• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI RA MASYITHOH MELIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI RA MASYITHOH MELIKAN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI RA MASYITHOH MELIKAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Disusun oleh : DENI WULAN

16430007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA 2022

(2)

ii

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 513056 Fax. (0274) 586117 Yogyakarta 55281 PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nomor : B-3498/Un.02/DT/PP.00.9/12/2022

Tugas Akhir dengan judul : PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 UNTUK ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI RA MASYITHOH MELIKAN

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : DENI WULAN

Nomor Induk Mahasiswa : 16430007

Telah diujikan pada : Selasa, 13 Desember 2022 Nilai ujian Tugas Akhir : A/B

dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

TIM UJIAN TUGAS AKHIR Ketua Sidang

Dr. Drs. Ichsan, M.Pd SIGNED

Valid ID: 63aa4a1564750

Penguji I Penguji II

Drs H Suismanto, M.Ag Siti Zubaedah, S.Ag., M.Pd

SIGNED SIGNED

Valid ID: 63aae3c82f077 Valid ID: 63a96ecc8dca3

Yogyakarta, 13 Desember 2022 UIN Sunan Kalijaga

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd.

SIGNED Valid ID: 63aae815b4688

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi ABSTRAK

DENI WULAN, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2022.

Munculnya wabah Covid-19 di indonesia membawa dampak buruk bagi seluruh masyarakat indonesia terutama pada bidang pendidikan. Pelaksanan pembelajaran anak usia dini menjadi tantangan baru. Setiap sekolah menerapkan pembelajaran yang bervariasi sesuai keadaan, kondisi dan kebutuhan yang di hadapi, yang tidak lepas dari aturan yang di tetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, perlu diketahui pembelajaran yang diterapkan di sekolah di masa pandemi covid-19, kendala yang di hadapi guru juga faktor pendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan tentang pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan, untuk mengetahui kendala yang di hadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 kelompok B di RA Masyithoh Melikan, juga untuk mengetahui faktor pendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan.

Penulisan ini menggunakan teknik pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan metode interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Mengetahui keabsahan dan kebenaran hasil penelitian dengan teknik triangulasi.

Hasil penulisan menunjukan bahwa : 1) Pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan menerapkan pembelajaran daring dan tatap muka terbatas secara bersama dalam satu hari setiap harinya sesuai jadwal yang di buat oleh guru kelas dengan alokasi waktu yang berbeda. Pada pembelajaran daring dilaksanakan melalui group whatsap di mulai sebelum pukul 8 pagi hingga pukul 9 malam sesuai RPPH, kegiatan meliputi pembuka, kegiatan inti dan penutup. Sedangkan pembelajaran tatap muka terbatas dimulai pukul 8 hingga 9 pagi meliputi kegiatan penyambutan, pembuka, kegiatan inti, dan penutup. 2) kendala yang di hadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 diantaranya pada pembelajaran daring : orang tua/wali tidak memiliki handphone, jaringan yang tidak mendukung, keterbatasan pemahaman IT, guru dituntut memiliki HP dengan memori yang memadai, dan belajar yang kurang interaktif. Pada pembelajaran tatap muka terbatas : waktu belajar tatap muka yang terbatas dan orang tua yang sulit di atur. 3) faktor pendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 diantaranya : dukungan pemerintah, dukungan orang tua/wali, kecanggihan teknologi, kemauan guru untuk belajar, fasilitas sekolah yang memadai, dan waktu belajar yang fleksibel.

Kata Kunci : Pembelajaran, Pandemi Covid-19, Anak Usia Dini

(7)

vii MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”1

(Q.S Al-Baqarah ayat 153)

1 Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya.

(Surabaya : Khulyan Publisher. 2019), hlm. 62.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk Almamater Tercinta

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas nikmat, rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa kita tunggu syafaatnya di hari kiamat nanti. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan selama saya menjadi mahasiswa.

2. Dr. Sigit Purnama, S. Pd. I., M. Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh studi.

(10)

x

3. Dra. Rohinah, S.Pd.I., M.A, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Sunan Kalijaga yang telah memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

4. Dr. Ichsan, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skrispi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran sehingga dapat menyetujui, mengarahkan dan membantu membimbing skripsi ini hingga selesai.

5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah memberikan bekal ilmu kepada peneliti selama belajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Seluruh pegawai tata usaha dan karyawan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga yang telah memberi fasilitas untuk keperluan penelitian skripsi sampai dengan selesai.

7. Ibu Suharyati, S. Pd. selaku kepala sekolah RA Masyithoh Melikan yang telah memberikan izin dan kesempatan melakukan penelitian dan penulisan untuk memenuhi tugas akhir sampai dengan selesai di RA Masyithoh Melikan.

8. Segenap guru dan karyawan RA Masyithoh Melikan yang telah memberi data informasi yang di perlukan oleh penulis sampai dengan selesai juga memberi dorongan dan motivasi penulis dalam penyelesaian tugas skripsi ini.

9. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberi semangat, dukungan serta selalu mendoakan penulis.

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi.

Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kelebihan dalam penulisan skripsi ini. Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima Allah SWT. dan mendapat limpahan rahmat dan karunia-Nya. Aamiin

Yogyakarta, 21 November 2022 Penulis,

Deni Wulan NIM. 16430007

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN SKRIPSI... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN BERJILBAB ... v

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULIAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 9

D. Kajian Pustaka yang Relevan ... 13

E. Kajian Teori... 17

BAB II METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penulisan... 35

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 41

F. Teknik Keabsahan Data ... 43

G. Sistematika Penulisan ... 44

(13)

xiii

BAB III GAMBARAN UMUM RA MASYITHOH MELIKAN ... 47

A. Profil RA Masyithoh melikan ... 47

B. Letak Geografis RA Masyithoh Melikan ... 48

C. Sejarah Singkat RA Masyithoh Melikan ... 49

D. Visi, Misi, dan Tujuan RA Masyithoh Melikan ... 51

E. Struktur Organisasi RA Masyithoh Melikan... 52

F. Keadaan Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik ... 53

G. Kemitraan ... 56

BAB IV PEMBAHASAN ... 57

A. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anaka Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan ... 57

