• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Guru Matematika id. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Guru Matematika id. pdf"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Guru

Matematika

Buku ini merupakan buku guru yang

dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini

disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di

bawah koordinasi Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam

tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku

ini merupakan “dokumen hidup” yang

senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan

dimutakhirkan sesuai dengan dinamika

kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan

dari berbagai kalangan diharapkan dapat

meningkatkan kualitas buku ini.

(2)

Buku Guru

M A T E M A T I K A

Oleh :

Buntas Ernawati, S.Pd.

SMALB

KELAS XI Tunadaksa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(3)

M A T E M A T I K A

Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, dan dipergunakan dalam

tahap awal penerapan kurikulum

2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,

diperbaharui, dan dimutakhirkan

sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

(4)

Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang–Undang

Penulis : Buntas Ernawati, S.Pd Penelaah : Dra. Endang Listyani, MS Penyunting bahasa : Badan Bahasa

Kotak Katalog dalam Terbitan (KDT)

Cetakan ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle, 12pt

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika SMALB- ~Tunadaksa: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

xii, 218 hl. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas XI

ISBN 978-602-358-520-5 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-522-9 (jilid 2)

I. MATEMATIKA Studi dan Pengajaran I. Judul

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan MILIK NEGARA

(5)

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat

kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Matematika untuk kelas XI SMALB-D (TUNADAKSA)

dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki

keimanan dan akhlak mulia serta rasa ingin tahu sebagaimana diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab

(6)

terbentuk sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus

dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam berbagai bentuk kegiatan lain yang sesuai, relevan, bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan

kritik, saran dan masukan untuk perbaikan serta

penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Mei 2016

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

A. Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa ... 1

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa .... ... 1

2. Tujuan Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa ... ... 4

3. Materi Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa ... ... 5

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa ... .... 6

B. Penilaian Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa ... .... 7

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran ... .... 7

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran ... .... 11

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran .. 12

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan .... .... 14

C. Remedial ... .... 15

1. Prinsip-prinsip Remedial ... ... 15

2. Pembelajaran Remedial ... 16

D. Pengayaan ... .... 19

(8)

2. Pembelajaran Pengayaan ... .... 20

5. Langkah-langkah Pembelajaran ... .... 24

a. Peluang Teoretik ... ... 25

Kegiatan 1.1 Ruang Sampel dan Titik Sampel ……….. ... 25

Kegiatan 1.3 Membandingkan Peluang Empirik dan Teoretik ... ... 45

Latihan 1.3 ... ... 53

c. Tugas Proyek ... ... 54

(9)

e. Uji Kompetensi ... ... 55

5. Langkah-langkah Pembelajaran ... .... 63

(10)

1. Penilaian ... ... 84

5. Langkah-langkah Pembelajaran ... 88

a. Garis ... ... 89

1) Pengertian garis ... ... 89

Kegiatan 3.1 Mengamati konsep titik, garis, dan bidang ... ... 90

2) Kedudukan Garis ... .. 91

(11)

4) Menggambar Sudut ... .... 111

Latihan 3.4 ... .... 113

Kunci Jawaban ... .... 114

5) Mengukur Besar Sudut dengan Busur Derajat ... .... 114

(12)

a. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) ... .... 134

1) Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel 135 2) Variabel dan koefisien pada persamaan Linear Dua Variabel ... ... 136

Latihan 4.1 ... ... 138

Kunci Jawaban 4.1 ... ... 138

3) Menyatakan Suatu Variabel dengan Variabel lain Pada Persamaan Linear ... ... 139

Latihan 4.2 ... ... 140

Kunci Jawaban Latihan 4.2 ... ... 141

4) Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) ... ... 142

Latihan 4.3 ... ... 144

Kunci Jawaban Latihan 4.3 ... .... 145

b. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ... ... 153

1) Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua variabel ... ... 154

2) Perbedaan Antara Persamaan Linear Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ... ... 154

c. Penggunaan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan Sehari-hari ... .... 155

1) Metode Substitusi ... ... 155

2) Metode Eliminasi ... ... 158

Latihan 4.4 ... 160

Kunci Jawaban Latihan 4.4 ... ... 161

(13)

e. Merangkum ... .... 169

f. Uji Kompetensi ... .... 170

Kunci Jawaban ... .... 175

g. Refleksi ... ... 184

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ……….. .... 184

1. Penilaian ……….. .... 184

2. Tindak Lanjut ………. .... 185

C. Interaksi dengan Orang Tua ……… .... 185

Instrumen Penilaian ... .... 187

Glosarium ... ... 195

Daftar Pustaka ... 198

Tentang Penulis ... .... 199

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pasangan berurut dua koin ... 27

Tabel 1.2 Pasangan berurut dua buah dadu ... 28

Tabel 1.3 Peluang empirik percobaan penggelindingan

satu dadu ... 37

Tabel 1.4 Pasangan berurut mata dadu pertama genap

dan mata dadu kedua bilangan prima ... 46

Tabel 1.5 Percobaan pengetosan koin 50 kali ... 49

Tabel 1.6 Percobaan penggelindingan dadu 120 kali ... 49

Tabel 1.7 Percobaan pengambilan kelereng 90 kali ... 50

Tabel 2.1 Banyak Siswa Menurut Tingkat Sekolah

dan Jenis Kelamin di Suatu Daerah ... 65

Tabel 2.2 Suhu pada siang hari di sebuah wilayah ... 66

Tabel 2.3 Banyaknya waktu untuk menonton TV

selama 1 minggu ... 73

Tabel 4.1 Daftar harga kue dan minuman segar ... 157

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Koin mata uang ... 25

Gambar 1.2 Hasil yang mungkin dari melambungkan koin mata uang ... 26

Gambar 1.3 Dadu ... 27

Gambar 1.4 Hasil yang mungkin dari melambungkan satu dadu ... 28

Gambar 2.1 Diagram Lingkaran Hasil Pertanian di Daerah X Tahun 2015 (dalam satuan ton) ... 63

Gambar 2.2 Diagram Batang Hasil Pertanian di Daerah X Tahun 2015 (dalam satuan ton) ... 64

Gambar 2.3 Diagram Batang Banyak Penduduk di 4 Desa Tahun 2015 ... 69

Gambar 2.4 Diagram Garis Suhu Tubuh Seorang Pasien pada Rumah Sakit X ... 70

Gambar 2.5 Diagram Lingkaran Banyak Buku di Perpustakaan Daerah X Tahun 2015 ... 72

Gambar 3.1 Keadaan lingkungan sekitar sekolah ... 88

Gambar 3.2 Representasi titik A, garis EF, dan bidang 90

Gambar 3.3 Balok ... 91

Gambar 3.4 Garis g dan garis h berpotongan ... 92

Gambar 3.5 Garis g dan garis h sejajar ... 93

Gambar 3.6 Garis g dan garis h berimpit ... 93

(16)

Gambar 3.8 Dua garis bersilangan ... 94

Gambar 3.9 Gambar garis AB dibagi menjadi dua yaitu garis AC dan garis BC ... 95

Gambar 3.10 Garis AB dipotong menjadi dua ... 96

Gambar 3.11 Tangga yang disandarkan ke tembok ... 101

Gambar 3.12 Mengukur tinggi pohon dan mengukur tinggi orang ... 102

Gambar 3.13 Bagian-bagian sudut ... 102

Gambar 3.14 Buku, gunting, dan segitiga merah ... 17

Gambar 3.15 (a) sudut siku-siku, (b) sudut lancip, (c) sudut tumpul, (d) sudut refleksi, dan (e) sudut lurus ... 108

