Hak Cipt a Buku ini dibeli oleh Depar t em en Pendidikan Nasional dar i Pener bit PT. Set ia Pur na I nvest
Be la j a r M a t e m a t ik a Ak t if da n M e n y e n a n gk a n Unt uk SMP/ MTs Kelas I X
SPI 03- 01- 20- 02- 036
Penulis : Wahyudin Dj um ant a
Dw i Susant i
Edit or : Tim Set ia Pur na I nves Perancang Kulit : Tim Set ia Pur na I nves Layout er : Tim Set ia Pur na I nves I lust rat or : Tim Set ia Pur na I nves Ukuran Buku : 17,6 × 25 cm
5 1 0 .7 1
D JU D JUM AN TA, W a h y u din
b Belaj ar Mat em at ika Akt if dan Menyenangkan unt uk SMP/ MTs Kelas I X/ oleh Wahyudin Dj um ant a dan Dwi Susant i. –Jakart a: Pusat Perbukuan, Depart em en Pendidikan Nasional, 2008.
vi, 162 hal. : t ab.; ilus.; fot o., 25 cm indeks, hlm . 160- 161
I SBN 979- 462- 974-4
1. Mat em at ika St udi dan Pem belaj aran I . Judul
I I . Wahyudin Dj um ant a I I I . Susant i, Dw i Hak Cipt a pada Depar t em en Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang- undang
Dit er bit kan oleh Pusat Per bukuan Depar t em en Pendidikan Nasional Tahun 2008
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juli 2008 Kepala Pusat Perbukuan
Pendidikan adalah modal dasar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga manusia dituntut untuk terus berupaya mempelajari, memahami, dan menguasai berbagai macam disiplin ilmu untuk kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Matematika sebagai ibu dari segala ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Matematika memiliki tingkat urgensitas yang tinggi karena merupakan landasan awal bagi terciptanya sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.
Sesuai dengan misi penerbit untuk menciptakan inovasi baru dalam dunia pendidikan maka penulis dan penerbit merealisasikan tanggungjawab tersebut dengan menyediakan bahan ajar Matematika yang berkualitas dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
Buku ini disusun dengan mengutamakan pendekatan secara inkuiri (eksperimen) dan disajikan secara sistematis, komunikatif, dan integratif, serta adanya keruntutan rangkaian (bab dengan subbab, antarsubbab dalam bab, antaralinea dalam subbab). Sebelum mempelajari materi, sebaiknya terlebih dahulu membaca bagian Advanced Organizer yang terdapat pada halaman awal setiap bab agar dapat mengetahui isi bab secara umum, Diagram Alur sebagai peta jalan pemahaman materi pada setiap bab, dan Tes Apersepsi Awal sebagai evaluasi materi prasyarat untuk mempelajari bab yang bersangkutan. Di akhir setiap bab, terdapat Ringkasan dan Releksi yang bertujuan lebih meningkatkan pemahaman kamu tentang materi yang telah dipelajari dengan memunculkan umpan balik untuk evaluasi diri. Buku ini dilengkapi juga dengan beberapa materi, tugas, dan soal pengayaan, diantaranya Infomatika, InfoNet, Siapa Berani?, TechnoMath, Tugas untukmu, MatematikaRia, dan Uji Kecerdikan yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuanmu tentang materi yang sedang dipelajari.
Untuk menguji pemahamanmu terhadap materi yang telah dipelajari, diberikan Tes Kompetensi Subbab pada setiap akhir subbab, Tes Kompetensi Bab pada setiap akhir bab, dan Tes Kompetensi Semester pada setiap untuk menguji pemahaman materi selama satu tahun ajaran. Semua tes kompetensi tersebut merupakan sarana mengevaluasi pemahaman dan melatih kemampuan menerapkan konsep/prinsip yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Adapun Kunci Jawaban (nomor ganjil) kami sajikan untuk memudahkan Anda dalam mengevaluasi hasil jawaban.
Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir matematis, kami sajikan Aktivitas yang menuntut peran aktif kamu dalam melakukan kegiatan tersebut.
Demikianlah persembahan kami untuk dunia pendidikan.
Bandung, Juli 2008
Ka t a Sa m bu t a n • iii Ka t a Pe n ga n t a r • iv D a ft a r Sim bol • v i
Ba b 1
Ke se ba n gu n a n da n Ke k on gr u e n a n • 1
Diagram Alur • 2
A. Bangun-Bangun yang Sebangun dan Kongruen • 3
B. Segitiga-Segitiga yang Sebangun • 10 C. Dua Segitiga yang Kongruen • 17 Ringkasan • 26
Refleksi • 27
Tes Kompetensi Bab 1 • 27 Ba b 2
Ba n gu n Ru a n g Sisi Le n gk u n g • 3 1 Diagram Alur • 32
A. Unsur-Unsur dan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung • 33 B. Volume Bangun Ruang Sisi
Lengkung • 43 Ringkasan • 52 Refleksi • 53
Tes Kompetensi Bab 2 • 53 Ba b 3
St a t ist ik a • 5 7 Diagram Alur • 58
A. Pengumpulan dan Penyajian Data • 59
B. Ukuran Pemusatan Data • 69 C. Ukuran Penyebaran Data • 79 D. Distribusi Frekuensi • 83 Ringkasan • 85
Refleksi • 86
D a ft a r I si
Tes Kompetensi Bab 3 • 86 Ba b 4
Pe lu a n g • 8 9 Diagram Alur • 90
A. Pengertian Peluang • 91 B. Frekuensi Harapan • 102 Ringkasan • 104
Refleksi • 104
Tes Kompetensi Bab 4 • 105 Tes Kompetensi Semester 1 • 108 Ba b 5
Pa n gk a t Ta k Se be n a r n y a • 1 1 1 Diagram Alur • 112
A. Bilangan Rasional Berpangkat Bilangan Bulat • 113
B. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan • 123
Ringkasan • 132 Refleksi • 133
Tes Kompetensi Bab 5 • 133 Ba b 6
Ba r isa n da n D e r e t Bila n ga n • 1 3 5 Diagram Alur • 136
A. Pola Bilangan • 136
B. Barisan dan Deret Bilangan • 141 Ringkasan • 151
Refleksi • 152
Tes Kompetensi Bab 6 • 152 Tes Kompetensi Semester 2 • 154
Te s Kom pe t e n si Ak h ir Ta h u n • 1 5 6 Ku n ci Ja w a ba n • 1 5 8
sudut
+ tambah; plus; positif – kurang; minus; negatif
kali : bagi
sebanding dengan ∆ segitiga
= sama dengan ≠ tidak sama dengan
sedemikian hingga; maka akar kuadrat
alpha beta gamma // sejajar
AB u r u r u r
ruas garis
|u ru ru rAB| panjang ruas garis kongruen
tegak lurus
π phi (3,141592 ...) ° derajat
sebangun
Ke se ba n gu n a n
da n Ke k on gr u e n a n
1
Ba b
Su m be r: i160.phot obucket .com
Kamu telah mempelajari perbandingan di Kelas VII.
Perbandingan merupakan sifat dasar dalam konsep
kesebangunan dan kekongruenan.
Kesebangunan sangat penting peranannya dalam
kehidupan sehari-hari seperti uraian berikut.
Lima orang anak ingin mengukur lebar sungai. Oleh
karena secara langsung tidak memungkinkan, kegiatan
pengukuran dilakukan secara tidak langsung. Mereka berhasil
menandai tempat-tempat
A
,
B, C
,
D
, dan
E
seperti tampak
pada gambar berikut.
Setelah dilakukan peng ukuran,
diperoleh
AB
= 4 m,
BC
= 3 m, dan
DE
=
BF
= 12 m. Berapa meter lebar
sungai itu? Untuk menjawabnya,
pelajarilah bab ini dengan baik.
