• Tidak ada hasil yang ditemukan

KKNI DAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BLOK DAN MODUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KKNI DAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BLOK DAN MODUL"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

3/21/2017 1

KKNI DAN

PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN BLOK

DAN MODUL

AHSAN

(2)

3/21/2017

2

Pendahuluan

(3)

3/21/2017

(4)

3/21/2017

(5)

3/21/2017

(6)

3/21/2017

(7)

3/21/2017

(8)

3/21/2017

8

(9)

3/21/2017

(10)

3/21/2017

(11)

3/21/2017

(12)

3/21/2017

12

(13)

3/21/2017

(14)

3/21/2017

(15)

3/21/2017

(16)

3/21/2017

(17)

3/21/2017

(18)

3/21/2017

(19)

3/21/2017

(20)

3/21/2017

(21)

3/21/2017

(22)

3/21/2017

(23)

3/21/2017

(24)

3/21/2017

(25)

3/21/2017

(26)

3/21/2017

(27)

3/21/2017

(28)

3/21/2017

28

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA 1. BIDANG KEDOKTERAN

LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes)

6 ( S.Ked) 1. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya dan mampu beradaptasi terhadap situasi yg dihadapi dalam penyelesaian masalah:

a. Menguasai keterampilan dalam menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Anatomi dan Histologi, Fisiologi, Biokimia, Genetika, Reproduksi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Parasitologi, Imunologi, Farmakologi dan Gizi. b. Mampu melakukan identifikasi agen, yaitu; Virus, Bakteri, Parasit, Jamur dan

toksin, dan radiasi sebagai penyebab penyakit.

c. Mampu menganalisa metabolisme dan cara kerja (Farmakodinamika) obat dan tumbuhan bahan obat.

d. Mampu menyusun formula Gizi untuk Diet Makanan baik untuk orang sehat maupun orang sakit.

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan spesifik dan mendalam di bidangbidang tertentu, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural:

a. Menguasai pengetahuan ttg prinsip kedokteran dasar yg

berhubungan dg terjadinya masalah kesehatan, patogenesis dan patofisiologisnya.

b. Menguasai pengetahuan tentang masalah kesehatan baik secara molekuler maupun seluler melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh.

c. Menguasai dan memahami pengetahuan ttg penyakit kongenital, trauma, infeksi dan degeneratif.

d. Menguasai pengetahuan ttg prinsip promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif thd masalah kesehatan.

e. Menguasai pengetahuan ttg sistim kesehatan nasional dan prioritas masalah kesehatan

(29)

3/21/2017

29 3. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis

informasi, data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi:

Menguasai keterampilan melakukan kajian ilmiah dg menyusun perencanaan dan pelaporan penelitian serta penyusunan karya tulis ilmiah.

a. Menguasai keterampilan dalam melakukan identifikasi agen penyakit, antara lain; virus, bakteri, parasit, jamur dan toksin, dan radiasi.

b. Menguasai keterampilan dalam menganalisa cara kerja obat dan tumbuhan bahan obat.

c. Menguasai keterampilan dalam menganalisa epidemiologi dan menyusun pelaporan kejadian penyakit.

d. Mampu menganalisa laporan epidemiologi suatu masalah kesehatan.

e. Mampu melakukan analisis resiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dan Wadah f. Menguasai keterampilan dalam menerapkan manajemen Puskesmas dan layanan

primer kesehatan.

g. Menguasai keterampilan survey epidemiologi untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dalam sistim kesehatan nasional

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja

organisasi:

a. Bertanggungjawab kepada pekerjaan sendiri dan dapat diberi

tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja laboratorium biomedik, antara lain : Anatomi dan Histologi, Fisiologi, Biokimia, Genetika, Reproduksi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Parasitologi, Imunologi, Farmakologi dan Gizi.

b. Menguasai dan menerapkan manajemen puskesmas dan layanan primer kesehatan dalam prinsip promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative thd masalah kesehatan.

