• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

C. Pembinaan Mualaf Menurut Perspektif Islam

Mahmud Yunus membagi mualaf menjadi dua, yaitu orang-orang yang baru memeluk Islam. Mereka diberi zakat supaya hatinya tetap memeluk Islam. Golongan yang kedua adalah orang kafir yang diharapkan agar masuk agama Islam, diberi zakat dengan harapan ia masuk agama Islam.74

Dalam sejarah Islam pada masa Nabi Muhammad SAW para mualaf diposisikan sebagai penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam dengan terus memberikan pembinaan dan pengajaran tentang agama Islam.

Salah satu alasan Nabi SAW memberikan zakat kepada mereka adalah untuk menyatukan hati mereka pada Islam.

Oleh karena itu mereka dinamakan al-Muallafah

74 Mahmud Yunus, Tafsir Qur‟an Karim, (Jakarta: P.T Hidakarya Agung, Cet Ke-30, 1992) h. 273

Qulubuhum75.

Artinya : “Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, dan orang-orang miskin, dan amil-amil Yang mengurusnya, dan orang-orang muallaf Yang dijinakkan hatinya, dan untuk hamba-hamba Yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang Yang berhutang, dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah, dan orang-orang musafir (yang keputusan) Dalam perjalanan. (Ketetapan hukum Yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dari Allah. dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.” (QS.Al-Taubah:

60)76

Ayat di atas Allah menjelaskan bantahan-bantahan daripada kaum munafik kepada Nabi tentang pendistribusian zakat. Kemudian Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya Dia-lah yang membagikannya, menjelaskan hukumnya dan menyelesaikan masalahnya. Dia tidak pernah menyerahkan urusan pembagiannya kepada siapapun selainnya. Allah SWT membagikan kepada mereka yang telah ditentukan seperti ayat di atas.77

75 Syarif Hade Masyah, Hikmah di Balik Hukum Islam, (Jakarta:

Mustaqim, Cet ke-1, 2002) h. 306-307

76 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Hlm. 179

77 Syeikh Shafiyyur al-Mubarak, Tafsir Ibnu Katsir, terj Jilid 10, Hlm.

237

Rasulullah tidak pernah menahan atau menyisakan harta maupun tenaganya jika untuk kepentingan dan kebaikan di jalan Allah. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah tidak pernah dimintai apapun, kecuali beliau memberikannya. Seperti di dalam suatu hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik:

Artinya: “Dari Anas bahwasanya Rasululllah tidak pernah dimintai sesuatu apapun kepadanya atas nama Islam, melainkan beliau memberikannya. Pernah datang seorang laki-laki kepadanya, dan serta merta meminta harta kepada beliau, maka Nabi pun menyuruh memberikan kepadanya sekumpulan kambing hasil zakat yang memenuhi lembah antara dua bukit.

Kemudian orang itu kembali kepada kaumnya lalu berkata: wahai kaumku, masuk Islamlah kalian semua, karena sesungguhnya Muhammad memberikan sesuatu pemberian yang sangat banyak, tanpa sedikitpun kuatir jatuh melarat.”78

Berdasarkan penjelasan diatas, pada masa kenabian Rasulullah SAW zakat kepada kafir dan mualaf dijadikan sebagai media dakwah. Membina para mualaf sama saja dengan melakukan dakwah Islam. Memberikan pengetahuan dan pengajaran agama Islam kepada para kaum yang sebelumnya berbeda sangat diperlukan, agar para mualaf menjadi semakin paham dengan agama yang baru saja dianutnya.

78 Imam Syaukani, Naulil Aufar, terj, Jilid III, (Kuala Lumpur: Victory Agency, 1994) h. 1220

Pada pentas sejarah, dakwah Nabi dibagi ke dalam dua periodisasi yakni periode Mekah dan Madinah. Kedua periode ini memiliki karakter dan strategi masing-masing, hal ini dapat dilihat dari sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh Nabi pada periode Mekah dan Madinah. Para sejarawan memberikan kategorisasi bahwa dakwah Nabi di Mekah bercirikan dengan misi menanamkan aqidah terhadap umat, sementara di Madinah lebih cenderung terhadap pembangunan sosial kemasyarakatan dan hukum.79

Berdasarkan strategi dakwah Rasulullah dalam sejarah Islam, dasar materi pembinaan agama Islam merupakan akidah, syariah dan akhlak yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis.

