• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Pembinaan Keagamaan

Dalam menciptakan suasana sekolah yang religius dan menghasilkan peserta didik mempunyai akhlak mulia dan taat pada agama, usaha yang ditempuh dalam sekolah yaitu melakukan pembinaan keagamaan. Pembinaan adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan pengertian pembinaan menurut istilah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terara, serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya (Koiriyah, 2008: 16).

Jadi pembinaan di sini dimaksud adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap sesuatu agar sesuatu itu menjadi lebih baik. Adapun

syarat dari pembinaan itu sendiri adalah bertahap dan

berkesinambungan.Bertahap maksudnya adalah pembinaan yang

dilakukan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, serta kesinambungan adalah terus-menerus, yaitu bahwa pembinaan itu harus dilakukan tanpa henti oleh guru, orang tua maupun masyarakat (Poewodarminto, 1991: 1410).

24

Pembinaan keagamaan merupakan tumpuan perhatian utama dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhamad Saw yaitu di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian Islam dalam pembinaan keagamaan dapat di analisis dalam muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam (Nata, 2013:136).

Ajaran Islam tentang keimanan sangat berkaitan erat dengan mengerjakan serangkaian amal salih dan perbuatan terpuji.Serangkaian amal shalaih dan perbuatan terpuji adalah sebagai berikut :

a. Membaca Al-Quran

Membaca Al-Quran adalah salah satu serangkaian amal shalih. Menurut para ahli Ushul fukaha Al-Quran adalah kalam mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW yang tertulis dalam mushaf, dinukilkan dari Nabi secara mutawatir dan membacanya ibadat (Ahmad, 1985: 73).

Al-Quran adalah kitab suci yang di dalamnya terkandung kebenaran sejati, tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al-Quran adalah petunjuk kepada jalan yang lurus, dan sebagai pembimbing seluruh umat manusia dalam mengarungi perjalanan panjang dan terjal kehidupan ini. Dengan berpegang pada Al-Quran maka hidup akan selamat, selamat di dunia dan selamat di akhirat (Muhibudin, 2015:158- 159).

Kedudukan Al-Quran sangatlah tinggi bagi seorang muslim. Darinya terpancar banyak sekali keutamaan dan keberkahan. Oleh

25

karenanya Allah memerintahkan hamba-hambanya untuk senantiasa membaca Al-Quran.

ًتَيِو َلََعَو ًاّسِس ْمُهاَىْقَشَز اَّمِم اوُقَفوَأَو َة َلََّصلا اوُماَقَأَو ِ َّاللَّ َباَخِك َنوُلْخَي َهيِرَّلا َّنِإ زوُبَح هَّل ًةَزاَجِح َنوُجْسَي

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang- terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (Qs. Fathir: 29-30).

Dalam ayat di atas, di terangkan anjuran dari Allah untuk senantiasa membaca kitabnya, yaitu Al-Quran. Orang-orang yang mau melakukanya, sejatinya mereka sedang melakukan perniagaan dengan allah, dan perniagaan tersebut adalah perniagaan yang menguntungkan. b. Shalat berjamaah

Shalat berjamaah adalah media untuk mengetahui keadaan jamaah masyarakat secara umum, sementara orang yang selalu meninggalkan shalat berjamaah akan menjalankan shalat dengan berat dan sulit menunaikan pada waktunya. Rasulullah Saw menjelaskan tentang keutamaan shalat jamaah.

1) Shalat berjamaah dapat menumbuhkan jalinan kasih sayang sesama manusia, sebab saling bertemu dengan manusia dan saling berjabat tangan akan melahirkan kasih sayang dan saling mencintai.

26

3) Shalat berjamaah menjadi media untuk bertaaruf (saling mengenal).

Selain itu shalat (Khususnya jika dilaksanakan berjama’ah) menghasilkan serangkaian perbuatan seperti kesahajaan, imam dan ma’mum sama-sama berada dalam satu tempat , tidak saling berebut untuk jadi imam, jika imam batal dengan rela untuk digantikan yang lainya, selesai shalat saling berjabat tangan, dan seterusnya. Semua ini mengandung ajaran akhlak (Al-Ghazali, 1993: 12).