(30)

3/21/2017

30

Level 7 (dr) Profesi

1. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dg memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah pengembangan strategis organisasi. a. Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dg pasien pada semua usia, anggota keluarga,

masyarakat, kolega dan profesi lain.

b. Mampu melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai dengan kewenangannya c. Mampu melakukan rekam medik, memberikan persetujuan tindakan medik, resep, surat keterangan dokter, dan

edukasi pasien.

d. Mampu memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter-pasien yang paripurna.

e. Mampu menerapkan standar keselamatan pasien dengan menerapkan metode-metode penilaian kinerja klinis. f. Mampu merancang, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara berkesinambungan.

g. Mampu menerapkan ilmunya untuk mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks yankes tingkat primer h. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan masyarakat dalam rangka promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. i. Mampu menerapkan keterampilan survey epidemiologi untuk menentukan prioritas masalah kes dalam sistim

kesehatan nasional.

j. Mampu mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dg tingkat kewenangannya

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang

keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.

a. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yg sesuai serta pengobatan yg mengacu pada evidance-based medicine

b. Mampu memecahkan permasalahan penyakit dan kesehatan masyarakat dg menerapkan ilmu dan teknologi kedokteran dasar.

c. Mampu mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin pathogenesis, patofisiologis, faktor yg ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif.

d. Mampu mempertimbangkan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi dan perbahan tingkah laku.

e. Mampu menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan

penanganan penyakit baik klinik, epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, oleh raga, atau perubahan tingkah laku.

f. Mampu mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,

memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dg tepat.

(31)

3/21/2017

31 Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dg

akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yg berada di bawah tanggung jawab

bidang keahliannya.

a. Mampu menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yg sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yg tepat. c. Mampu merencanakan, merancang dan mengimplementasikan

penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. d. Mampu menuliskan dan mempresentasikan hasil penelitian sesuai dg

kaidah artikel ilmiah.

e. Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaikan masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapatkan hasil yg optimum.

Level 8 (dr) Sp. 1 (magister)

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

a. Mampu mencermati dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam meningkatkan keterampilan klinis praktis dalam bidang spesialisasinya. b. Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan

(32)

3/21/2017

32

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang

keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner .

a. Mampu merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium,dan prosedur yg sesuai spesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis dan tata laksana, dengan mengacu pada evidence-based medicine dan value-based medicine.

b. Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang spesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit serta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis

c. Mengembangkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, ilmu komunikasi serta ilmu kesehatan masyarakat sesuai dg bidang spesialisasinya.

d. Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan sekunder.

e. Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yg optimum..

f. Mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat sekunder, dengan menggunakan teknologi informasi mutakhir.

g. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder. h. Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

i. Mampu membimbing mahasiswa tingkat vokasi bidang kesehatan, profesi dokterdan dokters pesialis.

Mampu mengelola riset dan pengembangan yg bermanfaat bagi masyarakat dan

keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

a. Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset multidisiplin terkait bidang spesialisasinya.

b. Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan di bidang spesialisasinya yg hasilnya dapat diaplikasikan dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.

(33)

3/21/2017

33

9 (Sp.2)

• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji. 1. Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran terkini guna meningkatkan ketrampilan klinik praktis dalam bidang subspesialisasinya.

2. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan baru melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya.

3. Mampu mengembangkan teknologi kedokteran baru yg inovatif, kreatif dan teruji dalam bidang subspesialisasinya melalui kegiatan riset dalam bidang subspesialisasinya .keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya

Mampu mengelola, memimpin, mengembangkan riset dan pengembangan yg bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

a. Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset multidisiplin terkait bidang spesialisasinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bidang supspesialiasinya yg bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu kesehatan serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional

b. Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan tekologi kedokteran di bidang subspesialisasinya yg hasilnya dapat diaplikasikan pada tahap internasional dan layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.

c. Mampu mengelola riset untuk menapis ilmu pengetahuan dan tekologi kedokteran terkini di bidang subspesialisasinya yg aplikasinya sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan ditingkat nasional dan intrenasional.

(34)

3/21/2017

34

KOMPETENSI – AFEKTIF

S1

1. Bertakwa kepada Tuhan YME

2. Memahami dan Menunjukkan sikap yg sesuai dg Kode Etik Kedokteran Indonesia

3. Memahami aspek medikolegal dalam praktik kedokteran dalam masyarakat Indonesia dengan budaya yg aneka ragam.

4. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dg praktik kedokterannya dan mempraktikkan belajar sepanjang hayat

dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan praktek kedokteran mutakhir.