A. Bangun-Bangun yang Sebangun dan Kongruen
B. Segitiga-Segitiga yang Sebangun
C. Dua Segitiga yang Kongruen
Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan cara mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen, mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen, serta menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
A D
E F
B
D ia gr a m Alu r
Se be lu m m e m pe la j a r i m a t e r i ba b in i, k e r j a k a n la h soa l- soa l be r ik u t di bu k u la t ih a n m u .
Te s Ape r se psi Aw a l
1. Suatu peta digambar dengan skala 1 : 500.000. Berapakah jarak pada peta jika jarak sesungguh nya 25 km? 2. Jika harga 6 buah penggaris adalah
Rp2.700,00, berapakah harga 9 buah penggaris ter sebut?
3. Sebutkan dan gambarkan jenis-jenis segi tiga ditinjau dari:
a. panjang sisinya; b. besar sudutnya.
4. Perhatikan gambar segitiga berikut ini. Tentukan nilai .
5. Perhatikan gambar berikut ini. a. Tentukan besar DEC b. Tentukan besar BEC. c. Tentukan sudut yang
saling bertolak belakang.
Kesebangunan dan Kekongruenan
Sebangun
Segitiga yang Sebangun
Kongruen
Panjang sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan senilai.
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (s.s.s)
Menentukan garis dan besar sudut dari bangun geometri. Menentukan
perbandingan ruas garis pada segitiga.
Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di antaranya sama panjang (sd.s.sd).
Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di hadapannya sama panjang (sd.sd.s). Sudut yang
bersesuaian sama besar.
Bentuk dan ukurannya sama besar.
perbedaan
syarat syarat
aplikasi
aplikasi aplikasi
sifat
Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s).
38° 75°
A 110° C
B D
A. Ba ngun- Ba ngun
ya ng
Seba ngun
da n Kon gr u e n
1 . Fot o Be r sk a la
Contoh kesebangunan yang sering kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah foto berskala, seperti terlihat
pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1(a) memperlihatkan sebuah film negatif
ABCD
berukuran panjang 36 mm dan lebar 24 mm. Setelah
dicetak, film negatif tersebut menjadi foto
A' B' C' D'
berukuran panjang 180 mm dan lebar 120 mm.
Pada dasarnya, pengertian skala pada foto sama dengan
skala pada peta. Hanya saja, perbandingan antara ukuran
pada foto dan ukuran sebenarnya tidak sebesar perbandingan
antara ukuran pada peta dan ukuran sebenarnya. Satu
sentimeter pada peta mewakili beberapa kilometer pada
ukuran sebenarnya, sedangkan satu sentimeter pada foto
biasanya mewakili beberapa sentimeter atau beberapa meter
saja dari ukuran sebenarnya.
Skala pada peta ialah perbandingan antara ukuran pada
peta dan ukuran sebenarnya.
Con t oh 1 .1
Amati gambar dari foto sebuah mobil seperti dalam Gambar 1.2. Jika panjang mobil sebenarnya 3,5 m, berapa tinggi mobil sebenarnya?
Penyelesaian:
Untuk menentukan tinggi mobil sebenarnya, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan skala foto tersebut.
Perbandingan antara panjang dalam foto dan panjang sebenar-nya adalah 7 cm : 3,5 m
7 cm : 350 cm 1 cm : 50 cm.
Jadi, skala dari foto tersebut adalah 1 : 50. Oleh karena tinggi mobil dalam foto 2,5 cm maka tinggi mobil sebenarnya adalah 2,5 cm 50 = 125 cm.
Jadi, tinggi mobil sebenarnya adalah 1,25 m.
C' D'
A' 180 mm
120 mm
B' C D
36 mm
24 mm
A B
2,5 cm 7 cm
a
b
Ga m ba r 1 .1
Ga m ba r 1 .2
Sia pa Be r a n i?
1. Seorang anak yang tingginya 1,5 m difoto. Jika skala foto tersebut adalah 1 : 20, berapa sentimeter tinggi anak dalam foto?
2. Lebar sebuah rumah dalam foto adalah 5 cm. Jika skala foto tersebut 1 : 160, berapa meter lebar rumah sebenarnya? Su m be r: Dokum ent asi Pener bit
Su m be r: i160.phot obucket .com
2 . Pe n ge r t ia n Ke se ba n gu n a n
Pada Gambar 1.3 diperlihatkan tiga bangun persegi panjang
yang masing-masing berukuran 36 mm 24 mm, 180 mm
120 mm, dan 58 mm 38 mm.
D
A
C
B
24 mm
36 mm
C‘
B‘ D‘
A‘ 180 mm
120 mm
S
P
R
Q
38 mm
58 mm
Perbandingan antara panjang persegipanjang
ABCD
dan
panjang persegipanjang
A'B'C'D'
adalah 36 : 180 atau 1 : 5.
Demikian pula dengan lebarnya, perbandingannya 24 : 120
atau 1 : 5. Dengan demikian, sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua
persegipanjang itu memiliki perbandingan senilai (sebanding).
Perbandingan sisi yang bersesuaian dari kedua
persegi-panjang tersebut, yaitu sebagai berikut.
AB A B
BC B C
DC D C
AD A D
' 'B ' 'C ' 'C ' 'D
1 5
Oleh karena semua sudut persegipanjang besarnya
90° (siku-siku) maka sudut-sudut yang bersesuaian dari
kedua persegipanjang itu besarnya sama. Dalam hal ini,
persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
A'B'C'D'
memiliki
sisi-sisi bersesuaian yang sebanding dan sudut-sudut bersesuaian
yang sama besar
. Selanjutnya, kedua persegipanjang tersebut
dikatakan sebangun. Jadi, persegipanjang
ABCD
sebangun
dengan persegipanjang
A'B'C'D'
.
Selanjutnya lakukan Tugas untukmu di samping.
Sekarang amati Gambar 1.4.
E
G
F X
Z
Y
M
L
K
a b c
Ukurlah panjang sisi dan besar sudut-sudut
EFG
dan
XYZ
. Jika kamu melakukan pengukuran dengan benar,
akan diperoleh hubungan berikut.
(i)
EF XYFG YZ
EG XZ
;
(ii)
E
=
X
,
F
=
Y
, dan
G
=
Z
.
Tu ga s u n t u k m u
Amatilah persegipanjang
ABCD dan persegipanjang
PQRS pada Gambar 1.3.
Coba kamu selidiki bersama kelompok belajarmu, apakah
persegipanjang ABCD
sebangun dengan persegipanjang PQRS? Presentasikan hasil penyelidikanmu di depan kelas bergantian dengan kelompok lain.
D C
A 4 cm B
S
R P
Q
4 cm Tu ga s u n t u k m u
Amatilah ∆EFG dan
∆KLM pada Gambar 1.4. Coba kamu selidiki bersama kelompok belajarmu, apakah ∆EFG
sebangun dengan ∆KLM? Presentasikan hasil penyelidikanmu di depan kelas bergantian dengan kelompok lain.
Oleh karena sisi-sisi yang bersesuaian sebanding dan
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka
EFG
sebangun dengan
XYZ
.
Pengertian kesebangunan seperti ini berlaku umum
untuk setiap bangun datar.
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi
dua syarat berikut.
1) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun
itu memiliki perbandingan senilai.
2) Sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu
sama besar.
Con t oh 1 .2
Amati Gambar 1.5.
a. Selidikilah apakah persegi ABCD sebangun dengan persegi
EFGH?
b. Selidikilah apakah persegi ABCD dan belahketupat PQRS
sebangun?
c. Selidikilah apakah persegi EFGH sebangun dengan belahketupat PQRS?
Jelaskan hasil penyelidikanmu. Penyelesaian:
a. Amati persegi ABCD dan persegi EFGH. (i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah
AB EF
BC FG
DC HG
AD EH
4 5
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi ABCD dan persegi EFGH sebanding.