Gambar 3.16 (a)sudut berpelurus, (b) sudut berpenyiku, dan (c) sudut bertolak belakang ... 110

Gambar 3.17 (a) penggaris, (b) busur derajat ... 111

Gambar 3.18 Besar sudut ABC = 80° ... 114

Gambar 3.19 Sudut ABC siku-siku di titik B ... 117

Gambar 3.20 Cara membagi sudut menjadi dua sama besar ... 118

Gambar 3.21 Cara melukis sudut 60° ... 119

Gambar 3.22 Cara melukis sudut 30° dengan menggunakan jangka ... 120

Gambar 4.1 Rumput yang sudah dipangkas dan yang belum dipangkas ... 147

Gambar 4.2 Aktifitas siswa di kantin sekolah ... 156

(17)

Gambar 4.4 5 buah buku dan 2 buah pensil ... 172

Gambar 4.5 Kran air yang bocor ... 180

Gambar 4.6 Gelas ukur, gelas plastik,paku, dan

(18)

Bagian I PETUNJUK UMUM

A. Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya.

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

Keterangan:

 Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching)

melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses

pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan.

 Guru mengembangkan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik.

 Evaluasi terhadap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

(19)

dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3 . Memahami dan

menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, budaya

terkait fenomena dan

kejadian nyata dalam

kehidupan

dengan yang dipelajari disekolah dan sumber

(20)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.2 Memahami peluang

empirik dari data luaran

3.3 Memahami teknik

penyajian data dua

variabel menggunakan

tabel, diagram batang, dan

diagram garis.

4.3 Menggambar diagram

batang dan garis dari

data dua variabel dengan memanfaatkan

teknologi untuk

mengolah data.

3.4 Memahami berbagai

konsep dan prinsip garis

dan sudut dalam bidang datar.

4.4 Menerapkan berbagai

konsep dan prinsip

garis dan sudut dalam bidang datar terkait

dalam kehidupan

sehari-hari

3.5 Memahami konsep

persamaan linear dua

variabel.

4.5 Menerapkan konsep

persamaan linier dua

variabel dengan cara eliminasi dan

substitusi dalam

(21)

2. Tujuan Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa Secara umum, pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kecakapan atau kemahiran matematika. Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus

dimiliki peserta didik terutama dalam pengembangan

penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem

solving) yang dihadapi dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.

Semua bidang studi memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang logis, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran

keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang, mengembangkan

kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran matematika di SMALB Tunadaksa

(22)

Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka

mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan

melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect

Teaching).

3. Materi Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa

Buku ini diperuntukkan anak tunadaksa yang

mempunyai hambatan intelektual ringan, hambatan

emosi, dan hambatan komunikasi sehingga guru wajib

melakukan asesmen terlebih dahulu sebelum pelaksanaan

pembelajaran. Apabila hasil asesmen menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik tidak sesuai seperti yang

diharapkan (tidak sesuai dengan standar indikator dalam

buku ini) maka guru wajib melakukan penyederhanaan

pembelajaran. Apabila ternyata hasil asesmen

menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik berada

diatas standar yang diharapkan maka guru wajib melakukan penambahan materi pembelajaran.

Materi pembelajaran matematika yang diberikan kepada

peserta didik kelas XI tunadaksa meliputi 3 aspek yaitu sebagai berikut:

a. Aljabar

b. Geometri dan pengukuran

(23)

Dari ketiga aspek tersebut dijabarkan menjadi 4 bab yang

akan dipelajari oleh peserta didik yaitu sebagai berikut:

a. Bab I tentang Peluang

b. Bab II tentang Statistika

c. Bab III tentang Garis dan Sudut

d. Bab IV tentang Persamaan Linear Dua variabel (PLDV)

Alokasi waktu untuk pembelajaran matematika bagi

peserta didik kelas XI tunadaksa yaitu 2 jam pelajaran/

minggu.

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa

a. memahami konsep dan menerapkan prosedur

matematika dalam kehidupan sehari-hari,

b. membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta,

fenomena, atau data yang ada,

c. melakukan operasi matematika untuk

penyederhanaan, dan analisis komponen yang ada,

d. melakukan penalaran matematis yang meliputi

membuat dugaan dan memverifikasinya

e. memecahkan masalah dan mengomunikasikan

gagasan melalui simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

f. menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis,

cermat, teliti, dan tidak mudah menyerah dalam

(24)

B. Penilaian Pembelajaran Matematika Kelas XI Tunadaksa 1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh informasi atau data mengenai proses dan

hasil belajar peserta didik. Strategi penilaian disiapkan

untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen penilaian hasil

belajar dengan pendekatan penilaian otentik yang

memungkinkan para pendidik menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar

lambat dan program pengayaan bagi peserta didik

yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis

dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian

kompetensi peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan

keputusan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis

aktivitas yang bertujuan memfasilitasi peserta didik

memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih

lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta

(25)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

proses penilaian, yaitu:

a. Mengukur tingkat berpikir peserta didik mulai dari

rendah sampai tinggi.

b. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan

pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan).

c. Mengukur proses kerjasama, bukan hanya hasil

kerja.

d. Menggunakan portofolio pembelajaran peserta

didik.

Dengan demikian kompetensi peserta didik yang dinilai pada tiap ranah kompetensi disesuaikan

dengan aktivitas yang ditempuh peserta didik dalam

proses pembelajaran. Terkait hal itu perlu diingat,

dalam Standar Proses dinyatakan bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi

untuk setiap satuan pendidikan. Sikap diperoleh

melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi”. Keterampilan diperoleh melalui

(26)

Penilaian otentik dalam pembelajaran matematika

menekankan pada:

a. Beorientasi pada proses maupun hasil dalam

menyelesaikan masalah.

b. Aspek penalaran untuk meningkatkan dan

mengembangkan keterampilan berpikir logis, kritis, analitis, dan kreatif.

Pendidik diharapkan menggunakan berbagai metode

dan teknik penilaian. Pembuatan instrumen penilaian dalam mata pelajaran Matematika SMALB Kelas XI

Tunadaksa perlu mempertimbangkan aspek-aspek

penalaran matematika dan pemecahan masalah yang meliputi empat aspek sebagai berikut:

1. Penilaian pemahaman

Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan

peserta didik dalam mendeskripsikan konsep, menentukan hasil, dan mengidentifikasi.

2. Penilaian penyajian dan penafsiran

Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam membaca dan menafsirkan

berbagai bentuk penyajian (seperti tabel dan

grafik), menyajikan data dan informasi dalam berbagai bentuk tabel dan grafik, melukiskan garis

dan sudut, menyajikan / menafsirkan berbagai

representasi konsep dan prosedur, dan menyusun

(27)

3. Penilaian penalaran dan pembuktian

Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan

peserta didik dalam mengidentifikasi contoh dan bukan contoh, menduga dan memeriksa kebenaran

suatu pernyataan, mendapatkan atau memeriksa

kebenaran dengan penalaran induksi, pemecahan masalah matematika, dan menurunkan atau

membuktikan rumus dengan penalaran deduksi.