B. Kendala yang di hadapi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan ... 93

C. Faktor Pendukung Guru dalam melaksanakan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan ... 97

BAB V PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan... 104

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Batas Wilayah Sekolah ... 48

Tabel 3.2 Keadaan Pendidik ... 53

Tabel 3.3 Keadaan Tenaga Kependidikan ... 54

Tabel 3.4 Keadaan Peserta Didik ... 54

Tabel 4.1 jadwal PTMT Kelompok B1... 82

Tabel 4.2 jadwal PTMT Kelompok B2... 82

Tabel 4.3 jadwal PTMT Kelompok B3... 82

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi RA Masyithoh Melikan ... 52

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Persebaran covid-19 di pleret bulan Mei 2021 ... 6

Gambar 3.1 Gedung RA Masyithoh Melikan ... 47

Gambar 3.2 Denah Lokasi RA Masyithoh Melikan... 49

Gambar 4.1 Rapat Wali Murid Kelompok B ... 57

Gambar 4.2 Video Pembelajaran Tentang Panca Indra ... 61

Gambar 4.3 Video Pembelajaran Tentang Jaga Jarak... 61

Gambar 4.4 Proses Perekaman Pembelajaran Daring ... 62

Gambar 4.5 Gambar Rapat Guru ... 67

Gambar 4.6 Menyusun Perangkat Pembelajaran ... 69

Gambar 4.7 Tempat Cuci Tangan ... 78

Gambar 4.8 Penyambutan Anak dengan Cek Suhu Tubuh ... 78

Gambar 4.9 Ketentuan Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok B... 79

Gambar 4.10 Pelaksanaan pembelajaran Daring melalui Group Whatsapp .... 83

Gambar 4.11 Kegiatan Pembelajaran Daring... 84

Gambar 4.12 Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ... 86

Gambar 4.13 Penyambutan Anak dengan Cek Suhu Tubuh ... 87

Gambar 4.14 Mencuci tangan sebelum memasuki Kelas ... 87

Gambar 4.15 Anak Memasuki Kelas ... 88

Gambar 4. 16 Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Di Ruang Kelas ... 88

Gambar 4.17 Pembelajaran di Ruang Kelas ... 89

Gambar 4.18 Pemanfaatan Channel Youtube ... 99

Gambar 4.19 Pemanfaatan Group Whatsapp ... 99

Gambar 4.20 Proses Take Youtube ... 100

Gambar 4.21 Pengarahan dari Kemenag ... 100

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi... 114

Lampiran 2 pedoman Dokumentasi ... 115

Lampiran 3 Pedoman wawancara... 116

Lampiran 4 Catatan Lapangan I ... 129

Lampiran 5 Catatan Lapangan II ... 131

Lampiran 6 Catatan Lapangan III ... 133

Lampiran 7 Catatan Lapangan IV ... 135

Lampiran 8 Catatan Lapangan V... 138

Lampiran 9 Catatan Lapangan VI ... 140

Lampiran 10 Catatan Lapangan VII ... 142

Lampiran 11 Catatan Lapangan VIII ... 144

Lampiran 12 Catatan Lapangan IX ... 146

Lampiran 13 Catatan Lapangan X... 147

Lampiran 14 Catatan Lapangan XI ... 149

Lampiran 15 Catatan Lapangan XII ... 151

Lampiran 16 Catatan Lapangan XIII ... 153

Lampiran 17 Catatan Lapangan XIV ... 155

Lampiran 18 Foto Dokumentasi ... 157

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ... 160

Lampiran 20 Sertifikat Sospem ... 161

Lampiran 21 Sertifikat PPL ... 162

Lampiran 22 Sertifikat PLP-KKN Integratif ... 163

Lampiran 23 Sertifikat TOEC/TOEFL ... 164

Lampiran 24 Sertifikat PKTQ ... 165

Lampiran 25 Sertifikat OPAK ... 166

Lampiran 26 Sertifikat ICT ... 167

Lampiran 27 Sertifikat TIK ... 168

Lampiran 28 Bukti Seminar Proposal ... 169

Lampiran 29 Surat Penunjuk Bimbingan... 170

(18)

xviii

Lampiran 30 Kartu Bimbingan Skripsi ... 171

Lampiran 31 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 172

Lampiran 32 Surat Telah Melaksanakan Penelitian... 173

Lampiran 33 Ijazah SMA ... 174

Lampiran 34 Daftar Riwayat Hidup ... 175

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2 Semua anak tumbuh dan berkembang dengan tingkatan yang berbeda- beda. Pada anak usia dini, masa ini merupakan masa-masa dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat hebat. Banyak hal yang harus diajarkan untuk anak usia dini agar ia memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan untuk menunjang kehidupannya di masa mendatang yang tak lepas dari peran pendidik.

Setiap anak di lahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tua dan pendidik yang bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan yang terbaik dan benar.3 Perjalanan manusia ditentukan pada usia dini karena segala pondasi pendidikan diberikan pada masa emas ini. Pada dunia pendidikan anak usia

2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 2.

3 Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), hlm. 20.

(20)

2

dini program yang diselenggarakan sebuah lembaga sekolah harus dibuat dengan memahami karakteristik anak usia dini.4

Setiap manusia perlu pendidikan. Adanya pendidikan manusia dapat menggali seluruh potensi yang dimilikinya sehingga ia akan mampu menghadapi permasalahan hidup yang dihadapinya. Menurut Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5 Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan dalam keluarga. Namun, pendidikan juga tidak lepas dari pendidikan formal seperti sekolah PAUD, Taman Kanak-Kanak atau Raudhatul Athfal, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah dan pendidikan sejenis lainnya. Peran pendidik/guru tentunya sangat penting dalam dunia pendidikan formal terutama di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini untuk membantu peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai harapan demi menunjang kehidupan anak dikehidupan selanjutnya.

Munculnya wabah Covid-19 di indonesia tentunya membawa dampak buruk bagi seluruh masyarakat indonesia. Virus Covid-19 ini muncul pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Banyak sektor

4 Hibana S. Rahman, Konsep dasar pendidikan anak usia dini, (jakarta: pustaka ilmu, 2002), hlm. 29.

5Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ...., hlm. 2.

