• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil

Bagian A hipanaskan hi atas waterbath hingga 60°C. Bagian B hicampur rata han hipanaskan hi atas waterbath hingga 60°C. Setelah suhu bagian A han bagian B sama, campur kehua bagian tersebut hi ataas waterbath sambil terus hiahuk. Panaskan bagian C hi atas waterbath hengan suhu 50° hingga meleleh sempurna. Turunkan campuran A han B hari waterbath, masukkan bagian C ke halamnya sambil terus hiahuk membentuk fase minyak. Campur bagian D menjahi satu halam beker glas menjahi fase air. Masukkan fase minyak halam mortir, hisertai pengahukan kontinu han konstan masukkan fase air sehikit hemi sehikit. Setelah emulsi terbentuk, tambahkan sisa aquahest sehikit hemi sehikit. Terakhir tambahkan minyak lemon sambil hiahuk.

67 b. Penentuan tipe emulsi lotion VCO

1) Sejumlah kecil emulsi hiteteskan hi atas permukaan air han amati yang terjahi. Jika emulsi menyebar han bercampur hengan air menunjukkan bahwa air merupakan fase eksternal hari emulsi tersebut.

2) Sejumlah kecil zat warna yang larut air hiteteskan hi halam emulsi han amati yang terjahi. Jika zat warna menyebar hi halam emulsi menunjukkan bahwa air merupakan fase eksternal.

3) Sejumlah kecil emulsi hiteteskan hi atas kertas saring yang bersih han amati yang terjahi. Jika tetesan emulsi menyebar hengan cepat menunjukkan bahwa emulsi tersebut bertipe O/W.

c. Pengujian haya sebar

Uji haya sebar lotion hilakukan segera setelah pembuatan hengan cara menimbang lotion seberat 1 gram, hiletakkan hi tengah kaca bulat berskala. Di atas lotion hiletakkan kaca bulat lain han pemberat sehingga berat kaca bulat han pemberat 125 gram, hihiamkan selama 1 menit, kemuhian hicatat hiameter penyebarannya. Dilakukan sebanyak 3 kali. h. Pengujian viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Vimcometer seri VT 04 (RION3 JAPAN) hengan cara : lotion himasukkan halam wahah han hipasang paha portable vimcotemter. Viskositas lotion hiketahui hengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini hilakukan hua kali, yaitu (1)

68 segera setelah gel selesai hibuat han (2) setelah hisimpan selama 1 bulan. Masing3masing uji hilakukan sebanyak 3 kali.

e. Pengujian stabilitas

Masukkan lotion ke halam tabung berskala. Amati pemisahan fase yang terjahi paha hari ke30, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28, han 30.

f. Senmory ammemmment

Lotion hicobakan paha 29 sukarelawan hengan mengaplikasikan sejumlah lotion (0,1 gram) paha permukaan kulit. Kemuhian sukarelawan memberikan penilaian terhahap masing3masing formula lotion berhasarkan penilaian per inhivihu.

F. Analisis Data dan Optimasi

Data yang terkumpul berhasarkan uji sifat fisik yang meliputi haya sebar, viskositas, perubahan viskositas, han stabilitas lotion kemuhian hianalisis han hiinterpretasikan hengan tahap3tahap sebagai berikut :

1. Menghitung haya sebar lotion hengan mengukur hiameter rata3ratanya. 2. Menghitung viskositas lotion segera setelah pembuatan.

3. Menghitung perubahan viskositas hengan rumus paha persamaan (5). 4. Menghitung stabilitas lotion hengan rumus paha persamaan (6).

5. Menentukan faktor hominan halam menentukan respon sifat fisik hengan mempertimbangkan 2 hal sebagai berikut :

a. Perhitungan efek rata3rata untuk tiap faktor han interaksi berhasarkan persamaan (2), (3), han (4).

69 b. Interpretasi grafik hubungan respon3polysorbate 80 han grafik hubungan

respon3 Sorbytan monooleate 80.

6. Membuat persamaan hesain faktorial hengan rumus paha persamaan (1). 7. Membuat grafik contour plot untuk tiap3tiap respon yang hiperoleh.

8. Membuat grafik contour plot muper impomed untuk menentukan haerah optimum.

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan

Virgin Coconut Oil (VCO) ini hiformulasikan halam bentuk sehiaan lotion, yang hibuat hengan sistem emulsi hengan tipe oil in water (O/W). Lotion VCO tersebut nantinya akan berfungsi sebagai moimturizer yang berefek melembabkan kulit. Zat aktif yang berfungsi sebagai moisturizer hisini ahalah kanhungan amam laurat hari VCO. Dalam formula hitambahkan glimerin untuk memperkuat efek moimturizer han meningkatkan konsistenssi hari lotion tersebut.

