• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

“KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN”

Tugas ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 2

Dosen Pengampu :Koryna Aviory, S.Si, M.Pd

Oleh :

1. Siti Khotimah ( 14144100087 ) 2. Reza Nike Oktariani ( 14144100098) 3. Elga Dian Pertiwi ( 14144100108 )

Kelas : 4A3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2016

(2)

Kesebangunan dan Kekongruenan |1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

A. Bangun-bangun yang Sebangun dan Kongruen ... 2

1. Pengertian Kesebangunan... 2

2. Pengertian Kekongruenan... 6

B. Segitiga-segitiga yang sebangun ... 8

1. Syarat dua segitiga yang sebangun ... 8

2. Perbandingan Ruas Garis pada Segitiga ... 11

C. Dua Segitiga yang Kongruen ... 13

1. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen ... 14

2. Syarat Dua Segitiga Kongruen... 15

PETA KONSEP ... 19

(3)

Kesebangunan dan Kekongruenan |2

A. Bangun-bangun yang Sebangun dan Kongruen 1. Pengertian Kesebangunan

Pada Gambar 1.1 diperlihatkan 2 bangun persegipanjang yang masing-masing berukuran 36 mm× 24mm, 180 mm× 120 mm.

Perbandingan antara panjang persegipanjang ABCD dan panjang persegipanjang 𝐴′𝐵′𝐶′𝐷′ adalah 36 : 180 atau 1 : 5. Demikian pula dengan lebarnya, perbandingannya 24 : 120 atau 1 : 5. Dengan demikian, sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua persegipanjang itu memiliki perbandingan senilai (sebanding).

Perbandingan sisi yang bersesuaian dari kedua persegipanjang tersebut sebagai berikut:

𝐴𝐵 𝐴′𝐵′= 𝐵𝐶 𝐵′𝐶′= 𝐷𝐶 𝐷′𝐶′= 𝐴𝐷 𝐴′𝐷′= 1 5

Sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dari kedua persegipanjang tersebut sebagai berikut:

∠𝐴 = ∠𝐴′, ∠𝐵 = ∠𝐵, ∠𝐶 = ∠𝐶, ∠𝐷 = ∠𝐷= 90°

Dalam hal ini, persegipanjang ABCD dan persegipanjang 𝐴′𝐵′𝐶′𝐷′ memiliki sisi-sisi bersesuaian yang sebanding dan sudut-sudut bersesuaian yang sama besar. Selanjutnya, kedua persegipanjang tersebut dikatakan sebangun. Jadi persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjang 𝐴′𝐵𝐶𝐷.

(4)

Kesebangunan dan Kekongruenan |3

Sekarang amati Gambar 1.2

Jikadiukurpanjang sisi dan besar sudut-sudut ∆𝐸𝐹𝐺 dan ∆𝑋𝑌𝑍. Maka akan diperoleh hubungan sebagai berikut:

(i) 𝐸𝐹𝑋𝑌 =𝐹𝐺𝑌𝑍 =𝐸𝐺𝑋𝑍

(ii) ∠𝐸 = ∠𝑋, ∠𝐹 = ∠𝑌, dan ∠𝐺 = ∠𝑍

Oleh karena itu sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka ∆𝐸𝐹𝐺 sebangun ∆𝑋𝑌𝑍

Pengertian kesebangunan seperti ini berlaku umum untuk setiap bangun datar:

Dua bangun atau lebih dikatakan sebangun jika memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebutmemiliki perbandingan yang senilai.

2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.

(5)

Kesebangunan dan Kekongruenan |4 Contoh:

Amati gambar dibawah ini

a) Selidikilah apakah persegi ABCD dan persegi EFGH sebangun dengan persegi EFGH?

b) Selidikilah apakah persegi ABCD dan belahketupat PQRS sebangun? c) Selidikilah apakah persegi EFGH sebangun dengan belahketupat

PQRS?