79 St. Nasriah, “Dakwah Pada Masa Nabi Muhammad SAW”. Jurnal Tablig. Desember 2016

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka ada beberapa hal yang perlu disimpulkan antara lain sebagai berikut:

1. Proses Komunikasi Antarbudaya

Disini dapat disimpulkan bahwa, mereka mualaf dan pembina di Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI) menjalani proses komunikasi antarbudaya yang baik, di dalamnya mereka melibatkan komponen-komponen proses komunikasi antarbudaya seperti bahasa, persepsi, prilaku nonverbal, gaya komunikasi, dan nilai/asumsi yang mana semua komponen tersebut bisa di pahami dan di mengerti bersama oleh mereka. Sebagai sebuah proses, komunikasi antarbudaya di YASMUI melalui tahapan transaksional, interaktif serta dinamis. Maka dari itu proses komunikasi antarbudaya berjalan baik antara mualaf suku Baduy dan pembina Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI) Ciboleger.

2. Bentuk Komunikasi Antarbudaya

Bentuk komunikasi antarbudaya antara mualaf suku Baduy dan pembina di Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI) terbagi menjadi dua macam yakni,

Komunikasi personal (personal communication), dan

Komunikasi Kelompok (group communication) yang dimana komunikasi kelompok tersebut terbagi menjadi dua bagian

yaitu Komunikasi kelompok kecil (small group

communication) dan Komunikasi kelompok besar (large group communication).

Dalam hal ini pesan-pesan tersebut disampaikan melalui kegiatan- kegiatan yang menjadi program YASMUI. Diantara kegiatan tersebut ialah, pembinaan tiap rayon, perkumpulan akhwat dalam kegiatan kewanitaan, perkumpulan pemuda dan bapak-bapak, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra Mi‟raj dan pengajian rutin bulanan.

3. Pembinaan Mualaf Menurut Perspektif Islam

Pembinaan Mualaf tertera dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 60 tentang penggolongan golongan yang layak menerima zakat. Sejak masa Nabi Muhammad SAW mualaf termasuk kedalam kaum yang berhak menerima zakat. Zakat pada masa itu juga dijadikan sebagai media dakwah agar Nabi dapat meluluhkan hati para mualaf hingga kaum kafir. Salah satu bentuk pembinaan atau yang dalam Islam disebut dengan dakwah bisa dilakukan kepada para mualaf dengan materi akidah, syariah dan akhlak sesuai dengan yang telah dilakukan Nabi dalam melakukan dakwah di Mekah dan Madinah.

B. Implikasi

Penulis membenarkan adanya proses komunikasi antarbudaya di antara mualaf suku Baduy dan pembina Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI)

Ciboleger. Adapun bentuk komunikasi yang dilakukan yaitu komunikasi personal dan komunikasi kelompok yang dilakukan dalam berbagai kegiatan. Serta berdasarkan studi literatur, penulis mengemukakan beberapa sumber tentang pembinaan mualaf menurut perspektif Islam. Penelitian ini dapat memberikan implikasi terhadap setiap individu atau kelompok budaya lainnya dalam melakukan komunikasi antarbudaya. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk yang dapat dilakukan dalam proses komunikasi antarbudaya dan memberikan pemahaman tentang pembinaan mualaf menurut perspektif Islam.

C. Saran

Dalam penelitian ini diharapkan bagi mualaf suku Baduy dan juga pembina Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI) dapat saling melakukan komunikasi dengan lebih baik, khususnya dalam proses komunikasi antarbudaya diantara keduanya. komunikasi antarbudaya yang berhasil dilakukan dapat menjadikan satu kelompok dengan kelompok lainnya yang berbeda budaya dapat mengerti dan memahami satu sama lain. Selain itu juga diharapkan berbagai kegiatan adaptasi dapat lebih sering dilakukan, agar sosialisasi dan interaksi di diantara mualaf suku Baduy dan pembina menjadikan tercapainya tujuan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawwir. 1997. Kamus al-Munawwir.

Surabaya : Pustaka Progresif.