(21)

3

yang ikut merasakan dampak akibat pandemi ini baik bidang pendidikan, ekonomi, pariwisata, kesehatan dan masih banyak lagi. Adanya wabah covid- 19 yang muncul di indonesia tentunya membuat seluruh masyarakat waspada karena virus ini sangat berbahaya dan dapat menular dengan mudah. Virus corona atau sering disebut covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Penularannya pun sangat mudah. Menurut WHO (World Health Organization), penularan virus corona dapat melalui udara, melalui droplet (batuk, bersin, berbicara, dan bernapas), melalui permukaan yang terkontaminasi, dan juga melalui limbah manusia. Penanganan virus Corona ini pun juga belum ditemukan.

Hampir semua sektor terdampak akibat wabah Covid-19 ini terutama pada bidang pendidikan. Menteri pendidikan dan Kebudayaan oleh Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19.6 Melihat kondisi semakin bertambahnya jumlah kasus terinfeksinya virus Corona di indonesia tentunya membuat pemeritah tidak tinggal diam, terutama di bidang pendidikan. Demi lancarnya proses kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan ditengah wabah Covid-19 maka

6 Sekretariat GTK, Kebijakan kemendikbud , (Kemendikbud, 2020), Tersedia di:

https://gtk.kemdikbud.go.id diakses pada 28 Januari 2021.

(22)

4

pemerintah membuat kebijakan bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan secara Daring. Pembelajaran secara daring ini berlaku untuk seluruh tingkat pendidikan yang ada di indonesia termasuk Perguruan Tinggi. Begitu pula dengan tingkat pendidikan yang setara dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Taman Kanak-Kanak atau Raudhatul Athfal. Pembelajaran daring yaitu pembelajaran tanpa tatap muka antara peserta didik dengan guru, pembelajarannyapun dilakukan secara online menggunakan jaringan internet dengan menggunakan teknologi seperti handphone, notebook, komputer atau teknologi lain yang dapat digunakan. Selain itu, pemerintah juga sudah memperbolehkan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terbatas pada lembaga sekolah yang berada pada zona hijau dengan memenuhi syarat- syarat yang harus terpenuhi seperti kelengkapan alat kesehatan hal ini berdasarkan surat keputusan bersama menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama, menteri kesehatan, dan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 4/KB/2020.7

Melihat kondisi seperti sekarang, penerapan pembelajaran daring di tingkat PAUD/TK/RA atau tingkat sejenisnya juga sudah dilaksanakan sejak awal keluarnya surat edaran kemendikbud nomor 4 tahun 2020. Pada dunia pendidikan di indonesia yang harus terus berjalan, tentunya pendidik atau guru di tuntut untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk peserta didik agar proses kegiatan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 dalam dunia pendidikan terutama pendidikan anak usia dini berjalan dengan baik dan

7 SKB menteri, SKB pembelajaran tatap muka, (SKB menteri, 2020), tersedia di : https://covid-19.go.id diakses pada tanggal 24 Maret 2021.

(23)

5

lancar. Pada masa pandemi seperti sekarang peran guru sangat di harap- harapkan oleh orang tua/wali peserta didik. Dampak di dunia pendidikan pada masa pandemi juga turut dirasakan oleh orang tua/wali peserta didik.

Pembelajaran yang berlangsung di rumah membuat orang tua yang seharusnya bekerja juga di tuntut untuk turut serta mendampingi anak belajar sehingga banyak orang tua/wali yang mengeluh akan kondisi seperti sekarang terutama kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Oleh karena, peran guru dalam memberikan pembelajaran bagi peserta didik di masa pandemi covi-19 seperti sekarang ini menjadi sangat penting, agar anak-anak tetap dapat belajar dengan baik yang bukan hanya sekedar memberikan tugas namun apa yang disampaikan guru selama pembelajaran dapat diterima baik oleh peserta didik terutama di tingkat pendidikan Anak Usia Dini.

Pendidikan untuk Anak Usia Dini tidak boleh disepelakan apalagi dimasa seperti sekarang ini. Justru keadaan seperti sekarang ini ditengah pandemi menjadi tantangan untuk kita semua, baik guru maupun orang tua untuk sama-sama saling mendukung dan memberikan pendidikan yang terbaik dan memaksimalkan keadaan yang ada agar semua proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan anak dapat tumbuh juga berkembang sesuai yang di harapkan. Pendidikan juga tidak lepas dari ajaran islam sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut :

(24)

6

Artinya : “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim (baik laki-laki atau perempuan).” (H.R. Ibnu Majah)8

Pada keadaan apapun menuntut ilmu tidak menjadi halangan untuk tidak belajar, justru dimasa pandemi covid-19 menjadi tantangan untuk terus belajar dan menyesuaikan keadaan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah terjadi karena belajar sepanjang hayat.

RA Masyithoh Melikan merupakan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ditengah masyarakat modern dan juga masayarakat pedesaan. Pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini demi terputusnya rantai penyebaran virus Corona, lembaga pendidikan tingkat Anak Usia Dini RA Masyithoh Melikan telah melaksanakan pembelajaran secara daring sesuai dengan surat edaran pemerintah. Berdasarkan Siaran Pers Nomor 137/sipres/A6/VI/2020 mengenai penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemi tentang penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas juga diperbolehkan untuk dilakukan pada zona hijau dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Gambar 1.1 Peta Persebaran Virus Corona Mei 2021

8Ainu Rasyid, Hadist-hadist Tarbawi, (Yogyakarta: Diva Press, 2017), hlm. 28.

(25)

7

RA Masyithoh melikan berdasarkan peta persebaran virus corona berada pada zona hijau pada wilayah kecamatan pleret sehingga boleh melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terbatas. Mengacu pada siaran pers dan Surat keputusan Bersama menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama, menteri kesehatan, dan menteri dalam negeri republik indonesia RA Masyithoh Melikan pada kelompok B juga telah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terbatas (luring) untuk menyiapkan anak- anak agar lebih siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya yaitu sekolah dasar, sehingga pembelajaran kelompok B di RA masyithoh melikan dilakukan secara daring dan tatap muka terbatas. Guru dituntut untuk dapat merancang dan mendesain pembelajaran secara daring terutama pada kelompok B secara efektif dan ringan yang tidak memberatkan anak juga orang tua/wali yang mendampingi anak selama belajar dari rumah atau secara daring. Guru juga dituntut agar melaksanakan pembelajaran tatap muka secara aman, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan protokol kesehatan dalam mendampingi anak-anak kelompok B dalam belajar di RA Masyithoh Melikan. Hal tersebut menjadi tanggung jawab kita semua termasuk guru yang perannya sangat penting dan di harap-harapkan oleh masyarakat.

