Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa mampu:
ANAK Bilateral segmen
F. PEMBERIAN OKSIGEN
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara: yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
Metode pemberian oksigen
Metode pemberian oksigen dapat dibagi menjadi 2 teknik yaitu : Sistem aliran rendah dan system aliran tinggi.
1. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan volume tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16-20 kali permenit.
Contoh system aliran rendah adalah : a. Kanula nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1-6 liter permenit dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolelir klien dan terasa nyaman
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas dengan mulut, mudah lepas karena kedalaman kanula hanya 1 cm, dan dapat mengiritasi selaput lendir.
b. Kateter nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1-6 liter permenit dengan konsentrasi 24-44%
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih baik dari 45%, teknik memasukkan kateter nasal lebih sulit daripada kanula
nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lender nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter permenit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat.
c. Sungkup muka sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen kontinyu atau selang seling 5-8 liter permenit dengan konsentrasi oksigen 40-60%
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurag dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Suatu teknik pemberian oksigen denmgan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12 liter permenit. Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2 dan kantong oksigen bisa terlipat.
e. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8-12 liter permenit dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
Keuntungan
Konsentrasi oksigen dapat mencapai 100%, tidak mengeringkan selaput lender
Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat
2. Sistem Aliran Tinggi
Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan sehingga dengan teknik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen lebih tinggi, tepat dan teratur. Contoh teknik system aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.
Prinsip pemberian oksigen dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negative, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 liter permenit dengan konsentrasi 30-55%.
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2.
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, Kantong oksigen bisa terlipat
Bahaya pemberian oksigen
Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi lebih dari itu, pemberian oksigen juga dapat menimbulkan efek yang merugikan antara lain :
1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klien dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari: merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “ground””
2. Depresi ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 (karbondioksida) dapat menekan ventilasi
3. Keracunan oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relative lama. Keadaan ini dapat merusak strujktur jaringan paru seperti terjadinya atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatny a proses difusi di paru akan terganggu.
Alat dan bahan
2. Nasal kateter, kanula atau masker 3. Vaselin/jeli
Tabel 3.8 Tindakan Klinis dan Rasional Memberikan Oksigen
Tindakan Rasional
1. Cuci Tangan dan pakai hands scoon k/p
1. Mengurangi penyebaran mokroorganisme (Jika diindikasikan penyakit infeksi) 2. Jelaskan prosedur tindakan 2. Memberi pemahaman dan
mendapatkan kerjasama klien 3. Cek flowmeter dan humidifier 3. Melihat kesiapan peralatan
sebelum pemberian ke klien 4. Hidupkan tabung oksigen dan
flowmeter, rasakan aliran oksigen
4. Mengkaji patensi dan fungsi alat
5. Atur posisi klien semi fowler atau sesuai dengan kondisi
5. Memberikan kenyamanan saat pemberian oksigen
6. Berikan oksigen melalui kanula, atau masker.
6. Memenuhi kebutuhan oksigen klien
7. Catat pemberian dan lakukan observasi.
7. Mengetahui perkembangan klien
8. Bereskan alat dan rapikan pasien.
8. Memberikan kenyamanan pada klien
9. Lepas hands scoon dan cuci tangan .
9. Mengurangi penyebaran mokroorganisme (Jika diindikasikan penyakit infeksi) 10. Dokumentasi. 10. Aspek tanggung jawab perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan
Gambar 3.6 A: Masker wajah standart, B: Masker nonrebreathing, C: Kanula nasal. (Sumber, Asih NGY, Effendy C, 2003)