• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.3 Profil Informan

4.4.1 Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Museum

4.4.1.2 Pemberdayaan Bidang Sosial Bertujuan Peningkatan

Dalam hal ini pemberdayaan sosial terkait dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam pemberdayaan sosial, segi yang membedakannya dengan konteks ekonomi ialah pada peningkatan produktivitas terutama menyangkut pengorganisasiannya. Sementara pemberdayaan sosial lebih diarahkan pada pemeliharaan penghasilan yang yang dilaksanakan oleh organisasi-organisasi pelayanan manusia dan organisasi tingkat lokal. Tujuan utamanya berpijak pada prinsip bahwa manusia sebagai subjek dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat bukan hanya sebagai objek dari

efektivitas ekonomi atau objek dari segelintir kelompok yang mendominasi aktivitas perekonomian.

Aktivitas sosial yang ada pada kelompok tani museum yang berguna meningkatkan produktivitas pertanian diantaranya : Penyuluhan Pertanian secara Umum/keseluruhan , Pengadaan pupuk subsidi, Pelatihan pembuatan bokasi/kompos organik.

A. Pemberdayaan Melalui Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non-formal bagi petani beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, selain bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani. Penyuluhan yang ada pada kelompok tani Museum merupakan mempunyai kurun waktu tertentu, dimana kegiatan tersebut sudah diatur oleh badan penyuluh pertanian Kabupaten Karo.

“ kegiatan kelompok kita ya dapat penyuluhan dari dinas, kadang model penyuluhannya dibuat secara massal kesemua kelompok tani itu, jadi bisa semua anggota kelompok ikut kepenyuluhan itu, tapi kadang dibuatnya juga perwakilan-perwakilan dari setiap kelompok itu, entah itu ketuanya atau siapa yang ada waktunya ikut” ( D. Sembiring)

Hal tersebut juga di tuturkan oleh salah satu anggota kelompok tani Museum yaitu Bapak Merga Ginting , dengan menuturkan hal yang sama terhadap bapak D. Sembiring. Berikut hasil wawancara terhadap bapak Merga Ginting:

“ada penyuluh dari pemerintah buat kelompok tani ini,sebelum datang pasti ketua kelompok rapat itu membicarakan waktu sama tempat penyuluhan nantinya, tapi kalo kita mau minta penyuluh bisa juga, kita buat proposalnya ke dinas, kita ajukan sama orang itu siapa penyuluh kita, tapi kalo kita minta itu lumayan lama kita nunggu di acckan orang itu. ”( Merga Ginting)

Dari penuturan diatas bahwa, penyuluh pertanian merupakan media pemberdayaan terhadap petani di kelompok tani museum, dengan antusias petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian tersebut maka diharapkan petani memperoleh ilmu-ilmu yang bermanfaat terhadap kegiatan proses bercocok tanam petani.

Tujuan dari penyuluh pertanian untuk membantu petani dalam melakukan perkembangan pertaniannya, dimana penyuluh berguna untuk membantu secara langsung dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam pertaniannya serta dapat melakukan inovasi-inovasi terhadap kegiatan petani tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara :

Kalau penyuluh pertanian itu visinya supaya kelompok tani didesa diberdayakan, misinya supaya kelompok tani didesa itu bisa berkembang, jadi aspirasi mereka, apa yang mereka mau untuk pertaniannya, bisa tertampung melalui kami, misalkan ada mereka permintaan apapun, mereka bisa mengusulkan melalui kami kebadan penyuluh, kayak kemaren kan ada bantuan untuk kelompok tani Museum itu mesin pengolah pupuk kompos, itu dibangun tempatnya di depan rumah sakit efarina”( Ibu Ripka Ginting Selaku Petugas Penyuluh Pertanian)

Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan.

1. Penyuluhan pertanian sebagai proses penyebaran informasi

Penyuluhan pertanian merupakan proses penyebaran informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan pertanian. Informasi tersebut berupa inovasi yang diperoleh dari hasil kajian maupun pengalaman dilapangan, masalah-masalah yang perlu dicari pemecahannya agar tujuan pertanian yang telah direncanakan dapat tercapai.

