• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan model kooperatif tipe team game tournament siswa kelas IV SDN Bangunrejo I - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan model kooperatif tipe team game tournament siswa kelas IV SDN Bangunrejo I - USD Repository"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT SISWA KELAS IV

SDN BANGUNREJO I

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Di susun oleh Nama : Sutini NIM : 091134225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT SISWA KELAS IV

SDN BANGUNREJO I

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Di susun oleh Nama : Sutini NIM : 091134225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk : - Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

HidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

- Untuk Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu menyayangi dan dengan doanya yang selalu tercurah untukku.

- Untuk adikku tersayang Katri, Monok dan Wahyu. - Untuk semua keluarga besarku.

- Untuk Chosmas Okbrianto S. T yang selalu setia menemani dan memberiku banyak hal

(6)

v MOTTO

Berlarilah tapi kau hidup tanpa tujuan atau teruslah berjuang walau mungkin akan mati bersama tujuan dan

impian

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juni 2011 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sutini

NIM : 091134225

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT SISWA KELAS IV SDN BANGUNREJO I”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 27 Juni 2011 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT SISWA KELAS IV

SDN BANGUNREJO I

Sutini

Universitas Sanata Dharma 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal operasi hitung campuran yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Bangunrejo I tahun pelajaran 2010–2011. Metode ini dalam suatu kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima orang yang memiliki kemampuan akademik dan latar belakang yang berbeda. Dalam kelompok ini diharapkan dapat saling bekerja sama dalam memahami konsep-konsep materi pelajaran dengan cara diskusi kelompok dan game. Dari hasil diskusi dilakukan evaluasi untuk diambil nilai kemajuan individu, melaluil soal-saol evaluasi.

Subyek penelitian ini siswa-siswi kelas IV SDN Bangunrejo I Yogyakarta yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda mengenai penjumlahan, pengurangan, operasi hitung campuran bilangan bulat dan lembar observasi siswa. Metode yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT) dengan media mistar geser. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan silabus, RPP dan LKS. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji data dengan cara mengumpulkan hasil tes pilihan ganda, mengubah skor mentah menjadi nilai jadi, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembelajaran penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah baik karena melebihi target. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian nilai rata-ratanya adalah 56.5. Target siklus I adalah 60,00 dengan hasil nilai rata-ratanya 61,50, sedangkan target siklus II nilai rata-ratanya 65,00 dengan hasil 65,75 . Jumlah siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal 61,52 sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (35%), siklus I target sebelumnya 50% dan hasilnya sebanyak 8 siswa (40%). Sedangkan siklus II targetnya 60% dan hasilnya sebanyak 13 siswa (65%).

(10)

ix ABSTRACT

ENHANCING LEARNING ACHIEVEMENT AND REDUCTION NUMBERS MATH ADDITIVE MODEL WITH ROUND COOPERATIVE

TYPE TEAM GAME TOURNAMENT CLASS IV SDN BANGUNREJO I Sutini

Sanata Dharma University 2011

This study aimed to determine whether using the cooperative learning model type team game tournament could improve the learning achievement in mixed mathematical operation integer addition and subtraction of the students of grade IV Elementary School Bangunrejo I in the academic year 2010 – 2011. This method devided students into a team of small groups consisting of four or five members with varians academic abilities and background. It regired them to work together to understand the concepts of the subject matter through group discussions and games. Later an evaluation will be to value individual progress.

The subjects of this research ware 23 fourth grade students of Bangunrejo I Yogyakarta. The instrument used in this study was a multiple-choice test of addition, subtraction, mathematical operations of mixed integer and student observation sheets. The method used was a cooperative learning model type team game tournament (TGT) and a bar shear media. Lessons ware conducted in accordance with the syllabus, lesson plans and student worksheets. The data was collected through the results of the multiple-choice test, of which scores ware change score into values, in order to find its average and be compared twith in the initial conditions.

The results showed that the learning achievement of addition, subtraction and operations of mixed integer was good because it exceeded the target. This was shown by the analysis of the data obtained before the study that resulted in the value of 56,50. The target of the first cycle was 60,00 and the average rating was 61,50, while the target of the second was 65.00 while the average result was 65,75. The percentage the students passing the Kriteria Ketuntasan Minimal was 61.52 while before the treatment it was only 7 students (35%), The first cycle target was 50% showed the results showed as many as 8 students (40%). While the target of second cycle was 60%, the results s 13 showed students (65%).

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT SISWA KELAS IV SDN BANGUNREJO I” sesuai pada waktu yang diharapakan.

Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.ED.Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

(12)

xi

4. Para staf sekretariat PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Staf perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis dalam mendapat referensi.

6. Drs. Wartana selaku kepala sekolah SD Negeri Bangunrejo I yang telah memberikan peneliti ijin untuk melakukan penelitian.

7. Sumedi S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri Bangunrejo I yang telah bersedia menjadi kolabolator dalam penelitian ini.

8. Guru dan Staf karyawan SD Negeri Bangunrejo I

9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Bangunrejo I terima kasih atas kerjasamanya.

