• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Vaksin bagi Karyawan

Dalam dokumen PEDOMAN K3 (Halaman 73-81)

UPAYA KESEHATAN KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT

2. Pemberian Vaksin bagi Karyawan

Program pemberian vaksin bagi karyawan Dewasa yang berisiko terinfeksi Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau produk darah dalam kerjanya, klien dan staff dari institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor VIII atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka

baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3-dosis dengan jadual 0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster).

Macam vaksin : Antigen virus inaktif Efektivitas : 75-90% Rute suntikan : i.m

1. Indikasi

Indikasi penggunaan vaksin pada orang dewasa didasarkan kepada riwayat paparan, risiko penularan, usia lanjut, imunokompromais, pekerjaan, gaya hidup dan rencana bepergian.

1• Riwayat paparan : Tetanus toksoid., Rabies

2• Risiko penularan : Influenza, Hepatitis A, Tifoid, MMR. 3• Usia lanjut : Pneumokok, Influenza.

4• Risiko pekerjaan : Hepatitis B, Rabies.

5• Imunokompromais : Pneumokok, Influenza, Hepatitis B. Hemophilus influenza tipe B.

6• Rencana bepergian : Yellow fever, Japanese B encephalitis, Tifoid, Hepatitis A. 7• Jemaah haji : Meningokok ACYW 135., Influenza

Indikasi imunisasi pada daftar ini dibuat lebih luas karena pada imunisasi dewasa belum ada program yang dibiayai oleh pemerintah. Karena itu penggunaan indikasi ini perlu mempertimbangkan keadaan individu yang akan diimunisasi. Untuk calon haji imunisasi meningokok merupakan suatu keharusan, begitu juga imunisasi Yellow fever untuk bepergian ke Afrika Selatan. Imunisasi pada usia lanjut perlu mendapat perhatian karena data-data tentang manfaat imunisasi influenza dan pnemokok pada usia lanjut menunjukkan bahwa imunisasi ini bermanfaat dan cost effective. Selain itu imunisasi pada Heptitis B perlu mendapat perhatian karena tingginya risiko penularan Hepatitis B di kalangan petugas kesehatan.

2. Manfaat

Manfaat vaksin yang digunakan pada orang dewasa di Indonesia datanya amat terbatas. Data di negara maju menunjukkan bahwa efektivitas vaksin Hepatitis B dalam mencegah penyakit 80% sampai 95%. Efektivitas ini menurun pada kelompok lanjut usia. Vaksin influenza dapat menurunkan insidens influenza 70% sampai 90%.

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka

Sedangkan efektivitas vaksin pnemokok 60% sampai 64%. Pada kelompok usia di atas 65 tahun efektivitas vaksin ini 44% sampai 61%. Vaksin campak akan menim-bulkan imunitas yang bertahan lama pada sekitar 95% orang yang divaksin. Jika vaksinasi diulang maka imunitas akan timbul pada 90% nonresponder. Vaksin gondongan akan menurunkan insidens penyakit 75% sampai 95% dan begitu pula rubella efektivitasnya hampir menyamai campak. Vaksin tetanus jika digunakan secara benar dapat mencegah tetanus 100% dan vaksin difteri 85%.

3. Cakupan imunisasi dewasa

Meski manfaat imunisasi dewasa nyata namun cakupan imunisasi dewasa di negara maju sekalipun masih rendah. Cakupan Hepatitis B berkisar antara 1% sampai 60% (rata-rata 10%). Antibodi terhadap tetanus yang adekuat hanya ditemukan pada 40% orang dewasa. Rendahnya cakupan ini disebabkan oleh kepedulian petugas kesehatan yang belum optimal, kurangnya pemahaman mengenai manfaat, pedoman yang beraneka ragam dan rumit, layanan yang belum merata dan kurangnya dukungan pembiayaan. Namun demikian dengan pemahaman yang baik mengenai manfaat imunisasi dewasa ini, negara berkembang misalnya Kuba mampu menyelenggarakan imunisasi dewasa yang cakupannya cukup tinggi. PAPDI perlu mendorong agar kegiatan imunisasi dewasa yang dimulai oleh profesi dan masyarakat dapat menjadi program pemerintah.

4. Hepatitis B

Karyawan rumah sakit yang merupakan dewasa adalah populasi yang berisiko terinfeksi Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau produk darah dalam kerjanya, klien dan staff dari institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor VIII atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3-dosis dengan jadual 0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster).

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka

1• Macam vaksin : Antigen virus inaktif 2• Efektivitas : 75-90%

3• Rute suntikan : i.m

Tatalaksana pemberian vaksinasi karyawan Rumah Sakit Eka:

1- Vaksinasi hepatitis B diberikan pada karyawan setelah sebelumnya diketahui status fungsi hati dan status antibodi Hepatitis B karyawan, dalam hal ini diperiksakan titer anti HBs, titer HbsAg, dan SGOT dan SGPT.

2- Adapun hasil pemeriksaan tersebut diketahui saat karyawan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check Up). Dan ketentuan pemeriksaan kesehatan berkala karyawan Rumah Sakit Eka yang sudah bekerja ketentuan sebagai berikut :

o Untuk karyawan yang berhubungan dengan pelayanan, dilakukan 1 tahun sekali (terlampir).

o Untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan, dilakukan 2 tahun sekali (terlampir).

3- Untuk pemberian vaksin digunakan nilai hasil titer anti HBs:

o Nilai anti HBs non reaktif : Karyawan diberikan 3 dosis dengan jadual 0, 1 dan 6 bulan.

o Nilai anti HBs < 100 IU/L : Dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster)

o Nilai anti HBs > 100 IU/L : Tidak dilakukan pemberian imunisasi. 1- Daftar karyawan yang akan diberikan imunisasi 3 dosis maupun imunisasi

penguat (booster) dikeluarkan oleh Divisi SDM berdasarkan hasil pemeriksaan berkala karyawan yang diambil dari rekam medis elektronik (vesalius)

2- Bekerjasama dengan Divisi Pelayanan Medis dan Penunjang Medis (Laboratorium, Radiologi, dll) untuk pelaksanaan vaksin yang dikerjakan oleh Unit Medical Check Up Rumah Sakit Eka

3. Dokumentasi

Hasil dokumentasi pemeriksaan berkala karyawan yang menjadi dasar pemberian vaksinasi Hepatitis B merupakan bagian dari rekam medis setiap karyawan. Bekerja sama dengan Divisi Pelayanan Medis unit Rekam Medis untuk pemantauan dan perlu atau

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka

tidaknya bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster).

Dalam dokumen PEDOMAN K3 (Halaman 73-81)

Dokumen terkait