c. Shalat sunah dhuha

Shalat dhuha adalah satu dari sunnah Rasulullah Saw, yang amat dianjurkan. Shalat duha merupakan bentuk ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Sebelum memulai aktivitas sehari-hari, orang yang menunaikan shalat dhuha menunjukan bahwa ia memulai harinya dengan berserah diri atas segala urusan kepada Allah. Dalam hal ini keutamaan yang didapat seseorang bila melakukan shalat dhuha dengan istiqamah akan mendapatkan pengampunan dari Allah, dicukupkan rizkinya dan menjadi pembuka pintu rezeki dan penolak kemiskinan (Mahfani, 2008:136).

d. Doa dan Dzikir-dzikir

Mengingat Allah atau dzikrullah merupakan wahana yang dapat memberikan kemampuan dan ketrampilan untuk mengatur dan mengendalikan emosi dengan baik, menjadikan kita tidak gegabah dalam bertindak dan mengambil keputusan. Inilah oleh para psikolog

27

disebut sebagai orang yang cerdas secara emosional. Mengingat Allah juga akan mengantarkan kita untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang esensi dan hakekat diri sendiri. Karena berdzikir dapat membantu kita untuk bisa mengenali diri sendiri, maka dzikir juga dapat membantu kita untuk lebih mengenal Allah.

Dengan adanya pembinaan keagamaan yang dilakukan sekolah kepada peserta didik, sekolah akan menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai aqidah yang baik dan mempunyai pengetahuan agama yang baik (Ahmad, 1985:246).

Menurut Fathurrohman (2015: 52) pembinaan nilai-nilai keagamaan (Religius) di dalam sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain melalui kebijakan pimpinan sekolah, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan ekstrakurikuler di luar kelas, serta tradisi dan perilaku warga lembaga pendidikan secara kontinyu dan konsisten, sehingga tercapai religious culture dalam lingkungan pendidikan Islam.

Dalam hal ini pembinaan yang dilakukan melalui kebijakan pimpinan sekolah adalah kebijakan tersebut bersifat tradisi keagamaan yang berisi nilai-nilai agama, tradisi tersebut harus diikuti oleh semua lapisan dalam sekolah dengan tujuan agar tertanam budaya religius. Budaya religius akan berjalan dengan kondusif dan continue tidak terlepas dari kegiatan rutinitas seperti pelaksanaan shalat duhur ataupun bisa melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan tujuan kegiatan tersebut sebagai pendukung dari kegiatan wajib, yang ke dua adalah Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

28

di kelas didasarkan dengan suasana yang membangun suasana hati hal tersebut dapat dilakukan dengan membaca as-maul husna, membaca juz amma dan lain-lain.

Jadi dalam hal ini sekolah akan tercipta religious culture dilakukan dengan hal-hal yang sudah disebutkan di atas dan diikuti oleh semua lapisan yang ada di sekolah tidak hanya murid dan guru.

Dalam buku Budaya Religius Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan karangan Muhammad Fathurrohman (2015: 108-111) menjelaskan pembinaan keagamaan dalam pendidikan di pengaruhi oleh suasana Religius yang disertai penanaman nilai-nilai religius secara istiqomah. Kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan keagamaan di lingkungan lembaga pendidikan antara lain:

a. Melakukan kegiatan rutin, yaitu pengembangan kebudayaan religius secara rutin berlangsung pada hari-hari belajar biasa di lembaga pendidikan.

b. Menciptakan lingkungan lembaga pendidikan yang mendukung menjadi laboratorium bagi penyampaian pendidikan agama. Suasana lingkungan lembaga pendidikan dapat menumbuhkan sikap keagamaan, karena suasana lingkungan lembaga ini dapat membimbing peserta didik agar mempunyai akhlak mulia, perilaku jujur, disiplin dan semangat sehingga akhirnya menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas dirinya.

29

c. Pendidikan agama tidak hanya disampaikan secara formal oleh guru agama dengan materi pelajaran agama dalam suatu proses pembelajara, namun dapat pula di luar proses pembelajaran. Dari ke tiga penjelasan di atas mengenai pembinaan keagamaan yang di lakukan di pendidikan formal, penulis mengambil kesimpulan yaitu pembinaan keagamaan dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, ekstrakurikuler, suasana religius yang ada di sekolah karena suasana lingkungan lembaga ini dapat membimbing peserta didik agar mempunyai akhlak mulia, perilaku jujur, disiplin dan semangat sehingga akhirnya menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas dirinya dan yang terahir adalah melakukan kegiatan rutin di sekolah, seperti shalat dhuhur berjamaah, shalat dhuha dan dilanjutkan dengan doa dan dzikir dan membiasakan siswa untuk mempunyai sopan santun yang dicontohkan oleh gurunya.

Dokumen terkait