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Arifin, Bambang Syamsul. 2015. Psikologi Agama. Bandung: CV Pustaka Setia.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Daradjat, Zakiyah. 2005. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Gudykunts, William B dan Kim, Young Y. (2003).

Communicating with Stranger, 4 Edition. USA: Mc-Graw Hill Companies, Inc.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Herdiansyah, Haris. 2015. wawancara observasi dan focus group: sebagai instrument pengambilan data kualitatif.

Jakarta: Rajawali Pers.

Ilahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara

Liliweri, Alo. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Maryati dan Suryawati. 2003. Pengantar Sosiologi. Jakarta:

Erlangga.

Moeleong, Olexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin, dkk. 2012. Studi Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan. Jakarta: Kencana

Muhammad T e u n g k u Hasbi Ash-Shidieqy. 1996. Pedoman Zakat. Semarang : PT Pustaka Rizki Putra).

Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2007. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Najamuddin. 2008. Metode Dakwah Menurut Al-qur’a.

Yogyakarta: Pustaka Insan.

Roudhonah. 2013. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Atma Kencana Publishing.

Rozak Yusron. 2008. Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam. Jakarta:

Labolatorium Sosiologi Agama.

Sabiq Sayyid. 2009. Fiqhus Sunnah, Terj. Fiqih Sunnah.

Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara.

Samovar, R E Porter. 2009 Intercultural communication: A Reader, th12 ed. Belmont CA: Wadsworth.

Samovar, Richard Porter, Edwin Mcdaniel. 2010. Communication Between Cultures ed 7. Belmont CA: Wadsworth.

Shihab, M. Quraish. 2005. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

Sudjana, Djadja. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2013. metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R &

D. Bandung: Alfabeta.

Syarif, Hade Masyah. 2002. Hikmah di Balik Hukum Islam.

Jakarta: Mustaqim Cet Ke-1.

Usman, Husaini. 2017. Metedologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara.

Wahab, Abdul Aziz. 2012. Metode dan Model-model Mengajar.

Bandung: Alfabeta.

Yusuf Qardawi. 2002. Hukum Zakat, Terj. Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa.

Zuhairini, dkk. 1983. Methodik Khusus Pendidikan Islam.

Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.

Sumber Jurnal

Agung Suharyanto. 2016. Pendidikan dan Proses Pembudayaan Dalam Keluarga. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.

Lusia Savitri Setyo Utami. 2015. Teori-Teori Adaptasi Antar Budaya. Jurnal Komunikasi. Vol. 7 No. 2.

Nina Siti Salmaniah Siregar. 2011. Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Jurnal Ilmu Sosial – Fisipol UMA. Vol 4 No. 2.

Syafruddin Ritonga dan Ian Adian Tarigan, 2011. Pola Komunikasi Antar Budaya Dalam Interaksi Sosial Etnis Karo Dan Etnis Minang Di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Jurnal Ilmu Sosial – Fisipol UMA. Vol.

4 No. 2.

Wahidah Suryani. 2013. Komunikasi Antarbudaya: Berbagi Budaya Berbagi Makna. Jourrnal Farabi Vol. 10 No. 1.

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2

Lampiran 2 Surat Izin Peneltian

Lampiran 3

Teks wawancara dengan pengurus dan pembina mualaf Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI)

Ciboleger

TEKS WAWANCARA 1 A. Data Nasumber

Nama Lengkap : Purnomo Samsu Rahardjo

Jabatan : Pengurus Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI)

Tanggal Wawancara : 26 Januari 2020

Tempat Wawancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI Waktu Wawancara : 13.00 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian 1. Apa singkatan YASMUI?

YASMUI itu singkatan dari Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah yang berada di Kp.

Ciboleger, Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar. Makanya disingkat jadi YASMUI Ciboleger.

2. Kapan YASMUI didirikan?

Resmi didirikan dan dibadan hukumkan pada tanggal 22 September tahun 2017.

3. Bagaimana legalitas yang dimiliki oleh YASMUI?

Legalitas YASMUI dalam akte notaris Amsori Hardyanto SH, Mkn No. 149 disahkan dalam keputusan Kementerian Hukum dan HAM tahun 2017 juga.