10. Bapak, ibu dan adikku yang selalu memberiku semangat dan yang selalu membawaku dalam setiap doanya.

11. Teman-temanku ” Make, Bejo, Pak Muh, Didot, Nita, Senja, Atik,dan Tari” yang selalu memberiku motivasi. Jadikan persahabatan ini menjadi persaudaraan

12. Teman-teman mahasiswa S-I PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2009 yang sudah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xii

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 27 Juni 2011 Penyusun

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DARTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan masalah ... 3

(15)

xiv

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Belajar ... 7

B. Prestasi Belajar ... 9

C. Matematika ... 11

1. Hakikat Matematika ... 11

2. Pembelajaran Matematika ... 12

3. Bilangan Bulat ... 15

4. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat ... 18

D. Model Pembelajaran ... 20

1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 20

2. Model Pembelajarn Kooperatif Tipe TGT ... 22

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe TGT ... 26

E. Kerangka Berpikir ... 27

F. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Setting Penelitian ... 29

B. Prosedur Penelitian ... 30

(16)

xv

D. Analisa Data ... 41

E. Teknik Pengujian Instrument Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rencana Penelitian ... 30

Tabel 2. Ubahan, data, pengumpulan data dan instrumen ... 40

Tabel 3. Kisi-kisi Soal ... 41

Tabel 4. Analisa Data ... 42

Tabel 5. Lembar Pengamatan ... 43

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 45

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 46

Tabel 8. Kondisi Awal Nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN Bangunrejo I ... 63

Tabel 9. Nilai Evaluasi Matematika Siklus I ... 64

Tabel 10. Nilai Evaluasi Matematika Siklus II ... 65

Tabel 11. Hasil Ulangan Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 66

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Subyek Penelitian Siswa Kelas IV SDN Bangunrejo I

Tahun Ajaran 2010/ 2011 ... 69

Lampiran 2 Silabus ... 70

Lampiran 3 Soal Pre test ... 72

Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Pre test ... 73

Lampiran 5 Data Kelompok Siswa Kelas IV SDN Bangunrejo I ... 74

Lampiran 6 RPP ( Siklus I / Pertemuan 1) ... 76

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa ( Siklus I / Pertemuan 1) ... 80

Lampiran 8 Kunci Jawaban LKS ( Siklus I / Pertemuan 1) ... 83

Lampiran 9 Soal Game ( Siklus I / Pertemuan 1) ... 84

Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Game ( Siklus I / Pertemuan 1) .... 87

Lampiran 11 Lembar Nilai Game (Siklus I / Pertemuan 1) ... 88

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa ... 90

Lampiran 13 RPP ( Siklus I / Pertemuan 2) ... 91

Lampiran 14 Data Kelompok Siswa SDN Bangunrejo I ( Siklus I / Pertemuan 2) ... 95

Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa ( Siklus I / Pertemuan 2) ... 96

Lampiran 16 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ( siklus I / Pertemuan 2) ... 99

Lampiran 17 Soal Game ( Siklus I / Pertemuan 2) ... 101

(19)

xviii

Lampiran 19 Lembar Nilai Game ( Siklus I / Pertemuan 2) ... 105

Lampiran 20 Soal Evaluasi (Siklus I) ... 107

Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Evaluasi (Siklus I) ... 110

Lampiran 22 Lembar Pengamatan Siswa (Siklus I / Pertemuan 2) ... 111

Lampiran 23 RPP (Siklus II) ... 112

Lampiran 24 Data Kelompok (Siklus II) ... 116

Lampiran 25 Lembar Kerja Siswa (Siklus II) ... 117

Lampiran 26 Kunci Jawaban LKS (Siklus II) ... 119

Lampiran 27 Soal Game (Siklus II) ... 121

Lampiran 28 Kunci Jawaban Soal Game (Siklus II) ... 123

Lampiran 29 Nilai Game (Siklus II) ... 124

Lampiran 30 Soal Evaluasi (Siklus II) ... 126

Lampiran 31 Kunci Jawaban Evaluasi (Siklus II) ... 129

Lampiran 32 Lembar Pengamatan (Siklus II) ... 130

Lampiran 33 Surat Ijin Penelitian ... 131

Lampiran 34 Surat Bukti Penelitian ... 132

Lampiran 35 Foto-foto Penelitian ... 133

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pembangunan di bidang pendidikan memiliki peran yang mendasar dalam pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan tidak hanya berfungsi menambah wawasan pengetahuan tetapi juga meningkatkan keterampilan dalam bekerja. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya siswa, guru, lingkungan dan sarana.

Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Hal tersebut harus di dukung dengan suasana kelas yang harmonis agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tugas guru adalah mendidik, membimbing, mendampingi siswa dalam proses belajar mengajar.

(21)

Perhitungan yang menggunakan bilangan bulat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam matematika maupun dalam ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan melakukan operasi hitung bilangan bulat merupakan kemampuan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD bilangan bulat diajarkan sejak kelas I sampai dengan kelas VI.

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang harus dikuasai siswa. Materi pelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

(22)

terampil melakukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor misalnya metode dan media yang digunakan tidak sesuai, siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran.

Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mencobakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament kepada siswa yaitu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan media mistar geser. Penulis memilih model pembelajaran ini karena mengaktifkan semua siswa serta media yang mudah, murah dan sederhana.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian PTK ini peneliti membatasi permasalahan pada pembelajaran matematika dalam melakukan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Bangunrejo I tahun pelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah

(23)

bulat siswa kelas IV SDN Bangunrejo I semester II tahun pelajaran 2010/2011

D. Batasan Pengertian

1. pembelajaran merupakan proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup dari yang semula belum mengerti menjadi mengerti.

2. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari 1,2,3,4,5,6,7,……, 0,………dan -1,-2,-3,-4,-5,-6,-7,………(bilangan asli, nol dan bilangan bulat negatif)

3. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat positif, nol dan bilangan negatif.

4. Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda (heterogen).

5. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari tes tertulis tentang operasi hitung campuran bilangan bulat.