Jelaskan hasil penyelidikanmu. Penyelesaian:

a) Amati persegiABCD dan persegi EFGH. (i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah

𝐴𝐵 𝐸𝐹 = 𝐵𝐶 𝐹𝐺 = 𝐷𝐶 𝐻𝐺 = 𝐴𝐷 𝐸𝐻 = 4 5

Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi ABCD dan persegi EFGHsebanding.

(ii) Bangun ABCD dan EFGH keduanya persegi sehingga besar setiap sudutnya 90°. Dengan demikian, sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

Berdasarkan (i) dan (ii), persegi ABCD dan persegiEFGH sebangun. b) Amati persegi ABCD dan belahketupat PQRS.

(i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah 𝐴𝐵 𝑃𝑄 = 𝐵𝐶 𝑄𝑅= 𝐷𝐶 𝑆𝑅 = 𝐴𝐷 𝑃𝑆 = 4 4

(6)

Kesebangunan dan Kekongruenan |5

Jadi, panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi ABCD dan belahketupat PQRS sebanding.

(ii) Besar sudut-sudut yang bersesuaian adalah sebagai berikut. ∠𝐴 ≠ ∠𝑃, ∠𝐵 ≠ ∠𝑄, ∠𝐶 ≠ ∠𝑅, ∠𝐷 ≠ ∠𝑆

Jadi, sudut-sudut yang bersesuaian tidak sama besar.

Berdasarkan (i) dan (ii), persegi ABCD dan belahketupat PQRS tidak sebangun.

c) Telah diketahui bahwa pesegi ABCD sebangun dengan persegi EFGH, sedangan persegi ABCD tidak sebangun dengan belahketupat PQRS. Dengan demikian, persegi EFGH tidak sebangun belahketupat PQRS.

(7)

Kesebangunan dan Kekongruenan |6

2. Pengertian Kekongruenan

Pada gambar 1.4 adalah gambar permukaan lantai yang akan dipasang ubin persegipanjang. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar. Jika ubin ABCD di geser searah AB (tanpa dibalik), di peroleh 𝐴 → 𝐵, 𝐵 → 𝐸, 𝐷 → 𝐶, dan 𝐶 → 𝐹sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,

𝐴𝐵 → 𝐵𝐸 sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐸 𝐵𝐶 → 𝐸𝐹 sehingga 𝐵𝐶 = 𝐸𝐹 𝐷𝐶 → 𝐶𝐹 sehingga 𝐷𝐶 = 𝐶𝐹 𝐴𝐷 → 𝐵𝐶 sehingga 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 ∠𝐷𝐴𝐵 → ∠𝐶𝐵𝐸 sehingga ∠𝐷𝐴𝐵 = ∠𝐶𝐵𝐸 ∠𝐴𝐵𝐶 → ∠𝐵𝐸𝐹 sehingga ∠𝐴𝐵𝐶 = ∠𝐵𝐸𝐹 ∠𝐵𝐶𝐷 → ∠𝐸𝐹𝐶 sehingga ∠𝐵𝐶𝐷 = ∠𝐸𝐹𝐶 ∠𝐴𝐷𝐶 → ∠𝐵𝐶𝐹 sehingga ∠𝐴𝐷𝐶 = ∠𝐵𝐶𝐹 Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh

a. Sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi panjang ABCD dan BEFC sama panjang.

b. Sudut-sudut yang bersesuaian dari persegi panjang ABCD dan BEFC sama besar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa persegi panjang ABCD dan BEFC memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Dua persegi panjang yang demikian dikatakan kongruen.

(8)

Kesebangunan dan Kekongruenan |7

Jika diukur panjang sisi dan besar sudut sudut segienam ABCDEF dan segienam PQRSTU,maka akan diperoleh hubungan sebagai berikut.

(i) (ii) AB BC CD DE EF FA PQ QR RS ST TU UP A B C D E F P Q R S T U                                  

Oleh karena itu, segienam ABCDEF kongruen dengan segienam PQRSTU.

Sedangkan, jika diukur panjang sisi dan besar sudut-sudut segienam ABCDEF dengan GHIJKL,maka diperoleh hubungan sebagai berikut.