4. Penilaian pemecahan masalah

Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan

peserta didik menggunakan matematika dalam

penyelesaian masalah matematika maupun dalam konteks kehidupan nyata, ilmu, dan teknologi.

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran

a. Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung.

b. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif.

c. Yang diukur keterampilan dan performance, bukan

mengingat fakta.

d. Berkesinambungan.

e. Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback.

f. Berdasarkan acuan kriteria.

(28)

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran

Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik dapat dilakukan melalui penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Ketiga

aspek penilaian tersebut dapat kita jabarkan sebagai

berikut:

a. Penilaian proses atau keterampilan dapat dilakukan

melalui observasi pada saat peserta didik bekerja

kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun pada saat presentasi dengan menggunakan lembar

observasi kinerja.

b. Penilaian produk dapat berupa pemahaman konsep,

prinsip, dan hukum. Penilaian produk tersebut

dapat dilakukan dengan tes tertulis.

c. Penilaian sikap dilakukan melalui saat peserta didik

bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun pada saat presentasi. Penilaian sikap

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi sikap.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk

penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Kompetensi Sikap (Attitude)

a. Observasi

Teknik penilaian yang dilakukan secara

(29)

indera, baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan pedoman

observasi yang berisi sejumlah indikator

perilaku yang diamati.

b. Penilaian Diri

Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan

kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian Antar Peserta Didik/ Teman

Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan

pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian antar

peserta didik.

d. Jurnal/ Catatan Guru

Catatan pendidik di dalam dan di luar kelas

yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkaitan dengan sikap dan perilaku.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Knowledge)

a. Instrumen tes tulis

Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban

(30)

b. Instrumen tes lisan

Berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh

guru secara ucap/oral sehingga peserta didik

merespon pertanyaan tersebut sehingga

menumbulkan keberanian dari peserta didik.

c. Instrumen penugasan

Berupa tugas mengerjakan di rumah, proyek

yang dikerjakan secara individu maupun

kelompok.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Skill)

a. Tes praktik/ kinerja atau performance

Penilaian yang menuntut respons berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas/

perilaku sesuai dengan kompetensi.

b. Penilaian proyek

Berupa tugas-tugas belajar yang meliputi

kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan

pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam jangka waktu tertentu.

c. Penilaian portofolio

Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik yang

bersifat reflektif-integratif untuk mengrtahui

minat, perkembangan, prestasi, kreativitas

(31)

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan

Penilaian hasil belajaroleh pendidik harus

memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus

sebagai acuan dalam membuat rancangan dan

kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria, pendidik memilih teknik

penilaian sesuai dengan indikator dan

mengembangkan instrumen serta pedoman

penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang

dipilih.

b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran

diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes

atau non tes. Penelusuran dilakukan dengan teknik

bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar

sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.

c. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut

untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar.

d. Laporan hasil penilaian meliputi:

1) Nilai/ deskripsi pencapaian kompetensi

pengetahuan dan keterampilan.

2) Deskripsi sikap spiritual dan sosial.

e. Laporan hasil penilaian disampaikan kepada kepala

sekolah dan pihak lain yang terkait (misalnya: wali

(32)

C. Remedial

Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan

kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar

agar mencapai kriteria ketuntasan minimal yang harus

dicapai oleh peserta didik. Remedial diperlukan bagi

peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal

yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran.

1. Prinsip-prinsip Remedial

Dalam pemberian pembelajaran remedial, kita harus

memperhatikan prinsip-prinsip dalam remedial seperti

berikut ini:

a. Adaptif

Setiap peserta didik memiliki keunikan

masing-masing dan berbeda-beda antara yang satu dengan

yang lainnya. Oleh karena itu, program

pembelajaran remedial harus dapat mengakomodasi

perbedaan individual peserta didik dan disusun

sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya

belajar masing-masing.

b. Interaktif

Pembelajaran remedial memungkinkan peserta didik

secara intensif dapat berinteraksi dengan pendidik

dan sumber belajar yang tersedia. Remedial bersifat

perbaikan maka perlu mendapatkan monitoring dan

(33)

belajarnya. Apabila dijumpai adanya peserta didik

yang mengalami kesulitan, maka segera diberikan

tindakan.

c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan

Penilaian.

Dalam pembelajaran remedial digunakan berbagai

metode mengajar dan metode penilaian sesuai

dengan karakteristok peserta didik.

d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin.

Umpan balik dapat bersifat korektif maupun

konfirmatif.

e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian

Pelayanan.

Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran

remedial merupakan satu kesatuan sehingga harus

berkesinambungan.

2. Pembelajaran Remedial

a. Bentuk kegiatan Remedial

1) Memberikan Tambahan Penjelsan atau Contoh

Peserta didik kadang-kadang mengalami

kesulitan memahami penyampaian materi

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang

disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi

(34)

konsep misalnya akan membantu pemebentukan

konsep pada diri peserta didik.

2) Menggunakan Strategi Pembelajaran yang

Berbeda dengan Sebelumnya

Penggunaan alternatif berbagai strategi

pembelajaran akan memungkinkan peserta didik

dapat mengatasi masalah pembelajaran yang

dihadapi.

3) Mengkaji Ulang Pembelajaran yang Lalu

Penerapan prinsip pengulangan dalam

pembelajaran akan membantu peserta didik

menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan

dapat dilakukan dengan menggunakan metode

dan media yang sama atau metode dan media

yang berbeda.

4) Menggunakan Berbagai Jenis Media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik

perhatian peserta didik. Perhatian memegang

peranan penting dalam proses pembelajaran.

Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih

baik. Namun, peserta didik sering kali mengalami

kesulitan untuk memperhatikan atau

berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar

perhatian peserta didik terkonsentrasi pada

materi pelajaran, perlu digunakan berbagai media

(35)

b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahuikesulitan belajar yang dihadapi

oleh peserta didik, maka langkah selanjutnya dalah

memberikan perlakuan berupa pembelajaran

remedial. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan

pembelajaran remedial antara lain:

1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode

dan media yang berbeda.

2) Pemberian bimbingan secara khusus.

3) Pemberian tugas dan latihan secara khusus.

4) Pemanfaatan tutor sebaya.

5) Hasil belajar yang menunjukkan tingkat

pencapaian kompetensi melalui penilaian

diperoleh dari penilaian proses dan penilaian

hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes,

tes kinerja, observasi, dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian,

ulangan tengah semester dan ulangan akhir

semester.

6) Jika peserta didik tidak lulu karena penilaian

hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes

tersebut dengan pembelajaran ulang jika

diperlukan. Namun apabila ketidak lulusan

akibat dari penilaian proses yang tidak diikuti

(misalnya kinerja praktik, diskusi/ presentasi

kelompok) maka sebaiknya peserta didik

(36)

D. Pengayaan

1. Prinsip-prinsip Pengayaan

Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat

mencapai penguasaan kompetensi minimal yang

ditetapkan, maka pendidik memberikan perlakuan

khusus berupa program pembelajaran pengayaan.

Tujuan pembelajaran pengayaan yaitu untuk

memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi

peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan

minat, bakat, dan kecakapannya.