4. Mengapa YASMUI didirikan?

Berdirinya yayasan ini di latarbelakangi oleh banyaknya mualaf suku Baduy dan para dhuafa di lingkungan ini yang sangat memprihatinkan. Kebanyakan dari pada mereka berketerbatasan ekonomi dan juga pendidikan. Tidak adanya tempat tinggal yang jelas, tidak sekolah dan tidak mendapatkan ilmu agama yang cukup bahkan setelah mereka mualaf. Adanya YASMUI ini diharapkan dapat memberdayakan para mualaf dan dhuafa dalam bidang pendidikan, ekonomi serta kesehatan agar mereka juga dapat menjadi seorang muslim dan muslimah secara kaffah.

5. Siapa saja pembina mualaf suku Baduy di YASMUI?

Untuk pembina mualaf suku Baduy sendiri yang aktif ada 5 orang dengan latarbekang dan keahlian yang berbeda, ada dua penyuluh agama Islam, ada tokoh masyarakat dan dua mahasiswa yang sedang menjalankan aktivitas dakwah. Para pembina tersebut diantaranya Ibu Erni, Ibu Ipat, Bapak Ahmad, Ust Thariq dan Ust Ahmad Mujadid.

TEKS WAWANCARA 2 A. Data Narasumber

Nama Lengkap : Ibu Erni Agustina

Jabata : Pembina Mualaf, Pengurus YASMUI, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Leuwidamar.

Tanggal Wawancara : 17 Oktober 2020, 24 April 2021 Tempat Wawancara : Rumah Kediaman Ibu Erni Agustina Waktu Wawancara : 10.00 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan mualaf suku Baduy dan pembina di YASMUI?

Komunikasi diantara pembina dengan mualaf suku Baduy sendiri alhamdulillah lancar. Segala bentuk informasi dan bimbingan dari kami pembina, khususnya pengurus YASMUI dapat tersampaikan kepada para mualaf dan diterima dengan baik.

2. Bahasa apa yang ibu gunakan untuk keseharian dan bahasa yang digunakan dalam membina mualaf suku Baduy?

Saya sendiri sehari-hari berbahasa indonesia, di rumah khususnya. Tapi karena saya memang orang sunda jadi saya bisa berbahasa sunda seperti warga sini pada umumnya. Kalau dalam pembinaan, saya membina mualaf menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa sunda dan

bahasa indonesia. Mungkin kebanyakan dari mereka lebih paham ketika saya jelaskan menggunakan bahasa sunda, tetapi tetap saja saya jelaskan terlebih dahulu menggunakan bahasa indonesia. Agar mereka terbiasa dan bisa sedikt demi sedikit menguasai bahasa indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan apa yang dilakukan dalam membina mualaf suku Baduy?

Adapun kegiatan di YASMUI meliputi pembinaan rayon-rayon yang dilaksanakan dalam waktu satu minggu dua kali, pertemuan akhwat yaitu mualaf dan pembina wanita untuk kegiatan kewanitaan yang dilaksanakan satu minggu satu kali, dan pertemuan kaum pemuda dan bapak-bapak ataupun yang disebut karangtaruna yang teknis pelaksanaannya menyesuaikan kondisi kegiatan.

4. Apa saja kesulitan dalam membina mualaf suku Baduy?

Kesadaran akan pentingnya pendidikan mungkin yah, karena masih minim sekali para mualaf suku Baduy ini perhatiannya terhadap pendidikan, khususnya keagamaan.

TEKS WAWANCARA 3 A. Data Narasumber

Nama Lengkap : Bapak Ahmad

Jabatan : Pembina Mualaf YASMUI Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2020, 24 April 2021 Tempat Wawancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI, Via

Whatsapp Waktu Wawancara : 14.00 WIB B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan pembina dan mualaf suku Baduy di YASMUI?

Komunikasi diantara pembina dengan mualaf suku Baduy sejauh ini baik, pointnya kita disini mualaf bisa memahami pembina dan begitu juga sebaliknya, kita berusaha untuk dapat memahami mualaf suku Baduy.

2. Apa bentuk sosialisasi yang dilakukan pembina dengan mualaf suku Baduy?

Biasanya kami saling menegur sapa, berusaha untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang nyaman disini.