Dari penjelasan diatas di perkuat juga dari hasil wawancara dengan petugas penyuluh pertanian :

“itulah tujuan dari penyuluh pertanian untuk petani, membantu petani menyelasaikan masalah-masalah pertanian mereka, mereka juga bisa mengusulkan permintaan mereka untuk pertaniannya melalui kami”( Ibu Ripka Ginting)

Selain penuturan Ibu Ripka Ginting, penuturan yang sama juga oleh bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani Museum:

Memang secara materi masih belum maksimallah, tapi secara pengetahuan, pengalaman bertambah, ilmu yang didapat itukan bisa digunakan untuk kegiatannya, ada pertemuan umpamanya kayak SLPHT itu, kan tambah pengetahuan wawasannya yang didapatkankan itu bisa diterapkan diladangnya”.(D. Sembiring)

Dari penjelasan hasil wawancara tersebut, fungsi manifest yang diterima petani dengan adanya penyuluhan pertanian tersebut mereka memperoleh informasi dan ilmu yang sebelumnya tidak dimiliki oleh petani, seperti penjelasan dari ketua kelompok tani adanya SLPHT (sekolah lapangan pengendalian hama terpadu) dengan adanya sekolah lapangan tersebut informasi yang diperoleh petani tersebut bertambah.

2. Penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku

Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non-formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan tetapi berupaya untuk merubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dalam berusaha tani secara luas, memiliki pengetahuan pertanian dalam berusaha tani secara luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap sesuatu yang baru serta terampil dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

Dari penjelasan tersebut diperkuat oleh penuturan dari Ibu Ripka yaitu sebagai penyuluh, beliau berpendapat bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian yang beliau berikan maka petani-petani yang mengikuti penyuluhan secara sungguh-sungguh sudah pasti ada perubahan cara dia bercocok tanam, mulai dari pembibitan, cara perawatan, cara panen yang baik, hingga apa yang harus dilakukan setelah panen (pasca panen). Berikut hasil wawancara ibu ripka :

“…sudah pastilah kemajuan mereka terlihat, itu tadi dia mulai dari metode tanam, pasca panen, jadikan pengetahuan mereka jelas lebih bertambah, kamipun ngasi penyuluhankan bahannya apa yang diperlukan petani itu,

apa saja masalah-masalah pertanian yang sekarang ini, apa saja kebutuhan petani”( Ibu Ripka Ginting)

Perubahan perilaku petani seperti awalnya mereka hanya mengetahui proses kegiatan pertanian secara umum atau biasa-biasa saja, namun dengan adanya proses penyuluhan pertanian maka perilaku petani semakin menuju kearah yang lebih baik. Penjelasan diatas diyakini dengan penuturan bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani Museum, berikut hasil penuturan beliau:

“contohnyalah aku yang nanam jeruk, dulu belum tau aku kalo batang jeruk itu perlu disikat batangnya karena dibatangnya itu selalu tumbuh jamur, jamur itulah yang merusak batang jeruk itu, makanya jeruk sekarang udah mulai rusak, jadi dikelompok ini anggota diskusi tentang masalah tanamannya, kadang dikede waktu pulang dari ladangpun seringnya diskusi. ”( D. Sembiring)

Selain itu kegiatan yang dilakukan kelompok tani Museum ialah memasang perangkap lalat buah pada tanaman jeruknya secara bersama-sama secara berkala, berikut penuturan ketua kelompok :

kelompok kitakan komoditi tanamannyakan jeruk, jadi

sekali seminggu kumpul kita entah itu diladang atau dikede, itu bicara tetang buat perangkap lalat buah, itu skarang hama yang buat jeruk kita ini rusak”( D. Sembiring)

