• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN (CONTROLLING) PADA AREAL KPH YANG TELAH ADA HAK ATAU IZIN AREAL KPH YANG TELAH ADA HAK ATAU IZIN

RENCANA KEGIATAN

PENATAAN HUTAN

E. PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN (CONTROLLING) PADA AREAL KPH YANG TELAH ADA HAK ATAU IZIN AREAL KPH YANG TELAH ADA HAK ATAU IZIN

PEMANFAATAN MAUPUN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Pada prinsipnya semua hutan dan kawasan hutan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik dan kerentanannya serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokok hutan, fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Kesesuaian ketiga fungsi tersebut sangat dinamis dan yang paling penting dalam pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus tetap sinergi.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 91 Secara umum pemanfaatan hutan pada hutan produksi dapat diselenggarakan melalui kegiatan : (1) pemanfaatan kawasan, (2) pemanfaatan jasa lingkungan, (3) pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, (4) sebaliknya pemanfaatan hutan pada hutan lindung dibatasi pada jenis (1) pemanfaatan kawasan, (2) pemanfaatan jasa lingkungan, dan (3) pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan, sedangkan perubahan peruntukan kawasan hutan adalah perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan dan perubahan fungsi dalam satu atau beberapa kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain. Beberapa penjabaran penggunaan kawasan hutan.

(a) Pinjam pakai kawasan hutan

Implementasi penggunaan kawasan hutan adalah sebagai berikut :

1. Hanya dapat dilakukan di dalam kawasan Hutan Produksi dan atau kawasan Hutan Lindung

2. Dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan

3. Mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan

4. Kegiatan yang mempunyai tujuan strategis, dalam arti yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan Negara, pertahanan keamanan Negara, pertumbuhan ekonomi, sosial budaya dan atau lingkungan seperti:  Religi

 Pertambangan

 Instalasi pembangkit, transmisi, distribusi listrik, teknologi energi baru dan terbarukan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 92  Pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar, radio,

stasiun relay televisi

 Jalan umum, jalan tol, jalur kereta api

 Sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan pengakutan hasil produksi  Sarana prasarana sumberdaya air, pembangunan jaringan instalasi

air dan saluran air bersih dan atau air limbah  Fasilitas umum

 Industri terkait kehutanan  Pertahanan keamanan

 Prasarana penunjang keselamatan umum, penampungan sementara korban bencana alam.

Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. Pada hutan produksi dapat dilakukan dengan; a) pola pertambangan terbuka, b) pola pertambangan bawah tanah. Sedangkan pada hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan a) turunnya permukaan air tanah, b) berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen, c) terjadi kerusakan akuiver air tanah.

Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan:

1. Izin pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi lahan, untuk kawasan hutan pada provinsi yang luas kawasan hutannya dibawah 30% dari luas daerah aliran sungai, pulau dan atau provinsi, dengan ketentuan kompensasi lahan dengan rasio paling sedikit 1 : 1 untuk non komersial dan paling sedikit 1 : 2 untuk komersial

2. Izin pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi membayar penerimaan bukan pajak (PNBP) penggunaan kawasan hutan dan tanpa melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 93 untuk kawasan hutan pada propinsi yang luas kawasan hutannya diatas 30% dari luas daerah aliran sungai, pulau dan atau provinsi dengan ketentuan : 1) penggunaan untuk non komersial dikenakan kompensasi membayar PNBP penggunaan kawasan hutan dan melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai denga rasio 1 : 1, 2) penggunaan untuk komersial dikenakan kompensasi membayar PNBP penggunaan kawasan hutan dan melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai paling sedikit dengan rasio 1 : 1

3. Izin pinjam pakai kawasan hutan tanpa kompensasi lahan atau tanpa kompensasi membayar PNBP penggunaan kawasan hutan dan tanpa melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai dengan ketentuan hanya untuk : a) kegiatan pertahanan negara, sarana keselamatan lalu lintas laut dan udara, cek dam, embung, sabu dan sarana meteorologi, klimatologi dan geofisika, b) kegiatan survey dan ekplorasi.

Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan yang diberikan oleh menteri kehutanan. Penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan yang berdampak penting dan cakupan luas dan bernilai strategis harus mendapat persetujuan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menteri menerbitkan persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan sebelum menerbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan kepada pemohon yang memenuhi persyaratan. Persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan diberikan untuk jangka waktu paling lama 2 tahun sejak diterbitkan dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi.