(i) (ii) , , , , , A B C D E F G H I J K L AB GH BC HI CD IJ DE JK EF KL FA LG                             

Berdasarkan (i) dan (ii), dapat disimpulkan bahwa segienam ABCDEF sebangun dengan segienam GHIJKL.

Berdasarkan uraian tersebut maka diperoleh dua bangun yang kongruen pasti sebangun, tetapi dua bangun yang sebangun belum tentu sebangun.

Contoh :

Amatilah gambar berikut ini

a. Selidiki apakah persegipanjang ABCD kongruen dengan persegi panjang PQRS?

b. Selidiki apakah persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjang PQRS?

Bangun-bangun yang memiliki bentuk dalam ukuran yang sama dikatakan bangun-bangun yang kongruen

(9)

Kesebangunan dan Kekongruenan |8

Jelaskan hasil penyelidikanmu.

Penyelesaian:

Unsur-unsur persegipanjang ABCD adalah

𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 = 8 𝑐𝑚, 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 = 6 𝑐𝑚, dan ∠A = ∠B = ∠C = ∠D = 90° Amati persegipanjang PQRS dengan diagonal PR. Panjang PQ dapat ditentukan dengan menggunakan Dalil Pythagoras sebagai berikut: 𝑃𝑄 = (𝑃𝑅)2− 𝑄𝑅 2 = 102− 62 = 64 = 8

Jadi unsur-unsur persegipanjang PQRS adalah

𝑃𝑄 = 𝑆𝑅 = 8 cm, 𝑃𝑆 = 𝑄𝑅 = 6 𝑐𝑚, dan ∠𝑃 = ∠𝑄 = ∠𝑅 = ∠𝑆 = 90°. a. Berdasarkan uraian tersegut tampak bahwa sisi-sisi yang bersesuaian

dari persegipanjang ABCD dan persegipanjang PQRS sama panjang. Selain itu, sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua persegipanjang itu sama besar. Jadi persegipanjang ABCD kongruen dengan persegipanjang PQRS.

b. Kedua bangun datar yang kongruen pasti sebangun. Jadi persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjang PQRS.

B. Segitiga-segitiga yang sebangun

1. Syarat dua segitiga yang sebangun Pada gambar dibawah ini

QR sejajar dengan ST (QR//ST).Jika panjang sisi dan sudut-sudut diukur,maka akan memperoleh hubungan sebagai berikut:

(10)

Kesebangunan dan Kekongruenan |9 (i) 𝑃𝑄𝑃𝑆 = 𝑃𝑇𝑃𝑅 =𝑄𝑅𝑆𝑇 ;

(ii) ∠𝑇𝑃𝑆 = ∠𝑅𝑃𝑄, ∠𝑃𝑇𝑆 = ∠𝑃𝑅𝑄, ∠𝑃𝑆𝑇 = ∠𝑃𝑄𝑅. Jadi, ∆𝑃𝑆𝑇 sebangun dengan ∆𝑃𝑄𝑅.

Pada gambar diatas∆𝐴𝐵𝐶 adalah segitiga dengan 𝐴𝐵 = 𝑐; 𝐵𝐶 = 𝑎; 𝐴𝐶 = 𝑏

∠𝐴 = 𝛼; ∠𝐵 = 𝛽; ∠𝐶 = 𝛾

Jika kamu buat segitiga lain yang panjang sisi-sisi bersesuaiannya dua kali panjang sisi-sisi ∆𝐴𝐵𝐶 maka diperoleh ∆𝐾𝐿𝑀 seperti gambar (b). Dengan demikian, 𝐾𝐿 = 2𝐴𝐵 = 2𝑐, 𝐿𝑀 = 2𝐵𝐶 = 2𝑎, dan 𝐾𝑀 = 2𝐴𝐶 = 2𝑏. Sehingga perbandingan sisi yang bersesuaian dari ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐾𝐿𝑀 sebagai berikut: 𝐴𝐵 𝐾𝐿 = 𝐵𝐶 𝐿𝑀= 𝐴𝐶 𝐾𝑀= 1 2 Sisi yang bersesuian sebanding.