Hal yang sama juga dituturkan oleh bapak Jekson Kemit, dimana permasalahan yang ada pada petani didesa ini terutama pada umumnya petani tersebut memiliki tanaman jeruk adalah hama lalat buah yang sangat mengkawatirkan para petani, sehingga petani semakin intensif untuk melakukan perbincangan baik itu secara formal maupun

tidak formal seperti yang dilakukan kelompok petani museum, berbincang di kedai kopi untuk membicarakan pembuatan perangkap lalat buah pada ladang mereka. berikut penuturan Bapak Jekson Kemit :

“kita kelompok tani itu selalu tanya menanya bagaimana perkembangan ladang kita itu, kamipun pernah buat perangkap lalat buah untuk hama lalat buah jeruk sekarang, karena hama lalat buah itu sekarang yang jadi masalah petani disini, giliran itu biasanya kalo buat perangkap lalat buah”( Jekson Kemit)

Dari penjelasan ketua kelompok tani, kegiatan memasang perangkap lalat buah tersebut merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh kelompok tani Museum, dimana kelompok tersebut melakukan pertemuan dengan seluruh anggota kelompok baik diladang salah satu anggota , dan terkadang berdiskusi di warung kopi. Dengan adanya kegiatan memasang perangkap lalat buah tersebut, maka secara otomatis seluruh anggota kelompok tani museum telah melakukan kemajuan dengan perilaku bersama untuk menyelesaikan permasalahan pertanian yang ada pada kelompok tani Museum.

3. Penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan

Didalam kegiatan penyuluhan pertanian berguna juga sebagai proses pendidikan bagi petani, begitu juga halnya terhadap kelompok tani museum. Berdasarkan dari penuturan ketua kelompok tani bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian ini dianggap petani sebagai proses pendidikan bagi petani yang pada umumnya hanya memiliki pengetahuan bertani hanya lewat pengalaman dimasa sebelumnya, sedangkan permasalahan-permasalahan pertanian sekarang sudah mulai banyak berkembang, berikut penuturan beliau:

“…kalo orang dikampung tau lah kam macammana sekolahnya kan ? mana banyak petani dikampung yang tamat sekolah tinggi-tinggi, karna gak sekolahnya orang yang dikampung ini makanya jadi petani dia, jadi supaya petani tadi berkembang pikirannya tadi, dibuatlah penyuluhan tadi seperti model sekolah lapangan itu, itulah tempatnya petani supaya mereka belajar, mulai dari awal tanam itu dia sampai ke panennya itu”( D. Sembiring)

Hal yang sama juga dituturkan oleh petugas penyuluh pertanian ibu ripka ginting: “ ya itulah salah satunya tujuannya penyuluhan pertanian

ini, tugas kami sebagai penyuluh memberikan pendidikan pertanian kepada petani didesa ini, agar petani-petani didesa ini dapat kita berdayakan, selama ini memang kurang perhatian sama mereka ini”( Ibu Ripka Ginting)

Selain itu penuturan Bapak Merga Ginting juga menyampaikan penuturan yang sama :

“sebenarnya kami petani inipun sudah sarjananya kayak kalian mahasiswa-mahasiswa itu, perbedaannya hanya kalian punya ijazah sarjana, kalo kami sarjana penyuluhanlah…ya kek gitulah petani didesa”( Merga Ginting)

Dalam penelitian ini peneliti membagi kategori pengetahuan petanian yang diperoleh petani dalam kegiatan penyuluhan kedalam 3 kategori yaitu pengetahuan penanaman, pengetahuan perawatan, pengetahuan panen.

a. Pengetahuan Penanaman

Setiap kegiatan petani dimulai dari sistem penanaman, setiap petani harus memiliki pengetahuan mengenai hal penanaman terhadap pertaniannya. Yang dimaksud dari pengetahuan penanaman ialah segala sesuatu pengetahuan pertanian mengenai

proses penanaman tumbuhan yang dimiliki oleh petani, diantaranya adalah keragaman tanam, musim tanam/waktu tanam.

‐ Keragaman tanam

Pengetahuan keberagaman tanaman merupakan satu hal yang vital bagi seorang petani sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam. Pengetahuan keragaman tanam merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh petani. Dengan adanya pengetahuan dasar mengetahui keragaman tanam dapat dikatakan petani tersebut telah memiliki dasar untuk mengetahui tanaman apa yang cocok untuk di tanam pada lahan pertaniannya.