Keadaan pandemi covid-19 membuat pembelajaran di RA Masyithoh Melikan yang semula berjalan normal harus melaksanakan pembelajaran secara daring sesuai dengan aturan pemerintah. Pembelajaran daring di RA Masyithoh Melikan berlaku untuk kelompok A dan kelompok B. Akan tetapi banyak keluhan yang di terima oleh kepala sekolah dari orag tua/wali

(26)

8

kelompok B mengenai keadaan anak-anaknya yang sudah memasuki kelompok B yang sebentar lagi melanjutkan pendidikan sekolah dasar agar pembelajarannya berbeda dengan kelompok A. Pada kelompok A melaksanakan pembelajaran secara daring saja sedangkan setelah kepala sekolah menerima keluhan dan masukan dari orang tua/wali kelompok B pada rapat yang diadakan sekolah, kepala sekolah memutuskan pembelajaran pada kelompok B berlansung secara daring dan tatap mukad terbatas sebagai langkah untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang yang telah di angkat penulis di atas, penulis menemukan hal yang menarik dan berbeda di tengah pandemi covid- 19 untuk di teliti mengenai pembelajaran pada masa pandemi covid-19 di RA Masyithoh Melikan, dimana sekolah-sekolah lain setingkat pendidikan anak usia dini menerapkan pembelajaran daring saja, akan tetapi di RA Masyithoh Melikan pembelajaran pada kelompok B bukan hanya melaksanakan pembelajaran daring saja akan tetapi melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas berdasarkan kedaan, kondisi dan kebutuhan peserta didik di lembaga RA Masyithoh Melikan berdasarkan kesepakatan sekolah dengan wali/orang tua peserta didik oleh karena itu untuk mengetahui lebih jauh, penulis melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan”

untuk mengetahui pembelajaran pada masa pandemi covid-19 kelompok B di RA Masyithoh Melikan dalam mempersiapkan peserta didiknya masuk ke jenjang pendidikan lanjut.

(27)

9 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan?

2. Apa kendala yang di hadapi guru di RA Masyithoh Melikan dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan?

3. Apa faktor pendukung guru di RA Masyithoh melikan dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Menjelaskan tentang pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan.

b. Menjelaskan tentang kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan.

c. Menjelaskan tentang faktor pendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan.

(28)

10 2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan penulis nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang sesuai dengan bidang ilmunya demi menunjang kesuksesan dunia pendidikan nasional.

2) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi, membantu memecahkan masalah, ataupun sebagai masukan bagi penulis selanjutnya sesuai topik pembahasan yang diangkat oleh penulis terutama yang berkaitan dengan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Penulis

a) Sebagai bekal dan menambah ilmu pengetahuan sehingga kedepannya penulis dapat menentukan upaya yang tepat dan dapat dilaksanakan dalam melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini dengan baik jika menghadapi perubahan kondisi yang tak terduga.

b) Menambah wawasan pengetahuan tentang pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini dalam dunia pendidikan terutama di tingkat pendidikan anak usia dini.

(29)

11 2) Bagi Guru

a) Sebagai dorongan agar guru selalu mengetahui tugas dan perannya sebagai seorang pendidik yang profesional dalam keadaan apapun.

b) Penelitian ini dapat dijadikan renungan tentang bagaimana seharusnya sebagai seorang guru agar mengembangkan diri dan memberikan layanan pendidikan yang terbaik untuk anak didiknya serta siap dalam keadaan apapun terutama dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

c) Sebagai dorongan dan renungan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini jika sewaktu-waktu keadaan berubah seperti di masa pandemi covid-19.

3) Bagi Orang Tua

Sebagai dorongan orang tua agar mendukung upaya guru dalam memberikan pelayanan pendidikan terutama dalam melaksanakan pembelajaran untuk putra putrinya baik dalam kondisi apapun termasuk keadaan yang seperti sekarang di masa pandemi covid-19.

4) Bagi Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi sekolah lain tentang penerapan dan usaha yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

(30)

12 5) Bagi Mahasiswa

a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan dalam mempersiapkan dan membekali diri menjadi seorang pendidik yang siap terjun ke dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya.

b) Sebagai dorongan dan renungan agar kedepannya dapat mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik yang mengetahui tugas dan perannya sebagai seorang pendidik yang profesional dalam dunia pendidikan dan dalam kondisi apapun.

6) Bagi Fakultas

Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

7) Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada umumnya dan bagi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

(31)

13 D. Kajian Pustaka yang Relevan

Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan judul yang diangkat penulis tentang

“Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Anak Usia Dini Kelompok B di RA Masyithoh Melikan”. Berikut penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan di teliti oleh penulis, antara lain :

Pertama, jurnal yang ditulis oleh Baroroh Indiani pada tahun 2020 dari Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan yang berjudul Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Dengan Media Daring Pada Masa Pandemi Covid-19.

Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa Peraturan physical Distanding pada masa pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) membuat dunia pendidikan ikut merasakan dampaknya. Pandemi ini memaksa merubah proses pembelajaran yang sebelumnya tidak pernah dipersiapkan, memaksa pendidik untuk menggunakan perangkat yang ada guna mendukung pendidikan secara virtual. Media daring adalah alternatif yang sangat membantu pendidik dalam proses pembelajaran. Banyak media daring yang bisa digunakan saat ini baik melalui whatsapp group, google classroom, kelas maya, email, telegram, google form, zoom dll. Media yang baik belum tentu menghasilkan output yang maksimal. Faktor kesiapan pendidik dalam menggunakan media dan pemilihan media daring yang tepat adalah faktor yang menentukan proses pembelajaran berjalan optimal. Semua media daring memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, maka pemilihan media yang sesuai dengan peruntukannya, menarik perhatian peserta didik,

(32)

14

bahkan kolaborasi penggunaan media daring menjadi sangat penting bagi proses pembelajaran agar berjalan optimal.9

Persamaan penelitian yang diangkat oleh Baroroh Indiani terletak pada latar belakang yang sama-sama dalam keadaan pandemi sehingga membuat keadaan pendidikan berubah. Pendidik dituntut untuk melaksanakan pendidikan secara daring dan mengemas pembelajaran semenarik mungkin sehingga pembelajaran dapat berjalan optimal. Persamaannya juga terletak pada jenis penelitian yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan penelitian kualitatif. sedangkan perbedaannya terletah pada subyek yang diteliti. Subyek yang diteliti oleh Baroroh Indiani berlaku secara umum sedangkan penulis ditunjukkan untuk anak usia dini.