Jenis pembelajaran pengayaan:

a. Kegiatan eksploratori, yang bersifat umum yang

dirancang untuk disajikan kepada peserta didik

dapat berupa sejarah tokoh dalam bidang ilmu yang

dipelajari, buku yang relevan, peristiwa alam yang terkait dengan materi pembelajaran, dan sebagainya

yang tidak tercakup dalam kurikulum.

b. Keterampilan proses, yang diperlukan oleh peserta

didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman

dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam

bentuk pembelajaran mandiri.

c. Pemecahan masalah, yang diberikan kepada peserta

didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi

berupa pemecahan masalah nyata dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah/

(37)

2. Pembelajaran Pengayaan

Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk

sebagai berikut:

a. Belajar kelompok

b. Belajar mandiri

c. Pembelajaran berbasis tema

d. Pemadatan kurikulum

E. Interaksi dengan Orang Tua

Kegiatan ini dimaksudkan supaya terjadi komunikasi

antara guru dan orang tua dalam proses pembelajaran.

Guru memberikan informasi tentang sejauh mana pembelajaran berlangsung dan tentang kemampuan

peserta didik dalam menerima pembelajaran sehingga

orang tua dapat mengetahui tentang kemampuan peserta

didik dan dapat membantu peserta didik ketika belajar di rumah. Dengan adanya interaksi antara guru dan orang

tua, diharapkan peserta didik dapat terpantau kegiatannya

juga peserta didik akan merasa diperhatikan oleh guru dan orang tua sehingga memberikan semangat dan

motivasi dalam belajar.

Diharapkan informasi hasil belajar tersebut

memberikan manfaat oleh orang tua untuk memotivasi

peserta didik agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan

informasi akurat tentang hasil belajar peserta didik yang

(38)

1. Membantu anaknya belajar.

2. Memotivasi anaknya belajar.

3. Membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.

Bentuk laporan yang diberikan kepada orang tua

peserta didik harus mencakup semua ranah dan disertai deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan,

dan keterampilan peserta didik dalam melakukan tugas

serta minat terhadap mata pelajaran.

Interaksi antara pendidik dengan orang tua peserta didik

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Interaksi Secara Langsung

a. Pertemuan rutin orang tua peserta didik dengan

pendidik di sekolah

b. Home visit

2. Interaksi Secara Tidak Langsung

a. Buku penghubung

b. Pengembalian tugas yang telah dinilai dan

(39)
(40)

A. Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Memahami konsep peluang.

3.2 Memahami peluang empirik dari data luaran

(output) yang mungkin diperoleh berdasarkan sekelompok data (tunggal)

4.1 Melakukan percobaan untuk menentukan ruang

sampel, kejadian dan peluang suatu kejadian. 4.2 Menentukan peluang empirik dari suatu kejadian

dengan memanfaatkan teknologi untuk mengolah

data

2. Indikator

1. Mengetahui pengertian peluang.

2. Menentukan nilai peluang secara empirik dan

teoretik.

3. Pengalaman Belajar

1. Menentukan Titik Sampel dan Ruang Sampel

2. Menentukan Nilai Kemungkinan dan Frekuensi

harapan

PELUANG

(41)

4. Media dan Sumber Belajar

a. Media

Media yang digunakan dalam pembelajaran tentang materi peluang tersebut yaitu:

1) Permaianan ular tangga

2) Dadu

3) Koin

4) Bola berwarna

b. Sumber Belajar

Sumber belajar yang digunakan yaitu:

1) Buku teks matematika kelas XI Tunadaksa yang

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Buku matematika lain yang relevan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran

Pada Bab ini kita akan membahas tentang Peluang. Istilah

peluang, sering kita dengar dalam kehiudupan sehari-hari.

Banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada peluang kejadian yang mungkin di luar jangkauan kita.

Dengan mempelajari bab tentang peluang ini, maka kita dapat

memprediksi besarnya peluang yang mungkin terjadi. Teori peluang banyak digunakan dalam dunia bisnis, meteorologi,

sains, industri, politik, dan lain-lain. Misalnya sebuah

perusahaan menggunakan peluang untuk memasarkan

(42)

meteorologi menggunakan peluang untuk memperkirakan

kondisi cuaca, dalam dunia politik menggunakan teori

peluang untuk memprediksi hasil sebelum pemilihan umum. Peluang juga digunakan PLN untuk merencanakan

pengembangan sistem pembangkit listrik dalam menghadapi

perkembangan beban listrik di masa depan.

a. Peluang Teoretik

Kegiatan 1.1 Ruang Sampel dan Titik Sampel

Perhatikan gambar berikut ini!

Peserta didik dibentuk kelompok kecil atau

berpasangan. Masing-masing peserta didik mengamati uang

koin pecahan Rp 200,00 yang telah disediakan baik oleh guru

maupun peserta didik itu sendiri. Untuk lebih memperjelas, guru menayangkan gambar uang koin tersebut pada layar

LCD agar peserta didik dapat mengamati penjelasan dari

guru.

Pada sebuah koin terdapat

dua sisi. Salah satu sisi bergambar burung Garuda

dan sisi yang lain

bergambar angka.

Gambar 1.1 koin mata uang Sumber https://encrypted-tbn3.gstatic.com

(43)

Setelah peserta didik mengamati uang koin tersebut di atas,

kemudian gali pengetahuannya sebagai berikut:

1. Pernahkah kamu melihat uang koin pecahan yang lain?

2. Apa yang terlihat pada koin tersebut?

Guru menyiapkan uang koin yang lain yaitu misalnya: Rp100,00; Rp500,00; danRp 1.000,00. Guru menyiapkan

contoh uang koin yang dimaksud tersebut dan membagikan

kepada masing-masing kelompok agar peserta didik dapat

mengamati lebih jelas.

Pada sebuah koin mata uang terdapat dua permukaan atau sering juga disebut dengan dua sisi, yaitu sisi angka dan sisi

gambar. Jika koin mata uang tersebut dilambungkan,

kemungkinan sisi yang akan muncul adalah:

G

Gambar 1.2 Peluang munculnya sisi mata uang

Mata uang

Sisi Gambar (G) Sisi Angka (A) Ayo Kita Menanya!

(44)

Demikian juga halnya dengan mata dadu. Pada sebuah mata

dadu terdapat 6 buah permukaan yang mewakili tiap

nomornya.

Pada pelambungan satu buah dadu, kemungkinan sisi mata dadu yang muncul adalah :

Gambar 1.4 Hasil yang mungkin dari melambungkan satu dadu.

Bagaimana apabila terdapat dua buah koin dan dua buah

dadu dilempar? Untuk lebih memahaminya, lengkapilah tabel berikut!

Tabel 1.1 Pasangan berurut dua koin

A2 G2

A1 (A1,A2) (A1,G2)

G1 (G1,A2) (G1,G2)

Catatan buat guru: Tulisan cetak warna hitam adalah soal, dan tulisan dengan cetak warna hijau merupakan jawaban.

Gambar 1.3 Dadu

Sumber http://ebanjarmasin.blogspot.com/2010/05/dadu.html

Mata Dadu

Mata dadu 1

Mata dadu 2

Mata dadu 3

Mata dadu 4

Mata dadu 5

(45)

Jika 2 dadu dilambungkan bersamaan, maka hasil yang

mungkin sebagai berikut:

Tabel 1.2 Pasangan berurut dua buah dadu

12 22 32 42 52 62

Dari kedua tabel tersebut, dapat dilihat bahwa dari dua buah

koin mata uang, diperoleh empat buah pasangan berurut yaitu (A1,A2), (A1,G2), (G1,A2), (G1,G2).

