• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT …

Menurut Johnson dan Johnson (Isjoni dan Ismail 2008: 152) pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil.33

Pembelajaran kooperatif dimaksudkan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain, yaitu dengan membentuk masyarakat belajar atau kelompok-kelompok belajar, selama proses belajar berlangsung ada diskusi, saling bertukar ide, yang pandai mengajari yang lemah, individu atau kelompok yang belum tahu menjadi tahu. Dengan adanya diskusi setiap siswa mau belajar dengan siswa yang lain, setiap siswa dapat menjadi sumber belajar.

Saat ini telah dikembangkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa dan mengembangkan kreativitas siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa aktif dalam berdiskusi, bertanya baik kepada teman kelompok maupun kepada guru, dan berani mengemukakan pendapat atau gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan.

33

Muhamad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), Cet. Ke-1 h. 285

27

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Pengertian TGT ( Teams GamesTournament)

TGT (teams games tournament) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah dikembangakan oleh Robert S. Slavin pada tahun 1994.34

Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.35

b. Metode TGT (Teames Games Tournament)

Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokan 4-6 orang perkelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama,suku sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota lain untuk memperoleh skor tingi bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap murid anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan angka bagi kelompoknya.

Terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran kooperatif TGT yaitu: 1) Interaksi simultan

Interaksi simultan diantara para siswa terjadi pada metode TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan.

34

Zulfiani, Tonih Feronika dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. Ke-1 h. 144

35

Melvin L. Silbermen, Actif Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, ( Bandung: Nusamedia, 2011) Cet. Ke-4, h.47

28 2) Ketergantungan positif

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain, maka terbentuklah ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik.

3) Pertanggungjawaban individu

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Sikap siswa yang dapat dibangun antara lail; siswa termotivasi, terdukung terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat mengendalikan rasa kecewa,sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, suka memberi dan terbuka.

Menurut Slavin ada lima komponen utama dalam metode TGT yaitu: 1) Pembelajaran awal

Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengajaran biasa atau pengajaran klasikal olehguru, hanya pelajaran difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, kecakapan bekerjasama dengan kelompok dan kecakapan dalam memecahkan masalah.

2) Kelompok Belajar

Kelompok belajar disusun dengan beranggotakan 4-5 orangyang mewakili percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras/etnis.36 Pada kegiatan kelompok belajar, seluruh siswa mempelajari materi pelajaran dari

36

29

berbagai sumber belajar, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh guru.Setelah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perwakilan siswa mempresentasikan hasil belajarnya. Tujuan kelompok belajar pada kegiatan ini yaitu memperoleh kecakapan mengolah informasi, mengambil keputusan dengan cerdas, dan kecakapan bekerjasama.

3) Permainan (games)

Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan dalam games disusundan dirancang dari materi-materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana.Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor kartu tersebut.

4) Turnamen (Tournament)

Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar kerjanya.

5) Penghargaan Tim (Team Recognition)

Setelah semua skor dihitung, guru segera memberi penghargaan kepada tim.37

c. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

1. Membuat kelompok murid secara heterogen 4-5 orang kemudian diberi penjelasan tentang materi pokok dan mekanisme kegiatan

2. Menyiapkan meja secukupnya dan ditempati oleh masing-masing kelompok.

3. Kemudian setiap murid mengambil kartu soal yang telah disediakan pada setiap meja dan mengerjakannya dalam waktu tertentu (4

37

30

menit).Murid bisa mengerjakan lebihdari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok.

4. Setelah selesai skor dihitung untuk setiap kelompok dan skor individual, kemudian diberikan penghargaan terhadap kelompok dan individual yang mendapat skor paling tinggi.

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan judul penelitian datas, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang sama yang relevan untuk mendukung, menguatakan dan membandingkan penelitian tersebut antara lain :

Erma Andhika Sari dalam jurnalnya Penerapan model TGT sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas x-b SMA Ma’arif pasuruan38

, Husnul Hotimah Efek penerapan model pembelajaran kooperatif TGT terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar fisika pada konsep listrik statis di sekolah menengah pertama, Callisa Ari Pranata penerapan model pembelajaran kooperatif TGT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di SMPN 1 Sleman39, Siti Kamsiyati penerapan model pembelajaran kooperatif TGT untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan kelas 5 SD Negeri Kleco, Surakarta,Erny Yunika Putri Penerapan model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III.40

Dari beberapa judul penelitian yang relevan tersebut yang penulis dapatkan semuanya menyatakan bahwa model pembelajaran TGT (teams games tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

38

http://journal.umm.Erma Andhika Sari.ac.id./2012 39

http://eprint.Uny.CalisaAri Pranata.ac.id/2012

40

31

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil temuan lapangan memperkuat penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh ke 4 orang tersebut diatas bahwa dengan penerapan model TGT hasil belajar siswa meningkat.

C. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Beji Depok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament), hal ini dilakukan karena rata-rata hasil belajar PKn masih rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

Hasil belajar siswa yang rendah selain karena penguasan materi yang kurang oleh siswa juga karena guru kurang menguasai metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Jadi dengan demikian penulis ingin melakukan perbaikan atau penngayaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengubah metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki hasil belajar ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament) sehingga diharapkan dengan model pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mencapai KKM yang telah ditentukan.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih lemah, sehingga harus di uji secara empiris. Berdasarkan tema penelitian

diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: “Melalui penerapan model

pembelajaran TGT (teams games tournament) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Beji Kota Depok

32

Dokumen terkait