Kedua, jurnal yang ditulis oleh Besse Nirmala dan Haerul Annuar pada tahun 2020 dari Universitas Tadulako Sulawesi Tengah yang berjudul Home Visit: Strategi PAUD dari Rumah bagi Guru di Daerah 3T pada Masa Pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Pelaksanaan BDR (Belajar Dari Rumah) masih sulit dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran daring. Sekitar 65,5% guru tidak mengimplementasikan pembelajaran daring pada masa pandemi. Hal ini karena di daerah 3T minim fasilitas dan sumber daya manusia. Salah satu strategi bagi guru PAUD yaitu home visit dalam bentuk kelompok belajar sebanyak 84,3%. Adapun yang paling banyak melaksanakan strategi home visit yaitu guru di Kecamatan Biromaru sebanyak 13,2% dan yang paling sedikit di Kecamatan

99 Baroroh Indiani, “Mengoptimalkan Proses Pembelajaran Dengan Media Daring Pada Masa Pandemi COVID-19”,jurnal, (Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan, 2020), vol. 5 nomor 3, tersedia di : https://ojs.bpsdmsulsel.id/, diakses pada tanggal 5 Februari 2021.

(33)

15

Tanambulava sebanyak 1%. Ada empat tahapan strategi home visit yakni:

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap kegiatan lanjutan, dan monitoring dan evaluasi. Harapannya strategi home visit menjadi solusi bagi guru PAUD dengan segala keterbatasan untuk tetap memberikan layanan yang terbaik di daerah 3T.10

Berdasarkan penelitian yang diangkat oleh Besse Nirmala dan Haerul Annuar terdapat persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu penelitian ditunjukan untuk anak usia dini juga guru yang menjadi peran penting dalam pembelajaran pada masa pandemi. Perbedaan penelitian yang diangkat oleh Besse Nirmala dan Haerul Annuar menggunakan metode mix method atau gabungan atara penelitian kuantitatif dan kualitatif sedangkan penulis menggunakan metode kualitatif saja.

Ketiga, jurnal yang di tulis oleh Jajat Sudrajat pada tahun 2020 dari Universitas Semarang yang berjudul Kompetensi Guru di masa Pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pemerintah pada masa pandemi Covid-19 sekolah dituntut untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, namun juga perlu diimbangi dengan peran guru yang lebih mendalam. Kinerja guru dituntut sebagai bentuk profesionalitas. Guru dipandang profesional sehingga dapat hasil kinerja yang bagus yaitu siswa yang diajar mampu menyelesaikan proses pembelajarannya dengan baik.

Namun, menjadi masalah jika guru kurang memiliki kompetensi. Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan guru dengan mengembangkan empat

10 Besse Nirmala dan Haerul Annuar, “ Home Visit: Strategi PAUD dari Rumah bagi Guru di Daerah 3T pada Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal, (universitas Tadulako, 2020), vol. 5, tersedia di : https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.716, diakses pada tanggal 5 Februari 2021.

(34)

16

kompetensi utama yang telah ada untuk menghadapai pembelajaran melalui daring saat ini. Kompetensi hasil dari pengembangan tersebut diantaranya kompetensi penguasaan literasi dan IPTEK, kompetensi keterampilan pengelolaan kelas, dan kompetensi komunikasi serta sosial. Dengan pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut diharapkan dapat memperkecil dan membantu masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran melalui daring di masa pandemik ini sehingga proses belajar lebih baik.11

Berdasarkan penelitian yang diangkat oleh Jajat Sudrajat terdapat persamaan yang akan di teliti oleh peneliti yaitu terletak pada latar belakangnya yang sama-sama berlatar belakang pada masa pandemi covid-19 sehingga dalam proses pembelajaran di sekolah guru dituntut untuk lebih profesional lagi. Perbedaan penelitian ini yaitu terletak pada subyek yang ditunjukkan. Penelitian Jajat Sudrajat di tunjukkan untuk umum dan membahas tentang kompetensi seorang guru, sedangkan peneliti ditunjukkan untuk anak usia dini yang akan meneliti tentang pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini.

11 Jajat Sudrajat, “Kompetensi Guru di masa Pandemi COVID-19”, Jurnal, (Semarang, 2020), tersedia di : http://journals.usm.ac.id, diakses pada tanggal 5 Februari 2021.

(35)

17 E. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Sadiman, belajar adalah menambah dan mengumpulkaan sejumlah pengetahuan, sedangkan menurut Siahan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang di nyatakan dalaam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman daan latihan.12

Menurut Djamarah, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dari lingkungan yang melibatkan proses kognitif.13

Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang dapat di amati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.14

12 Daden Soepandi, Perkembangan peserta didik, (yogyakarta : CV Budi Utama, 2021), hlm. 3.

13Minan Chusni, Strategi Belajar Inovatif, (Sukoharjo : Pradina Pustaka, 2021), hlm. 1.

14Ibid, hlm. 8.

(36)

18

Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang di sengaja dari individu. Dimana kegiatan tersebut merupakan interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungannya dan hasil dari interaksi tersebut adalah perubahan tingkah laku yang bersifat permanen atau tetap.

Selain belajar, ada kata pembelajaran yang di definisikan sebagai suatu cara atau proses atau perbuatan yang dapat menjadikan seseorang belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah cara yang sengaja dilakukan atau dirancang agar peserta didik belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.15 Secara psikologis, pembelajarn ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya. Menurut Suyono dan Haryanto, pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Pembelajaran merupakan proses perubahan atas hasil pembelajaran yang mencangkup segala aspek kehidupan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.16

Berdasarkan pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa secara umum, pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan bantuan guru untuk memperoleh perubahan

15Ibid, hlm. 9

16Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, (Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), hlm. 20.