Dari dua buah dadu diperoleh 36 pasangaan berurut. Keempat pasangan berurut dari 2 koin mata uang dan 36

pasangan berurut dari 2 buah dadu merupakan ruang sampel

dan tiap-tiap pasangan berurut merupakan titik sampel dari mata uang dan dadu.

Kumpulan atau himpunan semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan disebut ruang sampel, dilambangkan dengan S. Sedangkan anggota-anggota dari S disebut titik sampel.

Jika ruang sampel dinyatakan dengan S, maka untuk pengundian satu buah koin mata uang memiliki ruang sampel

(46)

Ruang sampel untuk pengundian satu buah dadu

= { ,2, , ,5, }

A dan G disebut titik sampel dari hasil melambungkan satu kali.

1, 2, 3, 4, 5 dan 6 merupakan titik sampel dari melambungkan dadu satu kali.

Peserta didik mencoba menyelesaikan masalah di bawah ini:

Masalah

Sebuah kotak berisi lima bola, 2 bola Hijau dan 3 bola Merah. Dua bola diambil secara acak. Tentukan ruang sampel dan titik sampelnya!

Penyelesaian Dimisalkan

= =

Jika diberi tanda dengan nomor 1, , 1, ,

Ruang Sampel dari pengambilan 2 buah bola tersebut adalah keseluruhan dari kejadian yang mungkin.

= { 1 , 1 , , 1 1, 1, 1, 1 , , , 1 }

Titik Sampel dari permasalahan tersebut adalah masing-masing dari tiap kejadian.

1 , 1 , , 1 1, 1, 1, 1 , , , 1

(47)

Peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil atau berpasangan. Masing-masing kelompok berdiskusi tentang cara menentukan ruang sampel dan titik sampel dari setiap masalah di atas. Hasil diskusi tersebut dipaparkan di depan kelompok lain, Setelah semua kelompok memaparkan hasil diskusinya kemudian membuat kesimpulan.

Untuk lebih memperdalam materi ini, peserta didik

menyelesaikan beberapa latihan di bawah sebagai berikut:

Latihan 1.1

1. Dalam kotak terdapat 12 kartu, setiap kartu bertuliskan

nama bulan dalam satu tahun. Tentukan:

a. Ruang sampel

b. Peluang terambil 2 kartu bertuliskan “Desember” dan

“Juli” yang terdapat di dalam kotak.

2. Dalam kotak terdapat 7 kartu, setiap kartu bertuliskan

nama hari dalam 1 minggu. Tentukan:

a. Ruang sampel

b. Peluang terambil 1 kartu bertuliskan “Selasa” yang

terdapat di dalam kotak.

3. Tentukan semua pasangan berurut dari pelambungan tiga

buah koin mata uang satu kali.

4. Didalam sebuah kotak terdapat 4 bola biru, 3 bola merah

dan 5 bola putih. Tentukan ruang sampel dari pengambilan sebuah bola.

(48)

Kunci jawaban Latihan 1.1

1. a. Ruang Sampel

= { , , , , , , , , , , , }

b. Peluang terambil kartu bertuliskan “desember”

( = ( (

= 2

Peluang terambil kartu bertuliskan “juli”

( = ( (

= 2

2. a. Ruang Sampel

S= { Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu} b. Peluang terambil 1 kartu bertuliskan “Selasa”

( = ( (

=

3. 1 1

A2 G2

A1 A1A2 A1G2

(49)

A3 G3

A1A2 A1A2A3 A1A2G3

A1G2 A1G2A3 A1G2G3

G1A2 G1A2A3 G1A2G3

G1G2 G1G2A3 G1G2G3

4. = { 1, , , 4, 1, , , 1, , , 4, }

Kegiatan 1.2 Kejadian

Guru bersama peserta didik melakukan percobaan

melambungkan dadu. Kemudian peserta didik yang lainnya

mengamati pelambungan dadu tersebut. Dalam pelambungan dadu tersebut, apa yang terjadi?

Pada percobaan pelambungan dadu bersisi enam memiliki

ruang sampel yaitu = { ,2, , ,5, }. Carilah kejadian

munculnya mata dadu bilangan ganjil! Kejadian munculnya

mata dadu bilangan ganjil misalnya x, adalah = { , ,5}

Himpunan tersebut dinamakan kejadian.

Setelah peserta didik mengamati dan mencoba melakukan percobaan melambungkan dadu, maka timbul pertanyaan:

(50)

1. Berdasarkan pengamatan di atas, maka apa yang

dimaksud dengan kejadian?

2. Coba diskusikan bersama teman kalian!

Peserta didik berdiskusi dengan kelompok yang telah dibentuk

dan selanjutnya dipaparkan hasilnya di depan teman-temannya.

Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel (S).

Kejadian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kejadian sederhana dan kejadian majemuk.

Contoh:

1. Pada pelambungan sebuah dadu bersisi enam,

kejadian-kejadian sederhana adalah:

{ } yaitu kejadian munculnya mata dadu 1.

{2} yaitu kejadian munculnya mata dadu 2.

{ } yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari 3.

2. Pada pelambungan sebuah dadu bersisi enam,

kejadian-kejadian majemuk adalah:

{ ,2} yaitu kejadian munculnya mata dadu kurang dari 3.

{2, , } yaitu kejadian munculnya mata dadu genap.

(51)

Berdasarkan contoh di atas, maka dapat dinyatakan bahwa:

 Kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang hanya

mempunyai satu titik sampel.

 Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang

mempunyai titik sampel lebih dari satu.

Jika setiap anggota ruang sampel (S) mempunyai kesempatan

yang sama untuk muncul, maka peluang munculnya kejadian A dalam ruang sampel S adalah:

( = ( (

Dimana:

P(A) : Peluang kejadian A

n(A) : Banyaknya anggota kejadian A

n(S) : Banyaknya anggota ruang sampel.

Masalah 1

Pada pelambungan sebuah dadu bersisi enam, berapa peluang

munculnya semua mata dadu?

Penyelesaian

( = ( (

= =

(52)

Masalah 2

Suatu hari ada seorang anak yang sedang berlatih

memasukkan bola kedalam keranjang. Seorang temannya mencatat hasil lemparannya. Setelah dilakukan pelemparan

sebanyak 20 kali, ternyata anak tersebut berhasil sebanyak 8

kali dan selebihnya belum berhasil. Berapakah nilai kemungkinan setiap lemparan bola anak tersebut masuk ke

dalam keranjang?

Penyelesaian

Kejadian pelemparan bola ke dalam keranjang sebanyak 20

kali dengan masuk ke dalam keranjang sebanyak 8 kali.

Nilai kemungkinan anak tersebut memasukkan bola ke dalam

keranjanng adalah:

( =

E = Misalkan Kejadian bola masuk keranjang

k = Keberhasilan bola masuk keranjang = k n = Banyaknya percobaan pelemparan bola

( =

( =20

(53)

Masalah 3

Di dalam satu kelas terdapat 24 orang siswa perempuan dan

26 siswa laki-laki. Jika dipilih satu orang anak secara acak untuk menjadi ketua kelas, berapa nilai kemungkinan yang

terpilih tersebut anak laki-laki?

Penyelesaian

Ruang sampelnya keseluruhan siswa dikelas berjumlah 50

orang.

