“MENJADIKAN KPHL MODEL SOLOK SEBAGAI MODAL PEMBANGUNAN DAERAH”
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
6.1. Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian agar KPHL Model Solok dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan dilakukan terhadap sumber daya manusia personil KPHL Model Solok dan pelaksana pengelolaan serta masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan. Dalam rangka pembinaan tersebut perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola KPHL Model Solok dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kawasan, baik berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan non formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya pengelolaan.
b. Terbentuknya suatu kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat kerjasama diantara pihak pengelola, pemerintah daerah, mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHL Model Solok.
c. Pengembangan sistem informasi yang baik agar dapat menyajikan hal-hal baru yang bermanfaat bagi semua pihak di dalam pengelolaan.
d. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai arti pentingnya pengelolaan kawasan KPHL Model Solok, mengingat masyarakat di sekitar kawasan hutan merupakan bagian dari pengelolaan. Hal ini dapat dilhat dari adanya pembagian peran terhadap masyarakat.
Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) pengelolaan hutan lindung/produksi. Selain itu juga mencakup pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas perbantuan, pinjaman dan hibah luar negeri sejauh terkait dengan pengelolaan KPHL Model Solok. Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat meliputi pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHL Model Solok yang berskala regional.
Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Solok meliputi pembinaan terhadap penyelenggaraan pengelolaan KPHL Model Solok pada skala tapak. Pembinaan yang diberikan dapat berupa pemberian pedoman, bimbingan,
Bab VI - 2 pelatihan, arahan, dan atau supervisi. Pembinaan dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pembinaan secara khusus. Hasil pembinaan digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHL Model Solok ke depan.
6.2. Pengawasan
Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kinerja KPHL Model Solok agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHL Model Solok dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana pengelolaan.
Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun informasi yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan KPHL Model Solok serta perubahan pada sosial ekonomi masyarakat. Disamping sebagai penghimpun informasi, pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan dimungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program yang tidak tepat. Pengawasan juga berfungsi sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan-kegiatan kedepan, kegiatan mana saja yang harus dihentikan dan yang harus dilanjutkan.
6.3. Pengendalian
Pengendalian adalah segala upaya untuk menjamin dan mengarahkan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Di dalam instansi pemerintahan, pengaturan pengendalian terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. BerdasarkaSistem Pengendalian Intern (SPI) menurut peraturan ini adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud dengan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan pengendalian intern. Kegiatan pengendalian yang diterapkan dalam suatu instansi pemerintah dapat berbeda dengan pengendalian yang diterapkan pada instansi pemerintah lain. Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan visi, misi,lingkungan, sejarah dan latar belakang budaya dan resiko yang dihadapi oleh instansi itu sendiri.
Untuk menjadikan pengelolaan KPHL Model Solok berjalan sesuai dengan rencana, tersedianya informasi yang terbuka pada tingkat manajemen KPHL Model Solok, mitra pengelolaan, pemerintah daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pengendalian pada unit pengelola sehingga tujuan dari pengelolaan tercapai dan menjamin seluruh proses pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Lingkup pengendalian dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen KPHL model Solok sampai kepada pelaksana di lapangan sehingga tanggung jawab didalam pelaksanaan pengelolaan berjalan berdasarkan prosedur operasional dan tata kerja KPHL Model Solok.
Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan KPHL Model Solok. Kegiatan monitoring dilakukan agar hasil yang dicapai dapat memenuhi atau sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Monitoring dan evaluasi secara formal dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan monitoring dan evaluasi secara khusus. Hasil pengendalian digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHL Model Solok ke depan.
Bab VII - 1 VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
7.1. Pemantauan
Untuk mengetahui kapabilitas UPT KPHL Model Solok, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan setiap kegiatan yang direncanakan. Pemantauan dilakukan secara berkala/periodik setiap (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pemantauan secara khusus. Hasil pemantauan dapat dijadikan alat perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap kegiatan-kegiatan pengelolaan di KPHL Model Solok.
Pada tingkat Daerah, Pemantauan dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Solok dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan di tingkat pusat, pemantauan dilakukan oleh Kementerian Kehutanan melalui UPT Kementerian Kehutanan di Daerah, maupun Instansi Kehutanan di Pusat.
7.2. Evaluasi
Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengetahui kinerja komponen-komponen sistem sehingga didapatkan tindakan perbaikan yang harus diambil guna memperoleh rumusan model yang lebih baik.
Dalam rangka evaluasi ini, dapat dilakukan terhadap kehandalan struktural, perilaku, empiris dan aplikasi model. Evaluasi struktural meliputi pengujian terhadap kinerja komponen/elemen model yang telah dibuat dan dihubungkan dengan sistem yang sesungguhnya. Contohnya, apakah elemen-elemen dalam subsistem pertanian mempengaruhi secara signifikan terhadap semakin luasnya lahan kritis dalam kawasan hutan.
Evaluasi perilaku dimaksudkan untuk menguji apakah kondisi-kondisi awal dan faktor-faktor luar yang digunakan dalam model menghasilkan dinamika perilaku yang sama dengan sistem yang sesungguhnya. Misalnya, apakah laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan sehingga struktur dan komposisi penduduk sesuai dengan daya dukung kawasan.
Rumusan empiris yang digunakan juga harus dievaluasi dimana hasil-hasil logis dan numerik dalam spektrum perilaku model harus dibandingkan dengan data empiris perkembangan pembangunan wilayah sesungguhnya. Setidak-tidaknya,
rumusan empiris yang digunakan harus diuji konsistensinya. Misalnya, apakah laju kerusakan lahan hutan sebanding dengan laju kebutuhan masyarakat akan lahan.
Terakhir, evaluasi dimaksudkan untuk menilai bahwa model dengan seperangkat desain program yang diambil dapat dijalankan secara konsisten guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kapabilitas model dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan lahan harus mampu menjawab tantangan dan kendala pembangunan wilayah yang dihadapi.
7.3. Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban setiap kegiatan yang dilakukan oleh KPHL Model Solok, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi.
Pelaporan dilakukan secara berkala (setiap Bulan, Triwulan, Semester, dan Tahun), dan pada kondisi-kondisi tertentu. Pelaporan dilakukan kepada instansi vertikal yang memiliki keterkaitan secara teknis dan politis (kebijakan). Di tingkat Daerah, pelaporan disampaikan kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Solok, Bupati Solok, dan Gubernur Sumatera Barat, sedangkan di tingkat pusat disampaikan kepada Menteri Kehutanan.
Jenis laporan, format laporan, dan mekanisme penyampaian laporan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Pemerintah Daerah Kabupaten Solok dan Kementerian Kehutanan.