• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PROSEDUR PENGEMBALIAN

D. Pemberian Imbalan Bunga

Bunga atas keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak tata cara perhitungan dan pemberian imbalan bunga ditetapkan dengan peraturan mentri keuangan nomor 195/PMK.03/2007.

Untuk menciptakan antara hak dan kewajiban bagi wajib pajak melalui pelayanan yang lebih baik, bahwa setiap keterlambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari jangka waktu yang sudah ditentukan, kepada wajib pajak yang bersangkutan diberikan imbalan bunga 2% (dua persen) perbulan dihitung sejak jangka waktu 1 bulan sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran pajak.

Imbalan bunga diberikan kepada wajib pajak dalam hal terdapat :

1. Diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah jangka waktu satu bulan sejak diterimanya permohonan atau diterbitkannya SKPLB sampai dengan saat dilakukan pengembalian kelebihan (pasal 11 ayat 3 Undang-Undang No. 28 tahun 2007).

Imbalan bunga diberikan kepada wajib pajak sebagaimana dimaksud diatas adalah sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah kelebihan pembayaran pajak dihitung sejak :

a. Batas waktu penerbitan SPMKP sampai dengan tanggal penerbitan SPMKP

2. Diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan karena SKPLB diterbitkan setelah jangka waktu selambat-lambatnya satu bulan setelah 12 bulan sejak permohonan diterima (pasal 17B ayat 3 Undang-Undang No.28 tahun 2007).

Imbalan bunga yang diberikan kepada wajib pajak sebesar 2% (dua persen) perbulan dari jumlah kelebihan pembayaran pajak, dihitung sejak : a. Jangka waktu 12 bulan berakhir untuk SKPLB

b. Jangka waktu 3 bulan berakhir untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPPKP) Pajak Penghasilan; atau

c. Jangka waktu 1 bulan berakhir untuk Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Klebihan Pembayaran Pajak (SKPPKP) pajak pertambahan nilai.

Sampai dengan tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPPKP).

3. Diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan dari jumlah kelebihan pembayaran pajak, untuk paling lama 24 bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 bulan setelah diterimanya secara lengkap surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sampai dengan saat diterbitkannya SKPLB (pasal 17B ayat 4 Undang-Undang No. 28 tahun 2007).

Catatan :

Bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.

Besarnya bunga yang diberikan, dihitung dengan rumus : 2% x Masa Bunga x Dasar Bunga

Keterangan :

1. 2% adalah tingkat bunga

2. Masa bunga dihitung sejak lewat jangka waktu satu bulan dari tanggal diterbitkannya SPMKP.

3. Dasar bunga adalah jumlah pajak yang dikembalikan sebagaimana tercantum dalam SPMKP.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Apabila setelah diadakan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dengan jumlah kredit pajak menunjukkan jumlah selisih lebih yaitu jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, wajib pajak berhak untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajak tersebut, dengan catatan wajib pajak tersebut tidak mempunyai utang pajak.

Bila wajib pajak masih mempunyai utang pajak yang meliputi semua jenis pajak baik dipusat maupun cabang-cabangnya, kelebihan pembayaran tersebut harus diperhitungkan lebih dahulu dengan utang pajak tersebut dan juga masih terdapat sisa lebih dikembalikan kepada wajib pajak.

1. Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak tersebut adalah :

a. Wajib pajak menyampaikan permohonan pengembalian pembayaran pajak

Wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak ke KPP Pratama Binjai melalui TPT.

b. Penerimaan Surat Permohonan

Petugas TPT menerima surat permohonan kemudian meneliti kelengkapan persyaratan sesuai dengan ketentuan. Apabila surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dimohon kepada

wajib pajak untuk melengkapinya. Apabila surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada wajib pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya.

Petugas TPT kemudian merekam surat permohoanan dan dilanjutkan dengan meneruskan permohonan beserta kelengkapannya ke account Representative. Jangka waktu penyelesaian paling lama 1 (satu) hari kerja sejak surat diterima.

c. Account Representative akan memproses pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

Account Representative akan memproses pengembalian kelebihan pembayaran pajak apabila terdapat pajak lebih bayar sebagaimana tercantum dalam SKPLB.