Selanjutnya, ukurlah sudut-sudut ∆𝐾𝐿𝑀. Dari pengukuran tersebut, akan diperoleh hubungan berikut:

∠𝐴 = ∠𝐾 = 𝛼 ∠𝐵 = ∠𝐿 = 𝛽 ∠𝐶 = ∠𝑀 = 𝛾 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Jadi Δ𝐴𝐵𝐶 dan Δ𝐾𝐿𝑀 sebangun.

(11)

Kesebangunan dan Kekongruenan |10

Pada gambar (c), Δ𝑃𝑄𝑅 dibuat sedemikian sehingga ∠𝑃 = ∠𝐴 = 𝑎, ∠𝑄 = ∠𝐵 = 𝛽, ∠𝑅 = ∠𝐶 = 𝛾. Ukur panjang sisi Δ𝑃𝑄𝑅, dari pengukuran tersebut diperoleh hubungan sebagai berikut:

𝐴𝐵 𝑃𝑄 = 𝐵𝐶 𝑄𝑅= 𝐴𝐶 𝑃𝑅= 1 3 Sisi yang bersesuaian sebanding.

Jadi, Δ𝐴𝐵𝐶 dan ΔPQR adalah sebangun.

Uraian tersebut menunjukan bahwa dua segitiga yang sisi-sisi bersesuaiannya sebanding maka sudut-sudut yang bersesuaiannya sama besar. Hal ini berarti bahwa dua segitiga yang sisi-sisi bersesuaiannya sebanding adalahsebangun.

Sebaliknya, jika dua segitiga memiliki sudut-sudut bersesuaian yang sama besar maka sisi-sisi yang bersesuaiannya sebanding. Hal ini berarti bahwa dua segitiga yang memiliki sudut-sudut bersesuaian sama besar adalah sebangun.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Dua segitiga dikatakan sebangun jika sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

Contoh :

Coba kamu selidiki apakah ∆𝐴𝐵𝐶

dan ∆𝐴′𝐵′𝐶′ pada gambar disamping sebangun? Jelaskan hasil penyelidikanmu.

Penyelesaian : Amati ∆𝐴𝐵𝐶 (𝐴𝐶)2 = (𝐴𝐵)2+ (𝐵𝐶)2 ⇔ (𝐴𝐶)2= 82+ 62 ⇔ 𝐴𝐶 2 = 100 ⇔ 𝐴𝐶 = 100 = 10 Jadi, 𝐴𝐶 = 10 Amati ∆𝐴′𝐵𝐶′ (𝐴′𝐵′)2 = (𝐴′𝐶′)2− (𝐵′𝐶′)2 ⇔ (𝐴′𝐵′)2= 52− 32

(12)

Kesebangunan dan Kekongruenan |11

⇔ (𝐴′𝐵′)2 = 25 − 9 ⇔ (𝐴′𝐵′)2 = 16 ⇔ 𝐴′𝐵= 16 = 4

Oleh karena itu, 𝐴𝐵 𝐴′𝐵′= 8 4= 2; 𝐵𝐶 𝐵′𝐶′= 6 3= 2; 𝐴𝐶 𝐴′𝐶′= 10 5 = 2 Berarti, 𝐴𝐴𝐵𝐵 = 𝐵𝐵𝐶𝐶 = 𝐴𝐴𝐶𝐶

Jadi, ∆𝐴𝐵𝐶sebangun dengan ∆𝐴′𝐵′𝐶 2. PerbandinganRuasGarispadaSegitiga

Amati gambar 1.10 diketahui bahwa 𝑆𝑇 ∕ 𝑃𝑅, oleh karena itu,

Berdasarkan (1),(2), dan (3), di peroleh∆𝑆𝑄𝑇 sebangun dengan ∆𝑃𝑄𝑅 sehingga

(*)