6. Peningkatan adalah penambahan nilai yang diperoleh siswa dari semula rendah menjadi tinggi.

(24)

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan model kooperatif tipe team game tournament yaitu dengan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda siswa kelas IV SDN Bangunrejo I semester II tahun pelajaran 2010/2011.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SDN Bangunrejo I Semester II Tahun pelajaran 2010/2011

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Secara teoritis

(25)

2. Secara praktis : a. Peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament dalam pembelajaran matematika sehingga dapat diterapkan pada materi lain yang sesuai.

b. Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui model pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain serta di kelas lain.

c. Siswa

Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengalaman belajar siswa terutama yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya, meningkatkan tanggung jawab, rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran serta membiasakan siswa untuk belajar aktif.

d. Sekolah

(26)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Pengertian tentang belajar telah banyak dirumuskan oleh para ahli pendidikan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan (2005:17), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses yang panjang dan dialami oleh setiap individu. Sebenarnya selama orang itu hidup, dia melakukan perbuatan belajar secara otomatis dalam dirinya yang memberikan pemahaman, pengetahuan, serta pengalaman yang mengarah pada tindakan atau perilaku seseorang sebagai hasil dari proses belajar. Belajar merupakan suatu proses terutama dilihat pada sesuatu yang terjadi selama pengalaman belajar berlangsung. Slameto (1988:2) menyatakan bahwa, belajar merupakan proses aktifitas individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

(27)

keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Dari penjelasan mengenai belajar, Slameto (1988:3) memberikan ciri-ciri perubahan tingkah laku akibat adanya suatu aktifitas belajar. Perubahan tersebut sebagai berikut : 1. Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar. Individu yang belajar

akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan pada dirinya.

2. Perubahan dalam belajar berkesinambungan dan fungsional. Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri individu terus menerus atau tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun dalam proses belajar berikutnya.

3. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi karena proses belajar menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 4. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Bahwa perubahan

tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang hendak dicapai. Perbuatan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari

(28)

laku secara menyeluruh dalam sikap ketrampilan maupun pengetahuannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas psikis baik dibidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dilakukan secara sadar oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai serta sikap. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif permanen.

B. Prestasi Belajar

(29)

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan dan dibuat oleh guru.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:19) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar tidak akan pernah tercapai apabila seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Dalam mencapai prestasi belajar membutuhkan perjuangan dan berbagai tantangan untuk mencapainya. Sedangkan Nasrun Harahap dan kawan kawan dalam Syaiful Bahri Djamarah memberikan batasan prestasi adalah penilaina pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan dalam berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Prestasi belajar selain dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang dimiliki siswa juga dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya.

(30)

setelah mengikuti proses pembelajaran. Tingkat keberhasilan umumnya ditandai dengan skala nilai berupa angka, huruf, atau simbol.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebenarnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Suharsimi Arikunto (1980:21) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pada prinsipnya dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor internal atau yang berasal dari luar diri siswa tersebut. Kedua faktor tersebut adalah :

1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis dan psikologis. Yang dapat dikategorikan faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.

2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan, dan lingkungan fisik.

C. Matematika

1. Hakikat Matematika

(31)

dan pola pikir yang deduktif. Sedangkan menurut Sujono (1988:5) dalam :http//matematika Memahami Kembali Definisi dan Deskripsi Matematika masthoni.htm (16,05,2011) mengemukakan matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bilangan, yang melibatkan pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pembelajaran Matematika

(32)

menjadikan orang utuk belajar mengenai ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Pembelajaran matematika yang dikemas dalam mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Ini dilakukan untuk memberikan bekal pada siswa kemapuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Dalam pembelajaran matematika, yang menjadi fokus yaitu pada pendekatan masalah. Pendekatan ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan memahami masalah, membuat model matematika, meyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dapat kita gunakan teknologi informasi dan komuniksi seperti : komputer, alat peraga atau media lainnya. Pembelajaran matematika menurut Bruner (Russeffendi,1991) dalam Heruman (2007:4) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Jadi guru hanya berperan sebagai pembimbing. Konsep-konsep kurikulum matematika SD antara lain:

(33)

b. Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep.

c. Pembinaan ketrampilan yaitu lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Tujuan dari pembinaan ketrampilan ini agar siswa lebih terampil menggunakan konsep matematika.(Heruman, 2007:3)

Dalam Review Kurikulum SD Negeri Bangunrejo I Tahun Pelajaran 2010/ 2011 (2010:10). Tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep logaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam penyelesaian masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model, dan menafsir solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan / masalah.

(34)

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

3. Bilangan Bulat

Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Bilangan bulat ada 2 macam yaitu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative. Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli. Dapat dituliskan sebagai berikut:

Bilangan nol, bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat. Dengan kata lain : Bilangan-bilangan bulat positif merupakan sebutan lain bilangan asli. Perhatikan garis bilangan bulat di bawah ini.

a. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat

Untuk membaca bilangan negatif cara membacanya diawali dengan kata negatif di depan bilangan.

Contoh:

10 dibaca sepuluh

–10 dibaca negatif sepuluh

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

NOL Bilangan Asli

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9

(35)

negatif sembilan puluh sembilan dituliskan –99

b. Cara Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Bulat

bilangan negatif lebih kecil dari nol. Mari kita perhatikan garis bilangan ini.

Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil. Sebaliknya, semakin ke kanan nilai bilangan semakin besar. Untuk membandingkn bilangan bulat digunakan tanda (>) yang artinya lebih besar, (<) artinya lebih kecil. Dengan membandingkan bilangan bult tersebut kita dapat mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai yang terbesar.

c. Ada beberapa macam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat antara lain:

a. Penjumlahan bilangan positif Contoh: 5 + 4 =….

Jawab : Pertama gambar 5 kemudian disambung dengan 4, sehingga gambarnya seperti berikut:

Jadi panjang garis hasilya adalah 9 sehingga 5 + 4 = 9 b. Penjumlahan bilangan negatif

Contoh:(–2) + (–1) = ….

Jawab: Panjang garis hasilnya adalah 4 ke arah kiri,

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

(36)

jadi (–2) + (–2) = –4 , kalau di gambar menggunakan garis bilangan sebagai berikut:

c. Penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif Contoh –3 + 5 = ….

Jawab:

Pertama kita gambar -3 berarti 3 kearah kiri, karena di tambah 5 maka dari arah -3 digambar ruas garis dengan panjang 5 kearah kanan. Berarti sisanya di sebelah kiri angka nol jadi hasilnya 2

d. Pengurangan bilangan positif dengan bilangan positif Contoh: 5 – 4 = ….

