Bagian II Petunjuk Khusus
A. Pembelajaran
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika Kelas XI Tunadaksa
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Keterangan:
Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching)
melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan.
Guru mengembangkan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik.
Evaluasi terhadap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3 . Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi,seni, budaya
terkait fenomena dan
kejadian nyata dalam
kehidupan
4 . Mengolah, menyaji,
dan menalar dalam
ranah konkret
(menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori 3.1 Memahami konsep peluang. 4.1 Melakukan percobaan untuk menentukan ruang sampel,
kejadian dan peluang suatu kejadian.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.2 Memahami peluang
empirik dari data luaran
(output) yang mungkin
diperoleh berdasarkan
sekelompok data (tunggal).
4.2 Menentukan peluang
empirik dari suatu kejadian. Dengan memanfaatkan teknologi untuk mengolah data
3.3 Memahami teknik
penyajian data dua
variabel menggunakan
tabel, diagram batang, dan diagram garis.
4.3 Menggambar diagram
batang dan garis dari data dua variabel dengan memanfaatkan teknologi untuk
mengolah data.
3.4 Memahami berbagai
konsep dan prinsip garis dan sudut dalam bidang datar.
4.4 Menerapkan berbagai konsep dan prinsip garis dan sudut dalam bidang datar terkait dalam kehidupan sehari-hari
3.5 Memahami konsep
persamaan linear dua
variabel.
4.5 Menerapkan konsep
persamaan linier dua variabel dengan cara eliminasi dan
substitusi dalam konteks nyata.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa
Secara umum, pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kecakapan atau kemahiran matematika. Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki peserta didik terutama dalam pengembangan
penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem
solving) yang dihadapi dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang logis, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran
keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran matematika di SMALB Tunadaksa
diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan
Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan
melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect
Teaching).
3. Materi Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa
Buku ini diperuntukkan anak tunadaksa yang
mempunyai hambatan intelektual ringan, hambatan emosi, dan hambatan komunikasi sehingga guru wajib melakukan asesmen terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pembelajaran. Apabila hasil asesmen menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik tidak sesuai seperti yang diharapkan (tidak sesuai dengan standar indikator dalam buku ini) maka guru wajib melakukan penyederhanaan
pembelajaran. Apabila ternyata hasil asesmen
menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik berada diatas standar yang diharapkan maka guru wajib melakukan penambahan materi pembelajaran.
Materi pembelajaran matematika yang diberikan kepada peserta didik kelas XI tunadaksa meliputi 3 aspek yaitu sebagai berikut:
a. Aljabar
b. Geometri dan pengukuran
Dari ketiga aspek tersebut dijabarkan menjadi 4 bab yang akan dipelajari oleh peserta didik yaitu sebagai berikut:
a. Bab I tentang Peluang
b. Bab II tentang Statistika
c. Bab III tentang Garis dan Sudut
d. Bab IV tentang Persamaan Linear Dua variabel (PLDV)
Alokasi waktu untuk pembelajaran matematika bagi peserta didik kelas XI tunadaksa yaitu 2 jam pelajaran/ minggu.
4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
Kelas XI Tunadaksa
a. memahami konsep dan menerapkan prosedur
matematika dalam kehidupan sehari-hari,
b. membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta,
fenomena, atau data yang ada,
c. melakukan operasi matematika untuk
penyederhanaan, dan analisis komponen yang ada,
d. melakukan penalaran matematis yang meliputi
membuat dugaan dan memverifikasinya
e. memecahkan masalah dan mengomunikasikan
gagasan melalui simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
f. menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis,
cermat, teliti, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
B. Penilaian Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa
1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh informasi atau data mengenai proses dan hasil belajar peserta didik. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan penilaian otentik yang memungkinkan para pendidik menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi peserta didik memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian, yaitu:
a. Mengukur tingkat berpikir peserta didik mulai dari
rendah sampai tinggi.
b. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan
pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan).
c. Mengukur proses kerjasama, bukan hanya hasil
kerja.
d. Menggunakan portofolio pembelajaran peserta
didik.
Dengan demikian kompetensi peserta didik yang dinilai pada tiap ranah kompetensi disesuaikan dengan aktivitas yang ditempuh peserta didik dalam proses pembelajaran. Terkait hal itu perlu diingat, dalam Standar Proses dinyatakan bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Aktivitas-aktivitas pada tiap ranah kompetensi tersebut bergradasi.
Penilaian otentik dalam pembelajaran matematika menekankan pada:
a. Beorientasi pada proses maupun hasil dalam
menyelesaikan masalah.
b. Aspek penalaran untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan berpikir logis, kritis, analitis, dan kreatif.
Pendidik diharapkan menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian. Pembuatan instrumen penilaian dalam mata pelajaran Matematika SMALB Kelas XI
Tunadaksa perlu mempertimbangkan aspek-aspek
penalaran matematika dan pemecahan masalah yang meliputi empat aspek sebagai berikut:
1. Penilaian pemahaman
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan konsep, menentukan hasil, dan mengidentifikasi.
