• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian pakan dan minum

5.1 Teknik Penangkaran

5.1.4 Manajemen pakan

5.1.4.1 Pemberian pakan dan minum

Jenis pakan yang diberikan pada jalak bali di penangkaran burung MBOF adalah pisang, jangkrik, pur, dan kroto. Makanan utama jalak bali adalah pisang, serangga, dan pur, sedangkan kroto hanya diberikan sesekali karena jumlah kroto yang sangat terbatas. Pemberian jangkrik hanya diberikan pada jalak bali di kandang reproduksi, sedangkan kandang pertumbuhan hanya diberikan pisang dan pur. Kandang reproduksi yaitu kandang indukan (F0) yang terletak pada bagian dalam sedangkan kandang pertumbuhan merupakan kandang peraga (jalak bali yang belum bereproduksi). Keterbatasan dalam pemberian pakan jangkrik ini dikarenakan harga jangkrik cukup mahal dan jumlahnya yang terbatas. Selain itu, jalak bali yang berada di kandang reproduksi merupakan jalak bali indukan yang

sedang berkembangbiak, sehingga dibutuhkan pakan yang lebih banyak. Pemberian pakan diberikan secara rutin pada pagi hari, begitu juga dengan pemberian air minum diganti setiap hari pada bagi hari.

Pemberian pakan pisang terlebih dahulu dikupas sebagian kulitnya. Pisang kepok diberikan sebanyak satu sampai dengan tiga buah. Pisang yang telah dikupas sebagian kulitnya tersebut diberikan pada jalak bali dengan cara diletakkan pada wadah pakan atau digantungkan pada kawat ram yang merupakan konstruksi kandang. Pur yang diberikan pada jalak bali diletakkan pada wadah pakan.

Pemberian pakan jangkrik untuk jalak bali dilakukan dengan cara meletakkan jangkrik pada wadah pakan yang telah disediakan. Namun untuk jangkrik, terlebih dahulu dipotong bagian kakinya agar jangkrik tidak dapat terbang. Jangkrik yang diberikan pada jalak bali indukan diberikan secukupnya karena pakan jangkrik dapat membantu proses birahi agar indukan segera bertelur bertelur. Berikut jenis dan jumlah pakan yang diberikan perpasang jalak bali di penangkaran (Mas’yud 2010).

Tabel 10 Jenis dan jumlah pakan yang diberikan perpasang jalak bali di penangkaran

No Jenis pakan Jumlah pemberian

1 Pakan nabati Pisang 110 gram Pepaya 80 gram 2 Pakan hewani

Ulat hongkong 10 gram

Jangkrik 2 ekor

Telur semut 10 gram

3

Pakan konsentrat

Fancy gold food 10 gram

Fancy food anti strees 10 gram

Kroto kristal 10 gram

Kroto voer 521 10 gram

Sumber: Masy’ud (2010).

Pakan yang diberikan pada piyik jalak bali berupa pur yang dicampur dengan air hangat dan dihaluskan. Cara pemberian pakan pada piyik jalak bali dengan cara menyuapinya secara perlahan begitu juga dengan air minumnya. Pakan untuk piyik jalak bali diberikan setengah jam sampai satu jam sekali karena piyik jalak bali biasanya membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak. Berikut gambar pakan jalak bali di MBOF (Gambar 21).

Gambar 21 Pakan jalak bali (pur dan pisang kepok) di MBOF. 5.1.4.2 Jumlah konsumsi dan palatabilitas

Jumlah konsumsi adalah selisih antara berat pakan awal dengan berat pakan sisa, sedangkan tingkat palatabilitas adalah tingkat kesukaan satwa terhadap suatu jenis makanan tertentu. Rata-rata jumlah konsumsi dan tingkat palatabilitas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Rata-rata jumlah konsumsi dan tingkat palatabilitas

Jenis pakan

Kandang pertumbuhan/ekor Kandang reproduksi/ekor Rata-rata

∑ konsumsi/hari/ekor palatabilitas Rata-rata

Rata-rata

∑konsumsi/hari/ekor Palatabilitas Rata-rata

Pisang

kepok 40,2 g 55,84 % 8,96 g 15,39 %

Pur 6,33 g 50,18 % 3,39 g 13,96 %

Jangkrik - - 15,18 g 59,22 %

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap jumlah konsumsi dan palatabilitas dengan ulangan sebanyak 14 kali (2 minggu) bahwa pada kandang pertumbuhan, jalak bali lebih menyukai pisang kepok dibandingkan dengan pur dengan rata-rata jumlah konsumsi pisang kepok 40,2 gram/ekor/hari dan pur 6,33 gram/ekor/hari dan tingkat palatabilitas masing-masing adalah 55,84% dan 50,18 %.

