• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI

2.1.4 Pembelajaran Matematika

2.1.4.1 Hakekat Matematika

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu (Karso,2011: 1.40). Reys (2004: 2-3) menyatakan bahwa, “mathematics is a study of patterns and relationship, a way of thingking, a art,characterized by order and internal consintency, a language that uses carefully, and a tool”. Dengan kata lain matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.

Selanjutnya, Johnson dan Risin (dalam Suherman, 2003: 17) menyatakan, bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan telaah tentang pola dan struktur yang erat kaitannya dengan pola pikir, pengorganisasian dan perlu dibuktikan secara logis, serta didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat.

2.1.4.2 Pembelajaran matematika di SD

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, 2008: 1.26). Menurut Karso (2011: 1.4) matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian.

Hal ini diperkuat dengan Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 yaitu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan bekerja sama serta dapat memecahkan masalah dari ruang lingkup matematika di SD yang meliputi aspek-aspek bilangan, geometri, pengukuran, dan pengolahan data.

Dalam permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi tingkat SD/MI tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa miliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dna tepat dalan pemecahan masalah.

b. Meggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model metematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD sangat dibutuhkan untuk melatih keterampilan siswa menggunakan konsep matematika dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Siswa dibekali dengan berbagai kemampuan seperti kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama serta memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lanjutan.

2.1.4.3 Teori Belajar Matematika

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pembelajaran menurut Bruner dalam pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar.

2.1.4.3.1 Teori Belajar Bruner

Menurut bruner (dalam Pitadjeng, 2006: 29) belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Dengan demikian, pemahaman terhadap konsep matematika jika disajikan secara terstruktur sehingga mempermudah terjadinya transfer.

Tahap perkembangan anak menurut Bruner (dalam Aisyah, 2007: 1.6-1.7) dijabarkan sebagai berikut.

a. Tahap enaktif

Dalam tahap ini, anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek. Anak akan belajar pengetahuan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata.

b. Tahap ikonik

Pada tahap ini kegiatan dilakukan berdasarkan pikiran internal dimana pengetahuan disajikan dalam bentuk gambar-gambar atau grafik, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasi.

c. Tahap simbolis

Pada tahap simbolis, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan pada objek yang nyata atau konkret.

2.1.4.3.2 Teori Belajar Piaget

Dalam belajar menurut Piaget (dalam Pitadjeng, 2006: 27) struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang

langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstruktur kembali.

Menurut Piaget (dalam Pitadjeng, 2006: 28), perkembangan belajar matematika anak melalui 4 tahap yaitu sebagai berikut.

a. Tahap konkret

Kegiatan yang dilakukan anak pada tahap konkret adalah untuk mendapatkan pengalaman langsung atau memanipulasi objek-objek konkret.

b. Tahap semi konkret

Pada tahap semi konkret sudah tidak perlu memanipulasi objek-objek konkter lagi seperti pada tahap konkter, tetapi cukup dengan gambar dari objek. c. Tahap semi abstrak

Kegiatan yang dilakukan anak pada tahap semi abstrak memanipulasi/melihat tanda sebagai ganti gambar untuk dapat berpikir abstrak.

d. Tahap abstrak

Pada tahap abstrak anak sudah mempu berpikir secara abstrak dengan melihat lambang/simbol atau membaca/mendengar secara verbal tanpa kaitan dengan objek konkret.

Dari uraian kedua teori belajar diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika akan lebih mudah dilakukan dengan memanfaatkan benda nyata atau situasi yang nyata sehingga dapat mempermudah anak didik dalam memahami konsep-konsep matematika. Dalam penelitian ini, menggunakan Problem Based Learning yang akan memakai permasalah sehari-hari atau situasi nyata untuk

menyampaikan materi dalam pembelajaran. Dan juga dapat diaplikasikan dalam membuat media CD Interaktif.