Kemudian Account Representative meminta informasi utang pajak ke seksi penagihan, dalam hal wajib pajak yang bersangkutan terdaftar juga di KPP lain. Account representative meminta informasi utang pajak ke KPP lokasi wajib pajak terdaftar dengan membuat juga surat pengantar. d. Penyelesaian surat konfirmasi tunggakan pajak di seksi penagihan atau

KPP terkait

Kepala seksi penagihan menerima surat permintan konfirmsi data tunggakan pajak baik dari unit lain yang telah didisposisikan kepada kepala kantor maupun dari seksi terkait kemudin menugaskan pelaksana

seksi penagihan untuk meneliti dan membuat surat jawaban data tunggakan dan surat pengantar. Setelah Pelaksana Seksi Penagihan meneliti data tunggakan pajak Wajib Pajak, apakah telah sesuai atau belum, kemudian membuat Konsep Surat Jawaban dan Surat Pengantar untuk Unit Lain. jangka waktu penyelesaian dilakukan selama 2 hari kerja.

Seksi penagihan atau KPP terkait meneruskan jawaban konfirmasi utang pajak kepada Account representative.

e. Account Representive kemudian meneliti surat jawaban dan data tungakan pajak yang diterima, baik dari seksi penagihan atau KPP lain. Apabila terdapat tunggakan pajak, proses dilanjutkan dengan pemindahbukuan. Jika masih terdapat kelebihan pembayaran pajak yang masih tersisa, proses dilanjutkan dengan melengkapi data Nothit SKPKPP, SKPKPP dan SPMKP. Data kemudian diproses melalui case management. Account representative kemudian mencetak dan memaraf Nothit SKPKPP, kemudian menyampaikannya kepada kepala seksi pengawasan dan konsultasi. Kepala seksi pengawasan dan konsultasi meneliti, memaraf Nothit SKPKPP, memberikan persetujuan (approve) pada system atas penerbitan SKPKPP dan SPMKP dan menyampaikan Nothit SKPKPP kepada kepala kantor pelayanan pajak.

f. Kepala kantor pelayanan pajak memaraf Nothit SKPKPP dan memberikan persetujuan (approve) pada system atas penerbitan SKPKPP dan SPMKP. Kepala seksi pelayanan menerima Nothit SKPKPP dan

menugaskan pelaksana seksi pelayanan untuk mencetak dokumen persetujuan.

g. Pencetakan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) dan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). Jika setelah dilakukan perhitungan dengan utang pajak yang lain dan apabila masih terdapat sisa kelebihan pembayaran pajak, maka kelebihan tersebut akan dikembalikan dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengenbalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) per jenis pajak dan per masa pajak atau tahun pajak. Atas dasar SKPKPP, kepala KPP atas nama menteri keuangan menerbitkan SPMKP per jenis pajak, dan per masa pajak atau tahun pajak. dalam jangka waktu satu bulan sejak permohonan diterima atau diterbitkanya SKPLB. SKPKPP dan SPMKP di cetak oleh pelaksana seksi pelayanan.

SPMKP dibuat dalam rangkap 4 dengan peruntukan sebagai berikut : - Lembar ke-1 dan lembar ke-2 untuk KPPN

- Lembar ke-3 untuk wajib pajak yang bersangkutan; dan - Lembar ke-4 untuk KPP yang menerbitkan SPMKP

Adapun lembar ke-2 yang diserahkan kepada kantor pelayanan perbendaharaan Negara dikembalikan kepada Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan SPMKP

h. Setelah SKPKPP dan SPMKP diteliti dan di paraf oleh kepala seksi pelayanan kemudian konsep tersebut disampaiakan kepada kepala KPP. Kepala KPP menyetujui dan menandatangani SKPKPP dan SPMKP,

kemudian SKPKPP dan SPMKP ditatausahakan di seksi pelayanan dan kemudian

i. disampaikan kepada wajib pajak dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui Sub. Bagian Umum. KPP wajib menyampaiakan SPMKP dan SKPKPP ke KPPN dengan ketentuan paling lama 2 hari kerja sebelum jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sehubungan diterbitkannya SKPLB diterima. SPMKP dibebankan pada mata anggaran pengembalian pendapatan pajak tahun anggaran berjalan yaitu pada mata anggaran yang sama dengan mata anggaran penerimaan semula. SPMKP disampaian ke KPPN secara langsung oleh petugas yang ditunjuk.

B. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Table 4.1

Jumlah wajib pajak pada KPP Pratama Binjai

Sumber : KPP Pratama Binjai

dapat di lihat pada table 4.1 wajib pajak yang terdaftar setiap tahunnya bertambah, pada tahun 2009 jumlah wajib pajak orang pribadi sebanyak 56.267 wajib pajak dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebanyak 69.849, terjadi penambahan wajib pajak orang pribadi sebanyak 13.582 pada tahun 2010. Sedangkan untuk wajib pajak badan terjadi penambahan di tahun 2010 sebanyak

Jumlah Wajib Pajak 2009 2010

Orang pribadi 56.267 69.849

Badan 3.219 3.755

Bendahara 1.317 1.592

536 wajib pajak. Dan untuk wajip pajak bendaharawan terjadi penambahan sebesar 275 wajip pajak. Dan jumlah seluruh wajib pajak pada tahun 2009 sebanyak 60.803 wajib pajak dan pada tahun 2010 jumlah seluruh wajip pajak sebesar 75.196. terjadi penambahan wajib pajak pada tahun 2010 sebanyak 14.393 wajib pajak. Dapat di lihat bahwa kesadaran wajib dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya untuk melaporkan diri semakin bertambah dari tahun ke tahun. Dan diharapkan semakin meningkat di tahun-tahun berikutnya.

Table 4.2

Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak di KPP Pratama Binjai

2008 2009 2010 Permohonan Wajib pajak SPMKP yang disetujui Permohonan Wajib pajak SPMKP yang disetujui Permohonan Wajib pajak SPMKP yang disetujui Rp.122.551.018 Rp.116.722.062 Rp. 24.090.909 Rp. 24.090.909 Rp. 995.103.737 Rp. 863.073.335 Rp.111.269.687 Rp.111.269.687 Rp. 35.947.583 Rp. 35.947.583 Rp.184.011.407 Rp.184.011.407 Rp. 34.838.284 Rp. 34.838.284 Rp. 76.934.375 Rp. 76.934.375 Rp. 147.605.964 Rp. 147.605.964 Rp. 2.320.541 Rp. 2.320.541 Rp. 105.549.626 Rp. 105.549.626 Rp. 324.926.466 Rp. 324.926.466 Rp. 61.321.354 Rp. 61.321.354 Rp. 9.872.094 Rp. 9.872.094 Rp. 6.735.395 Rp. 6.735.395 Rp. 193.282.906 Rp. 193.282.906 Rp. 178.883.287 Rp. 178.883.287 Rp. 191.319.183 Rp. 182.761.916 Rp. 42.081.819 Rp. 36.519.620 Rp.122.551.018 Rp.116.722.062 Rp.398.626.919 Rp.398.626.919 Rp.2.433.017.324 Rp.2.286.867.456 Sumber : KPP Pratama Binjai

Dapat disimpulkan dari table data diatas bahwa pada tahun 2008 atas permohonan wajib pajak sebesar Rp. 122.551.018 tidak seluruhnya disetujui pengembalian kelebihan pembayaran pajaknya karena setelah dilakukan

pemeriksaan ternyata SPMKP yang disetujui sebesar Rp. 116.722.062. Sedangkan di tahun 2009 atas permohonan wajib pajak seluruhnya di setujui oleh pihak KPP. Pada tahun 2010 dari 13 wajib pajak yang mengajukan permohonan, ada 10 wajib pajak yang disetujui seluruhnya atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajaknya, sedangkan 3 wajib pajak yang lain tidak seluruhnya dikembalikan. Dan dapat dilihat pada tahun 2008 jumlah pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp. 116.722.062, sedangkan pada tahun 2009 jumlah pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp. 398.626.919, dan pada tahun 2010 jumlah pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp. 2.286.867.456. Atas permohonan wajib pajak pengembalian kelebihan pembayaran pajak meningkat dari tahun ke tahun. Dapat dilihat bahwa wajib pajak sudah mengerti akan haknya dalam bidang perpajakan untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajaknya.

C. Hambatan Yang Dihadapi Didalam Proses Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Dalam melaksanakan tugas terkadang petugas yang menangani pengembalian kelebihan pembayaran pajak mengalami beberapa hambatan dan masalah. Masalah yang biasanya dijumpai dalam melaksanakan tugas prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak antara lain :

1. Adanya data yang tidak lengkap yang disampaikan oleh wajib pajak 2. Kesalahan mengetik SPMKP

Dalam rangka merealisasikan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada wajib pajak maka diterbitkan SPMKP. Apabila petugas salah mengetik maka petugas tersebut memberikan cap dibatalkan. Untuk inilah dibutuhkan kehati-hatian dari petugas agar tidak terjadi kesalahan mengetik. Karena apabila terdapat kesalahan mengetik pada SPMKP karena data yang diketik salah dalam hal ini SPMKP tidak boleh dicoret atau di tip-ex atau SPMKP sobek/cacat, maka akan mengakibatkan penolakan Bank untuk membayar kelebihan pembayaran pajak tersebut.

