• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan

12) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan

Standar SPM adalah standar dengan pembanding nasional atau kementerian/lembaga, walaupun capaiannya belum memenuhi target diatas namun secara keseluruhan target capaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Depok baik,hal ini ditunjukkan oleh indikator pembangunan bidang kesehatan tahun 2018 yaitu Usia Harapan Hidup (UHH): 74,17, Jawa Barat 72.66; Angka Kematian Ibu (AKI): 41,64/100000 KH, Jawa Barat 76,03/100000 KH, Nasional 305/100000 KH; Angka Kematian Bayi (AKB):1,55/1000 KH, Jawa Barat 3,4/1000 KH, Nasional 24/1000 KH jika dibandingkan capaian Renstra Provinsi Jawa Barat maupun Kementerian Kesehatan.

Tantangan yang dihadapi Dinas Kesehatan dalam rangka Pembangunan maupun Pengembangan Pelayanan Kesehatan, antara lain: 1. Tingkat migrasi dan mobilisasi yang tinggi di Kota Depok sebagai

penyangga ibu kota (Jakarta),merupakan tantangan tersendiri bagi Kota Depok terutama dalam hal pencegahan penyakit menular

2. Gaya hidup modern yang tidak diimbangi pola hidup sehat sebagian penduduk perkotaan (metropolis) juga membuat angka penyakit tidak menular cenderung meningkat

3. Penduduk Kota Depok dengan tingkat pendidikan yang baik dan pola pikir yang kritis mengharuskan Dinas Kesehatan menciptakan hal-hal inovatif dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

4. Kota Depok sebagai penyangga Ibu Kota yang berbatasan dengan Ibu Kota Jakarta menuntut Kota Depok semakin memperbaiki kualitas layanan kesehatan yang ada agar tak tertinggal dengan Jakarta.

5. Banyaknya fasilitas kesehatan swasta yang ada di Kota Depok, baik rumah sakit swasta, klinik pratama, klinik utama atau praktek dokter maupun bidan praktek mandiri dapat merupakan tantangan tersendiri bagi Kota Depok khususnya Dinas Kesehatan Kota Depok untuk lebih meningkatkan kualitas layanan kesehatan agar dapat bersaing dengan fasilitas kesehatan swasta tersebut, termasuk mengatur regulasinya (standar mutu, kepatuhan terhadap perda)

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-96

6. Globalisasi yang berimbas pada daya saing SDM kesehatan profesional dan fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta termasuk adanya pemberlakuan MEA pada tahun 2016, kemungkinan tenaga kesehatan asing akan masuk dan bekerja di Kota Depok akan memacu tenaga kesehatan di Kota Depok untuk lebih meningkatkan kemampuan/kompetensi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan di Kota Depok

7. Adanya Komisi Penanggulangan AIDS, KOMDA Lansia, puskesmas dengan layanan VCT dan LJSS, puskesmas ramah lansia, puskesmas ramah anak, Peraturan Daerah tentang KIBBLA, Peraturan Daerah tentang KTR dan Peraturan Daerah tentang SKD semua merupakan tantangan untuk dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam menurunkan angka kesakitan

8. Akurasi dan pemutahirandata serta informasi belum selaras dengan perubahan/kebutuhan manajemen program

9. Berbagai ancaman bencana (termasuk Global warming) dan krisis ekonomi global yang berimbas pada meningkatnya kemiskinan yang berdampak pada penurunan kesehatan masyarakat dan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk menyediakan dana kesehatan

10. Munculnya beberapa penyakit baru dan belum terkendalinya penyakit menular yang sudah ada.

Sementara itu juga banyak peluang yang dimiliki oleh Kota Depok dalam hal pembangunan dan pengembangan pelayanan kesehatan, antara lain:

1. Di Kota Depok terdapat Universitas Indonesia dan beberapa Universitas terkemuka lainnya yang dapat kita jadikan mitra kerja untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Depok, kita harapkan dapat memberi masukan untuk kemajuan kesehatan di Kota Depok.

2. Banyaknya pabrik dan perusahaan swasta di Kota Depok merupakan peluang tersendiri bagi kemajuan Kota Depok terutama dalam menjalin kerjasama dalam rangka meningkatkan peran CSR dalam kegiatan

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-97

promosi kesehatan, capacity building tenaga kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan lainnya

3. Banyaknya fasilitas kesehatan swasta yang ada di Kota Depok, baik rumah sakit swasta, klinik pratama, klinik utama atau praktek dokter maupun bidan praktek mandiri merupakan peluang tersendiri bagi Kota Depok khususnya Dinas Kesehatan Kota Depok untuk dapat meningkatkan peran serta stakeholder kesehatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Depok.