2. Penilaian penyajian dan penafsiran
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam membaca dan menafsirkan berbagai bentuk penyajian (seperti tabel dan grafik), menyajikan data dan informasi dalam berbagai bentuk tabel dan grafik, melukiskan garis dan sudut, menyajikan / menafsirkan berbagai representasi konsep dan prosedur, dan menyusun model matematika suatu situasi/keadaan.
3. Penilaian penalaran dan pembuktian
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi contoh dan bukan contoh, menduga dan memeriksa kebenaran suatu pernyataan, mendapatkan atau memeriksa kebenaran dengan penalaran induksi, pemecahan masalah matematika, dan menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran deduksi.
4. Penilaian pemecahan masalah
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah matematika maupun dalam konteks kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi.
2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran
a. Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung.
b. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif.
c. Yang diukur keterampilan dan performance, bukan
mengingat fakta.
d. Berkesinambungan.
e. Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback.
f. Berdasarkan acuan kriteria.
3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dapat dilakukan melalui penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Ketiga aspek penilaian tersebut dapat kita jabarkan sebagai berikut:
a. Penilaian proses atau keterampilan dapat dilakukan
melalui observasi pada saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun pada saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
b. Penilaian produk dapat berupa pemahaman konsep,
prinsip, dan hukum. Penilaian produk tersebut dapat dilakukan dengan tes tertulis.
c. Penilaian sikap dilakukan melalui saat peserta didik
bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun pada saat presentasi. Penilaian sikap tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi sikap.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Kompetensi Sikap (Attitude)
a. Observasi
Teknik penilaian yang dilakukan secara
indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati.
b. Penilaian Diri
Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antar Peserta Didik/ Teman
Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
d. Jurnal/ Catatan Guru
Catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Knowledge)
a. Instrumen tes tulis
Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Instrumen tes lisan
Berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap/oral sehingga peserta didik
merespon pertanyaan tersebut sehingga
menumbulkan keberanian dari peserta didik.
c. Instrumen penugasan
Berupa tugas mengerjakan di rumah, proyek yang dikerjakan secara individu maupun kelompok.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Skill)
a. Tes praktik/ kinerja atau performance
Penilaian yang menuntut respons berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas/
perilaku sesuai dengan kompetensi.
b. Penilaian proyek
Berupa tugas-tugas belajar yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam jangka waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio
Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik yang bersifat reflektif-integratif untuk mengrtahui minat, perkembangan, prestasi, kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan
Penilaian hasil belajaroleh pendidik harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus
sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria, pendidik memilih teknik
penilaian sesuai dengan indikator dan
mengembangkan instrumen serta pedoman
penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran
diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes atau non tes. Penelusuran dilakukan dengan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
c. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut
untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar.
d. Laporan hasil penilaian meliputi:
1) Nilai/ deskripsi pencapaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan.
2) Deskripsi sikap spiritual dan sosial.
e. Laporan hasil penilaian disampaikan kepada kepala
sekolah dan pihak lain yang terkait (misalnya: wali kelas, dan orang tua peserta didik) pada periode yang ditentukan.
C. Remedial
Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar agar mencapai kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik. Remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal
yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
1. Prinsip-prinsip Remedial
Dalam pemberian pembelajaran remedial, kita harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam remedial seperti berikut ini:
a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing dan berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, program
pembelajaran remedial harus dapat mengakomodasi perbedaan individual peserta didik dan disusun sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
b. Interaktif
Pembelajaran remedial memungkinkan peserta didik secara intensif dapat berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Remedial bersifat perbaikan maka perlu mendapatkan monitoring dan
belajarnya. Apabila dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan, maka segera diberikan tindakan.
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan
Penilaian.
Dalam pembelajaran remedial digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian sesuai dengan karakteristok peserta didik.
d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin.
Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif.
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian
Pelayanan.
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan sehingga harus berkesinambungan.
2. Pembelajaran Remedial
a. Bentuk kegiatan Remedial
1) Memberikan Tambahan Penjelsan atau Contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami
kesulitan memahami penyampaian materi
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi,
konsep misalnya akan membantu pemebentukan konsep pada diri peserta didik.
2) Menggunakan Strategi Pembelajaran yang
Berbeda dengan Sebelumnya
Penggunaan alternatif berbagai strategi
pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.
3) Mengkaji Ulang Pembelajaran yang Lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam
pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
4) Menggunakan Berbagai Jenis Media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun, peserta didik sering kali mengalami
kesulitan untuk memperhatikan atau
berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran, perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik.
b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahuikesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik, maka langkah selanjutnya dalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran
remedial. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode
dan media yang berbeda.
2) Pemberian bimbingan secara khusus.
3) Pemberian tugas dan latihan secara khusus.
4) Pemanfaatan tutor sebaya.
5) Hasil belajar yang menunjukkan tingkat
pencapaian kompetensi melalui penilaian
diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi, dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
6) Jika peserta didik tidak lulu karena penilaian
hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes
tersebut dengan pembelajaran ulang jika
diperlukan. Namun apabila ketidak lulusan akibat dari penilaian proses yang tidak diikuti (misalnya kinerja praktik, diskusi/ presentasi
kelompok) maka sebaiknya peserta didik
D. Pengayaan
1. Prinsip-prinsip Pengayaan
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat
mencapai penguasaan kompetensi minimal yang
ditetapkan, maka pendidik memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan.
