• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kota Depok

2.2.3. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaaan memegang peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Demikian juga kegiatan pembangunan kesehatan di Kota Depok memerlukan sumber dana untuk upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatannya. Pembiayaan kesehatan ini memegang peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Kota Depok.

Dalam membicarakan pembiayaan kesehatan yang penting adalah bagaimana memanfaatkan biaya tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian suatu pembiayaan kesehatan dikatakan baik, bila jumlahnya mencukupi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan penyebaran dana sesuai kebutuhan serta pemanfaatan yang diatur secara seksama, sehingga tidak terjadi

peningkatan biaya yang berlebihan.

Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2018 terdiri dari beberapa sumber, diantaranya yaitu:

1. APBD Kota

Anggaran Dinas Kesehatan Kota Depok yang bersumber dari APBD Kota sebesar Rp. 243.682.431.310 yang terdiri dari:

a) Belanja Langsung sebesar Rp. 175.809.730.516 dengan penyerapan sebesar Rp. 142.276.975.940 (80,93%)

b) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 67.872.700.794 dengan penyerapan sebesar Rp. 62.777.707.152 (92,49%)

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-48

Anggaran Dinas Kesehatan Kota Depok yang bersumber dari APBD Provinsi yaitu Bantuan Gubernur sebesar Rp. 16.966.548.000 yang dialokasikan untuk Jaminan Kesehatan Bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI). Anggaran tersebut diserap sebesar 57,72% sesuai dengan premi yang diajukan oleh BPJS.

3. APBN

Alokasi anggaran bersumber dari APBN yang diterima Dinas Kesehatan Kota Depok adalah Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar

Rp. 20.100.080.000, dengan penyerapan sebesar Rp.

12.343.312.962 (61,41%). Hal ini disebabkan karena dana DAK turun secara bertahap sehingga penyerapan disesuaikan dengan dana yang tersedia.

4. Sumber Pemerintah Lainnya

Alokasi anggaran kesehatan dari sumber pemerintah lainnya di tahun 2018 yaitu berasal dari dana pajak rokok. Adapun jumlah anggaran pajak rokok sebesar Rp. 6.085.620.000, dengan penyerapan Rp. 3.279.825.675 (53,89%).

Berdasarkan data yang didapatkan dari Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, didapatkan bahwa total APBD Kota Depok tahun 2018 menurun dibandingkan tahun 2017 yang semula sebesar Rp. 3.236.288.845.611,28 menjadi Rp. 2.869.793.174.506,14 dimana dari total APBD Kota Depok tahun 2018 tersebut, untuk total

anggaran kesehatan sebesar Rp. 397.019.542.526 meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp. 351.201.392.604.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial.

Tahun 2014 merupakan masa transisi pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional yang telah diserahkan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai Undang-undang Nomor

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-49

24 Tahun 2011. Proses integrasi Jamkesda kepada BPJS Kesehatan harus selesai pada akhir tahun 2016, atau lebih kurang 3 (tiga) tahun sejak BPJS Kesehatan beroperasi 1 Januari 2014. Dalam hal pengintegrasian tersebut Jaminan Kesehatan Nasional terus melakukan penyempurnaan, baik dalam aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan pengorganisasian.

Masyarakat miskin di Kota Depok yang tercatat sebagai peserta Jamkesmas (PBI APBN) adalah sebesar 282.828 jiwa, sedangkan masyarakat miskin yang tercatat sebagai peserta Jamkesda (PBI APBD) sebanyak 177.975 Jiwa.

Di Kota Depok saat ini ada 4 (empat ) jenis peserta pembiayaan jaminan kesehatan, yaitu :

1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Yang termasuk peserta PBI adalah peserta JKN yang pembiayaan premi jaminan kesehatannya dibayarkan oleh pemerintah. Menurut sumber pembiayaannya, PBI dibagi menjadi dua yaitu PBI APBN dan PBI APBD (PBI APBD II Kota Depok dan PBI APBD I/Bantuan Gubernur).

2) Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

Yang termasuk dalam Non PBI peserta JKN yang pembiayaan premi jaminan kesehatannya dibayarkan mandiri, baik oleh peserta langsung atau oleh pemberi kerja/perusahaan.Peserta non PBI terdiri dari Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri dan Bukan Pekerja (BP).

3. Peserta Diluar Kuota Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (Non Kuota PBI)

Yang termasuk peserta non kuota PBI adalah masyarakat miskin Kota Depok yang belum menjadi peserta JKN dan membutuhkan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Bantuan pembiayaannya bersumber dari APBD kota Depok.

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-50

Yang termasuk orang terlantar adalah masyarakat yang administrasi kependudukannya tidak jelas, tetapi berada di Kota Depok dan membutuhkan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Bantuan pembiayaannya bersumber dari APBD Kota Depok.

Pada tahun 2018 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN sebanyak 282.828 jiwa, PBI APBD sebanyak 177.975 jiwa. Sedangkan peserta BPJS Pekerja Penerima Upah (PPU) sebanyak 286.248 jiwa, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri sebanyak 462.729 jiwa dan Bukan Pekerja (BP) sebanyak 48.048 jiwa. Total Peserta JKN Kota Depok 1.257.828 jiwa.

Gambar 2.4

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional Kota Depok tahun 2018

Sumber : Profil Kesehatan Kota Depok, 2018

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting, karena beberapa alasan pokok yakni:

1. Amanat Undang-undang Dasar tahun 1945 pasal 34 ayat 1 menyebutkan bahwa Fakir Miskin dan Anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara, sehingga harus dilakukan upaya menurunkan angka kemiskinan melalui upaya perbaikan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin.

2. Kesehatan masyarakat menjamin terpenuhinya keadilan sosial khususnya bagi masyarakat miskin sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak diselenggarakan, mengingat bahwa kejadian

0 10 20 30 40 50 60

PBI APBN PBI APBD PPU PBPU BP JKN KOTA DEPOK 12,14 7,64 12,28 19,86 2,06 53,98

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-51

kematian bayi adalah 3 (tiga) kali lebih tinggi dan kematian balita adalah 5 (lima) kali lebih tinggi pada keluarga miskin dibandingkan keluarga tidak miskin.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih mudah.

Tabel berikut menggambarkan rincian pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kota Depok tahun 2018.

Tabel 2.6

Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin Di Kota Depok Tahun 2018

Sumber : Subbag PEP Dinas Kesehatan Kota Depok, 2018

Dokumen terkait