• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran untuk Anak Usia Dini pada masa Pandemi Covid-19 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

2. Pembelajaran untuk Anak Usia Dini pada masa Pandemi Covid-19 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

20 3. Keterlibatan langsung/pengalaman

Belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung/autentik, dalam hal ini peserta didik tidak semata-mata hanya mengamati secara langsung tetapi juga menghayati, terlibat langsung dalam perbuata, dan bertanggung jawab terhadap lainnya. Belajar harus dilakukan oleh peserta didik secara aktif, baik individual atau kelompok, dengan cara memecahkan masalah dan pendidik bertindak sebagai fasilitator.

c. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Tujuan belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup yang mencangkup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di capainya. Menurut Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.18

Tujuan pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan dan potensi dalam diri seseorang, membangun watak/karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.19

2. Pembelajaran untuk Anak Usia Dini pada masa Pandemi Covid-19

21

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran tidak lepas dari interaksi pendidik sebagai guru dan peserta didik. Guru menurut bahasa, guru berasal dari bahasa indonesia yang artinya orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip oleh Poedjawijatna menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan juga berarti pengajar.20 Adapun guru menurut istilah, guru dilihat sebagai seorang pengajar yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Namun di masa sekarang pengertian guru sangat luas, yaitu semua orang yang memberikan suatu ilmu atau pendidikan tertentu kepada orang lain atau sekelompok orang dapat disebut sebagai seorang guru seperti guru silat, guru Tari, guru mengetik, dan lain sebagainya.21

Pada buku yang ditulis Jamil yang didasarkan pada undang-undang tentang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 seorang guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai diantaranya :

20 Aris Shoimin, Guru Berkarakter, (yogyakarta : Gava Media, 2014), hlm. 8.

21 Ibid, hlm. 9.

22 a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman guru terhadap peserta didik serta pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal seorang guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, berakhlak mulia, serta menjadi teladan bagi peserta didiknya juga bagi masyarakat serta lingkungan tempat tinggalnya dimanapun guru berada karena guru menjadi contoh tidak hanya peserta didik namun bagi seluruh lapisan masyarakat dimanapun guru berada.22

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat sehingga Guru diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat yang dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif baik dengan peserta

22 Jamil Suprihatiningkrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi &

Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 21-25.

23

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.23

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran dan keilmuan dalam materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa, pengetahuan tentang tujuan pendidikan, pengetahuan serta penguasaan metode serta model mengajar, penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran dan pengetahuan terhadap penilaian serta mampu merencanakan, juga dapat memimpin guna kelancaran proses pendidikan.24

Kompetensi itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru agar tercapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan segala sumber belajar.25

23 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.176.

24 Jamil Suprihatiningkrum, Guru ..., hlm. 113.

25 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik , (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.27.

24

Sedangkan, Menurut Sinolungan menyatakan bahwa peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat. Peserta didik merupakan subyek utama dalam penyelenggaraan pendidikaan daan pembelajaran sehingga paraa guru harus merasa atau menganggap bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.26

Anak usia dini merupakan anak berusia 0-6 tahun, dimana pada usia ini perkembangan anak sangat pesat sehingga untuk membantu pembinaan pertumbuhan dan perkembangan perlu adanya pendidikan bagi anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan yang dijalani setiap anak sebelum masuk ke jenjang pendidikan dasar atau sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang di tunjukan dengan pemberian rangsangan secara utuh yakni rangsangan pendidikan untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jsmani dan rohaninya. Tujuan pendidikan anak usia dini yaitu agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang di selenggarakan pada jalur pendidikan formal maupun nonformal.27 Pada amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi. Sedangkan dalam UU no. 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1

26 Daden Soepandi, Perkembangan peserta didik, (yogyakarta : CV Budi Utama, 2021), hlm. 1.

27 Ria Astuti, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Tasik Malaya : Edu Publisher, 2021), hlm. 2.

25

tentang perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya.28

Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah sebuah pendidikan yang diselenggarakan sebagai fasilitator dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Pendidikan anak usia dini menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Aspek perkembangan anak yaitu aspek kognitif, bahasa, sosial emosional, agama, fisik motorik, serta seni. Berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan keenam aspek perkembangan tersebut harus disediakan oleh lembaga sekolah anak usia dini. Lembaga pendidikan (sekolah) harus berorientasi pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan, kecerdasan jamak, serta kecerdasan spiritual.29

Belajar bagi anak usia dini memiliki keunikan tersendiri dimana cara belajarnya harus secara menyeluruh dan kontinyu sebagai hal yang tanpa paksaan, menyenangkan, serta peningkatan kualitas hidup dengan beragam potensi agar mampu menyesuaikan diri pada tingkatan selanjutnya. Anak di lahirkan di dunia dengan membawa potensi yang sudah melekat secara alamiah sebagai anugrah dari tuhan sedangkan orang tua dan orang dewasa di sekitar anaklah yang memiliki tanggungjawab dalam menstimulasi melalui pengetahuan, keterampilan, maupun juga

28 Ibid, hlm. 3.

29 Suyadi, Teori pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 22-25.

26

norma nilai-nilai perilaku baik yang akan digunakan anak dalam bekal bergaul, bersosialisasi, berkomunikasi dengan orang disekitarnya.