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, agama, dan pendapat/temuan orang lain.

dr. Sp1, Sp2

1. Bertakwa kepada Tuhan YME

2. Memahami dan Menunjukkan sikap yg sesuai dg Kode Etik Kedokteran Indonesia

3. Memahami aspek medikolegal dalam praktik kedokteran dalam masyarakat Indonesia dg budaya yg aneka ragam.

4. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dg praktik kedokterannya dan mempraktikkan belajar sepanjang hayat dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan praktek kedokteran mutakhir. 5. Berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung

kebijakan kesehatan baik sbg pribadi maupun dalam suatu tim pelayanan kesehatan.

6. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

(35)

3/21/2017

35

Pembelajaran dengan Modul

Menurut Suryosubroto (1983: 17) modul adalah satu unit program belajar mengajar terkecil yg secara terperinci menggariskan:

1. Tujuan pembelajaran yg akan dicapai

2. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar 3. Pokok-pokok materi yg akan dipelajari

4. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yg lebih luas 5. Peranan fasilitator dalam proses pembelajaran

6. Alat-alat dan sumber yg akan dipergunakan

7. Kegiatan belajar yg harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan 8. Lembaran kerja yg harus diisi oleh anak

9. Program evaluasi yg akan dilaksanakan

Modul yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar memiliki sifat-sifat yang khas, diantaranya adalah:

1. Modul itu merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap

2. Modul itu memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncakan dan sistematik

3. Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan spesifik (khusus)

4. Modul memungkinkan siswa belajar sendiri

5. Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual dan merupakan salah satu perwujudan pengajaran individual

(36)

3/21/2017

36

Dalam penggunaan modul pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar diantaranya sbb :

1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif

2. Mahasiswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai dg kecepatan dan sendiri

3. Mahasiswa dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan

4. Mahasiswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan

5. Mahasiswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar 6. Kemajuan mahasiswa dapat diikuti dengan frekuensi yg lebih tinggi melalui

evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

7. Modul disusun dg berdasarkan pada konsep “mastery learning” suatu konsep yg menekankan bahwa mhs harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yg disajikan dalam modul ini.

8. Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa seorang mhs tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

Langkah-langkah penyusunan modul

• Suatu modul yg digunakan, disusun atau ditulis dg langkah-langkah sbb :

• Menyusun kerangka modul

a. Menetapkan tujuan pembelajaran umum yg akan dicapai dg mempelajari modul tersebut. b. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus yg merupakan perincian atau pengkhususan dari

tujuan pembelajaran umum

c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran khusus bisa

dicapai

d. Indentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yg sesuai dengan setiap tujuan pembelajaran khusus e. Mengatur/ menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yg logis dan fungsional f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar mhs

g. Pemeriksaan sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar mhs

h. Indentifikasi alat-alat yg diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dg modul tersebut. i. Menyusun program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul yakni petunjuk

fasilitator, lebar kegiatan mhs, lembar kerja mhs, lembar jawaban, lembar penilaian (tes) dan lembar jawaban tes.

(37)

3/21/2017

37 Modul dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu modul pokok dan modul

pengayaan.

• Modul pokok merupakan urutan studi yg harus diikuti oleh semua mhs.

• Dg menyelesaikan set-set modul pokok dalam suatu bidang studi, seorang mhs berhak untuk dinaikkan ke jenjang berikutnya

• Maka modul pokok itu harus disiapkan dalam suatu bentuk yg memungkinkan hampir semua mhs dapat mengerjakan dg berhasil baik dalam jangka waktu tertentu.

• Mhs yg berkemampuan lebih di atas rata-rata, biasanya mampu menyelesaikan dg baik modul pokok lebih dahulu dibandingkan dg mhs yg lain.

• Program pendidikan tambahan ini disebut dg program pengayaan.

• Program ini dapat bersifat memperluas (horizontal) dan atau bersifat memperdalam (vertikal).

