• Tidak ada hasil yang ditemukan

(2) Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active

Learning )

• Pembelajaran dilaksanakan terutama terpusat pada aktivitas

mahasiswa (student-centered ) mulai dari belajar mandiri mendahului pembelajaran dari dosen sampai dg pencarian ilmu secara

mandiri (self acquired) baik dg mencari kepustakaan, mengunduh dari internet, berdiskusi dg teman, mencari narasumber sehingga dosen bukan satu-satunya sumber informasi.

• Dalam konteks pembelajaran Mahasiswa Aktif ini, peran dosen dititik beratkan pada fungsi fasilitasi dan tutorial.

3/21/2017

45

(3) Pembelajaran Terintegrasi

Pembelajaran terintegrasi dimaksudkan agar:

a. Mahasiswa memperoleh penguasaan kompetensi secara holistik dan komprehensif

b. Sistim Pembelajaran memperoleh efisiensi setinggi mungkin dg pengurangan tumpang-tindih bahan ajar masing-masing

laboratorium / departemen satu dengan lainnya

c. Matakuliah disiplin ilmu prasyarat dan yg mempersyarati dapat diintegrasikan

d. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran menjadi lebih efektif dalam perencanaan, pengadaan, maupun

operasionalisasinya secara terencana.

5) Modul

a. Mulai tahun ajaran 2008-2009, proses pembelajaran KBK sepenuhnya menggunakan Modul dalam setiap pembelajaran Matakuliah Kompetensi b. Setiap Modul disusun oleh Kontributor Penyusun Modul yg diambil dari

dosen-dosen jurusan keperawatan dan laboratorium terkait sesuai dg bidang peminatan .

c. Setiap Modul disusun dengan sekurang-kurangnya berisikan:

Rumusan Kompetensi, Komponen Kompetensi, dan Area Kompetensi sesuai Pedoman Konsil yg ingin dicapai melalui pembelajaran sebuah Modul. Overview untuk memberikan gambaran umum proses dan isi pembelajaran

modul agar mahasiswa memahami konteks dan prosedur pembelajaran modul. Tugas Modul (Modul Task) untuk dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa dan

saling diklarifikasi dalam Diskusi Kelompok diantara mahasiswa.

Referensi untuk mempermudah mahasiswa mencari rujukan utama dalam mempelajari modul khususnya dalam mengerjakan tugas modul.

3/21/2017

46

Lanjutan

d. Pembelajaran Modul tidak selalu oleh dosen kontributor modul, melainkan oleh dosen yg diusulkan Penanggung Jawab Matakuliah (PJMK) dan mendapat persetujuan Kepala Laboratorium dosen bersangkutan yang selanjutnya disebut fasilitator atau tutor. e. Modul yg telah disusun oleh Kontributor Modul hendaknya

dikonsultasikan dan diserahkan kepada tim kurikulum.

6) Metoda Pembelajaran

(1) Pembelajaran Matakuliah

Pembelajaran mata kuliah dipimpin dan dikoordinasikan oleh seorang Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) yg bertanggungjawab kepada KPS. a. Pembelajaran menggunakan Modul terintegrasi yg telah diterima

mahasiswa ± 1 minggu sebelum pembelajaran Modul dimulai b. Rancangan Pembelajaran telah diserahkan kepada KPS untuk

penjadwalan pelaksanaannya.

c. Mahasiswa diharapkan mengerjakan semua Tugas Modul dirumah secara mandiri.

d. Durasi pembelajaran Modul disesuaikan beban studi yg telah ditetapkan. e. Proses Pembelajaran Modul berturut-turut:

3/21/2017

47

Proses Pembelajaran Modul berturut-turut:

1) Dimulai dengan Overview di setiap Kelas untuk menjelaskan kerangka isi dan rancangan pembelajaran dan evaluasi Modul bersangkutan.

2) Dilanjutkan dengan Belajar Mandiri dalam Kelompok Diskusi masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. 3) Selanjutnya Diskusi Dalam Kelompok, dengan ketentuan:

4) Sebelum diskusi semua Modul dikumpulkan dan diserahkan pada Fasilitator Diskusi

5) Diskusi dimulai dg presensi dan penetapan Ketua serta Sekretaris Kelompok Diskusi yg dipilih diantara peserta diskusi kelompok

6) Diskusi harus diikuti seluruh peserta. Peserta yg tidak aktif dalam diskusi tidak memperoleh Nilai

7) Materi diskusi meliputi Tugas Modul

8) Pada akhir diskusi hasil diskusi disampaikan kepada Fasilitator 9) Selama diskusi, fasilitator:

(4) Selama diskusi, fasilitator:

a. Mengadakan observasi pelaksanaan diskusi menggunakan Lembar Obervasi yg tersedia.

b. Lembar Observasi meliputi observasi keterampilan belajar (memimpin, menyatakan pendapat, berbeda pendapat, berkolaborasi dan sebagainya), area kompetensi yg ingin dicapai, dan Observasi thd Materi yg didiskusikan.

