• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERKEMBANGAN PNS DI INDONESIA

C. Pemberlakuan Sanksi Administrasi Bagi PNS

Perbuatan pemerintah negara atau aparatur negara merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh alat pemerintahan/penguasa dalam tingkat tinggi dan rendahan secara spontan serta mandiri untuk pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat. Dalam hal tersebut harus dibedakan antara perbuatan hukum (recht handelingen) dengan perbuatan yang bukan perbuatan hukum (feitelijke handelingen) yang oleh P. De Haan disebut sebagai perbuatan materiil atau tindakan nyata.

Dalam suatu negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan selalu harus didasarkan pada asas legalitas atau harus berdasarkan undang-undang yang berlaku. Yang artinya tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam rangka mengatur dan melayani kepentingan umum yang dikristalisasikan dalam ketentuan undang-undang yang bersangkutan. Ketentuan-ketentuan undang-undang tersebut melahirkan kewenangan tertentu bagi pemerintah untuk melakukan tindakan hukum tertentu.

Karena sebuah kewenangan hanya diberikan kepada organ pemerintahan tertentu, tidak kepada pihak lain.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, administrasi negara mempunyai beberapa keleluasaan demi terselenggaranya kesejahteraan masyarakat tanpa meninggalkan azas legalitas. Hal ini berarti bahwa sikap tindak administrasi negara tersebut haruslah dapat di pertanggung jawabkan, baik secara moral maupun secara hukum. Lord Acton mengatakan bahwa setiap kekuasaan sekecil apapun cenderung untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, dengan adanya keleluasaan bertindak dari administrasi negara yang memasuki semua sector kehidupan masyarakat, terkadang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat tersebut. Maka sangat wajar apabila diadakan pengawasan terhadap jalannya roda pemerintahan, yang merupakan jaminan agar jangan sampai keadaan negara menjurus kearah diktator tanpa batas, yang berarti bertentangan dengan ciri negara hukum. Pada sisi lain, berarti pula ada suatu sistem perlindungan bagi yang di perintah oleh karena adanya tindakan diskresi (freies ermessen). Di sisi lain juga diperlukan pula perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri agar sikap dan tindakannya baik dan benar menurut hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Hal ini berarti memberikan perlindungan kepada administrasi negara dari perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige overheidsdaad). 33

Sangat jelas bahwa setiap penggunaan kewenangan itu di dalamnya terkandung pertanggungjawaban. Setiap pegawai negeri sipil yang merugikan Negara, masyarakat dan melanggar ketentuan dalam undang- undang yang berlaku berhak dijatuhi sanksi. Dalam konteks pelanggaran di lingkungan kepegawaian

33

Istomo Gatot, Himpunan Lengkap dan Peraturan-Peraturan Kepegawaian Negara, Jilid I, Penerbit

pegawai negeri sipil akan dijatuhi sanksi administrasi yang telah ditetapkan pada undang- undang.

Sebelumnya penulis telah memaparkan beberapa jenis dan macam-macam dari sanksi administrasi tersebut. Seperti, paksaan pemerintahan (bestuursdwang), Penarikan Kembali KTUN yang Menguntungkan, Pengenaan Uang Paksa (Dwangsom), dan Pengenaan Denda Administratif.

Sanksi tersebut berlaku kepada semua PNS yang dalam menjalankan tugasnya terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang dan melanggar undang- undang yang berlaku.

Penulis juga akan memaparkan beberapa larangan bagi Pegawai Negeri Sipil, yang mana apabila larangan tersebut dilanggar maka Pegawai Negeri Sipil tersebut akan dijatuhi sanksi. Berikut ini adalaah beberapa larangan bagi PNS.

Setiap PNS dilarang:

1. Menyalahgunakan wewenang;

2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

3. Tanpa izin Pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja untuk Negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik begerak atau tidak begerak, dokumen atau surat beharga milik Negara secara tidak sah.

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuann untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;

7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

9. Bertindak sewenang- wenang terhadap bawahannya.

10.Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

11.Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

12.Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:

a. Ikut serta sebagai pelaksan kampanye;

b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS;

c. Sebagai peserta kampanye dengan mengarahkan PNS lain; dan/atau d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara.

13.Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

14.Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang- undangan; dan

15.Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:

a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;

c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye dan/atau d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,

atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. 34

Setiap perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang bertentangan dengan larangan diatas maka PNS tersebut akan dijatuhi sanksi Administrari yang berupa hukuman disiplin. Hal ini dengan tidak mengenyampingkan ketentuan dalam peraturan perundang- undangan pidana, PNS yang melakukan pelanggran disiplin akan dijatuhi hukuman disiplin.

Setiap Pegawai Negeri Sipil bukan saja harus memenuhi tugas dan kewajibannya akan tetapi bilamana hal tersebut dilanggar, pegawai negeri sipil tersebut dapat diberhentikan dengan hormat atau diberhentikan dengan tidak hormat.

a. Pegawai negeri sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena:

1. Di hukum penjara berdasarkan keputusa Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang telah melakukan tindak pidana kejahatan yang amcaman hukumannya 4 ( empat) tahun atau lebih;

2. Melakukan pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil tingkat berat. b. Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan tidak hormat karena:

1. Melanggar sumpah/ janji pegawai negeri sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah.

2. Melakukan penyelewengan terhadap ideologi negara, pancasila, undang- undang dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang negara dan pemerintah.

34

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

3. Di hukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatanyang ada hubungannya dengan jabatan.

c. Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwenang karena disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan pemberhentian sementara.

d. Pemberhentian karena meninggalkan tugas:

1. Pegawai Negeri Sipil meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu 2 (dua) bulan terus menerus, diberhentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga.

2. Pegawai Negeri Sipil meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu 6 (enam) bulan terus menerus, diberhentikan tidak dengan hormat. e. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan dirinya kembali ke instansi

induknya setelah menjalani cuti diluar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil.

Pemerintah sebagai organisasi adalah suatu alat yang saling berhubungan dengan satuan- satuan kerja yang ada serta memberikan suatu jabatan maupun amanat kepada orang- orang yang ditempatkandalam struktur organisasi tersebut untuk melaksanakan dan menjalankan fungsi kewenangan masing- masing menurut tugas dan pekerjaan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 35

35