Dari penjelasan diatas, pengetahuan keragaman tanaman seharusnya dimiliki oleh petani secara baik, agar petani tersebut tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia terhadap kegiatan pertaniannya. Seperti penuturan oleh ketua kelompok tani Museum:

“ kita petani inikan seharusnya tau mau nanam apa kita diladang kita itu, udah harusnya kita tau jenis tanaman itu, kan banyak dia jenis tanaman yang sekarang udah mulai susah ditanam ditanah karo ini, kayak stroberi udah susah skarang kalo mau kita nanam itu, karna udah gak sesejuk dulu lagi tanah karo ini, tanah sekrang pun udah mulai manja, harus dikasi pupuk, padahal pupuk itu lama-lama bisa rusak dibuatnya tanah itu”( D. Sembiring)

‐ Musim / Waktu Tanam

Dalam kegiatan pertanian selain mengetahui keragaman tanaman baik, petani juga harus dapat mengetahui waktu musim tanam, petani yang mengetahui musim tanam

merupakan petani yang memiliki dasar pertanian yang kuat. Petani tersebut dapat mempelajari tanaman apa yang cocok pada pertaniannya. Seperti penuturan Bapak Jekson Kemit berikut:

“ selama ini kan kami petani-petani disini pasti udah tau kami waktu-waktu tanam itu, masa pulak lah gak tau kamlah dulu udah dari kecil kami diajarkan bertani sama orangtua dulu, tapi kadang kan cuaca ini inikan gak tau kita ganti-ganti selalu, sekarang ajapun tanah karo ini gak sedingin dulu kam taunyakan”.( Jekson Kemit)

Dari penjelasan diatas dapat dianalisa bahwa petani-petani yang ada pada saat ini sebelumnya juga sudah memiliki kemampuan dalam bidang membaca iklim waktu tanam, dimana seperti halnya yang dikatakan Bapak Jekson Kemit bahwa petani pada umumnya sudah mengetahui waktu tanam terhadap tanaman tertentu, namun Bapak Jekson Kemit juga mengatakan bahwa iklim dahulu dengan iklim saat ini sudah mulai berubah, dimana perubahan tersebut juga mempengaruhi waktu tanam oleh petani. Dengan adanya penyuluhan petani yang diberikan oleh petugas penyuluh pertanian dimana petugas penyuluh memberikan ilmu mengenai iklim tanam pada saat waktu-waktu tertentu. Dengan harapan bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat kepada petani mengenai waktu tanam yang baik.

b. Pengetahuan Perawatan

Yang dimaksud dengan pengetahuan perawatan terhadap pertanian adalah pengetahuan yang dimiliki oleh petani mengenai perawatan tanaman pertanian yang meliputi pemuliaan ( penyiangan, pengairan).

Kegiatan merawat tanaman merupakan kegiatan petani setelah masa tanam. Kegiatan ini diantaranya adalah kegiatan penyiangan, pengairan, tenaga kerja. Penyiangan adalah kegiatan yang dilakukan petani dimana petani membersihkan ilalang atau tumbuhan yang dapat mengganggu tanaman yang berada disekitar tanaman yang ditanam oleh petani. Kegiatan ini berfungsi untuk pertumbuhan tanaman yang baik dan menjauhkan tanaman dari tanaman yang bersifat parasit terhadap tanaman utama petani. Sebagian petani terkadang mengabaikan ilalang yang tumbuh disekitar tanaman utama, hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan terhadap tanaman utama petani. Namun pada saat ini dengan adanya kelompok tani, maka petani mulai sadar dengan adanya tumbuhan disekitar tanaman utama dapat mengganggu pertumbuhan tanaman utama petani.