Titik sampelnya merupakan jumlah siswa laki-laki yang

berjumlah 26 orang.

Nilai kemungkinan terpilihnya siswa laki-laki menjadi ketua kelas adalah

( ) =

Misalkan:

E = Kejadian siswa laki-laki menjadi ketua kelas

k = Banyaknya siswa laki-laki

n = jumlah siswa laki-laki dan perempuan

( =

( =2 50

(54)

Masalah 4

Dalam pelemparan dua buah dadu berbeda warna sekaligus,

berapakah kemungkinan mata dadu pertama genap dan mata

dadu ke-2 bilangan prima.

Penyelesaian

Tabel 1.3 Pasangan berurut mata dadu pertama genap dan mata dadu kedua bilangan prima

Mata Dadu Warna Merah

1 2 3 4 5 6

Untuk mata dadu warna putih, mata dadu genap adalah

mata dadu 2, 4, dan 6. Sedangkan untuk mata dadu warna

Ruang sampel nya merupakan keseluruhan pasangan

berurut dari pelemparan dua buah mata dadu yang berjumlah

(55)

warna merah yang merupakan bilangan prima. Sehingga

diperoleh titik sampelnya berjumlah 9 pasang.

Berdasarkan data tersebut maka nilai kemungkinan

munculnya mata dadu warna putih bilangan genap dan mata

dadu warna merah bilangan prima adalah sebagai berikut:

( = ( (

Misalkan

E = Kejadian munculnya mata dadu warna putih bilangan

genap dan mata dadu warna merah bilangan prima

n(E) = Banyaknya kejadian munculnya mata dadu warna

putih bilangan genap dan mata dadu warna merah bilangan prima = k

n(S) = Keseluruhan kejadian pada pelemparan dua buah

mata dadu

( = ( (

( =

( =

Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil atau

berpasangan. Masing-masing kelompok mendapat tugas

(56)

Carilah beberapa percobaan yang ada di sekitarmu. Tentukan

Ruang sampel dan titik sampelnya. Diskusikan bersama

teman-temanmu. Kesimpulan apa pula yang dapat kamu berikan? Sampaikan hasil diskusimu di depan kelas. Dan

berikan tanggapan bila teman dari kelompok lain

menyampaikan hasil diskusinya.

Peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil atau

berpasangan. Guru menayangkan kembali film tentang

kejadian/ peristiwa di dunia ini yang pasti dan mustahil

terjadi. Misalnya: Pagi hari matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Benda yang dilempar ke atas

akan jatuh. Ikan berenang mundur. Peserta didik mengamati

tayangan yang disediakan oleh guru.

Dari tayangan tersebut di atas, muncul pertanyaan seperti

berikut:

 Mungkinkah kejadian pada contoh di atas terjadi?

Peristiwa yang pasti terjadi memiliki nilai kemungkinan

terjadi 1, sedangkan kejadian yang mustahil memiliki nilai kemungkinan nol. Bagaimana halnya dengan beberapa contoh

masalah di atas? Berdasarkan beberapa contoh tersebut

terlihat bahwa nilai kemungkinan kejadiannya lebih besar dari

nol dan lebih kecil dari satu. Ayo Kita Mengamati!

Ayo Kita Menanya !

(57)

Dengan demikian, kita dapat membuat kesimpulan

bahwa nilai kemungkinan suatu kejadian berada diantara nol

dan satu. Nilai kemungkinan ini dapat di rumuskan dengan

0

Guru menayangkan film tentang permainan bola basket. Ajak

peserta didik untuk mengamati permaianan bola basket

tersebut. Setelah mengamati, kemudian menggali informasi kepada peserta didik dengan pertanyaan berikut:

Pernahkah kamu bermain bola basket? Dalam permainan bola basket, setiap pemain berusaha untuk memasukkan bola ke

dalam keranjang. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi.

Kamu berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang atau tidak berhasil. Kamu berulang-ulang berusaha memasukkan

bola ke dalam keranjang tersebut. Kejadian berhasil

memasukkkan bola dan tidak berhasil dapat kamu catat

sebagai bahan pemikiran.

Suatu saat, ajak peserta didik bermain basket pada saat pelajaran olah raga. Atau guru menyiapkan kerangjang basket

dan bola basket di dalam ruangan. Peserta didik diminta

untuk memasukkan bola basket ke dalam ring basket

masing-masing diberi kesempatan 6 kali lempar. Setiap peserta didik Ayo Kita Mengamati!

(58)

mengingat-ingat tentang bola yang berhasil masuk ke dalam

keranjang kemudian muncul pertanyaan sebagai berikut:

Berapa kalikah kamu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang? Berapa kalikah kamu berhasil memasukkan bola

tersebut ke dalam ke ranjang.

Dalam mengharapkan sebuah hadiah, pasti kamu

menginginkan yang terbanyak. Kata terbanyak ini dipakai untuk menerangkan kata harapan. Dalam matematika, kata

harapan sering dipakai untuk menjelaskan frekuensi. Ketika

melakukan sesuatu secara berulang-ulang, ada yang

diharapkan untuk terjadi. Misalnya ketika melemparkan

sebuah koin mata uang, peluang untuk munculnya angka

adalah 1. Dan peluang munculnya gambar adalah

( = (

= 1 =1

Jika pelemparan koin tersebut dilakukan 6 kali, maka

diharapkan angka akan muncul sebanyak 1= kali. Perlu

dingat bahwa ini hanya merupakan harapan, bukan suatu kepastian.

Secara umum, frekuensi harapan adalah banyaknya

kemunculan atau kejadian yang diharapkan dalam suatu percobaan.

(59)

Untuk lebih menambah pemahamanmu, diskusikan masalah

berikut.

Tiga koin mata uang dilambungkan sebanyak 80 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya paling sedikit satu

angka.

Penyelesaian Misalkan:

( = Banyaknya anggota kejadian munculnya satu angka pada pelambungan tiga koin mata uang

= ( , , , , , , ( =

( = Banyaknya semua hasil yang mungkin pada

pelambungan tiga koin mata uang

( = ( , , , , , , , ( =

( = Peluang munculnya paling sedikit satu angka Ayo Kita Mencoba!

ℎ = (

Fungsi harapan untuk suatu kejadian A pada suatu percobaan yang dilakukan n kali dapat dinyatakan:

Dimana: = Frekuensi harapan kejadian A

(60)

( = ( (

( =

= Banyaknya kejadian pada percobaan

= 0

ℎ =Frekuensi harapan munculnya paling sedikit satu angka

ℎ = (

= 0 = 0

Peserta didik dibentuk menjadi kelompok kecil atau

berpasangan. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas

praktek pelemparan mata dadu. Guru menyiapkan mata dadu untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok diberi tugas

mencari frekuensi harapan munculnya mata dadu genap pada

pelambungan dua buah dadu. Hasil praktek dan diskusi tersebut dicatat dan dipaparkan di depan teman yang lain

kemudian hasil tersebut dikumpulkan sebagai portofolio

peserta didik.

Untuk lebih mendalami tentang materi ini, peserta didik

mengerjakan beberapa latihan di bawah ini pada buku tugas

(61)

Latihan 1.2

1. Frekuensi harapan munculnya sisi gambar pada 6 kali

pelemparan satu koin mata uang adalah....