Jawab : pertama gambar 5 kekanan karena dikurangi 4 maka digambar ruas garis dengan panjang 4 kekiri. Berarti sisanya 1 di sebelah kanan angka nol. Jadi hasilnya 1

e. Pengurangan bilangan negatif dengan negatif Contoh: –5 – (–3) = ….

Jawab: Pertama gambarlah 5 kekiri karena dikurangi –3 maka di gambar 3 ruas garis dengan panjang 3 kekanan, berarti sisanya adalah –2 di sebelah kiri angka nol. Jadi hasil –5 – (–3)

6 7 8 9

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 2 5 -3

6 7 8 9

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8

2 4 2

6 7 8 9

0 1 2 3 4 5

(37)

= –5 + 3 = –2 , bila di gambar dengan garis bilangan sebagai berikut:

f. Pengurangan bilangan positif dengan negative Contoh: 5 – (–4) = 5 + 4 = 9

Jawab: pertama gambar 5 kekanan karena dikurangi dengan –4 maka di gambar ruas garis –4 kekanan. Jadi sisanya 9 di sebelah angka nol atau 5 –(–4) = 9. Bila di gambar dengan garis bilangan sebagai berikut:

Jadi dari uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa bila “-“ bertemu “-“ menjadi “+” hal ini terlihat pada contoh a dan f yaitu 5 + 4 = 9 dan 5 – (–4) = 9. Jadi dapat disimpulkan 5 + 4 = 5 – (–4)

4. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Heruman (2007:30-36) Ada beberapa langkah atau aturan yang harus diperhatikan dalam mengerjakan soal operasi hitung campuran bilangan bulat antara lain:

a. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat, mana yang dulu, dikerjakan lebih dulu.

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -2 -3 -5

6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 9

(38)

Contoh: 6 + 7 - 4 = n

Dapat dijelaskan sebagai berikut. Bilangan 6 ditambahkan 7 dan dikurangi 4 hasilnya adalah 9 (yang dikerjakan yang ditulis lebih dahulu).

b. Perkalian dan pembagian sama kuat, mana yang lebih dulu dikerjakan.

Contoh: 30 : 2 X 3 = n

Dapat diartikan bilangan 30 dibagi 2 dan dikalikan 3 hasilnya adalah 45 (yang dikerjakan yang ditulis lebih dahulu).

c. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu, perkalian dan pembagian harus dikerjakan lebih dulu.

Contoh: 5 x 6 : 2 + 4 = n

Cara mengerjakannya bilangan 5 dikalikan 6 hasilnya dibagi bilangan 2 kemudian ditambahkan dengan bilangan 4 dan hasil akhirnya adalah 9.

(5 x 6) = 30, 30 : 2 = 15, 15 + 4 = 19.

d. Operasi yang terdapat di dalam tanda kurung harus dikerjakan lebih dahulu.

(39)

D. Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Kooperatif  

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu belajar. Pembelajaran kooperatif mengacu pada suatu ragam metode-metode pembelajaran di mana siswa bekerjasama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari isi materi. Pada pembelajaran kooperatif, siswa-siswa diharapkan membantu siswa lainnya untuk berdiskusi dan berargumentasi untuk menerima pengetahuan dan mengisi kesenjangan pemahaman.

Menurut Nurhadi dan Senduk (2003) dalam Wena Made (2009:189) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Sedangkan menurut Lie (2002) pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

(40)

made (2009:190) menurut Nurhadi dan Senduk (2003) dan Lie (2002) Adapun elemen-elemen tersebut adalah :

a. saling ketergantungan positif antar anggota kelompok

Guru harus dapat menciptakan suasana belajar belajar yang mendorong siswa untuk saling membutuhkan. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok yang kurang pandai agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompok tersebut.

b. interaksi tatap muka.

Semua anggota kelompok saling berhadapan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang yang di berikan oleh guru.

c. akuntabilitas individual

Untuk mencapai tujuan kelompok setiap siswa harus bertanggung jawab atas materi pembelajaran secara maksimal, karena prestasi kelompok berdasarkan rata-rata nilai anggotanya.

d. keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi

(41)

Menurut Kagan (1994) dalam Gora Winastawan (2010:60), manfaat dalam pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahir.an koognitif siswa. b. Meningkatkan kemahiran social dan memperbaiki hubungan social. c. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan.

d. Meningkatkan rasa percaya diri. e. Meningkatkan kemahiran teknologi.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(42)

permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing yang mempunyai kemampuan yang homogen dari segi kemampuan akademik. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat ulangan atau pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin dalam ( Gora Winastawan,2010:61 ) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition).

Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif team game tournament ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu:

a. Tahap penyajian kelas

(43)

b. Belajar dalam Kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Setelah guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi mengenai LKS. Dalam diskusi kelompok siswa memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban serta mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

c. Permainan (Game)

Permainan diikuti oleh semua anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok sudah menguasai materi, dengan memberikan soal-saol yang berhubungan dengan materi yang sudah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

d. Pertandingan

Siswa bertanding dalam meja turnamen yang sudah disediakan oleh guru. Dalam pertandingan ini setiap siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen.

e. Penghargaan Kelompok

(44)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

a. Siswa Bekerja Dalam Kelompok-Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b. Game Tournament

(45)

c. Penghargaan Kelompok

Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dengan keterangan sebagai berikut: Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer (skor rendah), Low Scorer (skor terendah).

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament

Adapun kelebihan dalam model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament yaitu:

a. Melatih siswa untuk dapat bekerjasama serta menghargai orang lain b. Siswa menjadi aktif dan pembelajaran menjadi menyenangkan c. Dapat membangkitkan motivasi siswa untuk lebih baik lagi baik buat

diri sendiri maupun buat kelompoknya.

d. Siswa yang kurang memahami materi dapat dibantu oleh teman yang lain yang lebih memahaminya.

