• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teoritik

3. Pembelajaran Matematika

..





















“Apakah sama orang-orang yang berilmu (mengetahui) dengan orang yang tidak berilmu (tidak mengetahui)?” Sesunguhnya yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.16

Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya.17 Dalam belajar ini terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, misalkan apabila seseorang yang berintelegensi tinggi maka akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada yang berintelegensi rendah, tentunya juga tidak mengabaikan faktor-faktor belajar yang lainnya.

3. Pembelajaran Matematika

Konsep pembelajaran menurut Corey dalam bukunya Syaiful Sagala adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.18

Teaching cannot be defined apart from learning. Teaching is guiding and facilitating learning, enabling the learner to learn, setting the conditions for learning.19

Proses pembelajaran merupakan bagian penting dalam pendidikan, dan dalam pembelajaranlah tujuan pendidikan dapat tercapai. Begitu juga

16

Departemen Agama, Al Qur’an Alkarim dan Terjemahannya, (Semarang: Karya Toha Putra), hlm. 459

17

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 49.

18

Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika), hlm. 61.

19

H. Douglas Brown, Principles of Language Learning and Teaching (Fourth Edition),

dengan pembelajaran matematika perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar pembelajaran matematika tidak berlangsung dengan monoton karena selama ini yang ada dalam mind set peserta didik bahwa matematika adalah pelajaran yang menjenuhkan.

a. Tujuan Pembelajaran Matematika

Dalam pembelajaran matematika tentunya mempunyai tujuan khusus yang membedakan dengan pelajaran yang lainnya. Tujuan tersebut diantaranya:

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. 2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengomunikasikan gagasan, antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.20

b. Konsep-konsep Matematika

Apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan, pelajaran matematika termasuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu eksakta, yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada hafalan. Untuk dapat memahami suatu pokok bahasan dalam matematika, peserta didik harus mampu menguasai konsep-konsep matematika dan keterkaitannya serta mampu menerapkan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

20

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm. 216

Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika:

1) Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika peserta didik belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta didik yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep matematika.

3) Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan betujuan agar peserta didik lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. 21

Lerner (dalam Mulyono Abdurrahman, 1999) mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, yaitu:

1) Konsep

Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Peserta didik mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu,

2) Keterampilan

Keterampilan menuju pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, sebagai contoh, proses dalam menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah suatu jenis keterampilan matematika. Suatu keterampilan dapat

21

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 3

dilihat dari kinerja anak secara baik atau kurang baik, secara cepat atau lambat, dan secara mudah atau sangat sukar. Keterampilan cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan. 3) Pemecahan masalah

Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat peserta didik diminta untuk mengukur luas layang-layang pada panjang garis singgung lingkaran, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat adalah layang-layang, garis sejajar, dan sisi, dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan dan mengalikan. 22

c. Pembelajaran Matematika di SMP

Setiap jenjang pendidikan tentunya mempunyai kurikulum yang berbeda, karena disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki setiap jenjang pendidikan tesebut. Hal itu juga terjadi dalam kurikulum pembelajaran matematika di SMP.

Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran untuk level MTs/SMP bila mungkin, dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

Secara rinci matematika MTs/SMP dikelompokkan ke dalam 13 Standar Kompetensi yang tercakup pada empat aspek matematika, yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, peluang dan statistika, serta aljabar.23

22

Mulyono Abdur rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.254.

23

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, hlm. 218

Berikut ini adalah rincian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada SMP kelas VII semester genap:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menggunakan konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan masalah

1.1.Memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya.

1.2.Memahami konsep himpunan bagian.

1.3.Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference),

dan komplemen pada

himpunan.

1.4.Menyajikan himpunan dengan diagram venn

1.5.Menggunakan konsep

himpunan dalam pemecahan masalah

2. Memahami hubungan

garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta menentukan ukurannya.

2.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut.

2.1 memahami sifat-sifat sudut yang berbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.

2.1 Melukis sudut 2.1 Membagi sudut

3. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

3.1 mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.

3.1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang. 3.1 Menghitung keliling dan luas

bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

3.1 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.

Dokumen terkait