(ii) Bangun ABCD dan EFGH keduanya persegi sehingga besar setiap sudutnya 90°. Dengan demikian, sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Berdasarkan (i) dan (ii), persegi ABCD dan persegi EFGH
sebangun.
b. Amati persegi ABCD dan belahketupat PQRS. (i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah
AB PQ
BC QR
DC SR
AD PS
4 4
Jadi, panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi
ABCD dan belahketupat PQRS sebanding.
(ii) Besar sudut-sudut yang bersesuaian adalah sebagai berikut.
A ≠ P, B ≠ Q, C ≠ R, dan D ≠ S.
H G
E 5 cm F
Ga m ba r 1 .5
Ca t a t a n
Salah satu syarat kesebangunan adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Maksud dari kata sam a besar adalah ukuran sudutnya sebanding, sehingga pada Gambar 1.5 dapat dituliskan:
A = E, B = F,
P
R
Q S
L K
N
M 80°
125°
Jadi, sudut-sudut yang bersesuaian tidak sama besar.
Berdasarkan (i) dan (ii), persegi ABCD dan belahketupat
PQRS tidak sebangun.
c. Telah diketahui bahwa persegi ABCD sebangun dengan
persegi EFGH, sedangkan persegi ABCD tidak sebangun
dengan belahketupat PQRS. Dengan demikian, persegi
EFGH tidak sebangun dengan belahketupat PQRS.
Con t oh 1 .3
1. Amati Gambar 1.6.
Jika persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjang
PQRS, hitung panjang QR.
Penyelesaian:
Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Oleh karena itu,
AB PQ
BC
QR QR
2 6
5 2QR = 30 QR = 15
Jadi, panjang QR adalah 15 cm.
2. Jika layang-layang KLMN dan layang-layang PQRS pada
Gambar 1.7 sebangun, tentukan besar R dan S.
Penyelesaian:
Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar sehingga P =
125° dan Q = 80°.
t "NBUJMBZBOHMBZBOHPQRS.
Menurut sifat layang-layang, sepasang sudut yang
ber-hadapan sama besar sehingga R = P = 125°.
t 0MFI LBSFOB TVEVUTVEVU EBMBN MBZBOHMBZBOH CFSKVNMBI
360° maka
P + Q + R + S = 360°
125° + 80° + 125° + S = 360°
S = 360° – 330° = 30°
3 . Pe n ge r t ia n Ke k on gr u e n a n
Pernahkah kamu melihat seorang tukang bangunan yang
sedang memasang ubin? Sebelum ubin-ubin itu dipasang,
biasanya tukang tersebut memasang benang-benang sebagai
tanda agar pemasangan ubin tersebut terlihat rapi, seperti
tampak pada Gambar 1.8(a).
Cara pemasangan ubin tersebut dapat diterangkan secara
geometri seperti berikut.
Ga m ba r 1 .7 Ga m ba r 1 .6
Ga m ba r 1 .8
A D
B C
E F
a
b
A 2 cm 5 cm
B
D C
S
6 cm
P
Gambar 1.8(b) adalah gambar permukaan lantai yang
akan dipasang ubin persegipanjang. Pada permukaannya diberi
garis-garis sejajar. Jika ubin
ABCD
digeser searah
AB
(tanpa
dibalik), diperoleh
A
B
,
B
E
,
D
C
, dan
C
F
sehingga
ubin
ABCD
akan menempati ubin
BEFC
. Akibatnya,
AB
BE
sehingga
AB
=
BE
BC
EF
sehingga
BC
=
EF
DC
CF
sehingga
DC
=
CF
AD
BC
sehingga
AD
=
BC
DAB
CBE
sehingga
DAB
=
CBE
ABC
BEF
sehingga
ABC
=
BEF
BCD
EFC
sehingga
BCD
=
EFC
ADC
BCF
sehingga
ADC
=
BCF
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleha
. sisi-sisi yang bersesuaian dari persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
BEFC
sama panjang, dan
b
. sudut-sudut yang bersesuaian dari persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
BEFC
sama besar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
BEFC
memiliki
bentuk dan ukuran
yang sama
. Dua persegipanjang yang demikian dikatakan
kongruen
.
Sekarang amati Gambar 1.9. Ukurlah panjang sisi
dan besar sudut-sudut segienam
ABCDEF
dan segienam
PQRSTU
. Jika kamu melakukan pengukuran dengan benar,
diperoleh hubungan
(i)
AB = BC = CD = DE = EF = FA = PQ = QR = RS = ST
= TU = UP
(ii)
A = B = C = D = E = F = P = Q = R
= S = T = U.
Oleh karena itu, segienam
ABCDEF
kongruen
dengan
segienam
PQRSTU
.
Sekarang, ukurlah panjang sisi dan besar sudut-sudut
segienam
GHIJKL
. Kemudian, bandingkan dengan
unsur-unsur segienam
ABCDEF
. Dari hasil pengukuran tersebut,
diperoleh hubungan
(i)
A = B = C = D = E = F = G = H = I =
J = K = L
(ii)
AB
≠
GH, BC
≠
HI, CD
≠
IJ, DE
≠
JK, EF
≠
KL, FA
≠
LG.
A B
C
E D
F
P Q
T S
U R
G H
I
K J
L
Ga m ba r 1 .9
Sia pa Be r a n i?
Berikut ini adalah sketsa tambak udang milik Pak Budi
100 m
200 m 100 m
Berdasarkan (i) dan (ii), dapat disimpulkan bahwa
segienam
ABCDEF
tidak kongruen
dengan segienam
GHIJKL
. Sekarang lakukan Tugas untukmu di samping.
Berdasarkan
uraian dan tugas tersebut diperoleh gambaran
bahwa dua bangun yang kongruen pasti sebangun, tetapi dua
bangun yang sebangun belum tentu kongruen.
Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama dikatakan bangun-bangun yang kongruen.
Pengertian kekongruenan tersebut berlaku juga untuk
setiap bangun datar.
Con t oh 1 .4
Amati Gambar 1.10.
a. Selidiki apakah persegipanjang ABCD
kongruen dengan persegi panjang
PQRS?
b. Selidiki apakah persegipanjang ABCD
sebangun dengan persegi panjang
PQRS?
Jelaskan hasil penyelidikanmu. Penyelesaian:
Unsur-unsur persegipanjang ABCD
adalah
AB = DC = 8 cm, AD = BC = 6 cm, dan A = B = C = D = 90°.
Amati persegipanjang PQRS dengan
diagonal PR. Panjang PQ dapat ditentukan dengan menggunakan Dalil Pythagoras seperti berikut.
PQ = ( )2 ((Q ))2 10102 6622 64 = 8
Jadi, unsur-unsur persegipanjang PQRS adalah PQ = SR = 8 cm, PS = QR = 6 cm, dan P = Q = R = S = 90°.
a. Dari uraian tersebut tampak bahwa sisi-sisi yang bersesuaian dari persegipanjang ABCD dan persegipanjang PQRS sama panjang. Selain itu, sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua persegipanjang itu sama besar. Jadi, persegipanjang ABCD
kongruen dengan persegipanjang PQRS.
b. Dua bangun datar yang kongruen pasti sebangun. Jadi, persegi panjang ABCD sebangun dengan persegipanjang
PQRS.
Ga m ba r 1 .1 0
S R
P Q
10 cm
6 cm
D C
A 8 cm B
6 cm
I n foN e t
Kamu dapat menambah wawasanmu tentang materi dalam bab ini dengan mengunjungi alamat:
Te s Kom pe t e n si 1 .1
Kerjakan soal-soal berikut dalam buku latihanmu.
a. Selidiki apakah belahketupat EFGH
sebangun dengan belahketupat PQRS?
b. Selidiki apakah belahketupat EFGH
kongruen dengan belahketupat PQRS?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.
6. Pasangan bangun-bangun berikut adalah
sebangun, tentukan nilai x.
a.
x
8 cm 6 cm
3 cm
b.