• Apabila setiap unit program pengayaan ini disusun dalam bentuk modul maka modul demikian ini adalah modul pengayaan.

Tersedianya modul pengayaan sekolah tidak akan menghambat mhs yg belajar dg cepat.

• Mengkombinasikan modul pokok dg modul pengayaan untuk berbagai studi memberikan kemungkinan bagi siswa untuk belajar secara maju berkelanjutan sesuai dg kemampuan taraf motivasi dan bidang-bidang minatnya masing-masing.

• Di sinilah pelaksanaan asa ‘Continuous Progress’ itu dalam kegiatan belajar mengajar.

• Sistem ini memungkinkan bagi mhs yg rata-rata atau lambat dalam belajarnya akan mampu juga menguasai modul pokok sebelum mereka diharuskan mempelajari modul pokok berikutnya.

(38)

3/21/2017

38

Kombinasikan modul pokok dan modul pengayaan untuk tiap bidang studi beberapa kemungkinan:

a. Kemungkinan pertama, ialah setiap modul pokok dilengkapi dg satu atau beberapa modul pengayaan

b. Kemungkinan kedua, sejumlah modul pokok untuk jangka waktu tertentu misalnya satu semester dilengkapi dg sejumlah modul pengayaan

c. Kemungkinan ketiga, modul pokok untuk program satu tingkat (1 tahun) dilengkapi dg sejumlah modul pengayaan

d. Kemungkinan keempat, modul pokok untuk program satu terminal pendidikan (3 tahun, 5 tahun, 8 tahun) dilengkapi sejumlah modul pengayaan

Tentu saja beberapa kemungkinan tersebut menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam pelaksanaan pengajaran dan pengelolaan kelas

• Perlu diperhatikan benar adalah bahwa program pengayaan itu tidak harus selalu berbentuk mosul pengayaan.

• Program pengayaan yg non mosul itu disebut dengan kegiatan pengayaan, misalnya membantu fasil menyiapakan alat pengajaran, membantu mhs yg lain yg mengalami kesukaran dalam menyelesaikan modul pokok, membaca di perpustakaan dan lain-lain.

• Perlu diingat juga adalah bahwa modul-modul pengayaan untuk setiap modul pokok berbeda panjangnya.

• Apabila seorang mhs hanya mempunyai kelebihan waktu setalah jam pelajaran, berarti ia perlu memperoleh modul pengayaan yg lebih pendek dibandingkan dg teman lainnya yg mempunyai kelebihan waktu satu pelajaran penuh.

• Ada kemungkinan suatu modul pengayaan harus diselesaikan waktu beberapa hari.

(39)

3/21/2017

39

Unsur-unsur modul

Berdasarkan dari batasan pengertian ttg modul, kiranya

dapat diuraikan secara terperinci unsur modul atau

komponen modul.

Perlu diketahui bahwa modul yg dikembangkan di Indonesia

dewasa ini berbentuk buku kecil (booklet).

Dari satu berkas buku kecil yg disebut modul itu terdiri atas

unsur-unsur sebagai berikut:

Pedoman fasilitator / Dosen/ Guru :

• Pedoman fasil berisi petunjuk fasil agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien.

• Juga memberi penjelasan tentang;

• Macam-macam kegiatan yg harus dilakukan oleh kelas

• Waktu yg disediakan untuk menyelesaikan modul

• Alat-alat pengajaran yg harus digunakan

• Petunjuk-petunjuk evaluasi

(40)

3/21/2017

40

Lembaran kegiatan ini memuat materi pelajaran yg harus dikuasai oleh mhs.

• Penyusunan materi pelajaran ini disesuaikan dg tujuan pembelajaran yg akan dicapai yg telah dirumuskan dalam modul itu, materi

pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dg mudah oleh mhs

• Dalam lembaran kegiatan tercantum pula kegiatan yg harus dilakukan mhs, misalnya pengadakan percobaan, membaca kamus, dan

sebagainya.

• Mungkin pula mencantumkan buku-buku yg harus dipelajari mhs sbg pelengkap materi yg terdapat dalam modul.