(37)

19

perilaku menuju pendewasaan diri secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Ahmad Noor Fatirul mengemukakan beberapa prinsip dalam pembelajaran17, yaitu sebagai berikut :

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan sesuai dengan kebutuhan dalam sehari-hari dan akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

Motivasi merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran untuk menggerakkan peserta didik dalam proses pembelajarannya.

2. Keaktifan

Peserta didik adalah seorang yang aktif. Belajar tidak dapat dipaksakan dan tidak dapat dilimpahkan pada orang lain. Belajar datang dari diri sendiri peserta didik. peserta didik memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta didik mampu untuk mencari menemukan dan menggunakan pengetahuan yang di perolehnya. Pada proses pembelajaran peserta didik mampu menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

17 Ahmad Noor Fatirul, Belajar dan Pembelajaran, ( Surabaya : Scopindo, 2020), hlm.

31-32

(38)

20 3. Keterlibatan langsung/pengalaman

Belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung/autentik, dalam hal ini peserta didik tidak semata-mata hanya mengamati secara langsung tetapi juga menghayati, terlibat langsung dalam perbuata, dan bertanggung jawab terhadap lainnya. Belajar harus dilakukan oleh peserta didik secara aktif, baik individual atau kelompok, dengan cara memecahkan masalah dan pendidik bertindak sebagai fasilitator.

c. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Tujuan belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup yang mencangkup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di capainya. Menurut Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.18

Tujuan pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan dan potensi dalam diri seseorang, membangun watak/karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.19

2. Pembelajaran untuk Anak Usia Dini pada masa Pandemi Covid-19 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2020), hlm.

234.

19 Ratunaman, Belajar dan Pembelajaran, ( Surabaya : Pers Universitas Unesa, 2002), hlm. 53.

(39)

21

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran tidak lepas dari interaksi pendidik sebagai guru dan peserta didik. Guru menurut bahasa, guru berasal dari bahasa indonesia yang artinya orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip oleh Poedjawijatna menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan juga berarti pengajar.20 Adapun guru menurut istilah, guru dilihat sebagai seorang pengajar yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Namun di masa sekarang pengertian guru sangat luas, yaitu semua orang yang memberikan suatu ilmu atau pendidikan tertentu kepada orang lain atau sekelompok orang dapat disebut sebagai seorang guru seperti guru silat, guru Tari, guru mengetik, dan lain sebagainya.21

Pada buku yang ditulis Jamil yang didasarkan pada undang-undang tentang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 seorang guru harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai diantaranya :

20 Aris Shoimin, Guru Berkarakter, (yogyakarta : Gava Media, 2014), hlm. 8.

21 Ibid, hlm. 9.

(40)

22 a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman guru terhadap peserta didik serta pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal seorang guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, berakhlak mulia, serta menjadi teladan bagi peserta didiknya juga bagi masyarakat serta lingkungan tempat tinggalnya dimanapun guru berada karena guru menjadi contoh tidak hanya peserta didik namun bagi seluruh lapisan masyarakat dimanapun guru berada.22

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat sehingga Guru diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat yang dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif baik dengan peserta

22 Jamil Suprihatiningkrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi &

Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 21-25.

(41)

23

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.23

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran dan keilmuan dalam materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa, pengetahuan tentang tujuan pendidikan, pengetahuan serta penguasaan metode serta model mengajar, penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran dan pengetahuan terhadap penilaian serta mampu merencanakan, juga dapat memimpin guna kelancaran proses pendidikan.24

Kompetensi itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru agar tercapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan segala sumber belajar.25

23 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.176.

24 Jamil Suprihatiningkrum, Guru ..., hlm. 113.

25 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru : Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik , (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.27.

(42)

24

Sedangkan, Menurut Sinolungan menyatakan bahwa peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat. Peserta didik merupakan subyek utama dalam penyelenggaraan pendidikaan daan pembelajaran sehingga paraa guru harus merasa atau menganggap bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.26

Anak usia dini merupakan anak berusia 0-6 tahun, dimana pada usia ini perkembangan anak sangat pesat sehingga untuk membantu pembinaan pertumbuhan dan perkembangan perlu adanya pendidikan bagi anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan yang dijalani setiap anak sebelum masuk ke jenjang pendidikan dasar atau sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang di tunjukan dengan pemberian rangsangan secara utuh yakni rangsangan pendidikan untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jsmani dan rohaninya. Tujuan pendidikan anak usia dini yaitu agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang di selenggarakan pada jalur pendidikan formal maupun nonformal.27 Pada amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi. Sedangkan dalam UU no. 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1

26 Daden Soepandi, Perkembangan peserta didik, (yogyakarta : CV Budi Utama, 2021), hlm. 1.

27 Ria Astuti, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Tasik Malaya : Edu Publisher, 2021), hlm. 2.

(43)

25

tentang perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya.28

Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah sebuah pendidikan yang diselenggarakan sebagai fasilitator dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Pendidikan anak usia dini menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Aspek perkembangan anak yaitu aspek kognitif, bahasa, sosial emosional, agama, fisik motorik, serta seni. Berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan keenam aspek perkembangan tersebut harus disediakan oleh lembaga sekolah anak usia dini. Lembaga pendidikan (sekolah) harus berorientasi pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan, kecerdasan jamak, serta kecerdasan spiritual.29

Belajar bagi anak usia dini memiliki keunikan tersendiri dimana cara belajarnya harus secara menyeluruh dan kontinyu sebagai hal yang tanpa paksaan, menyenangkan, serta peningkatan kualitas hidup dengan beragam potensi agar mampu menyesuaikan diri pada tingkatan selanjutnya. Anak di lahirkan di dunia dengan membawa potensi yang sudah melekat secara alamiah sebagai anugrah dari tuhan sedangkan orang tua dan orang dewasa di sekitar anaklah yang memiliki tanggungjawab dalam menstimulasi melalui pengetahuan, keterampilan, maupun juga

28 Ibid, hlm. 3.

29 Suyadi, Teori pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 22-25.

(44)

26

norma nilai-nilai perilaku baik yang akan digunakan anak dalam bekal bergaul, bersosialisasi, berkomunikasi dengan orang disekitarnya.