(46)

(dalam http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi- pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/:12-01-2011)

Adapun kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament:

a. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembelajaran karena ada kerja kelompok dan permainan

b. Apabila pengelolaan kelas kurang terkontrol maka tujuan pembelajaran kurang tercapai.

c. Ada siswa yang tidak senang bekerja kelompok

(dalam http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi- pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/:12-01-2011)

E. Kerangka Berpikir

(47)

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam melalukan operasi hitung campuran khususnya mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

F. Hipotesis Tindakan

Game tournament merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Game dapat menjadikan sebuah kegiatan pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami, serta meningkatkan minat anak untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bangunrejo I Yogyakarta semester

II tahun pelajaran 2010/2011 . Dengan alamat Bangunrejo I Tegalrejo I

/1589 Telp 557136 Yogyakarta

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Bangunrejo I

semester II tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 23 siswa, yang

terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti

melakukan penelitian pada siswa kelas IV karena rata-rata kelas nilai

ulangan matematika pada materi menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan operasi hitung campuran yaitu penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat belum memenuhi KKM yaitu 61,52.

3. Obyek penelitian

Objek penelitian dalam PTK ini adalah prestasi belajar matematika

terutama prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar “melakukan

(49)

Tabel. 1 Rencana penelitian

No Kegiatan 2011

Jan Feb Maret April Mei Juni

1. Pengumpulan data,

kondisi awal dan

observasi

2. Penyusunan proposal √

3. Ijin Pengambilan data √

4. Pengambilan data √

5. Analisis data √

6. Penyusunan laporan √

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus masing-masing siklus

terdiri dari tiga jam pembelajaran (3 x 35 menit). Proses penelitian

masing-masing meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Negeri Bangunrejo I

untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh

(50)

c. Melakukan wawancara pada guru kelas IV untuk mengetahui

gambaran sepintas mengenai kemampuan menjumlah dan

mengurang bilangan bulat

d. Identifikasi masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi

masalah tentang prestasi belajar siswa tentang materi pokok

“penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat”. Tahapan pertama

adalah pembelajaran matematika peserta didik kelas IV SDN

Bangunrejo I Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.

Hal ini untuk mengetahui permasalahan pembelajaran matematika

khususnya pada materi pokok tersebut.

Dari hasil studi observasi dan wawancara dengan guru kelas

diperoleh informasi bahwa prestasi siswa pada materi pokok

tersebut masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil ulangan pada

pembelajaran sebelumnya (kondisi awal). Dari 23 siswa, yang

memperoleh nilai 65 ke atas hanya 8 siswa, selebihnya kurang dari

65 dengan nilai rata-rata kelas 56,73.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut peneliti merencanakan

sebuah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran matematika siswa kelas

IV SDN Bangunrejo I Yogyakarta Semester II Tahun pelajaran

(51)

e. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran

Kompetensi dasar yang mengalami permasalahan adalah

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung

campuran bilangan bulat yaitu penjumlahan dan pengurangan.

f. Analisis masalah

g. Perumusan masalah

h. Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari

empat kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV

semester II yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

i. Penyusunan rencana penelitian tiap siklus-siklus

j. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP),dan LKS.

k. Menyiapkan instrumen penelitian

Langkah terakhir dalam tahap persiapan adalah menyiapkan

instrument penelitian. Lampiran tentang instrumen penelitian dapat

dilihat pada lampiran proposal.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Masalah penelitian yang dikaji berkaitan dengan usaha perbaikan

peningkatan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan hal tersebut,

(52)

“melakukan operasi hitung campuran” dengan materi pokok

“penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat”.

Kegiatan penelitian ini dimulai dari refleksi awal untuk

melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi objektif di lapangan.

Langkah ini untuk memperoleh informasi tentang hambatan yang

mendesak dan bagaimana cara mengatasinya. Langkah yang ditempuh

peneliti selanjutnya adalah melakukan kegiatan perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini

dimungkinkan ada perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan

(53)

Bagan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Siklus I

Siklus II

Sumber: Suharsimi Arikunto(2006:74)

Penelitian ini akan dihentikan apabila 60% dari jumlah siswa

sudah memenuhi KKM yaitu 61,52 pada kompetensi dasar melakukan

operasi hitung campuran khususnya penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

Permasalahan Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan data I Refleksi I

Perencanaan

tindakan II Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II Pengumpulan/

pengamatan data II

Dilanjutkan ke siklus selanjutnya Permasalahan

baru hasil refleksi

Apabila permasalahan belum

terselesaikan

(54)

a. Siklus I

1)Rencana Tindakan

Pembelajaran terdiri dari 2 x 105 menit. Tiap pertemuan 3 x 35

menit.

Pada Siklus I, guru merencanakan pembelajaran sebagai berikut :

a) Mengorganisasikan siswa dalam kelas

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c) Menyampaikan materi pembelajaran dan menyampaikan tujuan

kompetensi dasar dari materi pokok dalam materi

pembelajaran.

d) Guru mengadakan pre-test.

e) Kelas dibagi menjadi lima kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

f) Tiap kelompok diberi materi pembelajaran.

g) Tiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru serta bertanggung jawab penuh atas

kelompoknya

h) Tiap kelompok menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai

materi

i) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara kerja

game tournament”.

(55)

k) Tiap kelompok membuat penghargaan atas permainan para

anggota-anggotanya.

l) Melakukan tes untuk mengukur keberhasilan siswa.

2)Pelaksanaan Tindakan

Melalukan pembelajaran sesuai dengan dengan perencanaan

tindakan.

3)Observasi

Pada tahap ini guru melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut .

a) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran secara keseluruhan.

b) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

mengerjakan tugas.

c) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam

mengerjakan soal.

d) Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.

e) Melakukan pengumpulan data dan menghitung prosentase

keberhasilan belajar.