Lembaran kerja

• Lembaran kerja ini menyertai lembaran kegiatan mhs, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal, tugas atau masalah yg harus dipecahkan.

• Lembar kegiatan siswa itu sendiri harus dijaga supaya tetap bersih, tidak boleh ada coretan apapun didalamnya, sebab buku modul ini akan digunakan lagi untuk siswa-siswa yg lain pada tahun berikutnya.

• Jadi setelah mhs memperlajari lembar kegiatan, mereka harus bekerja atau melaksanakan kegiatan pada lembaran kerja ini.

(41)

3/21/2017

41

Kunci lembaran mhs

• Maksud diberikannya kunci lembaran mhs ialah agar dapat mengevaluasi sendiri hasil pekerjaannya.

• Apabila mhs membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.

Lembaran tes

• Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yg digunakan sbg pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yg telah

dirumuskan dalam modul itu.

• Jadi keberhasilan pengajaran sesuatu modul tidak dinilai atas dasar jawaban pada lembaran kerja.

• Jadi lembaran tes berisi soal untuk menilai keberhasilan mhs dalam mempelajari bahan yg disajikan dalam modul tersebut.

(42)

3/21/2017

42

Kunci lembaran tes

• Tes ini disusun oleh penulis modul yang bersangkutan, sehingga kunci tes ini pun juga dibuat oleh penulisan modul.

• Gunanya sebagai alat koreksi sendiri thd penilaian yg dilaksanakan.

1)

Modul Blok

a. Modul Blok merupakan rencana kegiatan proses belajar mengajar dalam 1 semester, yg memuat unsur-unsur blok, kode matakuliah, bahan ajar matakuliah ( course content ) dan kode bahan ajar, serta beban studi masing-masing matakuliah.

b. Modul Blok disusun dg memperhatikan: beban studi proporsional per semester dg catatan jumlah beban studi keseluruhan minimal 146 sks untuk keseluruhan 8 semester pendidikan Sarjana

c. Blok dalam 1 semester disusun dg memperhatikan :

• Hubungan mata kuliah prasyarat dg matakuliah semester diatas dan dibawahnya, agar proses pembelajaran berlangsung runtut dan sistimatis,

• Hubungan antar mata kuliah dalam semester yg sama agar diperoleh pemahaman yg integratif, holistik, dan komprehensif lintas ilmu terkait dg pembelajaran satu atau lebih kompetensi.

• Hubungan dg pembelajaran keterampilan dan metodologi relevan dg matakuliah dalam semester yg sama.

(43)

3/21/2017

43

2)

Waktu dan Tempat

Pembelajaran

a) Waktu dan tempat Pembelajaran disusun dan ditetapkan oleh Jurusan dg berkoordinasi dg departemen, bagian umum dan perlengkapan dan bagian akademik.

b) Waktu pembelajaran setiap kompetensi disesuaikan dengan beban studi masing-masing.

c) Waktu untuk pembelajaran mandiri ditetapkan sendiri oleh mahasiswa

d) Mahasiswa dapat meminta pembelajaran semisal kuliah pakar bila dibutuhkan

3) Strategi Pembelajaran

a) Kurikulum dilaksanakan dg pendekatan/ strategi SPICES, (Student-centered, Problem-based,

Integrated, Community-based, Elective/ Early Cinical Exposure, Systematic).

b) Program pembelajaran harus diupayakan teusat pada aktivitas mahasiswa semisal diskusi, belajar mandiri, self inquiry, seminar, dan cara belajar aktif lainnya sepanjang dimungkinkan. c) Program Pembelajaran harus diupayakan menggunakan atau mengetengahkan“Masalah“

sbg titik masuk penguasaan ilmu, keterampilan, dan perilaku, serta pemicu (trigger) pembelajaran aktif oleh mahasiswa. “Masalah“ merujuk pada Identifikasi yg ditetapkan Konsil / Coligium dan berdasarkan Index Clinical Situation

d) Untuk mendapatkan penguasaan holistik dan komprehensif, pembelajaran dilakukan dg mengintegrasikan matakuliah-matakuliah terkait baik vertikal maupun horizontal.

e) Pembelajaran diarahkan kepada pengenalan thd kasus nyata di lapangan yg diberikan lebih awal pada semester-semester dibawah yg selain untuk berintegrasi dg matakuliah dasar, juga untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

(44)

3/21/2017

44

4)

Proses Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran KBK SPICES (Haarden, 2000 ): Student Centered, Problem-based, Integrated, Community Oriented, Early Exposure to Clinic, dan Systematic.