Pendidikan dimasa sekarang di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah telah menghimbau rakyatnya untuk melakukan sosial distancing dengan menerapkan sistem belajar dari rumah (daring) tentunya harapannya hal ini dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 yang telah menjadi pandemi dunia. Hal tersebut tentunya akan membatasi ruang gerak manusia untuk bersosial dan beraktivitas di luar rumah. Pemerintah juga menghimbau para peserta didik untuk belajar di rumah dan sebagai gantiya orang tua pun yang mendidik dan mengajari materi yang disampaikan guru melalui HP/internet.30 Namun, berkaitan aturan pemerintah tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru selama masa pandemi agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik yaitu dengan pendekatan belajar secara daring (menggunaka jaringan internet) dan pendekatan luring (diluar jaringan internet). Demikian, kedua pendekatan tersebut agar dapat dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga proses belajar mengajar terutama dalam mendidik anak usia dini dapat berjalan dengan baik.

30 Luthfi dan Ahsani, “Strategi Orang Tua dalam Mengajar dan Mendidik Anak dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19”, jurnal, (IAIN Kudus, 2020), vol. 3 nomor 1, tersedia di : https://ejournal.stainupwr.ac.id, diakses pada 13 Februari 2021.

27 a. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.31

Berikut dasar hukum penyelengaraan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 :

1. Keppres No. 11 tahun 2020, tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat covid-19.

2. Keppres No. 12 tahun 2020 tentang penetapan bencana non-alam penyebaran corona virus sebagai bencana nasional.

3. Surat keputusan kepala BNPB 9.A. tahun 2020, tentang penetapan status keadaan tertentu darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona di indonesia.

4. SE Mendikbud No. 3 tahun 2020, tentang pencegahan covid-19 pada satuan pendidikan.

5. SE Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang pelaksanaa kebijakan pendidikan dalammasa darurat penyebaran virus corona.

31 BIODIK, “ Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19”, jurnal, (universitas jambi, 2020), vol. 6 nomor 2, tersedi di : https://online-journal.unja.ac.id/biodik , diakses pada tanggal 3 April 2021.

28

6. Surat edaran menteri PANRB No. 19 tahun 2020, tentang penyesuaian sistem kerja apatur sipil negara dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 di lingkungan instansi pemerintah.32

Berdasar surat edaran nomor 4 tahun 2020 batas-batas pembelajaran daring sebagai berikut :

a. Siswa tidak di bebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum.

b. Pembelajaran dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

c. Difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai covid-19.

d. Tugas dan aktivitas di sesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar di rumah.

e. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dari guru.33

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Menurut Isman pembelajaran daring adalah pemanfaatan

32 Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah, (purwodadi : Sarnu Untung, 2020), hlm. 9-10.

33 Ibid, hlm. 11.

29

jaringan internet dalam proses pembelajaran.34 Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring seperti WhatsApp, zoom meeting, google classroom, edmodo dan lain-lain.

Namun, aplikasi media Komunikasi yang paling banyak dan mudah digunakan adalah media WhatsApp.

Di tengah kondisi pandemi covid-19 tentunya dunia pendidikan sangat membutuhkan media pembelajaran berbasis multimedia. Tidak hanya pendidikan bagi orang dewasa saja melainkan seluruh pendidikan di indonesia termasuk pendidikan pada anak usia dini. Media pembelajaran berbasis multimedia sangat membantu dan sebagai solusi pendidikan terutama pendidikan anak usia dini untuk melangsungkan pembelajaran agar pendidikan tetap berjalan. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Sedangkan multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan animasi. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat segalanya menjadi mudah, banyak temuan baru di dunia pendidikan mengenai teknologi yang dapat mempermudah berbagai aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran termasuk juga pembelajarn anak usia dini.35

34 Albert Efendi Pohan, Konsep ..., hlm. 2.

35 Patni Ninghardjanti, Pembelajaran Multimedia Berbasis Mobile Learning, (Banyumas:

Pena Persada, 2020), hlm. 15-16.

30

Berikut media pembelajaran daring yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini :

a) Whatsapp

Aplikasi Whatsapp sebagai solusi yang banyak di gunakan sebagai media pembelajaran di masa pandemi covid-19 terutama pada pembelajaran anak usia dini. Whatsapp merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa pulsa, karena whatsapp Messenger menggunakan paket data internet. Whatsapp memiliki berbagai fungsi, di antaranya dapat mengirim pesan, chat grup, berbagi foto, video, dan dokumen bahkan mengirim alamat link.