Dalam melakukan observasi, guru dibantu oleh teman sejawat.

4)Refleksi

Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan

direnungkan serta menentukan langkah selanjutnya. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kelemahan yang dilakukan pada siklus

(56)

tindakan apa yang perlu diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

b. Siklus II

Pembelajaran terdiri dari 2 x 105 menit. Tiap pertemuan 3 x 35 menit.

Pada Siklus II, guru merencanakan pembelajaran sebagai berikut :

1)Rencana Tindakan

Proses pembelajaran siklus II terdiri dari tiga jam pelajaran.

Adapun rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut :

a) Mengorganisasikan siswa dalam kelas

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c) Menyampaikan materi pembelajaran dan menyampaikan tujuan

kompetensi dasar dari materi pokok dalam materi

pembelajaran.

d) Kelas dibagi menjadi lima kelompok. Tiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

e) Tiap kelompok diberi materi pembelajaran.

f) Tiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru serta bertanggung jawab penuh atas

kelompoknya.

g) Tiap kelompok menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai

(57)

h) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara kerja game

tournament.

i) Tiap siswa bertanding dalam meja tournament masing-masing.

j) Tiap kelompok membuat penghargaan atas permainan para

anggotanya.

k) Melaksanakan tes untuk mengukur keberhasilan siswa.

2)Pelaksanaan Tindakan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.

3)Observasi

Pada tahap ini guru melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut .

a) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran secara keseluruhan.

b) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

mengerjakan tugas.

c) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

melakukan permainan.

d) Melakukan pengamatan terhadap kesulitan siswa dalam

pembelajaran.

e) Melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan.

f) Melakukan pengumpulan data dan menghitung prosentase

keberhasilan belajar.

(58)

4)Refleksi

Lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji dan

direnungkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

kelemahan yang dilakukan pada siklus II. Hasil kajian dan

perenungan digunakan untuk menyimpulkan apakah siklus perlu

dilanjutkan atau dinyatakan berhasil. Bila belum berhasil

diperlukan perubahan tindakan untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya. Namun bila prestasi belajar siswa telah memenuhi

indikator keberhasilan, tindakan tidak perlu dilaksanakan lagi dan

dinyatakan bahwa penelitian telah berhasil. Dalam penelitian ini

cara pembagian kelompoknya ditentukan dengan menggunakan

nilai pre tes jadi setiap kelompok kemampuannya merata. Misalnya

ada ada 23 siswa pertama-tama kita mengurutkan nilai dari yang

terbesar sampai yang terkecil. Setelah semuanya berurutan kita

membaginya kedalam kelompok-kelompok dengan mengambil

urutan nomor 1, 10, 11, 20,dan 21 sebagai kelompok 1, nomor 2, 9,

12, 19,dan 22 sebagai kelompok 2, nomor urut 3, 8, 13,18,dan 23

sebagai kelompok 3, nomor urut 4, 7, 14,dan 17 sebagai kelompok

4 dan nomor urut 5, 6, 15,dan 16 sebagai kelompok 5.

C. Pengumpulan Data dan Instrumennya

Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data. Data

(59)

Dalam penelitian ini terdapat ubahan yaitu: prestasi belajar. Oleh karena

itu ada dua macam data yang diperlukan yaitu:

1. Data yang diperlukan selama proses pembelajaran.

2. Soal-soal evaluasi

Tabel. 2 Ubahan, Data, Pengumpulan Data, dan Instrumen

Peubah Data yang

diperlukan

Pengumpulan Instrument

Prestasi belajar Nilai siswa pada

tes diakhir siklus

Ulangan siswa

pada akhir siklus

Soal-soal tes

Penyusunan Instrumen

a) Instrumen Pembelajaran

Jenis instrumen pembelajaran meliputi : Silabus, RPP,dan LKS.

Instrumen Silabus menggunakan yang sudah ada. Untuk RPP,dan LKS

dibuat sendiri, alasannya adalah agar kegiatan pembelajarannya dapat

disesuaikan dengan Permainan.(Silabus, RPP, LKS lengkap dapat

dilihat dalam lampiran)

b) Soal Ulangan

Akan digunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda. Soal-soal

(60)

Tabel. 3 Kisi-kisi Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Hasil Belajar Soal Pilihan Ganda

5.4 melakukan

operasi

hitung

campuran.

5.4.1 Siswa mampu

menyelesaikan soal

penjumlahan bilangan

bulat

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

5.4.2 Siswa mampu

menyelelesaikan soal

pengurangan bilangan

bulat.

11,12,13,14,15,16,17,18,19,20

5.4.3 Siswa mampu

mengerjakan soal

operasi hitung

campuran

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,

15,16,17,18,19,20

D. Analisis Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber aslinya,

sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara.

Dalam penelitian ini data yang ada merupakan data primer yang diperoleh

(61)

Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data yang

tepat. Berdasarkan instrumen penelitian di atas, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan yang berupa tes. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tes dilaksanakan setiap akhir siklus pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh data yang akurat tentang pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran.