• Elaborasi Pendekatan ini dalam KKB sbb : (1) Karakteristik Pembelajaran

• Proses Belajar Mengajar KBK memiliki beberapa karakteristik:

Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active Learning)

• Pembelajaran Terintegrasi

• Menggunakan Modul

Pembelajaran Keterampilan (Skill) secara terintegrasi dalam Sistim Pengembangan Keterampilan dan Metodologi

• Pencapaian Kompetensi melalui Penguasaan Materi Mata Kuliah Kompetensi dan Kompetensi Keterampilan.

(2)

Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active

Learning )

• Pembelajaran dilaksanakan terutama terpusat pada aktivitas

mahasiswa (student-centered ) mulai dari belajar mandiri mendahului pembelajaran dari dosen sampai dg pencarian ilmu secara

mandiri (self acquired) baik dg mencari kepustakaan, mengunduh dari internet, berdiskusi dg teman, mencari narasumber sehingga dosen bukan satu-satunya sumber informasi.

• Dalam konteks pembelajaran Mahasiswa Aktif ini, peran dosen dititik beratkan pada fungsi fasilitasi dan tutorial.

(45)

3/21/2017

45

(3)

Pembelajaran Terintegrasi

Pembelajaran terintegrasi dimaksudkan agar:

a. Mahasiswa memperoleh penguasaan kompetensi secara holistik dan komprehensif

b. Sistim Pembelajaran memperoleh efisiensi setinggi mungkin dg pengurangan tumpang-tindih bahan ajar masing-masing

laboratorium / departemen satu dengan lainnya

c. Matakuliah disiplin ilmu prasyarat dan yg mempersyarati dapat diintegrasikan

d. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran menjadi lebih efektif dalam perencanaan, pengadaan, maupun

operasionalisasinya secara terencana.

5)

Modul

a. Mulai tahun ajaran 2008-2009, proses pembelajaran KBK sepenuhnya menggunakan Modul dalam setiap pembelajaran Matakuliah Kompetensi b. Setiap Modul disusun oleh Kontributor Penyusun Modul yg diambil dari

dosen-dosen jurusan keperawatan dan laboratorium terkait sesuai dg bidang peminatan .

c. Setiap Modul disusun dengan sekurang-kurangnya berisikan:

• Rumusan Kompetensi, Komponen Kompetensi, dan Area Kompetensi sesuai Pedoman Konsil yg ingin dicapai melalui pembelajaran sebuah Modul. • Overview untuk memberikan gambaran umum proses dan isi pembelajaran

modul agar mahasiswa memahami konteks dan prosedur pembelajaran modul. • Tugas Modul (Modul Task) untuk dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa dan

saling diklarifikasi dalam Diskusi Kelompok diantara mahasiswa.

• Referensi untuk mempermudah mahasiswa mencari rujukan utama dalam mempelajari modul khususnya dalam mengerjakan tugas modul.

(46)

3/21/2017

46

Lanjutan

d. Pembelajaran Modul tidak selalu oleh dosen kontributor modul, melainkan oleh dosen yg diusulkan Penanggung Jawab Matakuliah (PJMK) dan mendapat persetujuan Kepala Laboratorium dosen bersangkutan yang selanjutnya disebut fasilitator atau tutor. e. Modul yg telah disusun oleh Kontributor Modul hendaknya

dikonsultasikan dan diserahkan kepada tim kurikulum.