Tujuan pembelajaran pengayaan yaitu untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
Jenis pembelajaran pengayaan:
a. Kegiatan eksploratori, yang bersifat umum yang
dirancang untuk disajikan kepada peserta didik dapat berupa sejarah tokoh dalam bidang ilmu yang dipelajari, buku yang relevan, peristiwa alam yang terkait dengan materi pembelajaran, dan sebagainya yang tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses, yang diperlukan oleh peserta
didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah, yang diberikan kepada peserta
didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi
berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah/ penelitian ilmiah.
2. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Belajar kelompok
b. Belajar mandiri
c. Pembelajaran berbasis tema
d. Pemadatan kurikulum
E. Interaksi dengan Orang Tua
Kegiatan ini dimaksudkan supaya terjadi komunikasi antara guru dan orang tua dalam proses pembelajaran. Guru memberikan informasi tentang sejauh mana pembelajaran berlangsung dan tentang kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran sehingga orang tua dapat mengetahui tentang kemampuan peserta didik dan dapat membantu peserta didik ketika belajar di rumah. Dengan adanya interaksi antara guru dan orang tua, diharapkan peserta didik dapat terpantau kegiatannya juga peserta didik akan merasa diperhatikan oleh guru dan orang tua sehingga memberikan semangat dan motivasi dalam belajar.
Diharapkan informasi hasil belajar tersebut
memberikan manfaat oleh orang tua untuk memotivasi peserta didik agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi akurat tentang hasil belajar peserta didik yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi tersebut digunakan oleh orang tua untuk:
1. Membantu anaknya belajar.
2. Memotivasi anaknya belajar.
3. Membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.
Bentuk laporan yang diberikan kepada orang tua peserta didik harus mencakup semua ranah dan disertai deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan peserta didik dalam melakukan tugas serta minat terhadap mata pelajaran.
Interaksi antara pendidik dengan orang tua peserta didik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Interaksi Secara Langsung
a. Pertemuan rutin orang tua peserta didik dengan
pendidik di sekolah
b. Home visit
2. Interaksi Secara Tidak Langsung
a. Buku penghubung
b. Pengembalian tugas yang telah dinilai dan
ditandatangani oleh orang tua peserta didik dan disimpan sebagai portofolio peserta didik.
Bagian II PETUNJUK KHUSUS Peta Konsep/Materi Matematika Kelas XI TunaAdaksa Peluang Peluang Teoretik Titik Sampel Ruang Sampel Kejadian Peluang Empirik Statistika/ Penyajian Data Tabel Diagram Batang Diagram Garis Diagram Lingkaran
Garis dan Sudut
Garis
Pengertian Garis Kedudukan Garis Membagi Garis dan Perbandingan Ruas Garis Sudut Pengertian Sudut Jenis-jenis Sudut Hubungan Antar Sudut Melukis Sudut Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel Model dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
A. Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami konsep peluang.
3.2 Memahami peluang empirik dari data luaran (output) yang mungkin diperoleh berdasarkan sekelompok data (tunggal)
4.1 Melakukan percobaan untuk menentukan ruang sampel, kejadian dan peluang suatu kejadian. 4.2 Menentukan peluang empirik dari suatu kejadian
dengan memanfaatkan teknologi untuk mengolah data
2. Indikator
1. Mengetahui pengertian peluang.
2. Menentukan nilai peluang secara empirik dan
teoretik.
3. Pengalaman Belajar
1. Menentukan Titik Sampel dan Ruang Sampel
2. Menentukan Nilai Kemungkinan dan Frekuensi
harapan
PELUANG
4. Media dan Sumber Belajar
a. Media
Media yang digunakan dalam pembelajaran tentang materi peluang tersebut yaitu:
1) Permaianan ular tangga
2) Dadu
3) Koin
4) Bola berwarna
b. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan yaitu:
1) Buku teks matematika kelas XI Tunadaksa yang
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2) Buku matematika lain yang relevan.
5. Langkah-langkah Pembelajaran
Pada Bab ini kita akan membahas tentang Peluang. Istilah peluang, sering kita dengar dalam kehiudupan sehari-hari. Banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada peluang kejadian yang mungkin di luar jangkauan kita. Dengan mempelajari bab tentang peluang ini, maka kita dapat memprediksi besarnya peluang yang mungkin terjadi. Teori peluang banyak digunakan dalam dunia bisnis, meteorologi, sains, industri, politik, dan lain-lain. Misalnya sebuah perusahaan menggunakan peluang untuk memasarkan produknya, dokter menggunakan peluang untuk memprediksi besar kecilnya kesuksesan metode pengobatannya, ahli
meteorologi menggunakan peluang untuk memperkirakan kondisi cuaca, dalam dunia politik menggunakan teori peluang untuk memprediksi hasil sebelum pemilihan umum. Peluang juga digunakan PLN untuk merencanakan pengembangan sistem pembangkit listrik dalam menghadapi perkembangan beban listrik di masa depan.
a. Peluang Teoretik