SQ TQ ST

PQRQPR

Jika 𝑃𝑆 = 𝑝, 𝑆𝑄 = 𝑞, 𝑅𝑇 = 𝑟, 𝑇𝑄 = 𝑠, 𝑃𝑅 = 𝑡 dan 𝑆𝑇 = 𝑢, dengan 𝑝 ≠ 0, 𝑞 ≠ 0, 𝑟 ≠ 0, 𝑠 ≠ 0, 𝑡 ≠ 0, 𝑢 ≠ 0,seperti tampak pada gambar 1.10maka persamaan (*) menjadi

( ) ( )

q s u

pqrst

Sekarang, amati perbandingan senilai 𝑞 𝑝+𝑞 =

𝑠

𝑟+𝑠. kedua ruas dikalikan dengan 𝑝 + 𝑞 𝑟 + 𝑠 , sehingga diperoleh:

⇔ 𝑞 𝑝 + 𝑞 𝑝 + 𝑞 𝑟 + 𝑠 = 𝑠 𝑟 + 𝑠 𝑝 + 𝑞 𝑟 + 𝑠 ⇔ 𝑞 𝑟 + 𝑠 = 𝑠 𝑝 + 𝑞 ⇔ 𝑞𝑟 + 𝑞𝑠 = 𝑝𝑠 + 𝑞𝑠 ⇔ 𝑞𝑟 + 𝑞𝑠 − 𝑞𝑠 = 𝑝𝑠 + 𝑞𝑠 − 𝑞𝑠 1) ∠𝑆𝑄𝑇 = ∠𝑃𝑄𝑅 (berimpit) 2) ∠𝑇𝑆𝑄 = ∠𝑅𝑃𝑄 (sehadap) 3) ∠𝑆𝑇𝑄 = ∠𝑃𝑅𝑄 (sehadap)

(13)

Kesebangunan dan Kekongruenan |12 ⇔ 𝑞𝑟 = 𝑝𝑠 ⇔ 𝑞 𝑝= 𝑠 𝑟

Jadi, perbandingan ruas garis pada segitiga seperti tampak pada gambar 1.10 adalah sebagai berikut:

q s

rr

Berdasarkan perbandingan 𝑞 𝑝 =

𝑠

𝑟 dapat dikatakan bahwa jika dalam suatu segitiga terdapat garis yang sejajar dengan salah satu sisi segitiga maka garis tersebut akan membagi sisi lainnya dengan perbandingan𝑡

𝑢. Selanjutnya, amatigambar1.11

Cobaselidiki, apakah∆𝑃𝑄𝑅 sebangun dengan ∆𝑄𝑆𝑅

Padagambartersebuttampakbahwa : 1) ∠𝑃𝑄𝑅 = ∠𝑄𝑆𝑅 (Siku-siku)

2) ∠𝑄𝑅𝑃 = ∠𝑄𝑅𝑆 (berimpit)

Berdasarkan (1) dan (2), diperoleh∠𝑄𝑃𝑅 = ∠𝑅𝑄𝑆.

Oleh karena itu, ∆𝑃𝑄𝑅 sebangun dengan ∆𝑄𝑆𝑅 sehingga berlaku hubungan: 2 atau . QR SR QR SR PR PRQR

(14)

Kesebangunan dan Kekongruenan |13 C. Dua Segitiga yang Kongruen

Perhatikangambardibawah ini.

Ukurlah panjang sisi dan besar sudut segitiga ABC dan segitiga PQR. Jika dilakukan pengukuran dengan benar, diperoleh hubungan :

(i) 𝐴𝐵 = 𝑃𝑄, 𝐵𝐶 = 𝑄𝑅, dan 𝐴𝐶 = 𝑃𝑅 (ii) ∠𝐴 = ∠𝑃, ∠𝐵 = ∠𝑄, dan ∠𝐶 = ∠𝑅 Oleh karena itu, ∆𝐴𝐵𝐶 kongruen dengan ∆𝑃𝑄𝑅.

