• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Kelas Industri

Langkah 3 | Link And Match Dengan Industri

3.2. Pembentukan Kelas Industri

Prosser (1950: 225) menyatakan ”Pembentukan belajar efektif apapun akan optimal jika pelatihan diberikan dalam konteks pekerjaan sebenarnya, dan bukan pada latihan atau pekerjaan palsu”. Agar praktik kejuruan yang dilakukan oleh SMK dapat efektif, mereka harus dilibatkan dalam proses produksi yang sebenarnya, bukan hanya job tiruan atau simulasi dari pekerjaan yang sebenarnya. Perlu adanya proses pembelajaran memadukan antara pelajaran yang dilaksanakan di sekolah dan didukung dengan industri mulai dari standardisasi ruang kelas, peralatan yang akan digunakan untuk praktek, serta kompetensi yang sesuai dengan Dunia Usaha/Industri yang diwujudkan dalam bentuk kelas industri.

Kelas industri merupakan bagian dari program pembelajaran alternatif yang merupakan pilihan bagi peserta didik untuk belajar sambil praktik langsung dengan Dunia Usaha/Industri yang relevan dengan minat studinya. Program kelas industri disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan di SMK. Dengan kelas industri peserta didik dapat menguasai sepenuhnya aspek-aspek kompetensi yang dituntut kurikulum, disamping itu mengenal lebih dini dunia industri yang menjadi bidang keahlianya yang kelak dapat dijadikan bekal untuk bekerja setelah menamatkan pendidikannya.

76

Peserta didik melalui program kelas industri mendapatkan pengalaman kerja untuk masa peralihan dari sekolah ke lingkungan kerja, memahami dunia kerja dan memilih pekerjaan yang tepat. Terbentuknya kelas industri dapat menjadikan peserta didik benar-benar mempunyai kemampuan dan keterampilan yang unggul di dunia kerja. Kelas industri mampu meningkatkan citra lembaga dalam meningkatkan kualitas lulusan juga memiliki kualifikasi dan standar kompetensi SMK dan Dunia Usaha/industri.

Seperti pada penjelasan Gambar 3.2. menunjukan proses pembentukan kelas industri :

Gambar 3.2. Proses pembentukan kelas industri

Dari gambar 3.2 di atas dapat dijelaskan alur pembentukan kelas industri yang dimulai dari:

1) membangun kerja sama yang harmonis dengan industri mitra;

2) merencanakan model pendidikan kelas industry (industrial education class)

bersama industri mitra yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama oleh kedua belak pihak;

3) menyusun kurikulum bersama sesuai kebutuhan industri;

4) menentukan kebutuhan guru/instruktur yang mengajar di sekolah maupun di industri;

5) menentukan sarana dan prasarana praktik, buku ajar dan sumber belajar yang harus disiapkan di sekolah oleh kedua belah pihak;

6) menentukan jadwal pembelajaran di sekolah dan di industri (teaching factory); dan

7) menentukan pelaksanaan ujian nasional (UN) dan uji kompetensi.

Sekolah bersama dengan industri mitra melaksanakan kegiatan perencanaan kelas industri secara matang. Fokus dalam perencaanaan kelas industri ini adalah kekhususan pada peningkatan kompetensi kejuruan peserta didik. Tamatan dalam kelas khusus ini diharapkan memiliki kompetensi yang siap kerja dan sesuai kebutuhan industri. Semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kelas industri diatur dalam nota kesepahaman antara sekolah dengan industri mitra.

Setelah kelas industri terbentuk, SMK dapat mulai melaksanakan pendidikan kelas industri sesuai kesepakatan. Dimulai dari penerimaan peserta didik baru dengan melibatkan pihak industri melalui pemaparan profil company, dilanjutkan tes pengetahuan dasar, tes bakat minat, kesehatan dan psikotes sesuai dengan standar perusahaan yang menjadi mitra kelas industri. Hasil tes yang telah dilakukan dapat diinformasikan kepada calon peserta didik sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Informasi hasil tes tersebut dapat dijadikan calon peserta didik untuk memilih kelas industri sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Hasil seleksi PPDB sebagaimana tersebut di atas akan diperoleh peserta didik yang sesuai dengan standar dunia industri. Setelah itu, baru proses pendidikan kelas industri dapat dilaksanakan dengan proses sebagai berikut:

Gambar 3.3. Model 1 bentuk Skema Pelaksanaan Kelas Industri

Dari gambar 3.3 dapat dijelaskan alur pembentukan kelas industri yaitu: 1) Kelas industri dengan lama pendidikan 3 tahun.

2) SemesterI, II, dan III peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah dengan bimbingan pihak sekolah dan industri.

3) Semester IV dan semester V peserta didik melaksanakan Prakerin di Dunia Usaha/Industri selama 6 bulan.

4) Semester VI peserta didik melaksanakan pembelajaran di sekolah secara penuh untuk persiapan ujian nasional (UN) dan uji sertifikasi profesi.

78

5) Setelah peserta didik dinyatakan tamat belajar, peserta didik direkrut oleh industri untuk dilakukan penempatan dengan memenuhi syarat-syarat; sehat jasmani dan rohani yang ditunjukkan dengan surat dokter termasuk bebas narkoba, mengumpulkan foto kopi ijazah, mengisi dan menandatangani perjanjian kerja, mengumpulkan pas foto, dan persyaratan lain yang dibutuhkan.

Setiap sekolah dapat menjalankan kelas industri yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Ada model kelas industri selain seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu :

Gambar 3.4. Model 2 bentuk Skema Pelaksanaan Kelas Industri

1) Kelas industri dengan lama pendidikan 3 tahun.

2) SemesterI dan II peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah dengan bimbingan pihak sekolah dan industri.

3) Semester III dan semester IV peserta didik melaksanakan Prakerin di Dunia Usaha/Industri selama 6 bulan.

4) Semester V dan VI peserta didik melaksanakan pembelajaran di sekolah secara penuh untuk persiapan ujian nasional (UN) dan uji sertifikasi profesi.

5) Setelah peserta didik dinyatakan tamat belajar, peserta didik direkrut oleh industri untuk dilakukan penempatan dengan memenuhi syarat-syarat; sehat jasmani dan rohani yang ditunjukkan dengan surat dokter termasuk bebas narkoba, mengumpulkan foto kopi ijazah, mengisi dan menandatangani perjanjian kerja, mengumpulkan pas foto, dan persyaratan lain yang dibutuhkan.

Kegiatan pengawasan terselenggaranya program ini dilaksanakan secara bersama antara sekolah dan pihak industri mitra. Kegiatan pengawasan ini rutin dilaksanakan dan merupakan hal yang tertulis dalam nota kesepahaman penyelenggaraan kelas industri ini. Pengawasan oleh industri dimaksudkan sebagai upaya pengendalian, pembinaan dan pembenaran apabila terjadi penyimpangan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai sebuah pengendalian mutu. Kegiatan evaluasi terhadap peserta didik program kelas khusus ini dilakukan melalui uji kompetensi peserta didik sesuai standar Dunia Usaha/Industri. Pada akhir tahun pelajaran dilaksanakan uji kompetensi yang diikuti oleh semua peserta didik program kelas

industri ini. Peserta didik yang dinyatakan lolos uji kompetensi diberikan sertifikat keahlian.