indikator evaluasi, yaitu menemukan cara dalam memecahakan permasalahan. Dengan sub keterampilan: menilai kredibilitas pernyataan, menilai kualitas argument yang dibuat dengan menggunakan pertimbangan induktif dan deduktif. Melalui model pembelajaran guided discovery pada tahap regulation, pada tahap regulasi, siswa dan guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru membandingkan beberapa kesimpulan dari siswa melalui presentasi, kemudian diputuskan

kesimpulan yang tepat sebagai konsep yang ditemukan atau dihasilkan dalam pembelajaran.

Indikator penjelasan, yaitu menyatakan dan membenarkan bahwa pertimbangan dalam kaitannya dengan pertimbangan bukti, konseptual, metodologi, anterologi, dan kontekstual yang menjadi dasar dari hasil seseorang ,dan untuk menyajikan pertimbangan seseorang dalam bentuk pendapat-pendapat yang kuat. Dengan deskriptor: menyatakan hasil, mendukung prosedur, menyajikan argument-argumen. Melalui model pembelajaran guided discovery pada setiap tahap yaitu orientation, hypothesis generation, hypothesis testing, conclusion, dan regulation, dengan melakukan taphap-tahap pembelajaran guided discovery siswa aktif dalam belajar, memahami pelajaran karena mengalami sendiri proses menemukanya sehingga sesuatu yang dipelajari lebih lama diingat, dan memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuanya ke berbagai konteks.

Indikator pengaturan diri, yaitu secara sadar seseorang memantau pengetahuanya, unsur-unsur yang digunakan dalam tersebut, dan hasilnya direduksi dengan menerapkan keterampilan dalam menganalisis dan mengevaluasi penilaian inferensial pada dirinya dengan sebuah pandangan kearah pertanyaan yang menegaskan, memvalidasi atau mempertimbangkan orang lain. Dengan deskriptor: menyatakan hasil, mendukung prosedur, menyajikan argument-argumen. Melalui model pembelajaran guided discovery pada tahap regulation yaitu siswa dan guru

mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru membandingkan beberapa kesimpulan dari siswa melalui presentasi, kemudian diputuskan kesimpulan yang tepat sebagai konsep yang ditemukan atau dihasilkan dalam pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Guided Discovery dalam meningkatkan Self Efficacy siswa.

Model pembelajaran guided discovery merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan memperoleh pengalaman belajar yang nyata serta dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat suatu keputusan. Keunggulan model pembelajaran guided discovery adalah dapat menumbuhkan sikap keyakinan diri (self efficacy) siswa dimana dalam penerapannya siswa secara maksimal diarahkan untuk dapat mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan melalui proses penyelidikan. indikator self

efficacy yaitu dilihat dari dimensi tingkat kesulitan, dimensi kekuatan, dan

generalisasi. 53

Tingkat kesulitan/level, dengan deskriptor sebagai berikut: tingkat penyelesaian tugas, tingkat kesulitan tugas, optimis menghadapi kesulitan dalam pembelajaran. Melalui model pembelajaran guided discovery yang dilakukan dengan diskusi, peserta didik juga akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, yang dapat memacu self eficacy seperti adanya tanggapan, sanggahan maupun pertanyaan dari kelompok lain. model

53

pembelajaran guided discovery dapat menarik perhatian peserta didik dan membuat peserta didik lebih terlibat aktif dalam pembelajaran karena peserta didik dilatih untuk melakukan observasi, mengajukan pertanyaan, menganalisa, dan menyampaikan hasil diskusi didepan kelas

Kekuatan / Strength, dengan deskriptor sebagai berikut: kegigihan dalam belajar, kegigihan dalam melaksanakan tugas, konsistensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Melalui model pembelajaran guided

discovery pada proses penyelidikan sebagai bagian penting dalam model

pembelajaran guided discovery menuntut siswa untuk aktif memahami dan mengamati permasalahan yang ada agar bisa menentukan cara pemecahan masalah yang tepat. Oleh karena itu, dalam proses penyelidikan siswa harus memiliki keyakinan diri (self efficacy) yang kuat atas rencana serta cara pemecahan masalah yang dikemukakan sehingga diperoleh jawaban dan kesimpulan dari permasalahan yang diberikan. Hal ini yang kemudian membuat self efficacy siswa meningkat pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran guided discovery.

Generalisasi / Generalitation, dengan deskriptor sebagai berikut: penguasaan berbagai tugas, penguasaan berbagai materi dalam pembelajaran. Melalui model pembelajaran guided discovery siswa mampu belajar dari pengalamannya dalam memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk mendapatkan ide-ide baru dengan bimbingan guru. Bimbingan dan arahan guru dalam kegiatan pembelajaran guided discovery membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara aktif dan efisien

serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama, serta memecahkan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan self

efficacy dan menuntun siswa untuk menemukan konsep-konsep dari materi

yang dipelajari sehingga berpengaruh pada pencapaian kognitif siswa.