• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Sagala (2010:213) Sosiodrama (role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama berarti

mem-pertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Sosial atau masyarakat terdiri dari manusia yang satu sama lain terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial. Drama dalam pengertian luas adalah mempertunjukan atau mempertontonkan suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang. Orang dan tingkah laku orang. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam pelaksaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.

Pembelajaran dengan role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatn itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode ini mempunyai nilai tambah yaitu: (a) dapat menjamin seluruh partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil, dan (b) permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (Prasetyo, 2001).

Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan

mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatakan pemahaman. (Prasetyo, 2001).

Pembelajaran role playing ada tujuh tahap yaitu pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran, menyiapkan pengamat, tahap pemeranan, diskusi dan evaluasi serta pengambilan keputusan. Pada tahap pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat mersakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya. Tahap pemilihan peran memilih peran dengan sesui dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan yang harus dikerjakan oleh para pemain. Selanjutnya menyusun tahap-tahap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi siswa boleh menambah dialog sendiri. Tahap berikutnya adalah menyiapkan pengamat. Pengamat dari kegiatan ini adalah semua sisiwa yang tidak menjadi pemain atau pemeran. Setelah semuanya siap maka dilakukan kegitan pemeranan. Pada tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing sesuai yang terdapat pada skenario bermain peran. Dalam hal ini guru menghentikan permainan pada saat terjadi pertentangan agar memancing permasalahan agar didiskusikan. Masalah yang muncul dari bermain peran, dibahas pada tahap diskusi dan evaluasi. Role Playing disebut juga metode sosiodrama. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial (Djamarah dan Zain, 2002).

Role playing menurut Djamarah dan Zain (2002) mempuyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

b) Kelebihan Role playing

1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama. 2) Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan kreatif. Pada waktu bermain

peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapat sesuai waktu yang tersedia.

3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga di mungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah 4) Kerjasama antar pemain dapat di tumbuhkan dan di bina dengan

sebaik-baiknya

5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.

6) Bahasa siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah di pahami orang lain.

c) Kelemahan metode role playing

1) Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif. 2) Banyak memakan waktu.

3) Memerlukan cukup yang cukup luas.

4) Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.

d) Pelaksanaan metode role playing

1) Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya.

2) Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan bahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus di kerjakan oleh para pemain.

3) Menyusun tahap-tahap bermain peran, dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri. 4) Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua

siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran.

5) Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai mempersiapkan diri untuk tampil.

Metode sosiodrama (role playing) oleh Mansyur (1996) dalam Sagala (2010:213) mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain ialah: 1) Murid melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat

bahan yang akan di dramakan. Sebagai pemain harus me-meahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama materi yang harus di perankannyaa.

2) Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya ssesuai dengan waktu yang tersedia.

3) Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga di mungkinkan akan muncul atau timbul bibit seni dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan jadi pemain yang baik kelak.

4) Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.

5) Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab ddengan sesamanya

6) Bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain

Metode sosiodrama (Role playing) mempunyai kelemaha-kelemahan antara lain:

1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjdi kurang aktif

2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.

3) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan gerak para pemain kurang bebas.

4) Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. 3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. 4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penam-pilan masing-masing kelompok.

8) Guru memberikan kesimpulan secara umum. 9) Evaluasi.

10) Penutup.

Dokumen terkait