2. Diketahui 3 mata uang logam dilambungkan bersama

sebanyak 1 kali. Tentukan peluang munculnya 2 sisi

gambar dan 1 sisi angka.

3. Sebuah dadu dan satu koin mata uang dilambungkan

bersamaan. Peluang munculnya gambar pada koin mata

uang dan angka ganjil pada dadu adalah....

4. Pada percobaan pelambungan dua dadu sebanyak 720

kali, frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah

lima adalah...

Kunci jawaban latihan 1.2

(62)

( = ( ( = 2 =

4. ( =

= {(2, , ( ,2 , ( , , ( , } ( =

( = ( ( = =

b. Peluang Empirik

Pada pembahasan kali ini kalian akan melakukan kegiatan

yang bertujuan untuk memahami peluang empirik suatu percobaan. Setelah kalian melakukan percobaan nanti,

diharapkan kalian mampu menyimpulkan dan membuat

pernyataan tentang hubungan antara peluang empirik dengan peluang teoretik.

Kegiatan 1.3 Membandingkan Peluang Empirik dan Teoretik

Untuk memulai kegiatan ini, mari kita mengamati percobaan

yang dilakukan oleh Gita, Andi, Ina, Afra, Bangkit, dan Rani

berikut ini!

Masalah 5

Suatu ketika Gita, Andi, Ina, Afra, Bangkit, dan Rani

mendapat tugas dari gurunya untuk menemukan peluang

empirik suatu percobaan. Mereka melakukan percobaan dengan melambungkan satu dadu sebanyak 120 kali. Mereka

(63)

membagi tugas untuk mencatat kemunculan dadu hasil

penggelindingan.

Gita bertugas mencatat setiap mata dadu “1” yang muncul.

Andi bertugas mencatat setiap mata dadu “2” yang muncul.

Ina bertugas mencatat setiap mata dadu “3” yang muncul.

Afra bertugas mencatat setiap mata dadu “4” yang muncul.

Bangkit bertugas mencatat setiap mata dadu “5” yang

muncul.

Rani bertugas mencatat setiap mata dadu “6” yang muncul.

Setelah menggelindingkan sebanyak 120 kali, mereka

merekap catatan mereka dalam suatu tabel.

Tabel 1.4 Peluang empirik percobaan penggelindingan satu dadu

(64)

Pada kolom ke-lima Tabel 1.3, nilai Rasio (A) terhadap (B) disebut dengan frekuensi relatif atau peluang empirik.

Secara umum, jika n (A) merepresentasikan banyak kali

muncul kejadian A dalam M kali percobaan,

= (

Merepresentasikan peluang empirik terjadinya kejadian A

pada M percobaan.

Ajak peserta didik untuk memahami rumus peluang empirik

atau frekuensi relatif.

Minta peserta didik untuk menuliskan pertanyaan

berdasarkan kegiatan mengamati. Alternatif pertanyaan:

1. Apakah peluang empirik itu?

2. Apa perbedaan antara peluang empirik dan peluang

teoretik?

3. Apa hubungan antara peluang empirik dan peluang

teoretik?

Perkirakan peluang empirik dari percobaan berikut:

1. Munculnya sisi angka pada percobaan melantunkan satu

koin sebanyak 50 kali. Ayo Kita Menanya!

(65)

2. Munculnya mata dadu 5 pada percobaan melantunkan 1

dadu sebanyak 120 kali.

3. Terambilnya kelereng kuning pada percobaan mengambil

kelereng dari 3 kelereng (warna kuning, putih, dan hitam)

pada suatu kantong sebanyak 90 kali.

Mari kita melakukan percobaan berikut ini:

1. Bentuk kelompok terdiri 4 siswa atau sesuai instruksi

guru.

2. Persiapkan perlengkapan untuk percobaan.

a. Satu koin uang logam

b. Satu dadu dengan enam sisi. Tiap sisi tuliskan bilangan

1 hingga 6.

c. Tiga kelereng dengan ukuran sama dan kantong

berwarna gelap untuk wadah kelereng. Tiap kelereng

berwarna kuning, putih, hitam.

3. Lakukan percobaan

a. Pengetosan koin sebanyak 50 kali.

b. Penggelindingan dadu sebanyak 120 kali.

c. Pengambilan satu kelereng sebanyak 90 kali.

4. Catatlah kemunculan pada setiap kali percobaaan.

5. Tuliskan catatanmu pada Tabel berikut.

Seluruh siswa memberikan dugaannya dengan menjawab

pertanyaan pada buku siswa. Alternatif jawaban (dugaan

(66)

Ajak siswa untuk menyelidiki dugaannya dengan

melakukan percobaan sesuai panduan yang terdapat pada

buku siswa. Tujuannya adalah untuk melatih siswa menentukan peluang empirik suatu percobaan. Jika hasil

yang didapat belum terlihat mendekati dengan nilai peluang,

ajak peserta didik untuk melakukan percobaan lebih banyak. Tujuannya agar peserta didik lebih mudah untuk menentukan

hubungan antara peluang teoretik dengan peluang empirik.

Jika memang setelah pengulangan masih belum nampak

hubunganya, guru mengajak peserta didik untuk

mendiskusikan hasil percobaan tersebut.

Hasil percobaan tersebut masukkan ke dalam tabel berikut:

Tabel 1.5 Percobaan pengetosan koin 50 kali

Sisi Angka Sisi Gambar Banyaknya kali

muncul (kali)

Peluang empirik

Tabel 1.6 Percobaan penggelindingan dadu 120 kali

1 2 3 4 5 6

Banyaknya muncul (kali)

(67)

Tabel 1.7 Percobaan pengambilan kelereng 90 kali

Dari hasil percobaan tersebut, bandingkan peluang

empirik data hasil percobaan dengan dugaan dari peserta

didik pada kegiatan menduga. Bagaimanakah hubungan antara dugaan yang dibuat oleh peserta didik dengan

percobaan yang dilakukan.

Dari hasil percobaan kalian tersebut, paparkan hasilnya

kepada teman-teman yang lain.

Setelah peserta didik menyelididki peluang empirik, ajak

peserta didik menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimanakah menentukan hubungan peluang empirik

dengan peluang teoretik.

Untuk mengingat kembali pemahaman kalian tentang

peluang teoretik, tentukan peluang teoretik dari kejadian berikut:

a. Hasil sisi Angka pada percobaan melambungkan satu

koin 1 kali. Ayo Kita Berbagi!

(68)

b. Hasil mata dadu 5 pada percobaan melambungkan satu

dadu 1 kali.

c. Hasil terambil kelereng kuning pada percobaan

pengambilan tiga kelereng dengan warna berbeda

(kuning, hitam, putih).

Sekarang, coba bandingkan perhitungan peluang teoretik

dengan peluang empirik hasil percobaan kalian.

Peluang

2. Menurut kalian, apakah hasil percobaan peluang empirik

mendekati peluang teoretik?

3. Apakah ketika kalian menambah banyak percobaan,

banyaknya kemunculan hasil yang kalian amati juga

bertambah?

4. Jika percobaan tersebut kalian lakukan terus menerus

hingga banyak kali percobaan, bagaimanakah peluang empirik? Semakin mendekati sama atau berbeda dengan

(69)

Alternatif jawaban:

1. a. 1

b.1

c. 1

Kolom hubungan yang disediakan pada kegiatan menalar

diharapkan untuk menghasilkan kesimpulan bahwa nilai

peluang empirik ketiga percobaan mendekati nilai peluang

teoretiknya masing-masing. Untuk percobaan yang

mendapatkan hasil diluar harapan, guru bisa

mengevaluasi pada akhir pembelajaran.