“ memang itu tadi dia manfaatnya untuk petani adanya penyuluhan pertanian itu, disitulah belajar petani menanam sampai ke panennya nanti, jadi seperti kita kelompok tani yang mayoritasnya itu petani jeruk itu diajari merawat jeruk yang baik itu bagaimana, diajari kita melihat daun daun jeruk yang udah menguning, itu harus dibersihkan dari batang, biar jangan rusak nanti buahnya itu kenak hama tadi, alat potongnya dikasi juga dari penyuluh itu, gunting daun namanya itu, itu juga salah satu bantuan didapat dari penyuluh pertanian yang diikuti kelompok tani tadi”( D. Sembiring)

Dari penjelasan beliau yang mengatakan bahwa pengetahuan beliau meningkat dalam hal merawat tanaman jeruk, dimana beliau mendapat ilmu mengenai daun tanaman jeruk yang dapat menimbulkan hama, dan harus diberantas agar buah jeruk yang dihasilkan oleh pohon jeruk tersebut tidak mengalami kerusakan.

Hal yang sama juga di tuturkan oleh Bapak Jekson Kemit:

“sebenarnya petanikan pasti udah taunya sebelum-sebelumnya merawat tanaman jeruk ini, mana mungkin dia bertani jeruk kalo gak tau merawat jeruknya, hanya dia tidak terlalu pintar, jadi sedikit-sedikit adalah ilmu petani-petani dari penyuluh pertanian ini, walaupun kadang gak sesuai harapan petani ini, kadang materinya tidak sesuai dengan lapangan,kadang penyampaian mereka itu kurang cocok dari segi bahasa untuk petani”( Jekson Kemit )

Sama halnya dengan yang dikatakan oleh salah seorang petugas penyuluh pertanian yaitu Ibu Ripka Ginting, dimana ibu ini mempertegas bahwa fungsi penyuluhan pertanian bagi petani sangat dirasakan bagi petani tersebut, berikut hasil wawancara dengan beliau :

“ inilah yang menjadi prioritas pertanian kabupaten karo sekarang, mengenai hama jeruk itulah lalat buah yang ada sekarang, jadi kami sebagai penyuluhpun kami berikan ilmu kami untuk petani sebanyak mungkin, mengenai tanamannya bagaimana merawatnya, mulai dari daun hingga kebatang jeruk itu harus kita beritahu pada petani ini, batang sama daun jeruk itu harus sangat diperhatikan supaya buah nantinya bisa bagus, apalagi cuaca sudah tidak sebagus dulu disini”( Ibu Ripka Ginting )

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian yang diikuti oleh petani sangat bermanfaat, dengan pengetahuan dasar petani yang masih dapat dikatakan biasa-biasa saja, maka dengan mengikuti penyuluhan hal-hal yang baru mengenai perawatan dapat diperoleh oleh petani.

Kesadaran petani tumbuh seiring berkembangnya kegiatan-kegiatan kelompok tani, terutama pada kelompok tani Museum, yang pada dasarnya kelompok tani ini sering melakukan diskusi-diskusi dalam keanggotaannya mengenai masalah-masalah pertanian petani. Diskusi yang dilakukan tidak setiap hari pada tempat yang sama dan waktu yang sama, para petani harus menyesuaikan waktu luang mereka, dimana waktu luang petani pada dasarnya hanya ada pada waktu sore maupun malam hari, waktu sore atau malam inilah yang tepat untuk melakukan diskusi atau hanya sekedar berbincang mengenai masalah pertanian yang dialami oleh petani. Tempat yang dipilih petani untuk melakukan diskusi terhadap sesama petani juga tidak tempat yang formal, petani lebih memilih warung kopi sebagai tempat diskusi atau ngobrol-nogobrol tentang pertanian mereka, karena mereka lebih merasa nyaman dengan tempat yang seperti itu. Sehingga obrolan atau diskusi mereka dapat lebih santai.

Pengairan dapat diartikan sebagai kegiatan petani dalam memberikan asupan air terhadap tanaman petani, dimana air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tanaman. Didalam kegiatan bercocok tanam kegiatan pengairan merupakan kegiatan yang sangat vital, dimana kegiatan pengairan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik. Pengairan terhadap tanaman sebaiknya dilakukan secara teratur, agar kegemburan tanah tersebut dapat stabil.