6)

Metoda Pembelajaran

(1) Pembelajaran Matakuliah

Pembelajaran mata kuliah dipimpin dan dikoordinasikan oleh seorang Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) yg bertanggungjawab kepada KPS. a. Pembelajaran menggunakan Modul terintegrasi yg telah diterima

mahasiswa ± 1 minggu sebelum pembelajaran Modul dimulai b. Rancangan Pembelajaran telah diserahkan kepada KPS untuk

penjadwalan pelaksanaannya.

c. Mahasiswa diharapkan mengerjakan semua Tugas Modul dirumah secara mandiri.

d. Durasi pembelajaran Modul disesuaikan beban studi yg telah ditetapkan. e. Proses Pembelajaran Modul berturut-turut:

(47)

3/21/2017

47

Proses Pembelajaran Modul berturut-turut:

1) Dimulai dengan Overview di setiap Kelas untuk menjelaskan kerangka isi dan rancangan pembelajaran dan evaluasi Modul bersangkutan.

2) Dilanjutkan dengan Belajar Mandiri dalam Kelompok Diskusi masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. 3) Selanjutnya Diskusi Dalam Kelompok, dengan ketentuan:

4) Sebelum diskusi semua Modul dikumpulkan dan diserahkan pada Fasilitator Diskusi

5) Diskusi dimulai dg presensi dan penetapan Ketua serta Sekretaris Kelompok Diskusi yg dipilih diantara peserta diskusi kelompok

6) Diskusi harus diikuti seluruh peserta. Peserta yg tidak aktif dalam diskusi tidak memperoleh Nilai

7) Materi diskusi meliputi Tugas Modul

8) Pada akhir diskusi hasil diskusi disampaikan kepada Fasilitator 9) Selama diskusi, fasilitator:

(4)

Selama diskusi, fasilitator:

a. Mengadakan observasi pelaksanaan diskusi menggunakan Lembar Obervasi yg tersedia.

b. Lembar Observasi meliputi observasi keterampilan belajar (memimpin, menyatakan pendapat, berbeda pendapat, berkolaborasi dan sebagainya), area kompetensi yg ingin dicapai, dan Observasi thd Materi yg didiskusikan.

c. Dapat mengadakan intervensi manakala terjadi penyimpangan materi terhadap tujuan belajar yg sebenarnya dg cara memberikan clue yg diperlukan.

d. Dapat meminta peserta diskusi tertentu untuk menjawab atau menyatakan pendapat.

e. Interupsi ini ditujukan kepada peserta yg tidak aktif agar tetap memperoleh nilai diskusi. Interupsi ini dapat pula dilakukan untuk crosscheck apakah

jawaban/komentar/ pendapat seorang mahasiswa sesuai dengan jawabannya dalam Buku Modul.

f. Dg cara ini fasilitator dapat mengetahui apakah modul dikerjakan sendiri, mencontoh teman, atau tidak sempat dipelajari mahasiswa bersangkutan.

g. Mencatat hal-hal yg perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar tujuan belajar dapat dicapai.

(48)

3/21/2017

48

(5)

Sesudah diskusi, kepada PJMK

fasilitator:

a. Menyerahkan Lembar Observasi yg telah dinilai.

b. Menyerahkan hal-hal yg perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar tujuan belajar dapat dicapai.

c. Penanggungjawab Blok menyerahkan hal-hal diatas kepada para Pengampu Kuliah Pakar

(6) Modul ditutup dengan Kuliah Pakar yang isinya dapat berupa:

a. Klarifikasi materi yg dipandang perlu

b. Resume atau restrukturisasi materi untuk memperoleh pemahaman yg komprehensif

(49)

3/21/2017

49

METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH)

LANGKAH 1. Klarifikasi istilah/terminologi asing (yg tidak dimengerti)

a. Proses Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yg maknanya belum

jelas dan anggota kelompok yg lain mungkin dapat memberikan definisinya.

b. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dg jujur apa yg mereka tidak mengerti.

c. Alasan Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi

istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawali proses belajar.

d. Output tertulis Kata-kata atau istilah yg tidak disepakati

pengertiannya oleh kelompok dijadikan tujuan pembelajaran (learning objectives)

LANGKAH 2. Menetapkan masalah

a. Proses Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mhs didorong

untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mhs untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yg luas.

b. Alasan Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial

mempunyai perspektif yg berbeda terhadap suatu masalah.

Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya.