Kondisi awal kemampuan menjumlahkan dan mengurangkan

bilangan bulat dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Analisis Data

No Peubah Indikator Kondisi

Awal

Kondisi Pada

Akhir Siklus

I II

1. Prestasi Belajar

Nilai rata-rata siswa 56,73 60,00 65,00

Presentasi jumlah siswa

yang mencapai KKM

(62)

Tabel. 5 Lembar Pengamatan

Instrumen pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran

No Kelompok Keterampilan

menghitung

Ketepatan hasil Keruntutan dalam

mejawab

Total

Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

Kriteria Skorring Pemberian Skor Benar 1

Salah 0

Nilai =

Penilaian

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Rata-rata (means) =

dengan ∑X : Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

(63)

Rata-rata kelas = Total nilai yang diperoleh seluruh siswa

Jumlah siswa

Prosentase ketuntasan = Jumlah seluruh siswa tuntas x 100%

Jumlah siswa

Prosentase ketidak tuntasan = Jmlh seluruh siswa tdk tuntas x 100%

Jmlh siswa

E. Teknik Pengujian Instrument Penelitian

Validitas instrument pada penelitian ini menggunakan expert

judgment, disusun sesuai dengan kisi-kisi soal, standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta kurikulum sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Expert judgment dalam penelitian ini adalah guru kelas IV

(64)

Kisi-kisi perencanaan penyusunan soal tes pada materi menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

Tabel. 6 Kisi- kisi soal evaluasi siklus I

Standar

Kompetensi

Indikator Materi Tipe

Soal Jumlah soal Skor 1.4. Melakukan operasi hitung campuran Siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat Penjumlahan bilangan bulat Pilihan ganda 10 10 Siswa mampu menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat Pengurangan bilangan bulat Pilihan ganda 10 10

(65)

Tabel. 7 Kisi- kisi soal evaluasi siklus II

Standar

Kompetensi

Indikator Materi Tipe Soal Jumlah

Soal

Skor

1.5. Melakukan

operasi hitung

campuran

Siswa mampu

mengerjakan

soal operasi

hitung

campuran

Operasi

hitung

campuran

Pilihan

ganda

20 20

(66)

47  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament Siswa Kelas IV SDN Bangunrejo I”, dilaksanakan pada tanggal 22 April 2011 - Mei 2011.

1. Siklus 1

Penelitian ini terbagi dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 2 (dua) dan 1 (satu) bagian yaitu rencana kegiatan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Rencana Kegiatan

Pada rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I terdiri dari dua pertemuan sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal game serta soal-soal yang akan diujikan pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan

(67)

 

 

pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama membahas mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat selanjutnya pada pertemuan kedua membahas mengenai pengurangan bilangan bulat. Pada akhir siklus pertama diadakan evaluasi pertemuan pertama dan kedua dengan bentuk soal pilihan ganda yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah menerima pembelajaran.

c. Pengamatan

(68)

 

 

serta membaca brosur iklan. Peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada akhir siklus pertama dilaksanakan ulangan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari ulangan harian yang didapat oleh siswa kelas IV pada siklus I dijelaskan pada tabel 9. Dari tabel ulangan siswa diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 61.5 melebihi nilai rata-rata kondisi awal yaitu 56.73. Melihat nilai rata-rata kelas pada siklus I belum memenuhi target pada siklus II yaitu 61.52, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.

d. Refleksi

1)Pada pembagian kelompok siswa susah diajak untuk bekerjasama 2)Kesulitan siswa pada siklus I yaitu siswa belum mampu

mengerjakan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat terutama yaitu penjumlahan bilangan negatif, penjumlahan bilangan positif dan negatif, pengurangan bilangan negatif dengan bilangan negatif, pengurangan bilangan positif dengan negatif, sehingga dalam pengerjaan soal masih memiliki jawaban yang kurang tepat.

(69)

 

 

4)Siswa yang mahir atau yang sudah memahami materi sulit diajak untuk mau menjadi tutor bagi teman kelompoknya.

5)Siswa masih bingung dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT terutama dalam game. Ada beberapa siswa masih bingung dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dalam game. Walaupun itu hanya beberapa kelompok yang masih melakukan kesalahan.

6)Kurangnya waktu dalam pembelajaran. 7)Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal 8)Siswa senang dengan gamenya.

Kekurangan yang ditemui selama siklus I diharapkan dapat diperbaiki agar pembelajaran selanjutnya dapat lebih maksimal maka peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Menjelaskan materi tentang penjumlahan dan pengurangan terlebih dahulu agar mudah dipahami dan dimengerti, sehingga dalam pengerjaan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa mampu mengerjakan dengan tepat.

b)Lebih mengawasi kegiatan belajar dalam kelompok agar siswa lebih aktif bekerjasama dalam satu kelompok sehingga siswa tidak sibuk mengobrol dengan temannya.

(70)

 

 

d)Mengatur waktu pembelajaran agar sesuai sesuai dengan yang direncanakan.

e) Mengawasi anak-anak yang senangnya mengobrol sendiri.

2. Siklus II

a. Rencana Kegiatan

Pada rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II satu kali pertemuan. Sebelum melakukan penelitian peneliti menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal game, serta soal-soal yang akan diujikan pada akhir siklus II.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

(71)

 

 

siklus I kemudian diperbaiki agar kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

c. Pengamatan

(72)

 

 

Pada akhir siklus II diadakan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah menerima pembelajaran. Setelah itu, membandingkan hasil dari siklus pertama dengan siklus kedua apakah terjadi peningkatan atau tidak. Tabel dapat dilihat pada tabel 11. Dari tabel tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 65 meningkat dari nilai rata-rata pada siklus I yaitu 61.5. Karena rata-rata nilai ulangan kelas telah memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 61.52, maka penelitian sudah dinyatakan berhasil sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan.

d. Refleksi

1)Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa mampu menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan dan penguragan sehingga memudahkan siswa dalam mengerjakan operasi hitung campuran.

2)Dalam kelompok siswa sudah banyak bekerjasama serta aktif berdiskusi dalam kelompok karena anggota dalam kelompok tidak sama pada siklus sebelumnya.

3)Siswa dalam game sudah melaksanakan tugasnya masing-masing. 4) Siswa senang dengan gamenya.

5)Waktu pembelajaran sesuai dengan rencana.

(73)

 

 

II dapat dilihat pada tabel 10. Berdasarkan data tabel lampiran tersebut terdapat kenaikan rata-rata nilai ulangan sampai akhir sikus II. Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 56.73 dan pada akhir siklus II rata-rata nilai ulangan siswa mencapai 65. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas meningkat dan sudah melebihi indikator keberhasilan penelitian ini sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan.