14 cm x
8 cm 5 cm
7. Perhatikan gambar berikut.
N M
K L
6 cm
9 cm 110°
G
E F
H
6 cm 4 cm 70°
Trapesium EFGH dan trapesium KLMN
adalah trapesium sama kaki. Tunjukkan
bahwa trapesium EFGH sebangun dengan
trapesium KLMN.
8. Amati foto berikut.
Foto tersebut mempunyai skala 1 : 65. Tentukan tinggi sebenarnya orang yang ada di foto tersebut.
9. Trapesium ABCD sebangun dengan
tra-pesium PQRS.
B
D C
A 9 cm
18 cm
Q
S R
P 12 cm
85°
1. Ukuran lebar dan tinggi sebuah slide
(film negatif) berturut-turut 36 mm dan 24 mm. Jika lebar pada layar 2,16 m, tentukan tinggi pada layar.
2. Amati gambar berikut.
C
A B
10 cm
8 cm
4 cm Q 3 cm P
R
a. Tentukan panjang AC dan QR.
b. Apakah ABC sebangun dengan
PQR? Jelaskan jawabanmu.
3. Amati gambar berikut.
U
R
T
S
N
K
M
L
Pada gambar tersebut, jajargenjang RSTU
sebangun dengan jajargenjang KLMN.
Jika KL = 6 cm, LM = 4 cm, dan RS = 15
cm, tentukan:
a. panjang KN dan MN;
b. panjang ST, TU, dan RU.
4. Amati gambar berikut.
Jika layang-layang ABCD
sebangun dengan
layang-layang BEFC, tentukan:
a. panjang CF;
b. panjang EF.
5. Amati gambar berikut.
E F G
5 cm 12 cm
H P
Q
R
S 5 cm 13 cm
A D
C
F 3 cm
B
E 6 cm
a. Tentukan panjang PS. b. Tentukan besar PQR. c. Tentukan besar BCD. d. Tentukan besar BAD.
10. Segilima ABCDE
seba ngun dengan segi lima PQCRS. Panjang AB = 7,5 cm, BC = 4,2 cm,
CD = 3 cm,
PS = 1 cm,
SR = 2,5 cm, dan RC = 2 cm. Tentukan panjang:
a. AE;
b. QC;
c. DE;
d. PQ.
E D
B C
A R
Q S
P
11. Diketahui tinggi Monas pada gambar di samping 4,4 cm. Jika skalanya 1 : 3.000, tentukanlah tinggi Monas sesungguhnya.
12. Bagilah bangun berikut menjadi dua bagian yang sama dan sebangun.
Selanjutnya, susunlah kembali kedua bagian tersebut sehingga membentuk ber macam-macam bangun. Cobalah, bangun-bangun apa saja yang dapat kamu per oleh?
4,4 cm
B. Segitiga- Segitiga
yang
Sebangun
1 . Sy a r a t D u a Se git iga Se ba n gu n
Amati Gambar 1.11.
Pada gambar tersebut,
QR
sejajar dengan
ST
(
QR
//
ST
).
Ukurlah panjang
PS
,
PQ
,
PT
,
PR
,
ST
, dan
QR
. Ukur
pula besar
TPS
,
RPQ
,
PTS
,
PRQ
,
PST
, dan
PQR
. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, kamu akan
memperoleh hubungan berikut:
(i)
PS PQPT PR
ST QR
;
(ii)
TPS
=
RPQ
,
PTS
=
PRQ
,
PST
=
PQR
.
Jadi,
PST
sebangun dengan
PQR
. Selanjutnya, amati
Gambar 1.12(a). Pada gambar tersebut,
ABC
adalah
segi-tiga dengan
AB
=
c
;
BC
=
a
;
AC
=
b
A
= ;
B
= ;
C
= .
Jika kamu buat segitiga lain yang panjang
sisi-sisi
bersesuaiannya
dua kali panjang sisi-sisi
ABC
maka
diperoleh
KLM
seperti pada Gambar 1.12(b).
R T
P
S Q
K
M
2b
2c L
2a
A B
C a b
c
R
P Q
c b a
Ga m ba r 1 .1 1
Dengan demikian,
KL
= 2
AB
= 2
c
,
LM
= 2
BC
= 2
a,
dan
KM
= 2
AC
= 2
b
. Sehingga
AB KLBC LM
AC KM
1
2
.
Selanjutnya, ukurlah sudut-sudut
KLM
. Dari
pengukuran tersebut, akan di per oleh hubungan berikut:
A
=
K
=
B
=
L
=
C
=
M
=
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Jadi,
ABC
dan
KLM
sebangun.
Pada Gambar 1.12(c),
PQR
dibuat sedemi kian rupa
sehingga
P
=
A
= ,
Q
=
B
= , dan
R
=
C
= .
Ukurlah panjang sisi-sisi
PQR
. Dari pengukuran
tersebut, kamu akan memperoleh hubungan berikut.
AB PQ
BC QR
AC PR
Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.
Jadi,
ABC
dan
PQR
sebangun.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa dua segitiga yang
sisi-sisi bersesuaiannya
seban ding maka sudut-sudut yang
ber sesuai an nya sama besar. Hal ini berarti bahwa
dua segitiga
yang sisi-sisi ber sesuai annya sebanding
adalah
sebangun
.
Sebaliknya, jika dua se gi tiga memiliki sudut-sudut
bersesuaian yang sama besar maka sisi-sisi yang bersesuaian nya
sebanding. Hal ini ber arti bahwa
dua segitiga yang memiliki
sudut-sudut ber sesuai an sama besar
adalah
sebangun
.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah kamu menerka
suatu syarat dua segitiga sebangun? Cobalah nyatakan syarat
dua segitiga sebangun dengan kata-katamu sendiri.
Dua segitiga dikatakan sebangun jika sisi-sisi yang
ber-sesuaian sebanding atau sudut-sudut yang berber-sesuaian
sama besar.
Con t oh 1 .5
1. Coba kamu selidiki apakah
ABC dan A'B'C' pada gambar di samping sebangun? Jelaskan hasil penyelidikanmu.
I n foM a t ik a
Th a le s ( 6 2 4 S.M .– 5 4 6 S.M .)
Kira-kira 2.500 tahun yang lalu, seorang ahli Matematika Yunani, Thales, meng ungkap kan gagasan yang fenomenal. Ia dapat menghitung tinggi piramida dari panjang bayangan suatu tongkat.
B A
C D
E
Thales menggunakan kenyataan bahwa segitiga besar ABC yang dibentuk oleh piramida dan bayangannya, sebangun dengan segitiga kecil DCE yang dibentuk oleh tongkat dan bayangannya. Oleh karena itu, diperoleh persamaan
AB BC
DC CE
Thales dapat mengukur panjang BC, CD, dan
CE. Dengan demikian, ia dapat menghitung
AB (tinggi piramida) menggunakan persamaan tersebut.
Su m be r: Mat em at ika, Khazanah Penget ahuan bagi Anak- Anak, 1979
B A
C
8
6
A'
B' C'
5
B A
C
E
D
Penyelesaian:
Amati ABC.
(AC)2 = (AB)2 + (BC)2 (AC)2 = 82 + 62
(AC)2 = 100 AC = 100= 10
Jadi, AC= 10.
Amati A'B'C'
(A'B')2 = (A'C')2 – (B'C')2 (A'B')2 = 52 – 32
(A'B')2 = 25 – 9 (A'B')2 = 16 A'B' = 16 = 4
Oleh karena itu, AB
A B' 'B =
8 4 = 2;
BC B C' 'C =
6 3 = 2;
AC A C' 'C =
10 5 = 2.
