• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Kooperatif  

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu belajar. Pembelajaran kooperatif mengacu pada suatu ragam metode-metode pembelajaran di mana siswa bekerjasama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari isi materi. Pada pembelajaran kooperatif, siswa-siswa diharapkan membantu siswa lainnya untuk berdiskusi dan berargumentasi untuk menerima pengetahuan dan mengisi kesenjangan pemahaman.

Menurut Nurhadi dan Senduk (2003) dalam Wena Made (2009:189) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Sedangkan menurut Lie (2002) pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk membantu siswa belajar pada setiap mata pelajaran mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem pembelajaran yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Dalam Wena

made (2009:190) menurut Nurhadi dan Senduk (2003) dan Lie (2002) Adapun elemen-elemen tersebut adalah :

a. saling ketergantungan positif antar anggota kelompok

Guru harus dapat menciptakan suasana belajar belajar yang mendorong siswa untuk saling membutuhkan. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok yang kurang pandai agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompok tersebut.

b. interaksi tatap muka.

Semua anggota kelompok saling berhadapan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang yang di berikan oleh guru.

c. akuntabilitas individual

Untuk mencapai tujuan kelompok setiap siswa harus bertanggung jawab atas materi pembelajaran secara maksimal, karena prestasi kelompok berdasarkan rata-rata nilai anggotanya.

d. keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntuk agar dapat bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Guru harus mengajarkan siswa ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sopan, mandiri, tidak mendominasi orang lain dan lainnya yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi.

Menurut Kagan (1994) dalam Gora Winastawan (2010:60), manfaat dalam pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahir.an koognitif siswa. b. Meningkatkan kemahiran social dan memperbaiki hubungan social. c. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan.

d. Meningkatkan rasa percaya diri. e. Meningkatkan kemahiran teknologi.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Guru memberikan tugas ( LKS ) untuk dikerjakan bersama -sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam

permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing yang mempunyai kemampuan yang homogen dari segi kemampuan akademik. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat ulangan atau pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin dalam ( Gora Winastawan,2010:61 ) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition).

Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif team game tournament ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu:

a. Tahap penyajian kelas

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi, tugas peserta didik serta pemberian motivasi.

b. Belajar dalam Kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Setelah guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi mengenai LKS. Dalam diskusi kelompok siswa memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban serta mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

c. Permainan (Game)

Permainan diikuti oleh semua anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok sudah menguasai materi, dengan memberikan soal-saol yang berhubungan dengan materi yang sudah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

d. Pertandingan

Siswa bertanding dalam meja turnamen yang sudah disediakan oleh guru. Dalam pertandingan ini setiap siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen.

e. Penghargaan Kelompok

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor tertinggi.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

a. Siswa Bekerja Dalam Kelompok-Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b. Game Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama dan memiliki kemampuan homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

c. Penghargaan Kelompok

Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dengan keterangan sebagai berikut: Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer (skor rendah), Low Scorer (skor terendah).

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament

Adapun kelebihan dalam model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament yaitu:

a. Melatih siswa untuk dapat bekerjasama serta menghargai orang lain b. Siswa menjadi aktif dan pembelajaran menjadi menyenangkan c. Dapat membangkitkan motivasi siswa untuk lebih baik lagi baik buat

diri sendiri maupun buat kelompoknya.

d. Siswa yang kurang memahami materi dapat dibantu oleh teman yang lain yang lebih memahaminya.

e. Meningkatkan rasa percaya diri dan melatih keberanian dalam berkompetisi.

(dalam http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi- pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/:12-01-2011)

Adapun kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament:

a. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembelajaran karena ada kerja kelompok dan permainan

b. Apabila pengelolaan kelas kurang terkontrol maka tujuan pembelajaran kurang tercapai.

c. Ada siswa yang tidak senang bekerja kelompok

(dalam http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi- pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/:12-01-2011)

Dokumen terkait