• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA 2.1Kajian Teori

2.1.5 Pembelajaran Quantum Learning

Menurut DePorter & Hernacki (2002: 14) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif disekolah dan

bisnis kerja untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama

kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan.

Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebanggsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut

sebagai “Suggestology” atau “ Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif, yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar

sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran dan pembelajaran (DePorter & Hernacki, 2002: 14). Menurut

DePorter &Hernacki (2002: 16) Quantum Learning menggabungkan

sugestologi, teknik percepatan belajar, dan NLP (program neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti: (1) Teori otak kanan atau otak kiri

(2) Teori otak triune (3 in 1)

(3) Pilihan Modalitas (visual, auditorial, kinestetik)

(4) Teori kecerdasan ganda

(5) Pendidikan holistik (menyeluruh)

(6) Belajar berdasarkan pengalaman

(7) Belajar dengan simbol

(8) Simulasi/permainan

Quantum Learning juga dapat didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dalam fisika quantum dapat dirumuskan massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Persamaan rumus fisika quantum tersebut dapat ditulis, E = m.c2. Persamaan quantum tersebut mengibaratkan bahwa didalam tubuh manusia terdapat materi yang membutuhkan sebanyak mungkin cahaya baik berupa interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (DePorter & Hernacki, 2002: 16).

Manfaat Quantum Learning bagi para pembelajar khususnya siswa, dapat

dikemas dalam suasana yang menyenangkan. Dalam diri setiap pembelajar akan tertanam kekuatan berupa dorongan atau motivasi untuk melakukan sesuatu

karena munculnya kekuatan AMBAK (Apa Manfaat BagiKu).

Menurut DePorter & Hernacki (2002: 12) pembelajaran Quantum

memiliki beberapa manfaat yang dapat dipetik, diantaranya:

(1) Bersikap positif

(2) Termotivasi

(3) Menemukan cara belajar

(4) Menciptakan lingkungan belajar yang sempurna

(5) Membaca dengan cepat

(6) Keterampiulan belajar seumur hidup

(7) Kepercayaan diri

(8) Sukses atau hail belajar meningkat

Asas utama Quantum Learning adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Terdapat lima prinsip utama dalam pembelajaran quantum (DePorter, et.al, 2002: 7). Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

(1) Segalanya berbicara

(2) Segalanya bertujuan

(3) Pengalaman sebelum pemberian nama

(4) Akui setiap usaha

Kerangka perencanaan pembelajaran Quantum Learning dikenal dengan

istilah TANDUR, yang didalamnya memiliki 6 tahap atau fase yaitu

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan

(DePorter, et.al, 2002: 88).

(1) Tumbuhkan

Tumbuhkan berarti menumbuhkan minat belajar siswa. Untuk

menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara memberitahukan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan manfaat dan tujuan dari mempelajari suatu materi yang akan diberikan kepada siswa.

(2) Alami

Alami berarti guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh mereka. Guru memberikan pengalaman belajar kepada siswa dan menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui.

(3) Namai

Namai mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak(membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar.

(4) Demonstrasikan

Demonstrasikan berarti memberi kesempatan siswa untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran dan ke dalam kehidupan mereka.

(5) Ulangi

Ulangi mengandung maksud memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan

rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Jadi, pengulangan harus dilakukan

secara multimodalitas dan multikecerdasan.

(6) Rayakan

Rayakan dimaksudkan memberikan rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut.

Berdasarkan langkah pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Quantum Learning adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centered). Pendekatan student centered dalam pembelajaran memberikan dampak positif baik terhadap partisipasi kelompok maupun individu (Kupczynski, 2012).

Dalam pembelajaran Quantum salah satu faktor yang mempengaruhi

menyenangkan akan membuat suasana belajar lebih nyaman dan menyenangkan. Misalnya saja kelas yang didalamnya terdapat poster-poster menarik atau rak buku yang tersusun rapi akan membuat siswa senang dan nyaman dalam belajar. Menurut DePorter, et.al. (2002: 67) ada beberapa lingkungan pembelajaran

Quantum yang memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa, diantaranya :

(1) Lingkungan Sekeliling

Guru dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran karena dapat merangsang modalitas visual. Lingkungan belajar perlu dikelola secara kondusif. Lingkungan belajar bukan hanya fisik, tetapi juga non fisik. Gerakan mata selama belajar dan berpikir terikat pada modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Jadi, mata kita bergerak menurut cara otak mengakses informasi. Ide yang dapat digunakan untuk merangsang modalitas visual siswa antara lain dengan (1) Poster ikon atau simbol untuk setiap konsep utama, (2) Poster afirmasi untuk memotivasi dan menguatkan keyakinan siswa tentang belajar, dan (3) Warna untuk memperkuat pembelajaran guru dengan siswa.

(2) Pengaturan Bangku

Pengaturan bangku mempunyai peran penting dalam pengorkestrasian belajar. Di sebagian besar ruang kelas, bangku siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan pembelajaran. Guru bebas menugaskan siswa untuk

mengatur ulang bangku untuk memudahkan jenis interaksi yang diperlukan. Misalnya, pengaturan bangku yang diputar agar saling berhadapan untuk mengerjakan tugas kelompok.

(3) Musik

Musik berpengaruh pada guru dan siswa. Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental, dan mendukung lingkungan belajar. Musik juga dapat membantu siswa masuk ke keadaan belajar optimal serta membangun hubungan antara siswa dengan guru. Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak. Menurut Lozanov dalam DePorter, et.al. (2002: 73) irama, ketukan dan keharminisan musik mempengaruhi fisiologi manusia terutama gelombang otak dan detak jantung, serta membangkitkan perasaan dan ingatan. Musik dapat membantu siswa untuk masuk ke keadaan belajar optimal.

Dokumen terkait