Prinsip memuat kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemohon meliputi:

Melaksanakan tata batas terhadap kawasan hutan yang disetujui dan lahan kompensasi serta proses pengukuhannya

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 94 Membuat pernyataan kesanggupan membayar penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) penggunaan kawasan hutan dan melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai

Menyerahkan dan menghutankan lahan untuk dijadikan kawasan hutan dalam hal kompensasi berupa lahan

Melaksanakan kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri

Dalam hal pemegang persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan telah memenuhi seluruh kewajiban, menteri kehutanan menerbitkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, yang didalam izin tersebut diantaranya berisi kewajiban pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan hutan yang meliputi:

Membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) penggunaan kawasan hutan

Melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi daerah aliran sungai Melaksanakan reboisasi pada lahan kompensasi

Menyelenggarakan perlindungan hutan

Melaksanakan rekalamasi dan atau reboisasi pada kawasan hutan yang dipinjam pakai yang sudah tidak digunakan

Melaksanakan kewajiban lain yang ditetapkan oleh menteri. (b) Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, KPH tidak mempunyai peran dalam perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan, namun sesuai dengan prinsip pengelolaan, maka setiap kegiatan yang berada di wilayah kelola KPH, maka KPH wajib mengetahuinya.

Perubahan peruntukan kawasan hutan adalah perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan. Perubahan peruntukan kawasan hutan dilakukan untuk memenuhi tuntutan dinamika pembangunan nasional serta aspirasi masyarakat dengan tetap berlandaskan pada optimalisasi distribusi fungsi, manfaat kawasan hutan secara lestari dan berkelanjutan serta

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 95 keberadaan kawasan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.

Perubahan peruntukan kawasan hutan meliputi : perubahan peruntukan kawasan hutan dan perubahan fungsi kawasan hutan. perubahan peruntukan hanya dapat dilakukan pada hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas melalui tukar menukar kawasan hutan yang dapat dilakukan secara parsial atau untuk wilayah provinsi yang melalui tukar menukar kawasan hutan dan pelepasan kawasan hutan.

Tukar menukar kawasan hutan dilakukan untuk pembangunan di luar kegiatan kegiatan kehutanan yang bersifat permanen, menghilangkan enclave atau memperbaiki batas kawasan hutan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Tetap terjaminnya luas kawasan hutan paling sedikit 30 % dari luas daerah aliran sungai, pulau atau provinsi dengan sebaran yang proporsional.

2) Mempertahankan daya dukung kawasan hutan tetap dan layak dikelola Perubahan peruntukan kawasan hutan untuk Provinsi dapat dilakukan pada hutan konservasi, hutan lindung atau hutan produksi berdasarkan usulan Gubernur kepada Menteri.

(c) Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Perubahan fungsi kawasan hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan dalam satu atau beberapa kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain. Perubahan fungsi kawasan hutan dilakukan untuk memantapkan dan mengoptimalisasikan fungsi kawasan hutan yang dapat dilakukan pada hutan dengan fungsi pokok: hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Perubahan fungsi dilakukan mengingat adanya keterbatasan data dan informasi yang tersedia pada saat penunjukan kawasan hutan, dinamika pembangunan, faktor alam maupun faktor masyarakat, maka perlu dilakukan evaluasi fungsi kawasan hutan. Dalam penetapan perubahan fungsi kawasan hutan tetap mengacu pada kriteria masing - masing fungsi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL Laiwoi (Unit XXII) Kab. Konawe 2015 – 2024 96 Rencana kegiatan pembinaan dan Pemantauan pada Areal KPH yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan selama jangka 2014 – 2024 di KPHL Laiwoi disajikan pada Tabel 28 :

Tabel 28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yang Telah Ada Hak atau Izin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan KPHL Laiwoi Jangka 2014-2024

No Uraian Kegiatan Target (satuan)

1 Inventarisasi ijin-ijin Pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan 1 kali setahun

2 Pembinaan ,Monitoring dan evaluasi Pemanfaatan Hutan pada Hutan Lindung seperti :

1. Pemanfaatan kawasan, 2. Pemanfaatan jasa lingkungan

3. Pemungutan hasil hutan bukan kayu

1 kali setahun

3 Pembinaan ,Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Hutan pada Hutan Produksi seperti :

1. Pemanfaatan kawasan 2. Pemanfaatan Jasa lingkungan

3. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan bukan kayu (pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam, Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman melalui skema HTR, HTI, Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam, Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman )

4. Pemungutan hasil hutan kayu dalam hutan alam,

5. Pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam , 6. Pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman

1 kali setahun

4 Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan, sarana perhubungan / jalan, sarana telekomunikasi /radio, Pinjam Pakai kawasan hutan, transmigrasi

1 kali setahun

F. PENYELENGGARAAN REHABILITASI PADA AREAL DI LUAR