(50)

3/21/2017

50

LANGKAH 3. Curah pendapat kemungkinan hipotesis atau penjelasan

a. Proses Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba

memformulasikan, menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sbg penjelasan masalah atau kasus.

b. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotetis dan

mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yg sangat detail.

c. Dalam konteks ini: Hipotesis berarti dugaan yg dibuat sebagai dasar penalaran tanpa

asumsi kebenarannya, ataupun sebagai titik awal investigasi

• Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail, pemahaman, dg tujuan untuk saling pengertian

d. Alasan Ini merupakan langkah penting, yg mendorong penggunaan prior knowledge

dan memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap dalam kelompok. Jika ditangani dg baik oleh tutor, kelompok, langkah ini akan membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yg lebih dalam.

e. Output tertulis Daftar hipotesis atau penjelasan

LANGKAH 4Menyusun penjelasan menjadi solusi sementara a. Proses Mahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yg berbeda.

Masalah dijelaskan secara rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan yg diajukan, untuk melihat kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk menuliskannya terlalu cepat.

b. Alasan Tahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi

pengetahuan yg ada secara aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.

c. Output tertulis Pengorganisasian penjelasan masalah secara skematis

yaitu menghubungkan ide-ide baru satu sama lain, dg pengetahuan yg ada dan dengan konteks yg berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi yg berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).

(51)

3/21/2017

51

LANGKAH 5. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

a. Proses Anggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran (learning objectives) yg akan mereka pelajari.

b. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak terlalu lebar atau dangkal serta dapat dicapai dalam waktu yg tersedia. Beberapa mhs bisa saja punya tujuan pembelajaran yg bukan merupakan tujuan pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.

c. Alasan Proses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota kelompok (dan tutor) untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yg tepat dan dapat dicapai.

d. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi juga mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi e. Output tertulis Tujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial

pertama. Tujuan pembelajaran seharusya berupa isu yg ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih baik dan lebih tepat daripada ”topik global pertumbuhan

LANGKAH 6. Mengumpulkan informasi dan belajar mandiri

a. Proses Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di

literatur yg terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yg dapat membantu mhs memperoleh informasi yg dicari.

b. Kegiatan PBL yg terorganisir dengan baik meliputi buku program

atau buku blok yg memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yg mungkin sulit ditemukan atau diakses.

c. Alasan Jelas bagian penting dari proses belajar adalah

mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yg dilakukan sendiri oleh mahasiswa

(52)

3/21/2017

52

LANGKAH 7. Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiri

a. Proses Berlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mhs memulai dg kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka.

b. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual,

mengumpulkan informasi dari belajar mandiri, saling membantu memahami dan mengidentifikasikan area yg sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar).

c. Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis lengkap dari masalah.

d. Alasan Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika ’pemicu’ yg tepat terjadi di masa datang.

e. Output tertulis Catatan individual mahasiswa.

Blok : Diskusi ke : Modul : Tanggal :

Peni laian : 1. Keha diran

2. Kea ktifan dan kreatifitas 3. Rel evansi

(53)

3/21/2017

53

Buku sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis antara Siswa Yang Belajar Melalui Model Problem Based Learning dan Siswa yang Belajar Melalui Model

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa: (1) Rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan rangkuman dari hasil penelitian dan saran yang merupakan suatu rekomendasi sehubungan dengan analisis kondisi knowledge management

Pembentukan dentin reparatif, sebagai salah satu bentuk dentin tersier, disusun tepat di permukaan pulpa dibawah dentin primer dan sekunder serta hanya dibentuk

Tirta Investama Klaten sebagai perusahaan induk yang mengayomi unit-unit produksi Aqua Group dengan jumlah karyawan 7400 orang.. Sejarah kembali terlukis pada

Seorang pemimpin yang mempunyai kepimpinan yang baik akan mampu memotivasi dan mewujudkan tenaga aspirasi kepada orang bawahan atau pengikut bagi melaksanakan segala..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan nilai pelanggan yang terdiri dari nilai fungsional (X1) , nilai biaya/ value for money (X2) , nilai sosial(X3) dan

Bahwa berdasarkan point 1 di atas dan dipadukan dengan penjelasan dan pokok jawaban Syaiful Kasim pada point 11 sebagaimana putusan DKPP atas Perkara