Pendidikan dimasa sekarang di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah telah menghimbau rakyatnya untuk melakukan sosial distancing dengan menerapkan sistem belajar dari rumah (daring) tentunya harapannya hal ini dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 yang telah menjadi pandemi dunia. Hal tersebut tentunya akan membatasi ruang gerak manusia untuk bersosial dan beraktivitas di luar rumah. Pemerintah juga menghimbau para peserta didik untuk belajar di rumah dan sebagai gantiya orang tua pun yang mendidik dan mengajari materi yang disampaikan guru melalui HP/internet.30 Namun, berkaitan aturan pemerintah tersebut ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru selama masa pandemi agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik yaitu dengan pendekatan belajar secara daring (menggunaka jaringan internet) dan pendekatan luring (diluar jaringan internet). Demikian, kedua pendekatan tersebut agar dapat dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga proses belajar mengajar terutama dalam mendidik anak usia dini dapat berjalan dengan baik.

30 Luthfi dan Ahsani, “Strategi Orang Tua dalam Mengajar dan Mendidik Anak dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19”, jurnal, (IAIN Kudus, 2020), vol. 3 nomor 1, tersedia di : https://ejournal.stainupwr.ac.id, diakses pada 13 Februari 2021.

(45)

27 a. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.31

Berikut dasar hukum penyelengaraan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 :

1. Keppres No. 11 tahun 2020, tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat covid-19.

2. Keppres No. 12 tahun 2020 tentang penetapan bencana non- alam penyebaran corona virus sebagai bencana nasional.

3. Surat keputusan kepala BNPB 9.A. tahun 2020, tentang penetapan status keadaan tertentu darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona di indonesia.

4. SE Mendikbud No. 3 tahun 2020, tentang pencegahan covid-19 pada satuan pendidikan.

5. SE Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang pelaksanaa kebijakan pendidikan dalammasa darurat penyebaran virus corona.

31 BIODIK, “ Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19”, jurnal, (universitas jambi, 2020), vol. 6 nomor 2, tersedi di : https://online-journal.unja.ac.id/biodik , diakses pada tanggal 3 April 2021.

(46)

28

6. Surat edaran menteri PANRB No. 19 tahun 2020, tentang penyesuaian sistem kerja apatur sipil negara dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 di lingkungan instansi pemerintah.32

Berdasar surat edaran nomor 4 tahun 2020 batas-batas pembelajaran daring sebagai berikut :

a. Siswa tidak di bebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum.

b. Pembelajaran dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

c. Difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai covid-19.

d. Tugas dan aktivitas di sesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar di rumah.

e. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dari guru.33

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Menurut Isman pembelajaran daring adalah pemanfaatan

32 Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah, (purwodadi : Sarnu Untung, 2020), hlm. 9-10.

33 Ibid, hlm. 11.

(47)

29

jaringan internet dalam proses pembelajaran.34 Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring seperti WhatsApp, zoom meeting, google classroom, edmodo dan lain-lain.

Namun, aplikasi media Komunikasi yang paling banyak dan mudah digunakan adalah media WhatsApp.

Di tengah kondisi pandemi covid-19 tentunya dunia pendidikan sangat membutuhkan media pembelajaran berbasis multimedia. Tidak hanya pendidikan bagi orang dewasa saja melainkan seluruh pendidikan di indonesia termasuk pendidikan pada anak usia dini. Media pembelajaran berbasis multimedia sangat membantu dan sebagai solusi pendidikan terutama pendidikan anak usia dini untuk melangsungkan pembelajaran agar pendidikan tetap berjalan. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Sedangkan multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan animasi. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat segalanya menjadi mudah, banyak temuan baru di dunia pendidikan mengenai teknologi yang dapat mempermudah berbagai aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran termasuk juga pembelajarn anak usia dini.35

34 Albert Efendi Pohan, Konsep ..., hlm. 2.

35 Patni Ninghardjanti, Pembelajaran Multimedia Berbasis Mobile Learning, (Banyumas:

Pena Persada, 2020), hlm. 15-16.

(48)

30

Berikut media pembelajaran daring yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini :

a) Whatsapp

Aplikasi Whatsapp sebagai solusi yang banyak di gunakan sebagai media pembelajaran di masa pandemi covid-19 terutama pada pembelajaran anak usia dini. Whatsapp merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa pulsa, karena whatsapp Messenger menggunakan paket data internet. Whatsapp memiliki berbagai fungsi, di antaranya dapat mengirim pesan, chat grup, berbagi foto, video, dan dokumen bahkan mengirim alamat link.

Whatsapp juga dapat di gunakan secara bersama melalui room chat goup. Room chat group dapat di gunakan untuk berdiskusi bahkan dapat di gunakan sebagai untuk melakukan konferensi dengan sesama anggota group.36

b) Youtube

Youtube adalah sebuah portal website yang menyediakan layanan video sharing. User yang telah mendaftarkan dapat mengupload video miliknya ke server youtube agar dapat di lihat oleh khalayak internet di seluruh dunia.37 Youtube dapat di gunakan sebagai media pembelajaran berbasi multimedia juga sebagai solusi pembelajaran pada anak usia dini agar pendidikan anak usia dini tetap berjalan dengan baik dan

36 Wulan Nurjanah, pembelajaran sejarah jarak jauh di era pandemi covid-19, (Klaten : Lakeisha, 2022), hlm. 16.

37 Asdani Kindarto, Belajar Sendiri Youtube, (jakarta : Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 1.

(49)

31

lancar. Beberapa keuntungan yang diperoleh sorang pengajar dari membangun channel youtube, antara lain :

1. Video pembelajaran dapat tersimpan dengan aman, mudah diakses, dan di bagikan kepada orang lain.

2. Memberi peluang kepada orang lain untuk memberikan masukan terhadap video yang di buat.

3. Meningkatkan kreativitas diri dalam membuat video pembelajaran.

4. Membangun komunitas belajar melalui youtube.

5. Meningkatkan potensi diri melalui karya video.38

b. Pembelajaran Luring

Pembelajaran luring yaitu pembelajaran tanpa jaringan internet dan memerlukan tatap muka secara langsung tanpa jaringan internet. Pada siaran pers (137/sipres/A6/VI/2020), pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan yang berada di zona hijau dengan syarat dan ketentuan tertentu salah satunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.39

Luring adalah aktifitas yang dilakukan tanpa memanfaatkan akses internet ataupun intranet. Ineternet merupakan suatu jaringan komunikasi

38 Hamdan Husein, Media Pembelajaran Digital, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2021), hlm. 47.

39 Siti Faizatun, “Implementasi Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Pandemi Covid-19”, jurnal, (IAIN Salatiga, 2020), vol. 8 nomor 2, tersedia di:

https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/index diakses pada 8 April 2021.