Jalak bali pada kandang reproduksi lebih menyukai jangkrik dibandingkan dengan pur dan pisang kepok. Rata-rata jumlah konsumsi jangkrik sebanyak 15,18 gram/ekor/hari dengan rata-rata palatabilitas 59,22% dan rata-rata jumlah

konsumsi pisang kepok sebanyak 8,96 gram/ekor/hari dan pur 3,39 gram/ekor/hari. Rata-rata palatabilitas pisang dan pur adalah 15,38 % dan

13,96 %. Hal ini dikarenakan jangkrik memilki nilai kandungan gizi (protein dan lemak) yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan pakan lain sehingga jalak bali

lebih memilih jangkrik sebagai konsumsinya. Menurut Soemadi dan Mutholib (1995), jalak bali termasuk dalam golongan burung yang memakan serangga, tetapi juga mengkonsumsi buah-buahan dan juga biji-bijian. Selain itu, burung ini juga memakan kutu, caplak, nyamuk, ulat, cacing, belalang, dan serangga lain serta makan buah dan biji-bijian.

Jenis pisang yang diberikan pada jalak bali di MBOF adalah pisang kepok. Jenis pisang yang umumnya dijadikan pakan burung adalah pisang kepok dan pisang siam. Burung yang menyukai buah ini antara lain jalak bali, jalak putih, cucakrawa, cucak biru, madi, kakaktua, nuri, beo, kutilang, dan lain-lain. Kualitas pisang ditentukan oleh sifat fisik dan kandungan gizinya, dimana komposisi kandungan zat gizi pisang berbeda-beda tergantung jenisnya tetapi yang jelas pisang merupakan sumber karbohidrat yang baik bagi burung.

Jenis serangga yang diberikan pada jalak bali di MBOF yaitu jangkrik. Jangkrik yang diberikan pada jalak bali yaitu jangkrik dengan keadaan masih hidup. Selain jangkrik, terdapat pakan jalak bali tambahan yaitu kroto. Kroto dapat berupa telur, larva, dan semut merah dewasa yang telah mati. Namun, kroto yang diberikan pada jalak bali di MBOF yaitu telur semut rangrang yang dikeringkan. Kroto untuk jalak bali di MBOF tidak setiap hari diberikan dan hanya sesekali saja. Kroto dapat dikatakan berkualitas baik apabila tidak berbau, tidak lengket, berwarna cerah, dan tidak bercampur dengan jenis semut lain (Gambar 22).

Gambar 22 Pakan jalak bali (kroto dan jangkrik).

Pakan buatan yang diberikan pada jalak bali di penangkaran adalah pur. Menurut Soemarjoto dan Prayitno (1999), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan buatan antara lain:

1. Perusahaan pakan buatan cukup banyak. Tentu saja kualitas produk yang dihasilkan tidak sama. Oleh karena itu, pada saat membeli pakan buatan perlu dipertimbangkan kualitas pakan yang akan dibeli, bukan karena harganya murah.

2. Pakan buatan (pur) harus selalu dijaga agar tidak sampai basah. Apabila pakan ini terkena air maka akan mengembang dan cepat rusak, serta menimbulkan bau.

3. Pakan pur ada tiga jenis yaitu untuk burung muda, burung remaja, dan burung dewasa. Pemberian harus disesuaikan dengan tahap perkembangan burung.

4. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan besar dan kecilnya burung, setelah masuk ke tembolok pur akan berkembang. Oleh karena itu, pemberian pakan buatan harus dibatasi karena apabila terlalu banyak dan berkembang dalam tembolok dapat menyebabkan burung sakit bahkan kematian.

Dokumen terkait