Berarti, AB A B' 'B =
BC B C' 'C =
AC A C' 'C . Jadi, ABC sebangun dengan A'B'C'. 2. Amati Gambar 1.13.
a. Jika DE // BC, apakah ADE sebangun dengan ABC? b. Jika BC = 6 cm, CE = 3 cm, dan AE = 6 cm, tentukan
panjang DE. Penyelesaian:
a. Pada DE dan ABC tampak bahwa
DAE = BAC (berimpit)
ADE = ABC (sehadap)
AED = ACB (sehadap)
Jadi, sudut-sudut yang bersesuaian dari ABC dan
ADE sama besar sehingga ABC se bangun dengan
ADE.
b. ADE sebangun dengan ABC. Oleh karena itu, DE
BC = AE AC
DE BC =
AE AE CE DE
6 = 6 6 3 DE = 4 Jadi, DE = 4 cm.
Ak t iv it a s 1 .1
Tujuan: Mengukur tinggi pohon menggunakan konsep kesebangunan.
Cara Kerja:
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4 sampai dengan 6 orang. 2. Carilah sebuah pohon di sekitar rumah atau sekolah. I n foN e t
Kamu dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang materi ini dari internet dengan mengunjungi alamat
ar t ofm at hem at ics. w or dpr ess.com
Sia pa Be r a n i?
1. Diketahui PQR dan
XYZ dengan unsur-unsur sebagai berikut.
PQR = 40°,
PRQ = 65°,
YXZ = 75°,
XYZ = 35°. Selidikilah apakah
PQR dan XYZ
sebangun? Jelaskan.
2. Amati gambar berikut.
T Q
R P
S
3 cm
4 cm 10 cm
7,5 cm
x cm
(x + 30) cm
x cm
(x + 30) cm
a. Apakah PQR
sebangun dengan
PST? Jelaskan.
b. Jika PQR
sebangun dengan
PST tentukan nilai x.
3. Ambil sebuah tongkat yang telah diukur panjangnya. 4. Tancapkan tongkat tersebut di ujung bayangan pohon.
Amati Gambar 1.14.
5. Hitung panjang bayangan tongkat dan bayangan pohon. Kemudian, jawab pertanyaan berikut.
a. Apakah ABE sebangun dengan BCD?
b. Dengan menggunakan perhitungan, tentukan tinggi pohon tersebut.
Presentasikanlah hasil kegiatanmu di depan kelas.
Petunjuk: Kegiatan dilakukan sekitar pukul 09.00 atau pukul 16.00 pada saat cuaca sedang cerah.
2 . Pe r ba n din ga n Ru a s Ga r is pa da Se git iga
Amati Gambar 1.15. Pada gambar tersebut, diketahui bahwa
ST
//
PR
. Oleh karena itu,
1)
SQT
=
PQR
(berimpit)
2)
TSQ
=
RPQ
(sehadap)
3)
STQ
=
PRQ
(sehadap)
Berdasarkan (1), (2), dan (3), diperoleh
SQT
se bangun
dengan
PQR
sehingga
SQ PQ
TQ RQ
ST PR
... (*)
Jika
PS
=
p
,
SQ
=
q
,
RT
=
r
,
TQ
=
s
,
PR
=
t
, dan
ST
=
u,
dengan
p
≠
0,
q
≠
0,
r
≠
0,
s
≠
0,
t
≠
0,
u
≠
0, seperti tampak
pada Gambar 1.15 maka persamaan (*) menjadi
q p q
s r s
u t
Sekarang, amati perbandingan senilai
q p qs r s
.
Jika kamu kalikan kedua ruas dengan (
p
+
q
)(
r
+
s
),
diperoleh
qp q
(
p
+
q
) (
r
+
s
) =
sr s
(
p
+
q
) (
r
+
s
)
q
(
r
+
s
) =
s
(
p
+
q
)
qr
+
qs
=
ps
+
qs
qr
+
qs
–
qs
=
ps
+
qs
–
qs
qr
=
ps
qp s r
Ga m ba r 1 .1 4
Ga m ba r 1 .1 5
A B C
D E
S
P Q
R
T
s
q r
p t
u
Tu ga s u n t u k m u
Coba kamu selidiki. Jelaskan mengapa p≠ 0,
Jadi, perbandingan ruas garis pada segitiga seperti
tampak pada Gambar 1.15 adalah sebagai berikut.
q p
s r
Berdasarkan perbandingan
q ps
r
dapat dikatakan bahwa
jika dalam suatu segitiga terdapat garis yang sejajar dengan
salah satu sisi segitiga maka garis tersebut akan membagi sisi
lainnya dengan perbandingan yang sama.
Selanjutnya, amati Gambar 1.16.
Coba kamu selidiki, apakah
PQR
sebangun dengan
QSR
?
Pada gambar tersebut tampak bahwa:
1)
PQR
=
QSR
(siku-siku);
2)
QRP
=
QRS
(berimpit).
Berdasarkan (1) dan (2), diperoleh
QPR
=
RQS
. Mengapa?
Coba kamu jelaskan.
Oleh karena itu,
PQR
sebangun dengan
QSR
sehingga ber laku hubungan
QRPR
=
SRQR
atau
QR
2
=
SR
·
PR
.
Con t oh 1 .6
1. Amati Gambar 1.17. Tentukan panjang OM. Penyelesaian:
MPO sebangun dengan MON sehingga OM
MN = MP OM
(OM)2 = MP · MN
(OM)2 = 3 · 12
(OM)2 = 36 OM = 6 cm
Jadi, panjang OM = 6 cm.
2. Lima orang anak ingin meng ukur lebar sungai. Oleh karena secara langsung tidak memungkinkan, kegiatan pengukuran dilakukan secara tidak langsung.
Mereka berhasil menandai tempat-tempat A, B, C, D, dan E
seperti tampak pada Gambar 1.18.
Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh AB = 4 m, BC = 3 m, dan DE = 12 m. Jika BF sejajar DE, berapa meter lebar sungai itu?
Q P
R
S
O
M N
P
3 cm 9 cm
Ga m ba r 1 .1 6
Ga m ba r 1 .1 7
Ga m ba r 1 .1 8 A D
E F
B
Penyelesaian: Langkah 1
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal.
Diketahui: AB = 4 m, BC = 3 m, dan DE =BF = 12 m. Ditanyakan : Lebar sungai (BD)?
Langkah 2
Menentukan konsep apa yang akan digunakan untuk menjawab soal. Konsep yang digunakan adalah segitiga-segitiga yang sebangun.
Langkah 3
Melakukan perhitungan dengan menggunakan konsep kese-bangunan, sebagai berikut. Amati Gambar 1.18 pada soal. Dari pengamatan yang teliti, diperoleh ABC sebangun dengan ADE, sehingga
AB AD =
BC DE
4
AB BD =
3 12
4 12 = 3(AB + BD) kedua ruas kalikan 12 (AB + BD) 48 = 3(4 + BD) substitusikan AB = 4
4 + BD = 16 kedua ruas bagi dengan 3
BD = 12
Jadi, lebar sungai itu adalah 12 meter.
Sia pa Be r a n i?
Amati gambar berikut.
P A
Q
R C
B
Titik P, Q, dan R
berturut-turut terletak pada perpanjangan AC, AB, dan BC suatu ABC. Jika P, Q, dan R segaris, buktikan bahwa
AQ QB
BR RC
CP PA = 1
Te s Kom pe t e n si 1 .2
Kerjakan soal-soal berikut dalam buku latihanmu.
1. Amati gambar berikut.
T
R
S
6 cm
10 cm
8 cm
M
K
L
9 cm
15 cm
12 cm
a. Buktikan bahwa KLM sebangun dengan RST.
b. Tentukan pasangan-pasangan sudut yang sama besar.
2. Amati gambar berikut.
C
A B
50°
R
P 65° Q
a. Buktikan bahwa ABC sebangun dengan PQR.
3. Amati gambar berikut.
P
B A
Q O
a. Buktikan bahwa AOB sebangun
dengan POQ.
b. Jika AB = 12 cm, PQ = 8 cm, dan
AQ = 24 cm, tentukan panjang OA
dan OQ.