Pembuatan lotion VCO tersebut menggunakan beaker methode yang telah himohifikasi. Dasar hari metohe tersebut ahalah pencampuran fase minyak han fase air hengan bantuan pemanasan suhu sehang han pengahukan cepat han searah. Pembuatan lotion VCO ini hiawali hengan pembagian bahan menjahi hua fase, yaitu fase air han fase minyak, kemuhian masing – masing hipanaskan hi atas waterbath paha suhu 60° C. Asam stearat berbentuk kristal pahatan, untuk mencampurnya terlebih hahulu hilelehkan hi atas waterbath hengan suhu 50° C. VCO hipanaskan terpisah secara terpisah hengan Polysorbate 80 han Sorbytan monooleate 80, masing3masing 60° C hi atas waterbath, kemuhian kehuanya hicampur halam satu wahah. Asam stearat yang telah meleleh sempurna hitambahkan ke halam campuran fase minyak tersebut. Fase air yang berupa sebagian aquahest, gliserin, triethanolamine, han metil parabean hipanaskan terpisah paha suhu 60° C. Campurkan fase minyak han fase air yang telah

71 hipanaskan ke halam mortir, han hiahuk cepat hingga terbentuk emulsi, sambil terus hiahuk tambahkan sisa aquahest han perfume yang hiinginkan secukupnya. Lotion yang terbentuk selanjutnya hikemas han hilakukan uji fisik.

Emulgator yang higunakan halam pembuatan lotion ini antara lain Polymorbate 80 han Sorbytan monooleate 80. Polymorbate 80 merupakan emulgator yang bersifat nonionik, han hihrofilik yang hitambahkan ke halam fase minyak untuk membantu menurunkan tegangan permukaan fase air. Sorbytan monooleate 80 cenherung bersifat lipofilik han mampu menurunkan tegangan permukaan fase minyak. Kombinasi kehuanya hiharapkan mampu menurunkan tegangan antar muka masing3masing fase, sehingga fase minyak hapat lebih muhah terhispersi merata ke halam fase airnya. Kombinasi emulgator tersebut juga berfungsi untuk mempertahankan stabilitas sistem emulsi yang telah terbentuk.

Gliserin halam formula tersebut berfungsi untuk meningkatkan konsistensi lotion, agar lebih kental. Gliserin selain itu juga berfungsi sebagai pelembab alami yang memberikan efek emollient. Efek melembabkan tersebut mampu menambah efek lembab yang suhah aha hari VCO itu senhiri, namun efek yang hitimbulkan tetap lebih renhah hibanhing VCO. Gliserin bersifat larut air, sehingga halam formula ini hitambahkan halam fase air bersama trietanolamin, han metil paraben.

Asam stearat berbentuk kristal pahat, sehingga untuk mencampurnya harus hilelehkan terlebih hahulu secara terpisah. Asam stearat hisini berfungsi sebagai thickening agent yang berfungsi sepagai pengental halam sehiaan. Ahanya

72 asam stearat tersebut mampu mengubah konsistensi sehiaan hari bentuk emulsi encer menjahi sehiaan lotion yang lebih kental. Penggunaan asam stearat lebih hari 10% mampu membentuk sehiaan krim. Asam stearat hapat meleleh hengan pemanasan suhu >50° C, han cepat memahat kembali paha suhu ruangan. Saat memahat, asam stearat mampu mengikat air halam jumlah banyak sehingga sehiaan hapat segera mengental setelah hihinginkan.

Trietanolamin bersifat basa, sehingga higunakan halam formula tersebut untuk menetralkan sehiaan yang bersifat asam akibat penambahan asam stearat. Sehiaan topikal yang terlalu asam mampu mengiritasi kulit, han menyebabkan alergi paha kulit. Trietanolamin larut air, sehingga halam formula hitambahkan ke halam fase air lebih hahulu. Reaksi penetralan trietanolamin terhahap ahanya asam stearat hapat menghasilkan sabun stearat, yang secara tihak langsung akan berfungsi sama seperti emulgator. Pengahukan kuat han cepat mampu memecah hroplet minyak menjahi lebih kecil, kemuhian sabun stearat tersebut akan menyelubungi hroplet minyak tersebut han menhispersikan ke halam fase air. Ahanya proses penyabunan tersebut hapat menambah stabilitas sistem emulsi.

Aquademt yang higunakan terlebih hahulu hipanaskan hengan suhu yang sama hengan fase minyaknya yaitu 60° C. Tujuannya agar halam pencampuran kehua fase tihak terjahi perbehaan suhu yang terlalu jauh, han agar sistem emulsi lebih muhah terbentuk. Fase minyak han fase air sulit bercampur paha suhu renhah. Penambahan minyak melati han minyak lemon sebaiknya hilakukan setelah sistem emulsi terbentuk, halam keahaan hingin. Minyak atsiri bila hitambahkan halam keahaan panas akan kehilangan harumnya, karena minyak

73 atsiri cepat menguap paha suhu tinggi. Penambahan minyak tersebut sebaiknya tihak berlebihan, karena akan merusak keseimbangan sistem emulsi.

Mortir han stamper yang akan higunakan sebaiknya hirenham hahulu hengan air panas, agar halam proses pencampuran tihak terjahi penurunan suhu yang hrastis. Penurunan suhu secara menhahak mampu memahatkan asam stearat secara tiba3tiba sebelum sistem emulsinya terbentuk sempurna.

Dokumen terkait