Hoover dalam Amien (1987) menyatakan bahwa konsep merupakan serangkaian pengalaman yang membuat pemikiran dan pola dasar. Konsep dapat membantu dalam mengklasrifikasi, menganalisis, menghubungkan atau menggabungkan. Konsep membentuk struktur fundamental bagi mata pelajaran di satuan pendidikan (Amien, 1987: 17). Saliman (2009) menyatakan pula, adanya relevansi antara keterkaitan materi kuliah dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa. Menurut Amien (1987: 38) proses pembentukan
dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang dapat dilihat Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagaimana konsep terbentuk dari pengalaman dan menjadi disposisi awal untuk membentuk perilaku yang akan datang
Dalam keterkaitannya dengan pengalaman tersebut maka dengan demikian pembelajaran inkuiri seperti yang telah diuraikan diatas sesuai untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa.
Proses pemahaman konsep dengan inkuiri sesuai dengan proses perkembangan anak. Menurut Amien (1987), teori perkembangan anak Piaget dan penerapannya dalam sains perlu dipelajari dalam peranan dan relevensi psikologi perkembangan untuk pendidikan umumnya dan pendidikan IPA pada khususnya. Hal tersebut dikarenakan dengan mempelajari teori Piaget, guru/pengajar dapat memusatkan diri pada siswa untuk mengidentifikasi pola-pola berfikir para peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan akan berupa student centered. Menurut Sanjaya (2011: 99), guru tidak lagi berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar.
Perkembangan anak menurut Piaget (Amien, 1987: 46-48; Sanjaya, 2011: 198-199) dapat ditunjang dengan empat faktor utama yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Dengan demikian, interaksi
Pengalaman Pengalaman 2 Pengalaman 3 Pengalaman 4 Pengalaman n Resestensi mental dan pengorganis asian pengalaman KONSEP Disposisi untuk menetapkan obyek sesuai dengan pengalaman masa lalu isi untuk bertindak sesuai dengan cara yang telah ditetapkan
antara manusia dengan lingkungannya menghasilkan proses perkembangan mental anak. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai empat faktor tersebut.
a. Maturation (pemasakan)
Proses peribahan fisiologis dan anatomis, proses pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir (intelektual) anak.
b. Physical experience (pengalaman fisik)
Interaksi dengan lingkungan fisik, manipulasi obyek-obyek sekitarnya dan beberapa pengalaman tindakan secara fisik. Anak akan memperoleh pengalaman fisik dengan tindakan atau aksi terhadap suatu rangsang dan akan mempelajarinya. Dengan demikian, Piaget percaya aktivitas/daya otak akan mampu dikembangkan sehingga anak mampu mentransfer aktivitas fisiknya menjadi gagasan atau ide.
c. Social experience (pengalaman sosial)
Interaksi dengan teman/ orang lain, menghilangkan sifat egocentric sehingga anak dapat memahami pendapat orang lain dan juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Perkembangan intelektual anak melalui interaksi social juga akan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, moral dan lain sebagainya.
d. Equilibration (keseimbangan)
Suatu proses dimana anak merespon rangsang/stimuli secara mental. Piaget membagi proses ini menjadi 2 kategori yaitu assimilation (asimilasi) dan
accommodation (akomodasi). Asimilasi merupakan proses memasukan atau menerima informasi dan mengabungkannya ke dalam skema/bagan konsep atau struktur yang telah dimiliki. Proses ini agak bersifat obyektif, karena anak cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang sesuai atau tidak sesuai dengan keyakinan yang telah dimiliki sebelumnya. Akomodasi merupakan proses memodifikasi skema konsep atau struktur yang telah dimiliki untuk menerima informasi baru. Akomodasi melibatkan kegiatan pengubahan skema, atau gagasan yang telah dimiliki karena adanya informasi atau pengalaman baru. Skema/bagan konsep baru itu dikembangkan terus menerus selama proses akomodasi. Untuk mengetahui stimuli yang tidak diketahui sebelumnya, anak membentuk bagan konsep (skema) yang baru dengan memodifikasi yang telah ada. Sebagai hasil dari perubahan tersebut otak anak akan mengasimilasi informasi lebih banyak. Hal tersebut merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan cara menerapkan ekulibrium. Ekuilibrium ini menjelaskan pula bagaiman anak mampu berpindah dari tahapan berfikir ketahapan berfikir selanjutnya.
Adanya teori perkembangan anak para peneliti mengembangkan pula tentang teori belajar yang sesuai, karena agar adanya perkembangan anak yang optimal. Beberapa teori belajar telah dikembangkan salah satunya adalah teori belajar kontruktivisme. Kontruktivisme merupakan proses teori psikologis tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangan dan menamai pengetahuan dari pengalaman sendiri (Rifa’I & Anni, 2009: 225).
