• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

6. Pembelajaran Tematik Integratif

a. Pengertian pembelajaran tematik integratif

Pada implementasi kurikulum 2013, siswa sekolah dasar tidak lagi mempelajari mata pelajaran secara terpisah. Jika pada kurikulum sebelumnya, pembelajaran berbasis tematik integratif diterapkan pada siswa kelas rendah, namun pada kurikulum 2013 ini pembelajaran tematik integratif diterapkan pada setiap tingkatan kelas. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Masnur Muslich, 2007: 164).

Tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan alam dan kehidupan manusia. Dalam satu tema, kompetensi dari berbagai mata pelajaran digabungkan sehingga siswa dapat mempelajari konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu kesatuan utuh. Menurut Abdul Majid (2014: 49), pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Sementara itu, pendapat lain mengenai pembelajaran tematik dikemukakan oleh Rusman (2014: 254) bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan

39

seluruh mata pelajaran dalam berbagai tema untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Dalam pembelajaran tematik, tema menjadi pengikat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Poerwadarminta (dalam Masnur Muslich, 2007: 164) mengungkapkan bahwa tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; 2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; dan 5) siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

b. Karakteristik pembelajaran tematik

Anak usia sekolah sekolah dasar berada pada tahapan perkembangan yang melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh atau holistik, sehingga pengintegrasian berbagai mata pelajaran dalam sebuah tema akan memudahkan siswa dalam memahami konsep tertentu. Sebagai suatu model pembelajaran, Hosnan (2014: 366) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik, antara lain sebagai berikut.

40 1) Berpusat pada siswa.

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang menempatkan siswa sebagai subjek pendidikan. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2) Memberikan pengalaman langsung.

Pengalaman langsung memberikan objek belajar secara nyata (konkret) kepada siswa sebagai dasar untuk mempelajari hal-hal yang lebih abstrak. 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Hal ini dikarenakan fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Pada pembelajaran tematik, konsep dari berbagai mata pelajaran disajikan dalam suatu proses pembelajaran sehingga siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh.

5) Bersifat fleksibel.

Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengaitkan kehidupan siswa dengan keadaan lingkungan sekolah.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

41

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran di kelas tidak hanya diarahkan pada prinsip belajar konvensional, guru lebih utama menggunakan teknik bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, penerapan pembelajan tematik dalam kegiatan belajar diharapkan dapat membuat suasana belajar siswa menjadi lebih menyenangkan. Siswa dapat mempelajari berbagai konsep pelajaran dalam tema yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu siswa juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki karena dalam pembelajaran tematik siswa diposisikan sebagai subjek belajar sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Guru bertugas untuk memberikan kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat berupa sumber belajar maupun alat peraga. Tersedianya sumber belajar dan alat peraga dalam proses pembelajaran akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari hal-hal lain yang lebih abstrak.

c. Pentingnya pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar. Melalui pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan secarara holistik, bermakna, autentik, dan aktif (Rusman, 2014: 257). Hal serupa juga dikemukakan oleh Ausabel dalam Wachyu Sundayana (2014: 9)

42

melalui teori pembelajaran bermakna (meaningful learning theory) menegaskan bahwa “learning takes place the human organism through a meaningful process of relating new events or items to already existing cognitive concepts or propositions”. Teori ini menunjukkan bahwa pembelajaran bagi peserta didik akan bermakna bila apa yang dipelajari oleh mereka berhubungan dengan apa yang diketahui dan dialaminya.

Frazee dan Rudnitski (dalam Wachyu Sundayana, 2014: 10) menegaskan bahwa pengintegrasian dua atau lebih mata pelajaran dan memusatkan pembelajaran pada tema sebagai pengintegrasi, bila dilakukan dengan tepat dapat mengembangkan lebih banyak keterampilan daripada fokus pada satu atau dua mata pelajaran yang tak terintegrasi. Selanjutnya, Trianto (2010: 60-61) mengemukakan beberapa alasan pentingnya pembelajaran tematik, antara lain. 1) Dunia anak adalah dunia nyata.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Anak melihat objek atau peristiwa di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi mata pelajaran.

2) Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisir.

Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Guru dan orang tua mempermudah agar peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak mendapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

43 3) Pembelajaran akan lebih bermakna.

Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya.

4) Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri.

Pembelajaran tematik memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan (sikap, keterampilan, dan kognitif) secara bersamaan.

5) Memperkuat kemampuan yang diperoleh.

Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.

Alasan lain pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di Sekolah Dasar adalah karena pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan. Hosnan (2014: 365) menjelaskan kelebihan dari pembelajaran tematik, di antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Maka berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya pembelajaran tematik adalah karena siswa usia sekolah dasar berada pada tahap melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan utuh/holistik. Siswa dilatih untuk

44

menemukan sendiri pengetahuan secara holistik dan bermakna sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. Selain itu, proses pemahaman siswa terhadap suatu konsep baru akan lebih terorganisir karena dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan (sikap, keterampilan, dan kognitif) secara bersamaan.

Dokumen terkait