Sekarang, ukurlah panjang sisi dan besar sudut ∆𝐾𝐿𝑀 dengan panjang sisi 𝐾𝐿 = 3 𝑐𝑚, 𝐿𝑀 = 5 𝑐𝑚, dan 𝑀𝐾 = 4 cm . Kemudian, bandingkan dengan unsur-unsur ∆𝐴𝐵𝐶 dengan panjang sisi 𝐴𝐵 = 6𝑐𝑚, 𝐵𝐶 = 10 𝑐𝑚, dan 𝐴𝐶 = 8 𝑐𝑚. Dari hasil pengukuran tersebut, diperoleh hubungan berikut.

(iii) 𝐴𝐵 ≠ 𝐾𝐿, 𝐵𝐶 ≠ 𝐿𝑀, dan 𝐴𝐶 ≠ 𝐾𝑀 (iv) ∠𝐴 = ∠𝐾, ∠𝐵 = ∠𝐿, dan ∠𝐶 = ∠𝑀

Berdasarkan (iii) dan (iv) dapat diketahui bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 tidak kongruen dengan ∆𝐾𝐿𝑀. Akan tetapi,

𝐴𝐵 𝐾𝐿 = 𝐵𝐶 𝐿𝑀 = 𝐴𝐶 𝐾𝐿

Dengan demikian, ∆𝐴𝐵𝐶 sebangun dengan ∆𝐾𝐿𝑀.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwaDua segitiga yang kongruen pasti sebangun, tetapi dua segitiga yang sebangun belum tentu kongruen.

(15)

Kesebangunan dan Kekongruenan |14

1. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen

Gambar 1.13 menunjukkan sebagian dari pola pengubinan segitiga-segitiga yang kongruen.

Apabila ∆𝐴𝐵𝐷 di geser kekanan tanpa memutar dengan arah 𝐴𝐵 maka diperoleh 𝐴 → 𝐵 (𝐴 menempati 𝐵) 𝐵 → 𝐶 (𝐵 menempati 𝐶) 𝐷 → 𝐸 (𝐷 menempati 𝐸) 𝐴𝐵 → 𝐵𝐶 sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 𝐵𝐷 → 𝐶𝐸 sehingga 𝐵𝐷 = 𝐶𝐸 𝐴𝐷 → 𝐵𝐸 sehingga 𝐴𝐷 = 𝐵𝐸

Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen memenuhi sifat umum berikut.

Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang Dalam pergeseran ∆𝐴𝐵𝐷 dengan arah 𝐴𝐵 , sehingga ∠𝐷𝐴𝐵 → ∠𝐸𝐵𝐶sehingga ∠𝐷𝐴𝐵 = ∠𝐸𝐵𝐶

∠𝐷𝐵𝐴 → ∠𝐸𝐶𝐵sehingga ∠𝐷𝐵𝐴 = ∠𝐸𝐶𝐵 ∠𝐴𝐷𝐵 → ∠𝐵𝐸𝐶sehingga ∠𝐴𝐷𝐵 = ∠𝐵𝐸𝐶

Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen memenuhi sifat umum berikut.

Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

Contoh :

Pada gambar disamping, PQ diputar setengah putaran dengan pusat O (titik O di luar PQ) sehingga bayangannya P’Q’. Slidiki apakah ∆𝑃𝑂𝑄 kongruen dengan ∆𝑃′𝑂𝑄′. Jelaskan hasil penyelidikanmu.

(16)

Kesebangunan dan Kekongruenan |15 Penyelesaian :

PQ diputar setengah putaran terhadap pusat O, diperoleh a. 𝑃𝑄 → 𝑃′𝑄′ sehingga 𝑃𝑄 = 𝑃′𝑄′ 𝑃𝑂 → 𝑃′𝑂 sehingga 𝑃𝑂 = 𝑃′𝑂 𝑄𝑂 → 𝑄′𝑂 sehingga 𝑄𝑂 = 𝑄′𝑂 b. ∠𝑄𝑃𝑂 → ∠𝑄′𝑃′𝑂 sehingga ∠𝑄𝑃𝑂 = ∠𝑄′𝑃′𝑂 ∠𝑃𝑄𝑂 → ∠𝑃′𝑄′𝑂 sehingga ∠𝑃𝑄𝑂 = ∠𝑃′𝑄′𝑂 ∠𝑃𝑂𝑄 → ∠𝑃′𝑂𝑄′ sehingga ∠𝑃𝑂𝑄 = ∠𝑃′𝑂𝑄′

Berdasarkan penjelasan (a) dan (b) maka ∆𝑃𝑂𝑄 kongruen dengan ∆𝑃′𝑂𝑄′, ditulis ∆𝑃𝑂𝑄 ≅ ∆𝑃′𝑂𝑄′.