4. Amati gambar berikut.
Diketahui BC // ED.
a. Buktikan bahwa
ABC sebangun
dengan AED.
b. Jika EB = 6 cm, BC = 10 cm, dan
DE = 4 cm, tentukan panjang AE.
5. Jika ABC dan PQR pada soal berikut
sebangun, tentukan nilai x dan y.
a.
B A
C y
28°
R x 118°
P
Q
b. C
A B
6 cm
15 cm x cm
10 cm R
P Q
y cm 8 cm
6. Diketahui ABC sebangun dengan PQR.
Jika AB = 6 cm, AC = 8 cm, BAC = 60°,
dan PR = 10 cm, tentukan besar QRP
dan panjang PQ.
7. Amati gambar berikut.
B 3 cmP C
A Q
x cm
a. Selidiki apakah ABC sebangun
dengan APQ? Jelaskan.
b. Jika ABC sebangun dengan APQ
tentukan nilai x.
8. Diketahui ABC sebangun dengan PQR.
Jika BAC = 50° dan ABC = 68°, tentukan
besar QPR, PQR, danPRQ.
9. R
P S
r q
Q p t
Pada gambar berikut, PRQ siku-siku,
begitu juga dengan PSR. Nyata kan t
dalam p, q, dan r.
10. Amati gambar berikut.
C D
B 8 m
A
6 m
F E
Berdasarkan gambar di atas, tentukan:
a. panjang AC; c. panjang AE;
b. panjang CF; d. luas ADF.
11. Pak Amir akan membuat dua buah papan
reklame berbentuk segitiga samasisi. Menurut pemesannya, perbandingan sisi kedua papan itu 3 : 7 dan selisih kedua sisinya 16 dm. Tentukanlah panjang sisi dari setiap segitiga itu.
12. Amati gambar berikut.
4 cm H
C D
B 3 cm
A E
F G
I
Dari gambar tersebut, buktikan:
a. DCG sebangun dengan IBC,
b. DCG sebangun dengan HGF.
Kemudian, tentukan panjang CI,
IB, HG, dan HF.
A
E D
13. Diketahui ABC dan PQR kedua-duanya sama kaki. Jika besar salah satu sudut dari ABC adalah 80° dan besar salah satu sudut dari PQR adalah 50°, jawablah pertanyaan berikut.
a. Sketsalah beberapa kemungkinan ben tuk geometri kedua segitiga itu dan tentukan besar semua sudutnya. b. Apakah ABC dan PQR sebangun?
Jelaskan.
C. D u a Se git iga y a n g Kon gr u e n
Perhatikan Gambar 1.19.
Ukurlah panjang sisi dan besar sudut segitiga
ABC
dan
segitiga
PQR
. Jika kamu melakukan pengukuran dengan
benar, diperoleh hubungan:
(i)
AB
=
PQ
,
BC = QR
, dan
AC
=
PR
.
(ii)
A
=
P
,
B
=
Q
, dan
C
=
R
.
Oleh karena itu,
ABC
kongruen dengan
PQR
.
Sekarang, ukurlah panjang sisi dan besar sudut
KLM
.
Kemudian, bandingkan dengan unsur-unsur
ABC
. Dari
hasil pengukuran tersebut, diperoleh hubungan berikut.
(iii)
AB
≠
KL
,
BC
≠
LM
, dan
AC
≠
KM
.
(iv)
A
=
K
,
B
=
L
, dan
C
=
M
.
Berdasarkan (iii) dan (iv) dapat diketahui bahwa
BC
tidak kongruen dengan
KLM
. Akan tetapi,
ABKL BC LM
AC KM
Dengan demikian,
ABC
sebangun dengan
KLM
.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah kamu menerka
pengertian dua segitiga yang kongruen? Cobalah nyatakan
pengertian dua segitiga yang kongruen dengan kata-katamu
sendiri.
Dua segitiga yang kongruen pasti sebangun, tetapi dua
segitiga yang sebangun belum tentu kongruen.
1 . Sifa t D u a Se git iga y a n g Kon gr u e n
Gambar 1.20 menunjukkan sebagian dari pola pengubinan
segitiga-segitiga yang kongruen.
Apabila
ABD
digeser ke kanan tanpa memutar dengan arah
AB
uuu
u r
u r
maka diperoleh
A B
C
R
P Q
M
K L
Ga m ba r 1 .1 9
Ga m ba r 1 .2 0 G
A
H
B
I
C
A
B
(
A
menempati
B
)
B
C
(
B
menempati
C
)
D
E
(
D
menempati
E
)
AB
BC
sehingga
AB
=
BC
BD
CE
sehingga
BD
=
CE
AD
BE
sehingga
AD
=
BE
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen
memenuhi sifat umum berikut.
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Dalam penggeseran
ABE
dengan arah
AB
uuu
u r
u r
, diperoleh pula
DAB
EBC
sehingga
EAB
=
FBC
DBA
ECB
sehingga
DBA
=
ECB
ADB
BEC
sehingga
ADB
=
BEC
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen
memenuhi sifat umum berikut.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Con t oh 1 .7
1. Pada gambar di samping, PQ diputar setengah putaran dengan pusat O (titik O di luar PQ) sehingga bayangannya
P’Q’. Selidiki apakah POQ kongruen dengan P'OQ' ? Jelaskan hasil penyelidikanmu.
Penyelesaian:
PQ diputar setengah putaran terhadap pusat O, diperoleh a. PQ P'Q' sehingga PQ = P'Q'
PO P'O sehingga PO = P'O QO Q'O sehingga QO = Q'O
b. QPO Q'P'O sehingga QPO = Q'P'O PQO P'Q'O sehingga PQO = P'Q'O POQ P'OQ' sehingga POQ = P'O'Q
Dari penjelasan (a) dan (b) maka POQ kongruen dengan
P'OQ' , ditulis POQ P'OQ'.
2. Pada gambar di samping, ABC kongruen dengan PQR. Tentukan:
a. besar ACB dan PQR; b. panjang sisi QR. Penyelesaian:
a. ABC kongruen dengan PQR maka
ACB = PRQ = 62°
ABC = 180° – (BAC + ACB)
P Q'
P' Q
O
Q
R P
62°
54°
A B
C
18 cm
20 cm Sia pa Be r a n i?
Amati gambar berikut.
B E
A
C
D AE diputar setengah putaran dengan pusat B
sehingga bayangannya
CD. Akibatnya, ABE
kongruen dengan CBD. Jika BE = 6 cm,
AE = 8 cm, BC = 5 cm,
BAE = 60°, dan
ABE = 70°, tentukan:
a. panjang BD dan AB;
= 180° – (54° + 62°) = 64°
PQR = ABC = 64°.
b. ABC kongruen dengan PQR maka
QR = BC = 18 cm.
2 . Sy a r a t D u a Se git iga Kon gr u e n
Pada bagian sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa dua
segitiga akan kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian sama
panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Dengan
demikian, kamu harus menghitung setiap panjang sisi dan
besar sudut kedua segitiga untuk membuktikan kekongruenan
dua segitiga tersebut. Tentunya hal ini akan menyita waktu.
Apakah kamu tahu cara lain yang lebih efektif?
a . Sisi- Sisi y a n g Be r se su a ia n Sa m a Pa n j a n g ( s.s.s)
Amati Gambar 1.21. Pada gambar tersebut,
AB
=
PQ
,
BC
=
QR
, dan
AC
=
PR
. Ukurlah besar sudut-sudut dari kedua
segitiga tersebut. Dari hasil pengukuran tersebut, kamu akan
memperoleh hubungan
A
=
P
;
B
=
Q
;
C
=
R
.
Dengan demikian,
ABC
dan
PQR
memenuhi sifat
dua segitiga yang kongruen, yaitu
sisi-sisi yang bersesuaian
sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
.