3. Kegiatan apa yang dilakukan dalam membina mualaf suku Baduy?

Kegiatan disini banyak, sebagian sudah masuk kedalam program kerja atau jadwal kegiatan. Pribadi saya

sendiri lebih banyak terjun ke dalam acara-acara non formal di luar jadwal kegiatan, seperti ceramah-ceramah atau pengajian. sering juga diadakan forum atau musyawarah. Antara mualaf, pembina, pengurus yayasan dan para tokoh masyarakat dan tokoh adat desa, dan juga masyarakat biasa. Karena di yayasan ini beraneka macam latarbelakang, terlebih lagi secara luas jika mencakup Desa Bojong Menteng. Maka diperlukan adanya musyawarah-musyawarah terkait masalah atau konflik yang ada. Ya tujuannya agar kita hidup disini bisa sama-sama berdampingan dengan rukun dan damai.

4. Apa saja kesulitan dalam membina mualaf suku Baduy?

Kesulitannya dalam membina mualaf suku Baduy itu salah satunya karena mereka memiliki keyakinan yang sangat kuat sebelumnya. Lebih lagi, mereka memiliki karakteristik yang keras. Keras maksudnya susah untuk berubah. Agak susah dikasih tau dan diajari jadi harus sangat sabar.

TEKS WAWANCARA 4

A. Data Narasumber

Nama Lengkap : Ust Ahmad Mujadid Jabatan : Pembina Mualaf YASMUI Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2020, 24 April 2021 Tempat Wawancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI, Via

Whatsapp Waktu Wawancara : 16.00 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan pembina dengan mualaf suku Baduy di YASMUI?

Untuk komunikasi sendiri antara pembina dan mualaf suku Baduy lancar-lancar aja. Satu sama lain saling menjalankan perannya masing-masing. Pembina dengan tugasnya membina dan mualaf dengan kewajibannya.

2. Bagaimana bentuk interaksi yang dilakukan oleh pembina terhadap para mualaf suku Baduy tersebut?

Biasanya kalau sore hari, para pembina dan mualaf main di lapangan, ngobrol, sekedar kumpul bareng atau kadang jajan di warung. Hal-hal seperti itu yang biasanya membuat hubungan menjadi semakin dekat.

3. Kegiatan apa yang dilakukan dalam membina mualaf suku Baduy?

Kegiatan dengan mualaf banyak ya pastinya, yang jelas pembinaan, pengajian, perkumpulan rayon. Kalau dalam lingkup yang lebih besar mungkin dalam kegiatan atau acara peringatan hari besar islam ya, seperti Isra Mi‟raj atau biasa disebut Rajaban, Maulid Nabi dan pengajian-pengajian rutin bulanan hanya dalam moment-moment teretntu.

4. Apa saja kesulitan dalam membina mualaf suku Baduy?

Disini mungkin kebanyakan warga nya berkebun, apalagi bapak-bapaknya kan. Mereka mencari penghidupan untuk makan dari berkebun. Selain itu ada juga yang kerja sebagai kuli bangunan, dan lain-lain. Jadi mereka juga agak sulit membagi waktu antara bekerja dengan belajar. Kalau sudah asik berkebun kadang lupa atau malas lagi ikut kegiatan, jadi sebisa pembina disini buat lebih perhatian, tetep sedikt-sedikit kasih pembinaan di luar jadwal, misalnya datangi ke rumah-rumah mualafnya.

TEKS WAWANCARA 5 A. Data Narasumber

Nama Lengkap : Ust Thariq Sahala

Jabatan : Pembina Mualaf YASMUI Tanggal Wawancara : 18 Oktober 2020

Tempat Wawancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI Waktu Wawancara : 17.00 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan pembina dengan mualaf suku Baduy di YASMUI?

Sejauh ini segala bentuk informasi dari pembina khususnya yang disampaikan ke mualaf secara umum dapat diterima dengan baik, kalo saya pribadi ada beberpa mis ya karena faktor bahasa. Saya maskud apa tapi dipahami apa gt ya misalnya, tapi sejauh ini sudah berjalan lancar alhamdulillah.

