• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21

BAB III PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI,

B. Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21

1. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi sesuai karakteristik mata pelajaran PJOK. Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat melatih kemampuan belajar:mengamati,menanya,mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Melalui kemampuan belajar, diharapkan pelajaran yang diikuti siswa mampu mengembangkan tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa.

Model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan belajar, di antaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran berbasis projek (project-based learning), pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), sampai pada pembelajaran individual (individual learning).

Dalam pembelajaran PJOK sendiri terdapat beberapa model pembelajaran yang sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah model pendidikan gerak (movement education), model pengembangan tanggung jawab (teaching personal and social responsbility/Hellison’s model), model pendidikan petualangan (adventure education model), model kebugaran (fitness education model), model perkembangan (developmental model), bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model) serta model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model).

2. Strategi dan Metode Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi: 1) Pengajaran Interaktif (Interactive Teaching)

Pengajaran interaktif mempunyai makna guru memberitahukan, menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa

Pembelajaran remedial

Cognitive Strategies

inquiry learning)

convergent problem solving.

divergent problem solving Team teaching co-educational team teaching

yang harus dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan mengembangkan isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses pengajaran. Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.

2) Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching)

Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran gaya mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style).

3) Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)

Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi berharga untuk dieksplorasi secara terpisah. Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan (reciprocal style), dalam hal siswa sendiri memberikan pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa.

4) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya. Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang berbeda seperti kemampuan atau kebutuhan sosialnya. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan seberapa baik mereka mampu menyelesaikan tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama dengan yang lain.

Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi pengajaran.

6) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)

Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah, penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry learning). Semua model ini menggambarkan pendekatan yang melibatkan siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya.

Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons kognitifnya.Ketika guru mengetengahkan masalah yang memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent problem solving.

7) Pengajaran Beregu (Team teaching)

Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa iswa. Ketika pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan.

Station Teaching practice style (Peer Teaching) reciprocal style Cooperative Learning Self-instructional Strategies

(distributed practice) interval training

dropshot

dropshot dropshot

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part method), tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan pengaturan waktu. 1) Latihan Terbimbing

Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan.

Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam dan renang. Di sini siswa perlu dibantu, baik secara langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat.

2) Latihan Padat dan Terdistribusi

Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan dengan berapa lama waktu latihan yang digunakan dalam satu episode pembelajaran, dan bagaimana waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah langsung dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat.

Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus menerus sampai waktu habis atau menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang pertama disebut latihan padat

(distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan interval (interval training).

3) Latihan Terpusat dan Acak

Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga keterampilan yang dilatih dilaksanakan satu persatu hingga jumlah ulangan atau waktu yang ditentukan terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan meminta siswa melatih dulu servis, misalnya 20 kali kemudian dilanjutkan smes 20 kali dan dropshot 20 kali. Intinya, latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum berpindah ke tugas lain.

Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan beberapa keterampilan secara berselang-seling. Dengan latihan acak, siswa diminta melakukan gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes1 kali, dan

dropshot 1 kali kemudian kembali ke servis lagi, smes, dan ke dropshot

lagi, dan seterusnya hingga jatah waktu atau jumlah ulangan yang ditetapkan diselesaikan.

Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih banyak kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat divariasikan berdasarkan pada perubahan kecepatan, jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika dalam satu pertemuan latihan kondisi-kondisi tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan kemampuan penyesuaian keterampilan, maupun proses kognitifnya.

4) Keseluruhan dan Bagian per Bagian

Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat kompleks (keterampilan serial) sehingga guru harus mampu menyesuaikan prosedur dan pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan tersebut guru akan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika

whole method) part method

2)

(Inquiry Learning)            ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian

(part method).

Jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh (keterampilan diskrit) dimana hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga dengan lebih baik jika guru memilih metode keseluruhan atau whole method.

Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika tidak mengganggu keselamatan. Siswa harus diberi kesempatan untuk merasakan keterampilan secara keseluruhan sebelum keterampilan itu dipecah menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan guru maka ia sedang menggunakan metode campuran yang disebut metode keseluruhan-bagian (whole-part method).

Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan, dan keseluruhan-bagian juga dikenal satu metode mengajar yang lain yang disebut metode progresif (progressive method). Metode ini dikenal sebagai metode yang berada dalam satu gugus dengan metode bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi kekurangan dari metode tersebut.

Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian keterampilan yang dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung secara keseluruhan.

3. Model-model Pembelajaran

Berikut beberapa model pembelajaran yang dapat menginspirasi: a. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning)

Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah:

Pendahuluan

 Siswa mempersiapkan peralatan yang akan dipakai dalam

pembelajaran.

 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa

sebelum dimulai pembelajaran. Inti

 Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai.

 Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran senam irama bagi kesehatan dan kebugaran jasmani.

 Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan penjelasan guru secara individu maupun kelompok, dan menyampaikan arti penting kerjasama dalam gerak senam berirama.

 Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.

 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam irama dengan menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan koreksi oleh guru.

 Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam melakukan gerakan senam irama secara seksama.

Penutup

 Guru menyampaikan tingkat pencapaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa, menyampaikan siswa yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan memberikan motivasi pada yang belum.

 Siswa merapikan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.  Berdoa bersama. part method timing whole method whole-part method progressive method

            b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah:

Pendahuluan

 Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam

pembelajaran.

 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.


 Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan gerakan-gerakan yang tidak mampu.

Inti

 Siswa melakukan gerakan senam irama yang tidak mampu dilakukan pada saat gerakan.

 Guru mengamati seluruh gerakan senam irama siswa secara individu maupun kelompok.

 Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.

 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam irama sesuai dengan koreksi oleh guru.

 Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan balik diamati oleh guru secara individu maupun kelompok.

 Siswa melakukan gerakan senam irama secara individu secara bergantian.

Penutup

 Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.

 Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan  Berdoa bersama.

c. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Contoh tahapan model pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dengan model ini adalah:

Pendahuluan

 Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam

pembelajaran.

 Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran

 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan teknik gerakan, misalnya: teknik bermain sepakbola maka siswa dibagi menjadi kelompok mengoper, menggiring, menendang, menangkap bola, melempar ke dalam.

Inti

 Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan pembagian kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai

 Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi kebugaran jasmani

 Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat dijadikan sebagai mediator bagi siswa lain dalam kelompok tersebut.

 Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari gerakan teknik yang berbeda dari kelompok asal.

 Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan.

 Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru.

Penutup

 Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.

 Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.  Berdoa bersama.

Dokumen terkait