Teori belajar kontruktivisme dikembangkan oleh Vygotsky menyatakan bahwa peserta didik mengkontruksi pengetahuan atau menciptakan makna sebagai
hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori tersebut sejalan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa individu menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercaya dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari (Rifa’I & Anni, 2009: 225-250). Selain itu, Piaget menyatakan pula bahwa setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuaannya sendiri melalui skema/bagan konsep yang ada dalam struktur kognitifnya sejak kecil melalui asimilasi dan akomodasi (Sanjaya, 2011: 196). Teori kontruktivisme Piaget dan Vygitsky relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri.
Atas dasar penjelasan diatas, maka pembelajaran open inquiry terutama eksperimen open inquiry sesuai dalam pembelajaran peningkatan pemahaman konsep mahasiswa.
2.4 Karakteristik Materi yang Sesuai dengan Pembelajaran
Eksperimen Open Inquiry
Peneliti meninjauan materi yang digunakan adalah materi pada mata kuliah gelombang yang telah disampaikan dalam kelas. Adapun materi yang di sampaikan yaitu:
1. Getaran, meliputi lissoyous, getaran fisis, getaran teredam, getaran tergandeng, dan superposisi dua getaran
2. Gelombang, meliputi resonansi dalam tabung, gelombang mikro, melde dan tangki riak
3. Interferensi, meliputi interferensi Michelson, cincin newton, dan interferensi celah Young
4. Difraksi, meliputi difraksi kisi
Materi tersebut sesuai dengan karakteristik pembelajaran eksperimen openinquiry. Eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli (Yulianti & Wiyanto, 2009: 15-17). Materi gelombang dapat digunakan dalam pembelajaran langsung. Sebagai contoh mahasiswa mengamati terjadinya sebuah gelombang pada percobaan melde, bahkan mahasiswa dapat merasakan langsung getaran yang ditimbulkan. Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan merancang dan menganalisis sebuah konsep dengan beberapa alternative, seperti peristiwa interferensi dapat dilakukan interferensi Michelson, cincin newton, atau interferensi celah Young dengan masing – masing karakteristik. Pelaksanaan eksperimen open inquiry dalam mata kuliah gelombang memberi kesempatan secara lebih terbuka dan bebas mahasiswa dalam mengindetifikasi, merumuskan, mengajukan rancangan penyelesaian dan menyelesaikan masalah serta melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai pemaparan masalah oleh dosen.
Materi gelombang sebelumnya telah didapatkan mahasiswa pada jenjang sebelumnya, diharapkan mahasiswa sudah mempunyai modal pengetahuan awal. Diharapkan pula, modal awal pengetahuan mampu meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu dan bahkan dapat membantu menjadi gambaran awal pembelajaran.
2.5 Kerangka Berfikir
Pakar pendidikan mulai membahas kembali pendidikan karakter untuk kembali diterapkan disetiap jenjang pendidikan. Penerapan kembali pendidikan nilai karakter karena adanya degradasi moral bangsa. Masyarakat berharap sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak lulusan yang berintelektual dan berkarakter.
Salah satu upayanya adalah menggunakan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan konsep dan mampu mengembangkan nilai karakter peserta didik. Strategi yang dinilai efektif dalam memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembagkan kemampuan berfikir dan karakter adalah eksperimen open inquiry.
Kegiatan eksperimen open inquiry pada mata kuliah gelombang memberi kesempatan lebih pada mahasiswa untuk terlibat lebih aktif dalam menganalisis, mengidentifikasi dan menemukan cara menyelesaikan masalah secara mandiri dan kreatif. Diharapkan dengan kesempatan tersebut mahasiswa mampu mengalami belajar yang lebih bermakna dan mahasiswa mampu mengembangkan nilai karakter terutama karakter yang berhubungan dengan unjuk kerja. Adapun kerangka berfikirnya tersedia dalam Gambar 2.2.
Skema Kerangka berpikir Latar Belakang :
Penerapan kembali pendidikan nilai karakter karena adanya degradasi moral bangsa. Masyarakat berharap sekolah dan universitas sebagai lembaga pendidikan formal mampu mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai konsep materi yang diberikan saja akan tetapi mampumempunyai nilai karakter baik,
hi dih k k l i b b i t l kt l d
Indentifikasi Masalah :
Perlunya strategi pembelajaran yang efektif tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan pemahaman konsep fisikamelainkan untuk mengembangkan nilai karakter mahasiswa juga.
Hipotesis
Ho : Eksperimen gelombang openinquirytidak efektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang
Ha : Eksperimen gelombang open inquiryefektif meningkatkan pemahaman konsep gelombang
Implementasi eksperimen open-inquiry efektif dalam mengembangkan nilai karakter mahasiswa dan meningkatkan pemahaman konsep gelombang
Lebih Efektif Parameter Positif :
1. Pembelajaran laboratorium openiquiry efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep gelombang
2. Adanya mengembangkan nilai karakter mahasiswa secara deskriptif
3. Terdapathubungan positif antara pengembangan nilai karakter dan penguasaan pemahaman konsep
Skor Nilai Karakter Mahasiswa Nilai Posttest
Eksperimenopen-inquiry Nilai Pretest& Observasi
Gambar 2.2Skema Kerangka Berpikir Pengujian