2. Iya (jika hasi percobaan benar)

3. Iya (jika hasi percobaan benar)

4. Semakin sama. Semakin banyak percobaan yang

dilakukan, maka kejadian yang diamati semakin

mendekati peluang teoretiknya. (minta siswa untuk menunjukkan hasil perhitungannya agar mudah terlihat

kedekatan nilainya, sebaiknya siswa menampilkan nilai

peluang empirik dan teoretiknya dalam bentuk bilangan desimal).

Kalian telah mempelajari peluang teoretik dan peluang

empirik kejadian sederhana. Lalu, adakah hubungan antara

peluang empirik dengan peluang teoretik? Jelaskan alasanmu

(70)

tersebut di depan kelas. Bandingkam dengan hasil percobaan

kelompok lain.

Minta siswa untuk mempresentasikan hasilnya. Agar ada

pembanding, sebaiknya kelompok yang mempresentasikan

lebih dari satu kelompok sebagai pembanding.

Latihan 1.3

1. Pada percobaan penggelindingan dadu sebanyak 100 kali,

mata dadu “3” muncul sebanyak 30 kali. Berapakah

peluang empiriknya?

2. Berapakah perkiraanmu akan muncul mata dadu “3”, saat dilakukan percobaan penggelindingan sebuah dadu

sebanyak 100 kali?

3. Pada percobaan pengetosan dua koin uang logam

sebanyak 100 kali, muncul pasangan koin sama sebanyak 45 kali. Berapakah peluang empirik muncul selain itu?

4. Pada percobaan pengambilan kelereng sebanyak n kali dari

dalam kantong yang berisi 3 kelereng yang berwarna

a. Tentukan nilai n terkecil yang mungkin

b. Tentukan peluang empirik terambil kelereng hijau

(71)

c. Tugas Proyek

Permaian ular tangga

Lakukan permaian ular tangga secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Aturan

permainan ular tangga sebagai berikut:

1. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju dan

melakukan pengundian untuk menentukan pemain

pertama.

2. Setiap pemain secara bergantian menggelindingkan dua

dadu.

3. Pion setiap pemain melangkah sesuai dengan jumlah mata

dadu yang muncul.

4. Lakukan hingga seorang pemain mencapai tepat ujung

dari papan permainan ular tangga.

Catatlah banyaknya muncul pasangan dadu pada setiap kali penggelindingan pada sebuah tabel berikut:

1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

(72)

1. Berapakah jumlah mata dadu yang paling jarang muncul?

2. Jika kalian diminta menebak jumlah mata dadu yanga kan

muncul, berapakah jumlah yang kalian tebak?Jelaskan

3. Sajikan hasil percobaan dan jawaban kalian dan

sampaikan ke teman-teman yang lain.\

d. Merangkum

Tuliskan hal-hal penting yang kalian peroleh dari kegiatan

pembelajaran tentang peluang. Ikuti petunjuk berikut ini

untuk memudahkan kalian membuat sebuah rangkuman:

1. Apa yang kalian ketahui tentang peluang teoretik.

2. Tuliskan pengertian dari ruang sampel.

3. Tuliskan pengertian dari titik sampel.

4. Tuliskan pengertian dari suatu kejadian.

5. Bagaimana hubungan peluang teoretik dengan peluang

empirik?

Ajak siswa untuk membuat rangkuman dengan cara menjawab pertanyaan tersebut di atas yang mengarah

pada rangkuman yang ingin didapatkan.

e. Uji Kompetensi

1. Sebuah kantong berisi 5 bola merah, 3 bola putih dan

2 bola hijau. Diambil sebuah bola, peluang terambilnya

bola merah adalah....

2. Dua dadu dilempar secara bersamaan. Peluang

munculnya mata dadu pertama bilangan prima dan

(73)

3. Satu angka dipilih dari angka-angka 1,2,3,4,5,6.

Peluang bahwa angka itu adalah genap dan habis

dibagi 3 adalah...

4. Dari 10 kali pelambungan mata uang logam, diperoleh

4 kali muncul gambar.

a. Tentukan peluang empirik muncul gambar

b. Tentukan peluang empirik muncul angka

5. Dalam percobaan melambungkan dadu sebanyak 450

kali, frekuensi harapan muncul mata dadu kurang dari 5 adalah ...

b. Tentukan peluang empirik muncul mata dadu lebih

dari 4

7. Dadu kuning dan biru digelindingkan bersama-sama.

a. Tentukan n(A) untuk A kejadian muncul mata dadu

1 pada dadu kuning dan mata dadu ganjil pada

dadu biru.

b. Sebutkan semua titik sampel kejadian jumlah mata

dadu kuning dan biru adalah 6

8. Suatu kantong berisi 2 kelereng merah, 3 kelereng

(74)

a. Tentukan peluang terambil kelereng merah

b. Tentukan peluang terambil kelereng putih

9. Dadu hitam dan putih digelindingkan secara

bersama-sama 36 kali. Frekuensi harapan muncul mata dadu

berjumlah 6 adalah ...

f. REFLEKSI

1. Apakah belajarmu tentang materi peluang itu

menyenangkan?

2. Bagian mana yang paling menyenangkan? Coba

ceritakan!

3. Bagian mana yang paling tidak menyenangkan? Coba

ceritakan!

4. Bagian mana yang paling dipahami?

5. Bagian mana yang paling tidak dipahami?

6. Apakah kamu yakin? Coba membaca lagi apabila belum

yakin!

B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian

Guru melakukan penilaian selama dan setelah

pembelajaran berlangsung. Dalam bab ini, penilaian

dapat dilakukan melalui observasi, tes tertulis,

Gambar

Tabel Diagram Batang
Gambar 1.2 Peluang munculnya sisi mata uang
Gambar 1.4 Hasil yang mungkin dari melambungkan satu dadu.
Tabel 1.3 Pasangan berurut mata dadu pertama genap dan  mata dadu kedua bilangan prima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang yang mendasari dalam penelitian kemampuan memahami makna dalam pemetaan sastra kontemporer adalah bahwa penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif

Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuannya

moratorium pengiriman TKI yang diberlakukan pemerintah Indonesia semenjak tahun 2009, untuk negara Malaysia dan Saudi Arabia, berdampak terhadap perkembangan jumlah

perbedaan antara variable independen dan variable dependen yaitu keikutsertaan hypnobirthing dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan responde pada

Gambar 10 pada dasarnya memberikan informasi bahwa dalam mencari pekerjaan untuk alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen Universitas Lampung

Mengacu pada hasil penelitian diharapkan bagi pemilik industri pengelasan untuk menyediakan alat pelindung diri pada mata sesuai dengan standar pengelasan dan sesuai dengan

Dari sini dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP yang besar memiliki jumlah klien yang lebih banyak dibanding ukuran KAP yang lebih kecil yang dapat dilihat dari

Administrator melakukan proses input data Kurikulum, SAP, dan Silabus yang nantinya akan tersimpan ke dalam tabel Kurikulum. i.) Proses 8 (Data Kurikulum, SAP, dan SIlabus)..