2. Bahasa apa yang digunakan Ust Thariq dalam keseharian dan bahasa apa yang digunakan dalam membina mualaf?

Saya lahir di tulungagung jawa timur, jadi bahasa sehari-hari saya di rumah bahasa jawa. Tapi sudah lama di jakarta kuliah, jadi biasa juga dengan bahasa betawi. Kalo ngobrol sih enakan bahasa indonesia sama bahasa gaul betawi gitu kan. Saya lebih suka menggunakan bahasa indonesia dan betawi sih, kalau dengan sesama pembina dan pengurus. Namun sayangnya karena saya sekarang

tinggal di kawasan sunda, tidak semua mualaf disini bisa berbahasa indonesia, karena ada yang tidak bisa sama sekali menggunakan bahasa indonesia, maka saya yang menyesuaikan diri untuk berbicara menggunakan bahasa sunda sebisa saya. Banyak yang mengajari juga dikit-dikit sudah bisa lah bahasa sunda sekarang.

3. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam membina mualaf?

Biasanya kegiatan kita dalam keseharian paling pembinaan, pengajian, sholat jamaah, acara kewanitaan biasanya masak-masak, acara kesenian ada pancak silat sama alat musik, bercocok tanam. Acara-acara resmi lainnya juga ada biasanya acara besar yang dihadiri para pengurus dan pendiri yayasan serta tokoh masyarakat desa sini.

4. Apa saja kesulitan dalam membina mualaf suku Baduy?

Kesulitannya bisa dari mualaf suku Baduynya bisa dari pembina nya juga. Kalo dari mualafnya karena tidak semua dari mereka semangat untuk belajar, diusia-usia menginjak ibu-ibu dan bapak-bapak banyaknya udah males ya kalo bukan karena tuntutan dan keinginan sendiri. Kalo dari pembina nya saya paling yang agak susah untuk berinteraksi lebih dalam, karena satu ya saya kurang begitu paham bahasa sunda, kedua kepribadian saya sendiri juga bisa dibilang pendiam.

Lampiran 4

Teks wawancara dengan mualaf suku Baduy Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI) Ciboleger

TEKS WAWANCARA MUALAF 1 A. Data Narasumber

Nama : Surya

Tanggal wawancara : 24 Oktober 2020

Tempat Wwancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI Waktu wawancara : 11.00 – 11.30 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Mengapa Bapak/Ibu bergabung dengan YASMUI?

Baheula bapak gawe jadi kuli, saayana bae kadang kuli bangunan imah, sakolaan, masjid, jauh di leuwidamar.

Kabeh lah rata-rata babaturan islam. Jadi hanyang nyaho hanyang belajar.

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pembina di YASMUI?

Bagus, Pembina ngajaran ti awal dasar materi.

3. Bahasa apa yang digunakan Bapak/Ibu sehari-hari?

Urang kabeh didie make bahasa sunda. lamun ngomong diimah atau diluar ngobrol kabehan make bahasa sunda.

Palingan sok aya budak hiji dua anu make bahasa indonesia.

4. Bagaimana hubungan Bapak/Ibu dengan pembina?

Alhamdulillah kabeh balageur.

TEKS WAWANCARA MUALAF 2 A. Data Narasumber

Nama : Jumar

Tanggal wawancara : 24 Oktober 2020

Tempat Wwancara : Kp. Mualaf Baduy YASMUI Waktu wawancara : 13.00 – 13.30 WIB

B. Pertanyaan dan Jawaban Penelitian

1. Mengapa Bapak/Ibu bergabung dengan YASMUI?

Karena Bapak sareng keluaga teu boga pakaya, eweh imah sorangan jadi hanyang ngilu dibantuan ku yayasan.

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pembina di YASMUI?

Alhamdulillah nya tos dibantuan aya tempat tinggal, dibere lahan, diajaran.

3. Bahasa apa yang digunakan Bapak/Ibu sehari-hari?

Urang lahir jeng hirup di baduy make bahasa sunda, kaluar ti baduy ka desa bojong menteng oge sama make bahasa sunda. Ngarana urang sunda kudu make bahasa

Urang lahir jeng hirup di baduy make bahasa sunda, kaluar ti baduy ka desa bojong menteng oge sama make bahasa sunda. Ngarana urang sunda kudu make bahasa

Dokumen terkait