Sistem pengairan pada petani yang berada pada desa ini dapat digolongkan dalam kategori sulit, hal tersebut dapat dikatakan karena tidak adanya aliran sungai yang dapat membantu dijadikan sebagai sumber pengairan lahan pertanian. Namun, walaupun demikian hal tersebut tidak dijadikan hambatan bagi petani dalam melakukan kegiatan pertanian mereka. Dengan adanya kelompok tani, solusi yang diambil pada sistem pengairan tersebut adalah dengan membuat sejenis bak yang berukuran besar atau kolam yang dibuat secara permanen pada lahan petani. Kolam yang bersifat permanen tersebut dapat menampung air hujan yang selanjutnya air yang berada dalam kolam tersebut yang dijadikan sebagai sumber pengairan bagi tanaman petani.

“ didesa kita inikan tidak ada sama sekali sungai-sungai yang besar bisa dijadikan aliran untuk mengambil air buat nyiram tanaman, jadi inisiatif kita biar jangan susah cari air dibuat kolam permanen setiap ladang itu, biar bisa menampung air hujan pas musimnya datang, jadi bisa jadi cadangan air diladang, tapi kadang-kadang musim kemarau ini udah susah ditebak, mau nanti kemarau panjang disitulah susah-susahnya air, ya harus kita belilah per-tanki air itu” ( D. Sembiring)

Penuturan yang sama juga dari Bapak Merga Ginting mengenai pengairan pada lahan pertanian mereka :

“ kalo kam jalani semua ladang disini, semua ladang ada kolamnya, itulah tempat nyimpan airnya, jadi datang nanti musim kemarau ada simpanan air buat nyiram tanaman ini, entah mau nyemprot jeruk ada air cadangan, yang bahayanya kemarau panjang, ya terpaksalah beli air pake mobil tanki itu”( Merga Ginting )

Hal yang menjadi hambatan ketika datang musim kemarau yang tidak pada waktunya, atau musim kemarau yang berkepanjangan yang menjadi momok utama bagi seluruh petani di Desa Raya tidak terkecuali pada kelompok petani Museum. Namun, dengan semakin intensifnya komunikasi para petani dapat secara perlahan diatasi, dimana pemerintah daerah setempat memberikan bantuan air dengan memberikan air murah kepada petani, dimana pendistribusian air yang dibutuhkan melalui pemerintah daerah yang mengelola.

c. Pengetahuan Panen dan Pemasaran

Masyarakat desa sebagai petani yang sangat menggantungkan harapannya pada pertaniannya, masa panen merupakan suatu hal yang sangat dinanti-nantikan. Sebelum melakukan aktivitas panen yang dilakukan terhadap hasil pertaniannya, maka setiap petani harus memahami cara memanen tanaman mereka dengan baik. Seperti penuturan Bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani :

“ dipenyuluhan juga mengajari cara-cara memanen tanaman kita, contohnya ladang kita ada jeruknya kita diajari cara memutik jeruk yang baik, supaya bekas cabang jeruk yang diputik tadi muncul lagi bunganya, jadi bunganya gak Cuma sekali muncul, terus menerus bunga itu keluar, jadikan gak rusak tanaman kita kalo tau kita, kam tadi mutik jeruk itukan tinggal kulitnya di dahan, itu gak bisa lagi muncul nanti bunganya dari situ, karna udah rusak dahannya itu”( D. Sembiring)

Pengetahuan terhadap panen merupakan pengetahuan yang juga harus dimiliki oleh seorang petani yang handal. Dimana jika petani mengetahui secara benar tata cara

memanen tanaman yang baik dan benar, maka tidak akan merusak hasil panennya dan tanamannya. Setelah mengetahui tata cara panen yang baik dan benar, sehingga tidak merusak tanaman, maka langkah yang perlu selanjutnya adalah proses pemasaran, sering sekali proses pemasaran adalah kendala dari petani pada saat ini, karena kurangnya pengetahuan info pasar terhadap hasil panen yang ia miliki. Akibat yang diperoleh dari

Dokumen terkait