2. Syarat Dua Segitiga Kongruen

a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (s.s.s)

Amati gambar 1.15 pada gambar tersebut, 𝐴𝐵 = 𝑃𝑄, 𝐵𝐶 = 𝑄𝑅, dan 𝐴𝐶 = 𝑃𝑅. Ukurlah besar sudut-sudut dari kedua segitiga tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, akan memperoleh hubungan ∠𝐴 = ∠𝑃; ∠𝐵 = ∠𝑄; ∠𝐶 = ∠𝑅.

Dengan demikian, ∆𝐴𝐵𝐶dan ∆𝑃𝑄𝑅 memenuhi sifat dua segitiga yang kongruen, yaitu sisi-sisi yang bersesuaian

sama panjang dan sudut-sudut yang

bersesuaian sama besar.Jadi, ∆𝐴𝐵𝐶 kongruen ∆𝑃𝑂𝑅.

Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa jika sisi-sisi yang bersesuaian dari dua segitiga sama panjang maka dua segitiga tersebut kongruen.

Jika sisi-sisi yang bersesuaian dari dua segitiga sama panjang (s.s.s) maka dua segitiga tersebut kongruen.

(17)

Kesebangunan dan Kekongruenan |16

b. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s)

Amati gambar 1.16 pada gambar tersebut, 𝐷𝐸 = 𝐾𝐿, ∠𝐷 = ∠𝐾, dan 𝐷𝐹 = 𝐾𝑀. Ukurlah panjang 𝐸𝐹 dan 𝐿𝑀, besar ∠𝐸 dan ∠𝐿, serta besar ∠𝐹 dan ∠𝑀. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, kamu akan memperoleh hubungan 𝐸𝐹 = 𝐿𝑀, ∠𝐸 = ∠𝐿 dan ∠𝐹 = ∠𝑀. Dengan demikian,pada ∆𝐷𝐸𝐹 dan ∆𝐾𝐿𝑀 berlaku :

𝑖 𝐷𝐸 = 𝐾𝐿, 𝐸𝐹 = 𝐿𝑀, 𝐷𝐹 = 𝐾𝑀 𝑖𝑖 ∠𝐷 = ∠𝐾, ∠𝐸 = ∠𝐿, ∠𝐹 = ∠𝑀

Hal ini menunjukkan bahwa ∆DEF dan∆KLM memenuhi sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi, ∆DEF ≅ ∆KLM.

Uraian tersebut memperjelas sifat berikut.

Jika dua sisi yang bersesuaian dari dua segitiga sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s) maka kedua segitiga itu kongruen.

c. Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar dan Sisi yang Berada di Antarannya Sama Panjang (sd.s.sd)

(18)

Kesebangunan dan Kekongruenan |17

Pada gambar tersebut ∠G = ∠X, ∠H = ∠Y, dan GH = XY. Ukurlah besar ∠I dan ∠Z, panjang GI dan XZ, serta panjang HI dan YZ. Dari hasil pengukuran tersebut, kamu akan memperoleh hubungan ∠I = ∠Z, GI = XZ, dan HI = YZ.

Dengan demikian, pada ∆GHI dan ∆XYZ berlaku (i) ∠G = ∠X, ∠H = ∠Y, dan∠ I = ∠Z;

(ii) 𝐺𝐻 = 𝑋𝑌, 𝐻𝐼 = 𝑌𝑍, dan 𝐺𝐼 = 𝑋𝑍.