Jadi,
ABC
kongruen dengan
PQR
.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa jika sisi-sisi yang
bersesuaian dari dua segitiga sama panjang maka dua segitiga
tersebut kongruen. Apakah hal itu berlaku secara umum? Untuk
mengetahuinya, lakukanlah Tugas untukmu di samping.
Hasil yang benar dari tugas tersebut memperjelas sifat
berikut.
Jika sisi-sisi yang bersesuaian dari dua segitiga sama
panjang (s.s.s) maka dua segitiga tersebut kongruen.
b. D u a Sisi y a n g Be r se su a ia n Sa m a Pa n j a n g da n Su du t y a n g D ia pit n y a Sa m a Be sa r ( s.sd.s)
Amati Gambar 1.22. Pada gambar tersebut,
DE
=
KL
,
D
=
K
, dan
DF
=
KM
. Ukurlah panjang
EF
dan
LM
, besar
E
dan
L,
serta besar
F
dan
M
. Berdasarkan hasil pengukuran
Sia pa Be r a n i?
Coba kamu selidiki persamaan dan perbedaan antara dua segitiga yang sebangun dan dua segitiga yang kongruen.
R
P Q
C
A B
Ga m ba r 1 .2 1
Tu ga s u n t u k m u
Gambarlah lima pasang segitiga sebarang yang sisi-sisi bersesuaiannya sama panjang (s.s.s). Ukurlah besar sudut-sudut yang bersesuaian dari setiap pasang segitiga. Selidikilah apakah besar sudut yang bersesuaian dari setiap pasang segitiga tersebut sama besar? Dapatkah dinyatakan bahwa jika sisi-sisi yang bersesuaian dari dua segitiga
sama panjang maka dua segitiga tersebut kongruen? Tuliskan hasil penyelidikanmu pada selembar kertas, kemudian kumpulkan pada gurumu.
F
D
E °
M
K
tersebut, kamu akan memperoleh hubungan
EF
=
LM
,
E
=
L
, dan
F
=
M
.
Dengan demikian, pada
DEF
dan
KLM
berlaku
(i)
DE
=
KL
,
EF
=
LM
,
DF
=
KM
;
(ii)
D
=
K
,
E
=
L
,
F
=
M.
Hal ini menunjukkan bahwa
DEF
dan
KLM
memenuhi
sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi,
DEF
KLM
.
Uraian tersebut memperjelas sifat berikut.
Jika dua sisi yang bersesuaian dari dua segitiga sama
panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s) maka
kedua segitiga itu kongruen.
c. D u a Su du t y a n g Be r se su a ia n Sa m a Be sa r da n Sisi y a n g Be r a da di An t a r a n y a Sa m a Pa n j a n g ( sd.s.sd)
Amati Gambar 1.23. Pada gambar tersebut
G
=
X
,
H
=
Y
, dan
GH
=
XY
. Ukurlah besar
I
dan
Z
, panjang
GI
dan
XZ
, serta panjang
HI
dan
YZ
. Dari hasil pengukuran
tersebut, kamu akan memperoleh hubungan
I
=
Z
,
GI
=
XZ
, dan
HI
=
YZ
.
Dengan demikian, pada
GHI
dan
XYZ
berlaku
(i)
G
=
X
,
H
=
Y
, dan
I
=
Z
;
(ii)
GH
=
XY
,
HI
=
YZ
, dan
GI
=
XZ
.
Hal ini menunjukkan bahwa
GHI
dan
XYZ
memenuhi sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi,
GHI
XYZ
.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah kamu menemukan
sifat berikut?
Jika dua sudut yang bersesuaian dari dua segitiga sama
besar dan sisi yang berada di antaranya sama panjang
(sd.s.sd) maka kedua segitiga itu kongruen.
d. D u a Su du t y a n g Be r se su a ia n Sa m a Be sa r da n Sisi y a n g Be r a da di H a da pa n n y a Sa m a Pa n j a n g ( sd.sd.s)
Amati Gambar 1.24. Pada gambar tersebut,
A
=
X
,
B
=
Y
, dan
BC
=
YZ
. Ukurlah besar
C
dan
Z
, panjang
AB
dan
XY
, serta panjang
AC
dan
XZ
. Dari hasil pengukuran
tersebut, kamu akan memperoleh hubungan
C
=
Z
,
AB
=
XY
, dan
AC
=
XZ
.
I
G° H
Z
X° Y
C
A B
Z
X Y
Tu ga s u n t u k m u
Buatlah 3 pasang segitiga sebarang. Setiap pasang segitiga memiliki sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Ukurlah panjang sisi yang bersesuaian. Apakah dapat disimpulkan bahwa jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar maka dua segitiga tersebut kongruen? Coba selidiki adakah syarat yang lain agar dua segitiga tersebut kongruen? Tuliskan hasil penyelidikanmu pada kertas terpisah. Kemudian, kumpulkan pada gurumu.
Ga m ba r 1 .2 3
Dengan demikian, pada
ABC
dan
XYZ
berlaku
(i)
A
=
X
,
B
=
Y
, dan
C
=
Z
;
(ii)
AB
=
XY
,
BC
=
YZ
, dan
AC
=
XZ
.
Hal ini menunjukkan bahwa
ABC
dan
XYZ
memenuhi
sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi,
ABC
XYZ
.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah kamu menemukan
sifat berikut?
Jika dua sudut yang bersesuaian dari dua segitiga sama
besar dan satu sisi sekutu kedua sudutnya sama panjang
(sd.sd.s) maka kedua segitiga tersebut kongruen.
Con t oh 1 .8
1. Amati Gambar 1.25.
Selidikilah apakah ABC kongruen dengan PQR?
Jelaskan. Penyelesaian:
Kedua segitiga tersebut memenuhi sd.s.sd sehingga ABC
kongruen dengan PQR. 2. Amati gambar di samping.
PQRS adalah jajar genjang dengan salah satu diago nalnya QS. Selidikilah apakah PQS dan RSQ
kongruen? Jelaskan. Penyelesaian:
Pada jajargenjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar sehingga PQ = SR, PQ // SR, dan PS = QR, PS // QR. Selanjutnya, QS adalah diagonal sehingga QS = SQ.
Dengan demikian, sisi-sisi yang bersesuaian dari PQS dan
RSQ sama panjang (s.s.s). Jadi, PQS dan RSQ kongruen.
3. Amati trapesium siku-siku PQRS pada gambar berikut.
PQ = 5 cm, SR = 3 cm, dan PS = 3 cm.
Selidikilah apakah PSR
kongruen dengan PRQ? Penyelesaian:
Jika PSR dan PRQ kongruen
maka haruslah PS = PR dan SR = RQ karena PSR = PRQ
(siku-siku).
PR = ( )2 (( ))2 = 32 332 = 3 2
Jadi, PR ≠ PS.
B
A 70 8 cm50° C
°
R
P
Q
50°
70°
8 cm
Ga m ba r 1 .2 5 S
P
R
Q
S R
Q P
Tu ga s u n t u k m u
Lukislah masing-masing dua segitiga yang memenuhi syarat:
a. s. s. s
b. s. sd. s
c. sd. s. sd
d. sd. sd. s
sisi-sisi yang bersesuaian dari PSR dan PRQ tidak sama panjang. Jadi, PSR dan PRQ tidak kongruen.
3 . Pa n j a n g Ga r is da n Be sa r Su du t da r i Ba n gu n Ge om e t r i
Konsep segitiga kongruen dapat digunakan untuk menghitung
panjang garis dan besar sudut dari bangun datar, seperti
jajar genjang, belahketupat, dan layang-layang. Sebelum
menghitung panjang garis dan besar sudut dari bangun
geometri, pelajarilah uraian berikut.