Whatsapp juga dapat di gunakan secara bersama melalui room chat goup. Room chat group dapat di gunakan untuk berdiskusi bahkan dapat di gunakan sebagai untuk melakukan konferensi dengan sesama anggota group.36

b) Youtube

Youtube adalah sebuah portal website yang menyediakan layanan video sharing. User yang telah mendaftarkan dapat mengupload video miliknya ke server youtube agar dapat di lihat oleh khalayak internet di seluruh dunia.37 Youtube dapat di gunakan sebagai media pembelajaran berbasi multimedia juga sebagai solusi pembelajaran pada anak usia dini agar pendidikan anak usia dini tetap berjalan dengan baik dan

36 Wulan Nurjanah, pembelajaran sejarah jarak jauh di era pandemi covid-19, (Klaten : Lakeisha, 2022), hlm. 16.

37 Asdani Kindarto, Belajar Sendiri Youtube, (jakarta : Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 1.

31

lancar. Beberapa keuntungan yang diperoleh sorang pengajar dari membangun channel youtube, antara lain :

1. Video pembelajaran dapat tersimpan dengan aman, mudah diakses, dan di bagikan kepada orang lain.

2. Memberi peluang kepada orang lain untuk memberikan masukan terhadap video yang di buat.

3. Meningkatkan kreativitas diri dalam membuat video pembelajaran.

4. Membangun komunitas belajar melalui youtube.

5. Meningkatkan potensi diri melalui karya video.38

b. Pembelajaran Luring

Pembelajaran luring yaitu pembelajaran tanpa jaringan internet dan memerlukan tatap muka secara langsung tanpa jaringan internet. Pada siaran pers (137/sipres/A6/VI/2020), pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan yang berada di zona hijau dengan syarat dan ketentuan tertentu salah satunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.39

Luring adalah aktifitas yang dilakukan tanpa memanfaatkan akses internet ataupun intranet. Ineternet merupakan suatu jaringan komunikasi

38 Hamdan Husein, Media Pembelajaran Digital, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2021), hlm. 47.

39 Siti Faizatun, “Implementasi Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Pandemi Covid-19”, jurnal, (IAIN Salatiga, 2020), vol. 8 nomor 2, tersedia di:

https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/index diakses pada 8 April 2021.

32

yang menghubungkan satu media elektronik dengan media yang lainnya.

Intranet merupakan suatu jaringan privasi yang terhubung dengan menggunakan protokol internet TCP/IP dengan tujuan berkomunikasi dan mengirim informasi rahasia hanya dalam lingkup terbatas.40 Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa pembelajaran luring adalah pembelajaran yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik di luar jaringan internet atau tanpa menggunakan jaringan internet.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas secara langsung diantaranya :

1. Membentuk tim satgas Covid-19 sekolah sebagai penanggungjawab persiapan dan pelaksana protokol kesehatan di sekolah. Satgas juga menjadi pusat informasi progam pencegahan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka.

2. Melengkapi sarana dan prasarana protokol kesehatan seperti ketersediakan alat dan bahan protokol kesehatan, seperti thermo gun, hand sanitizer, wastafel, sabun tangan, larutan disinfektan, dan ketersediaan air bersih yang cukup untuk seluruh warga sekolah.

3. Bila diperlukan ada surat pernyataan dari orang tua tentang bersedia atau tidak bersedia anaknya belajar secara tatap muka. Orang tua yang tidak bersedia anaknya tatap muka, diberikan pembelajaran jarak jauh dengan Daring.

40 Jenri Ambarita, Pembelajaran Luring, (indramayu : Adanu Abimata, 2020), hlm. 5.

33

4. Susun tata tertib program kesehatan sekolah yang dipublikasikan kepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.41

Sekolah yang sudah memenuhi daftar persyaratan pembukaan sekolah di zona hijau pembelajaran tatap muka tak bisa langsung dilakukan secara normal begitu saja (Nadiem). Satuan pendidikan harus lebih dulu melalui masa transisi selama dua bulan pertama. Pada pendidikan Anak usia Dini (lembaga PAUD) diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka paling cepat November 2020 untuk lembaga pendidikan yang berada di zona hijau. Ketentuan jaga jarak minimal 1,5 meter untuk PAUD, maksimal 5 peserta didik per kelas (dari standar 15 peserta didik per kelas).

Bila selama masa transisi kondisi aman, maka bisa dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.42

Pembelajaran luring sejatinya memberi manfaat yang banyak meskipun tidak seefektif ketika pada saat pembelajaran normal. Adanya pembelajaran luring menjadikan pendidik dan peserta didik dapat beradaptasi kembali mengenal karakter peserta didik meskipun di masa pandemi akan tetapi tetap memperhatikan kebijakan pemerintah. Pada masa pandemi ini kita dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran baik daring dan luring.43

41 Wasit Wicasono, Langkah Mengamankan Belajar Tatap Muka, 2020, tersedia di : https://www.kompas.com, diakses pada 8 April 2021.

42 Ayunda Pininta Kasih, Ini Jumlah Siswa Per Kelas Bila Sekolah Memenuhi Syarat Tatap Muka, 2020, tersedia di : https://www.kompas.com, diakses pada 8 April 2021.

43 Jenri Ambarita, Pembelajaran ..., hlm. 17.

104 BAB V PENUTUP

Dokumen terkait