Hal ini menunjukkan bahwa ∆GHI dan ∆XYZmemenuhi sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi, ∆GHI≅ ∆XYZ

Berdasarkan uraian tersebut, memperjelas sifat berikut.

Jika dua sudut yang bersesuaian dari dua segitiga sama besar dan sisi yang berada diantaranya sama panjang (sd.s.sd) maka kedua segitiga itu kongruen.

d. Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar dan Sisi yang Berada Dihadapannya Sama Panjang (sd.sd.s)

(19)

Kesebangunan dan Kekongruenan |18

Pada gambar tersebut, ∠𝐴 = ∠𝑋, ∠𝐵 = ∠𝑌, dan BC = YZ. Ukurlah besar ∠𝐶 dan ∠𝑍, panjang AB dan XY, serta panjang AC dan XZ. Dari hasil pengukuran tersebut, kamu akan memperoleh hubungan∠𝐶 = ∠𝑍, 𝐴𝐵 = 𝑋𝑌, dan 𝐴𝐶 = 𝑋𝑍.

Dengan demikian, pada ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝑋𝑌𝑍 berlaku (i) ∠𝐴 = ∠𝑋, ∠𝐵 = ∠𝑌, dan ∠𝐶 = ∠ 𝑍;

(ii) AB = XY, BC = YZ, dan AC = XZ.

Hal ini menunjukkan bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝑋𝑌𝑍 memenuhi sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi, ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝑋𝑌𝑍

Berdasarkan uraian tersebut, memperjelas sifat berikut.

Jika dua sudut yang bersesuaian dari dua segitiga sama besar dan satu sisi sekutu kedua sudutnya sama panjang (sd.sd.s) maka kedua segitiga tersebut kongruen.

Contoh :

Amati Gambar 1.19.

Selidikilah apakah ∆𝐴𝐵𝐶 kongruen dengan ∆𝑃𝑄𝑅? Jelaskan.

(20)

Kesebangunan dan Kekongruenan |19

Kedua segitiga tersebut memenuhi sd.s.sd sehingga ∆𝐴𝐵𝐶 kongruen dengan ∆𝑃𝑄𝑅.

PETA KONSEP Kesebangunan dan Kekongruenan

Sebangun Kongruen

Panjang sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan senilai Sudut yang bersesuaian sama besar Segitiga yang sebangun Menentukan perbandingan ruas garis pada segitiga

Bentuk dan ukurannya sama besar Sisi-sisi yang bersesuai an sama panjang (s.s.s) Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diampitany a sama besar (s.sd.s) Dua sudut yang bersesuaian sama panjang dan sisi yang berada di antaranya sama panjang (sd.s.sd) Dua sudut yang bersesuaian sama panjang dan sisi yang berada di hadapanya sama panjang (sd.sd.s)

Menentukan garis dan besar sudut dari bangun geometri

(21)

Kesebangunan dan Kekongruenan |20

DAFTAR PUSTAKA

Avianti Agus, Nuniek. 2008. Mudah Belajar Matematika. Jakarta : Pusat pembukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007. Djumanta, Wahyudin. 2008. Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan.

Jakarta : Pusat pembukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008.

Gambar

Gambar  1.13  menunjukkan  sebagian  dari  pola  pengubinan  segitiga- segitiga-segitiga yang kongruen

Referensi

Dokumen terkait

Dua Pasang Sudut yang Bersesuaian Sama Besar Syarat: Sisi Sisi Sisi Syarat: Sisi Sisi Sisi Syarat: Sisi Sudut Sisi Syarat: Sisi Sudut Sisi Syarat: Sudut Sisi

Dua segitiga yang kongruen maka dua buah sudut dari segitiga pertama sama dengan dua sudut pada segitiga kedua, dan sisi di antara kedua sudut tersebut sama panjang..

Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan kaki persekutuan kedua sudut

Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan kaki persekutuan kedua sudut

Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan kaki persekutuan kedua sudut

Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.. Kongruen disebut juga

Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika dua pasang sisi yang bersesuaian sama

Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan kaki persekutuan kedua sudut