3. SPMKP rusak atau hilang ditangan wajib pajak

Hilangnya SPMKP dapat terjadi karena kecerobohan wajib pajak, dimana hal ini akan menyebabkan SPMKP jatuh ke tangan orang yang tidak berhak dan menyalah gunakannya. Akibatnya pihak Negara dapat dirugikan jika tidak diatasi dengan segera. Oleh karena itu apabila SPMKP hilang maka wajib pajak harus segera melaporkan kepolisian setempat untuk meminta surat keterangan hilang. Kemudian wajib pajak melaporkannya kepada KPP yang bersangkutan tentang hilangnya SPMKP tersebut. Atas laporan wajib pajak dengan segera akan memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada KPPN agar tidak diterbitkan SP2D serta konfirmasi apakah atas SPMKP hilang tersebut telah diterbitkan SP2D .

D. Kesiapan Petugas Didalam Menangani Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Didalam menangani proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak ini dibutuhkan petugas pajak yang teliti, hati-hati dan mengetahui seluk beluk tentang perpajakan terutama didalam pemeriksaan setiap surat pemberitahuan (SPT) yang sampai setiap tahunnya. Karena dari SPT inilah diketahui ada atau tidaknya lebih bayar tersebut. Untuk mengetahui lebih bayar tersebut secara benar maka akan diadakan pemeriksaan yang benar-benar teliti benar atau tidaknya hasil dari SPT yang disampaikan oleh wajib pajak pada tahun tersebut. Disinilah letak sumber daya petugas pajak karena untuk memeriksa apakah SPT yang menyatakan lebih bayar tersebut benar adanya maka diadakan berbagai pemeriksaan terhadap wajib pajak, petugas harus benar-benar menguasai undang-undang perpajakan, tentang hukum pajak, auditing, pembukuan yang mendukung agar pemeriksaan tersebut dapat berjalan lancer. karena apabila petugas tersebut terlambat memeriksa dalam jangka wakut 12 bulan setelah dilaporkannya SPT yang terdapat lebih bayar maka pihak yang dirugikan dalam hal ini adalah Negara, karena dalam jangka waktu 12 bulan tidak diterbitkan surat ketetapan lebih bayar tersebut dikabulkan.

Petugas pajak juga harus cepat dalam menerbitkan SPMKP karena SPMKP harus diterbitkan 1 (satu) bulan setelah 12 bulan terlampaui. Karena apabila terlambat di terbitkannya SPMKP maka KPP akan memberikan imbalan bunga 2 % kepada wajib pajak. Dan itu dapat mengurangi penerimaan pajak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Setiap wajib pajak memiliki hak dan kewajiban dalam perpajakan, salah satu kewajiban wajip pajak adalah melaporkan dirinya ke Direktorat Jendral Pajak dan wajib pajak juga memiliki hak dalam meminta kembali kelebihan pembayaran pajaknya.

2. Atas permohonan wajib pajak, pengembalian kelebihan pembayaran pajak setelah diadakan pemeriksaan yang hasilnya menyatakan adanya kelebihan pembayaran pajak dari utang pajak yang sebenarnya dapat dilembalikan kepada wajib pajak.

3. SPMKP adalah surat perintah pencairan dana yang ditujukan kepada Bank Operasional mitra kerja KPPN.

4. Apabila KPP terlambat mengeluarkan SPMKP dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka KPP akan memberikan imbalan bunga kepada wajib pajak sebesar 2 % perbulan dari jumlah kelebihan pajak yang dikembalikan. 5. Pemberian bunga dapat merugikan Negara dan dapat mengurangi penerimaan

B. Saran

Melalui kesempatan ini pula penulis memberikan beberapa saran yang dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca sebagai berikut :

1. Terhadap pengembalian keebihan pembayaran pajak agar dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan agar tidak terjadinya keterlambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

2. Untuk meningkatkan kesadaran bagi wajib pajak untuk menjaga SPMKP yang telah diterimanya agar tidak rusak atau hilang perlu diberikan sanksi. 3. Perlunya evaluasi kinerja dari setiap pegawai atau kontrol terhadap

tugas-tugas yang dilaksanakan berdasarkan uraian jabatan struktural dan pelaksanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: teori dan kasus. Edisi ke-4. Yogyakarta: salemba empat

Tensuria, Billy. 2010. Pokok-pokok ketentuan umum perpajakan. Airmadidi: graha ilmu

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara

Perpajakan.

Peraturan Mentri Keuangan Nomor 188/PMK.03/2007 tahun 2007 Tentang Tata

Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Dokumen terkait