B. Pembahasan

Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperlihatkan ringkasan hasil penelitian pada tabel 12 halaman 67 .

(74)

 

 

mendapat nilai 85, satu siswa mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 75, satu siswa mendapat nilai 70, satu siswa mendapat nilai 65, tiga siswa mendapat nilai 60, satu siswa mendapat nilai 55, lima siswa mendapat nilai 50, satu siswa mendapat nilai 45, satu siswa mendapat nilai 40 dan satu siswa mendapat nilai 35. Dari data tersebut yang memperoleh nilai ulangan harian di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siklus I sebanyak 8 siswa atau mencapai 40 % dari 20 siswa. Sebanyak 12 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah kriteria kentuntasan minimal (KKM) atau 60 %. Untuk lebih jelasnya terdapat pada tabel 9 halaman 64. Ketidaktuntasan ini dapat disebabkan oleh beberapa siswa kesulitan dalam mengerjakan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat terutama penjumlahan bilangan negatif, penjumlahan bilangan negatif pasitif, pengurangan bilangan negatif serta pengurangan bilangan positif dan negatif, pada saat pembelajaran siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi, siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal dan siswa kurang bekerjasama dengan temannya.

(75)

 

 

Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT. Dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri 4–5 siswa. Pada siklus dua ini membahas mengenai operasi hitung campuran bilangan bulat, yang diikuti oleh 22 siswa karena satu siswa tidak berangkat karena sakit. Penilaian pada siklus II menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal. Nilainya diambil dari soal evaluasi. Pada evaluasi siklus II satu siswa mendapat nilai 90, dua siswa mendapat nilai 85, dua siswa mendapat nilai 80, empat siswa mendapat nilai 75, satu siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai 65, satu siswa mendapat nilai 60, satu siswa mendapat nilai 55, dua siswa mendapat nilai 50, satu siswa mendapat nilai 45 dan tiga siswa mendapat nilai 40. Dari data tersebut siswa yang memperoleh nilai ulangan harian di atas KKM pada siklus II sebanyak 22 siswa atau mencapai 64 % dari 22 siswa. Sebanyak 8 siswa yang masih memperoleh nilai rata-rata di bawah KKM atau 36 % dan nilai rata-rata kelas 65.75. Sedangkan nilai rata-rata terget awalnya adalah 65.00 sedangkan presentasi jumlah siswa yang mencapai KKM 60%. Dari data diatas penelitian pada siklus II ini nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus II, maka siklus II tidak perlu dilanjutkan.

(76)

 

 

atau 5% yang tidak mengalami penurunan atau kenaikan nilai (stabil), hal ini di karenakan cara belajar pada siklus kedua masih sama dengan cara belajar pada siklus pertama. Selain itu ada 12 siswa atau 55% yang mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pada waktu proses pembelajaran mereka aktif bertanya kepada teman kelompoknya, teliti dalam mengerjakan soal dan bekerja sama dengan kelompoknya baik. Yang sisanya ada 2 siswa yang hanya mengikuti satu kali evaluasi hal ini disebabkan karena tidak masuk dikarenakan sakit.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa hipotesis pengunaan pembelajaran model kooperatif tipe team game tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Bangunrejo I Yogyakarta semester II tahun ajaran 2010/ 2011 khusunya pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran. Hal ini perlihatkkan dengan meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata kelas 56.5 menjadi 61.5 pada siklus satu, berarti ada peningkatan nilai sebesar 4.77 dan siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 65.75 berarti dihitung dari nilai rata-rata-rata-rata siklus 1 ada peningkatan nilai sebesar 4.25.

(77)

58  

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Bangunrejo I Yogyakarta semester II tahun pelajaran 2010/2011 khususnya pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.. Dari hasil analisis data yang diperoleh sebelum tindakan penelitian nilai rata-ratanya adalah 56,50. siklus I ditargetkan rata-ratanya yaitu sebesar 60,00 sedangkan hasil yang dicapai rata-ratanya adalah 61,50 sedangkan siklus II ditargetkan nilai rata-ratanya sebesar 65,00 sedangkan hasil yang di capai adalah 65,75. Jumlah siswa yang tuntas KKM adalah 61,52 sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (35%), Siklus I ditargetkan sebanyak 50% dan hasilnya sebanyak 8 siswa (40%). sedangkan siklus II ditargetkan 60% dan hasil yang dicapai sebanyak 13 siswa (65%).

B. Saran

(78)

1. Matematika bagi anak adalah pelajaran yang sulit terutama dalam melakukan operasi hitung campuran, maka dari itu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan media mistar geser dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mengaktifkan siswa dalam pembelajaran serta dengan adanya game dalam pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami materi. 3. Sebelum melakukan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan

semuannya dengan matang, dari perangkat pembelajaran, metode pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan serta langkah-langkah pembelajarannya harus sesuai.

4. Dalam melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT sebaiknya guru memenejemen waktu dengan baik agar pembelajaran sesuai dengan rencana

5. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran serta bisa bekerja sama dengan baik dalam kelompok.

(79)

60  

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009.Cooperative learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Burhan, Mustaqim dan

Gambar

Tabel. 1 Rencana penelitian
Tabel. 2 Ubahan, Data, Pengumpulan Data, dan Instrumen
Tabel. 3 Kisi-kisi Soal
Tabel 4 Analisis Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Estimation for Gaussian Mixture and Hidden Markov Models&#34;, International Computer Science Institute, Berkeley, California, 2003.. of the

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket-loket pada Bank Mandiri Cawang dan untuk menentukan jumlah loket optimal yang harus

Breast milk faster weight gain after two weeks in infants that born with low weight compared to infants fed milk formula in infants born with low birth weight category or categories

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pws PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen penawaran asli dan audit perol tenaga ahli yang Saudara Upload melalui aplikasi SPSE. Sehubungan dengan

[r]