Gambar 1.26 memperlihatkan segitiga siku-siku
ABC
. Jika dibuat garis dari titik sudut
B
ke hipotenusa
AC
sedemikian rupa sehingga
ABT
= 30°, diperoleh
ATB
= 180° – (30° + 30°) = 120°
BTC
= 180° –
ATB
= 180° – 120° = 60°
BCT
= 180° – (
BAT
+
ABC
)
= 180° – (30° + 90°) = 60°
CBT
=
ABC
–
ABT
= 90° – 30° = 60°
Amati bahwa:
t
BAT
=
ABT
= 30° sehingga
ABT
samakaki, dalam
hal ini
AT
=
BT
;
t
CBT
=
BCT
=
BTC
= 60° sehingga
BTC
samasisi,
dalam hal ini
BT
=
BC
=
CT.
Dengan demikian,
AT
=
BT
=
BC
=
CT
. Amati bahwa
AT
=
CT
sehingga
BT
merupakan garis berat
ABC
.
Oleh karena
AC
=
AT
+
CT
maka
AC
=
BC
+
BC
= 2
BC
atau
AC
=
BT
+
BT
= 2
BT
.
Uraian tersebut memperjelas Sifat 1 dan Sifat 2 dari
segitiga siku-siku bersudut 30° seperti berikut.
Sifat 1
Panjang garis berat segitiga siku-siku bersudut 30°
yang ditarik dari titik sudut siku-siku sama dengan
panjang setengah hipotenusanya.
Sifat 2
Panjang sisi terpendek dari segitiga siku-siku
bersudut 30° sama dengan panjang setengah
hipotenusanya.
H a l Pe n t in g
Istilah-istilah penting yang kamu temui pada bab ini adalah
• kesebangunan • kekongruenan • skala
• perbandingan sisi
• perbandingan sudut
B A
T
30°
30°
C
Ga m ba r 1 .2 6
Ca t a t a n
Garis berat segitiga adalah garis yang melalui salah satu titik tengah sisi segitiga dan titik sudut di hadapan sisi itu.
Sia pa Be r a n i?
Perhatikan gambar berikut.
A B
C D
E
F G H
J I
Con t oh 1 .9
1. Amati Gambar 1.27(a). Jajargenjang ABCD terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen, yaitu ADC
dan CBA. Jika AC = 12 cm, tentukan panjang semua sisi jajargenjang tersebut.
Penyelesaian:
Pelajarilah Gambar 1.33(b).
BA = 2 CB sifat 2
CBA siku-siku di C sehingga berlaku hubungan (BA)2 = (AC)2 + (CB)2
(2CB)2 = 122 + (CB)2
4(CB)2 = 144 + (CB)2
3(CB)2 = 144
CB = 4 3
Dengan demikian, BA = 2CB = 2 4 3 = 8 3. Oleh karena ADC CBA maka
AD = CB = 4 3 cm dan DC = BA = 8 3 cm.
2. Amati Gambar 1.28(a). Pada gambar tersebut, AB = 6 cm,
BC = 3 cm, DC = 4 cm, DBC = 53°, dan DB = DA = 5 cm. Tentukanlah besar DAB.
A
D
B
C
B
3 cm
4 cm
3 cm 3 cm
5 cm
A
D
C
53°
E
Penyelesaian:
t 1BEBHBNCBSUFSTFCVUABD adalah segitiga samakaki. Tarik garis tinggi ABD yang me lalui titik D hingga memotong AB di E seperti pada Gambar 1.28(b). t 0MFI LBSFOB ABD segitiga samakaki dan DE garis
tingginya maka AE = EB. Adapun DEB siku-siku di E,
EB = 3 cm, dan DB = 5 cm.
(DE)2 = (DB)2 – (EB)2 = 52 – 32 = 25 – 9 = 16 DE = 4 cm.
t 4FLBSBOHBNBUJDEB dan DCB.
DC = DE = 4 cm
CB = EB = 3 cm
DB = DB = 5 cm (berimpit)
Oleh karena itu, DEB kongruen dengan DCB, akibatnya
30° 60°
12 cm
C
A B
a
b 12 cm
C
A B
D
60°
Ga m ba r 1 .2 7
1. Dari selembar karton, buatlah dua model bangun yang kongruen dengan ukuran bebas seperti pada gambar berikut.
A
B
2. Guntinglah bangun B menurut garis putus-putus.
3. Acaklah potongan-potongan bangun B.
4. Susun dan tempelkan potongan-potongan tersebut hingga menutupi bangun A.
5. Pertanyaan:
a. Apakah
potongan-potongan bangun B dapat disusun menyerupai bangun A?
t DEB kongruen dengan DEA karena
ED = ED = 4 cm (berimpit)
DB = DA = 5 cm
EB = EA = 3 cm
Jadi, DAB = DBE = 53°.
Te s Kom pe t e n si 1 .3
Kerjakan soal-soal berikut dalam buku latihanmu.
1. Pada gambar berikut, KLM diputar
setengah putaran pada titik tengah MK,
yaitu titik O. Akibatnya, KLM dan
bayangan nya, yaitu MNK kongruen.
L M
O
N K
a. Tentukan pasangan sisi yang sama
panjang.
b. Tentukan pasangan sudut yang sama
besar.
c. Berbentuk apakah bangun KLMN?
2. Amati gambar berikut.
D
A C
B
ABCD adalah belah ketupat dengan salah
satu diagonal nya BD. Dari gambar tersebut
diperoleh ABD kong ruen dengan CBD.
a. Tentukanlah pasangan sisi yang
sama panjang.
b. Tentukanlah pasangan sudut yang
sama besar.
3. Amati gambar berikut.
S
R P
Q
PQRS adalah layang-layang dengan
sumbu simetri nya QS. Dari gambar
tersebut diperoleh PQS kongruen
dengan RQS.
a. Tentukanlah pasangan sisi yang
sama panjang.
b. Tentukanlah pasangan sudut yang
sama besar.
4. Pada gambar berikut, PQ dan RS sama
panjang dan sejajar.
O
S
Q P
R
Buktikan bahwa POQ kongruen dengan
SOR.
5. Pada gambar berikut, KLMN adalah
persegi panjang dengan kedua diago
9. Tentukan panjang: a. AE;
b. EB; d. AD; e. BC. c. ED;
10. Amati gambar berikut.
A
C
E B
D
Diketahui:
AB = BD, = , dan AE BC.
a. Buktikan bahwa ABC kongruen dengan BED.
b. Jika BC = 10 cm dan CD = 1
3BD,
tentukanlah panjang garis DE dan luas BED.
11. Amati gambar berikut.
D
E
A B
C
100°
ABCD ada lah tra pe sium samakaki. Jika BC // ED dan AE = ED, tentukan
besar: a. EBC; b. EDC; c. BED; d. AED; e. EAD; f. ADE.
12. Amati gambar berikut.
A C
D
E O F
N M
K
O
L
a. Buktikan bahwa KLM kongruen dengan MNK.
b. Tentukan pasangan segitiga lain yang kongruen dari gam bar tersebut. 6. Pada gambar berikut, ABCD adalah
trape sium samakaki dengan kedua garis dia -gonal nya berpotongan di titik O.
D C
A
O
B
a. Buktikan bahwa DAC kong ruen dengan CBD.
b. Tentukan pasangan segitiga lain yang kongruen dari gambar tersebut. 7. Pada gambar berikut, BC = CD = CE,
ABF = 50°, dan BF // CE. Tentukan besar:
a. BCE;
b. CDE
c. CED; d. CBE; e. BEC.
Untuk soal nomor 8 dan 9, perhatikan gambar berikut dengan DC = 8 cm dan ED = EB.
D
A E B
C
30º
30º
60º
8. Tentukan besar: a. BED; b. AED; c. DBC; d. BDC; e. ADE; f. BCD.
D F
A
E
a. Tentukan pasangan-pasangan segitiga kongruen yang terdapat dalam belah-ketupat ABCD.
b. Jika BD = 32 cm, DC = 20 cm, dan
FC = 1
3OF, tentukan luas BDF.
13. Amati gambar berikut dengan saksama.
A B
C
D
E
Diketahui BCD = BAD dan AB = CD