(50)

32

yang menghubungkan satu media elektronik dengan media yang lainnya.

Intranet merupakan suatu jaringan privasi yang terhubung dengan menggunakan protokol internet TCP/IP dengan tujuan berkomunikasi dan mengirim informasi rahasia hanya dalam lingkup terbatas.40 Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa pembelajaran luring adalah pembelajaran yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik di luar jaringan internet atau tanpa menggunakan jaringan internet.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas secara langsung diantaranya :

1. Membentuk tim satgas Covid-19 sekolah sebagai penanggungjawab persiapan dan pelaksana protokol kesehatan di sekolah. Satgas juga menjadi pusat informasi progam pencegahan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka.

2. Melengkapi sarana dan prasarana protokol kesehatan seperti ketersediakan alat dan bahan protokol kesehatan, seperti thermo gun, hand sanitizer, wastafel, sabun tangan, larutan disinfektan, dan ketersediaan air bersih yang cukup untuk seluruh warga sekolah.

3. Bila diperlukan ada surat pernyataan dari orang tua tentang bersedia atau tidak bersedia anaknya belajar secara tatap muka. Orang tua yang tidak bersedia anaknya tatap muka, diberikan pembelajaran jarak jauh dengan Daring.

40 Jenri Ambarita, Pembelajaran Luring, (indramayu : Adanu Abimata, 2020), hlm. 5.

(51)

33

4. Susun tata tertib program kesehatan sekolah yang dipublikasikan kepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa.41

Sekolah yang sudah memenuhi daftar persyaratan pembukaan sekolah di zona hijau pembelajaran tatap muka tak bisa langsung dilakukan secara normal begitu saja (Nadiem). Satuan pendidikan harus lebih dulu melalui masa transisi selama dua bulan pertama. Pada pendidikan Anak usia Dini (lembaga PAUD) diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka paling cepat November 2020 untuk lembaga pendidikan yang berada di zona hijau. Ketentuan jaga jarak minimal 1,5 meter untuk PAUD, maksimal 5 peserta didik per kelas (dari standar 15 peserta didik per kelas).

Bila selama masa transisi kondisi aman, maka bisa dilanjutkan dengan masa kebiasaan baru.42

Pembelajaran luring sejatinya memberi manfaat yang banyak meskipun tidak seefektif ketika pada saat pembelajaran normal. Adanya pembelajaran luring menjadikan pendidik dan peserta didik dapat beradaptasi kembali mengenal karakter peserta didik meskipun di masa pandemi akan tetapi tetap memperhatikan kebijakan pemerintah. Pada masa pandemi ini kita dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran baik daring dan luring.43

41 Wasit Wicasono, Langkah Mengamankan Belajar Tatap Muka, 2020, tersedia di : https://www.kompas.com, diakses pada 8 April 2021.

42 Ayunda Pininta Kasih, Ini Jumlah Siswa Per Kelas Bila Sekolah Memenuhi Syarat Tatap Muka, 2020, tersedia di : https://www.kompas.com, diakses pada 8 April 2021.

43 Jenri Ambarita, Pembelajaran ..., hlm. 17.

(52)

104 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pembelajaran pada masa pandemi covid-19 untuk anak usia dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan, dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Pada Masa Pandemi untuk Anak Usia Dini kelompok B di RA Masyithoh Melikan

Pada kelompok B di RA Masyithoh Melikan menerapkan pembelajaran secara daring dan tatap muka terbatas secara bersama setiap harinya dengan alokasi waktu yang berbeda sesuai jadwal yang telah di buat oleh guru kelas dimana anak yang terjadwal melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas tidak perlu mengikuti pembelajaran daring di hari tersebut. Pada pelaksanaan pembelajaran daring guru mengirim pembelajaran sesuai RPPH di hari tersebut melalui group whatsapp meliputi kegiatan pembukaan dan inti kegiatan di kirim sebelum pukul delapan pagi selanjutnya pada pukul delapan pagi hingga sembilan malam anak diberi kelonggaran mengirim kegiatan inti yang di berikan guru, pada pukul sembilan malam guru melakukan penilaian sekaligus penutupan kegiatan. Pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas pembelajaran di mulai pukul delapan hingga sembilan pagi berdurasi satu jam yang meliputi kegiatan penyambutan, pembukaan,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang telah dilakukan oleh Jauhari (2020) mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Dini di masa pandemi Covid 19, hasil

Hasil kajian ini menginformasikan bahwa dengan memanfaatkan objek wisata sebagai sumber pembelajaran dapat menyebabkan siswa memetik nilai-nilai yang terdapat pada

1 Menampilkan Halaman Pembuka Klik untuk Membuka Aplikasi Java Menampilkan Halaman Pembuka Halaman pembuka progress bar berhasil ditampilkan Sesuai harapan 2

Literature review ini menawarkan tinjauan pustaka tentang pola pembelajaran yang banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini di masa

Lebih jelasnya lagi peneliti ingin mengkaji bagaimana implementasi proses pembelajaran secara online selama pandemi Covid-19. Menurut data yang didapat dari UNESCO

Senada dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pramana, 2020) dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Masa Pandemi Covid-19” Hasil

Penelitian yang dilakukan (2011) membuktikan bahwa graphotherapy dapat digunakan untuk meny- elesaikan masalah pada siswa seperti ingatan dan kurang konsentrasi, juga

Penanaman nilai – nilai agama dan moral pada anak usia dini, pada khususnya juga dibutuhkan metode yang sesuai dengan materi dan keadaannya peserta didik agar tujuan