c. Dapat mengadakan intervensi manakala terjadi penyimpangan materi terhadap tujuan belajar yg sebenarnya dg cara memberikan clue yg diperlukan.

d. Dapat meminta peserta diskusi tertentu untuk menjawab atau menyatakan pendapat.

e. Interupsi ini ditujukan kepada peserta yg tidak aktif agar tetap memperoleh nilai diskusi. Interupsi ini dapat pula dilakukan untuk crosscheck apakah

jawaban/komentar/ pendapat seorang mahasiswa sesuai dengan jawabannya dalam Buku Modul.

f. Dg cara ini fasilitator dapat mengetahui apakah modul dikerjakan sendiri, mencontoh teman, atau tidak sempat dipelajari mahasiswa bersangkutan.

g. Mencatat hal-hal yg perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar tujuan belajar dapat dicapai.

3/21/2017

48

(5) Sesudah diskusi, kepada PJMK

fasilitator:

a. Menyerahkan Lembar Observasi yg telah dinilai.

b. Menyerahkan hal-hal yg perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar tujuan belajar dapat dicapai.

c. Penanggungjawab Blok menyerahkan hal-hal diatas kepada para Pengampu Kuliah Pakar

(6) Modul ditutup dengan Kuliah Pakar yang isinya dapat berupa:

a. Klarifikasi materi yg dipandang perlu

b. Resume atau restrukturisasi materi untuk memperoleh pemahaman yg komprehensif

3/21/2017

49

METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH)

LANGKAH 1. Klarifikasi istilah/terminologi asing (yg tidak dimengerti)

a. Proses Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yg maknanya belum

jelas dan anggota kelompok yg lain mungkin dapat memberikan definisinya.

b. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dg jujur apa yg mereka tidak mengerti.

c. Alasan Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi

istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawali proses belajar.

d. Output tertulis Kata-kata atau istilah yg tidak disepakati

pengertiannya oleh kelompok dijadikan tujuan pembelajaran (learning objectives)

LANGKAH 2. Menetapkan masalah

a. Proses Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mhs didorong

untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mhs untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yg luas.

b. Alasan Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial

mempunyai perspektif yg berbeda terhadap suatu masalah.

Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya.

3/21/2017

50

LANGKAH 3. Curah pendapat kemungkinan hipotesis atau penjelasan

a. Proses Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba

memformulasikan, menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sbg penjelasan masalah atau kasus.

b. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotetis dan

mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yg sangat detail.

c. Dalam konteks ini: Hipotesis berarti dugaan yg dibuat sebagai dasar penalaran tanpa

asumsi kebenarannya, ataupun sebagai titik awal investigasi

Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail, pemahaman, dg tujuan untuk saling pengertian

d. Alasan Ini merupakan langkah penting, yg mendorong penggunaan prior knowledge

dan memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap dalam kelompok. Jika ditangani dg baik oleh tutor, kelompok, langkah ini akan membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yg lebih dalam.

e. Output tertulis Daftar hipotesis atau penjelasan

LANGKAH 4Menyusun penjelasan menjadi solusi sementara

a. Proses Mahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yg berbeda.

Masalah dijelaskan secara rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan yg diajukan, untuk melihat kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk menuliskannya terlalu cepat.

b. Alasan Tahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi

pengetahuan yg ada secara aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.

c. Output tertulis Pengorganisasian penjelasan masalah secara skematis yaitu menghubungkan ide-ide baru satu sama lain, dg pengetahuan yg ada dan dengan konteks yg berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi yg berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).

3/21/2017

51

LANGKAH 5. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

a. Proses Anggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran

(learning objectives) yg akan mereka pelajari.

b. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak terlalu lebar atau dangkal serta

dapat dicapai dalam waktu yg tersedia. Beberapa mhs bisa saja punya tujuan pembelajaran yg bukan merupakan tujuan pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.

c. Alasan Proses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota

kelompok (dan tutor) untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yg tepat dan dapat dicapai.

d. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi juga

mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi

e. Output tertulis Tujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial

pertama. Tujuan pembelajaran seharusya berupa isu yg ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih baik dan lebih tepat daripada ”topik global pertumbuhan

LANGKAH 6. Mengumpulkan informasi dan belajar mandiri

a. Proses Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di

literatur yg terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yg dapat membantu mhs memperoleh informasi yg dicari.

b. Kegiatan PBL yg terorganisir dengan baik meliputi buku program

atau buku blok yg memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yg mungkin sulit ditemukan atau diakses.

c. Alasan Jelas bagian penting dari proses belajar adalah

mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yg dilakukan sendiri oleh mahasiswa

3/21/2017

52

LANGKAH 7. Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiri

a. Proses Berlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mhs

memulai dg kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka.

b. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual,

mengumpulkan informasi dari belajar mandiri, saling membantu memahami dan mengidentifikasikan area yg sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar).

c. Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis

lengkap dari masalah.

d. Alasan Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran

dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika ’pemicu’ yg tepat terjadi di masa datang.

e. Output tertulis Catatan individual mahasiswa.

Dokumen terkait