Pemberian materi ini disampaikan oleh supervisor distribusi area cengkareng posko kalideres, dimana membahas tentang peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem distribusi. Peralatan tersebut antara lain :
1. Pemutus Tenaga (PMT)
PMT adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana denagn tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau circuit breaker adalah: a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama b. Dapat membuka secara otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih c. Harus dapat memutus dengsn cepst bils terjsdi hubung singkat
d. Celah (gap) harus tahan bila kontak membuka secara otomatis e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu
f. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada gardu induk, pada kabel masuk ke busbar tegangan menengah (incoming cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (outgoing cubicle) yang menuju penyulang keluar dari gardu induk.
Ditinjau dari media pemadam busur api, PMT dibedakan atas beberapa macam yaitu :
a. Oil circuit breaker ( PMT yang menggunakan minyak sebagai peredam busur api)
b. SF6 Circuit breaker ( PMT yang menggunakan gas SF6 sebagai peredam busur api)
c. Vacum circuit breaker (PMT yang menggunakan vacum sebagai peredam busur api)
2. Disconecting switch (DS)
Disconecting switch (saklar pemisah) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau
spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengopearsian langsung maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengopersian lansung adalah penggabungan atau pemutusan aliran listik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik. Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu per satu karena antara sau DS dengan DS yang lain tidak berhubungan, biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada. DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.
Gambar disconnecting switch
3. Klasifikasi jaringan distribusi berdasarkan konfigurasi jaringa primer
Konfigurasi jaringan distribusi primer pada suatu sistem jaringan distribusi sangat menentukan mutu pelayanan yang akan diperoleh khususnya mengenai kontinuitas pelayanannya. Adapun konfigurasi dari jaringan primer terdiri dari :
Jaringan distribusi pola radial
Jaringan distribusi pola loop
Jaringan distribusi pola grid
Jaringan distribusi pola spindel a. Jaringan distribusi pola radial
Jaringan distribusi pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernay hanya mampu menyalurkan daya dalam satu arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk melayani daerah denagn tingkat kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada kederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka semua beban saluran akan ikut padam sampai gangguan tersebut dapat diatasi.
Gambar pola jaringan radial b. Jaringan distribusi pola loop
Jaringan distribusi pola loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu titik pada rel daya yang berkeliling didaerah beban kemudian kembali ke titik rel daya semula. Pola ini ditandai pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu sumber utama dan sumber cadangan. Jika salah satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami gangguan, maka akan dapat digantikan oleh sumber pengisian yang lain (saluran cadangan). Jaringan dengan pola ini biasa dipakai pada sistem distribusi yang melayani beban dengan kebutuhan kontinuitas pelayanan yang baik (lebih baik dari pola radial).
Gambar pola jaringan distribusi loop
c. Jaringan distribusi pola grid
Jaringan distribusi pola grid mempunyai beberapa rel daya dan antara rel-rel tersebut dihubungkan oleh saluran penghubung yang disebut tie feeder. Dengan demikian setiap gardu distribusi dapat menerima atau mengirim daya dari atau ke rel lain.
Gambar pola jaringan distribusi grid Keuntungan jaringan ini adalah :
a. Kontinuitas pelayanan lebih baik daripada pola radial atau loop b. Fleksibel dalam menghadapi perkembangan beban
c. Sesuai untuk daerah dengan kerapatan beban yang tinggi
Adapun kerugiannya yaitu terletak pada sistem proteksi yang rumit dan mahal serat biaya investasi juga mahal.
d. Jaringan distribusi pola spindel
Jaringan distribusi pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan satu saluran yang disebut express feeder.
Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang saluran kerja dan terhubung sacara seri, saluaran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh sakelar pemisah sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah sakelar beban. Jadi sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat bekerja secara loop melalui saluran
cadangan dan GH.
gambar jaringan distribusi tipe spindel Keuntungan pola jaringan ini adalah :
a. Sederhana dalam hal tekinis pengoperasiannya seperti pola radial b. Kontinuitas pelayanan lebih baik daripada pola radial ataupun loop
c. Pengecekan beban masing-masing saluran lebih muah dibandingakn dengan pola grid d. Penentuan bagian jaringan yang erganggu akan lebih mudah dibandingkan dengan pola
grid, demikian pula sistem proteksinya lebih mudah.
e. Baik dipakai untuk daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang tinggi