4. Kota Depok sebagai penyangga Ibu Kota yang berbatasan dengan Ibu Kota Jakarta dapat merupakan peluang Kota Depok dalam rangka kemudahan akses dalam menimba ilmu dan mencontoh kebijakan kesehatan yang diterapkan di sana dalam rangka peningkatan kualitas layanan kesehatan di Kota Depok.

5. Koordinasi dengan mitra kesehatan, lintas OPD, stake holder kesehatan meningkat dengan dibentuknya Tim /Pokja antara lain Tim Review Maternal Perinatal(RMP) danTim Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) Kota Depok adalah peluang untuk lebih meminimalisir kematian ibu dan bayi

Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi telah dilaksanakan sejak tahun 2001. Program ini menekankan pada upaya peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi di rumah sakit dengan melaksanakan 10 Langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna. 10 Langkah tersebut adalah :

a. Terdapat kebijaksanaan tertulis tentang menyusui manajemen

yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI ekslusif dan perawatan metode kangguru (PMK) untuk bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

b. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling

kesehatan maternal dan neonatal.

c. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta

penanganan pada bayi baru lahir dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu bayi.

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-98

d. Menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan neonatal

emergensi komprehensif (PONEK).

e. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat

gabung termasuk membantu ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit.

f. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina

jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.

g. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh

kembang.

h. Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk

pencegahan dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi lainnya.

i. Menyelenggarakan audit maternal dan perinatal rumah sakit

secara periodik dan tindak lanjut.

j. Pemberdayaan kelompok pendukung ASI dalam

menindaklanjuti pemberian ekslusif dan PMK.I.

Diharapkan program ini dapat mempercepat penurunan AKI dan AKB di Kota Depok.Tim Pembina RSSIB terdiri dari berbagai unsur, diantaranya Organisasi Perangkat Daerah terkait (Dinas Kesehatan dan Dinas Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga) dan Organisasi Profesi (POGI,IDAI,IBI,PPNI, PERSAGI).

6. Puskesmas menjadi lahan praktek/magang mahasiswa, akan

memungkinkan pengembangan pelayanan di puskesmas diantaranya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (mahasiswa magang jurusan psikologi yang membantu kegiatan PKPR) dan perawatan kesehatan masyarakat (mahasiswa magang jurusan Keperawatan yang membantu kegiatan Perkesmas)

7. Ketersediaan anggaran dari luar APBD Kota Depok (JKN, DAK, Dana Dekonsentrasi, Bantuan Sosial, Pajak Rokok, APBD Provinsi, DBHC – HT (Hasil Tembakau), GAVI, GF-ATM, HCPI, CSR,) memungkinkan

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.II-99

pelaksanaan kegiatan terutama usaha kesehatan masyarakat dan program pada Dinas Kesehatan sesuai dengan kebutuhan

8. Penerapan PPK-BLUD oleh puskesmas, merupakan peluang bagi puskesmas untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan

9. Terbitnya Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2015 tentang Ketentuan Tugas Belajar membuka peluang peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan menyesuaikan kebutuhan organisasi 5 tahun kedepan (sesuai dengan analisa jabatan dan analisa beban kerja)

10. Adanya Puskesmas 24 jam dan rawat inap dapat meningkatkan mutu dan aksesibilitas pelayanan

11. Adanya 11 Puskesmas yang telah Akreditasi dan secara bertahap sampai tahun 2019 seluruh Puskesmas terakreditasi sehingga menjadikan pusksmas memberikan pelayanan kesehatan sesuai SOP 12. Adanya kebijakan Walikota berupa janji Walikota yaitu rencana

penambahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok wilayah timur 13. Adanya peraturan Perundangan yang mendukung dalam pembangunan

kesehatan (UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, PP 38 Tahun 2007, Renstra Kementrian Kesehatan,)

14. Adanya Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai Tahun 2014 secara bertahap dan seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan pada Tahun 2019

15. Adanya kebijakan SDGs yang menjadi komitmen nasional dan internasional

16. Adanya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), meliputi Pos Pelayanan Terpadu/ Posyandu, Pos Kesehatan di Pondok Pesantren/ Poskestren dan Pos Upaya Kesehatan Kerja.

17. Memiliki sarana dan fasilitas perkantoran/ fasilitas kerja yang memadai. 18. Memiliki Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan produk regulasi

lainnya yang mendukung bidang kesehatan.

19. Adanya SPGDT 119 yang memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sebelum dirujuk ke rumah sakit.

Perubahan Ketiga Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2016-2021Hal.III-100

BAB III

Dokumen terkait