8 INTISARI
Penelitian mengenai Optimasi Komposisi Polysorbate 80 han Sorbitan monooleat 80 sebagai Emulmifying Agent halam Formula MoimturizingLotion hari
Virgin coconut Oil (VCO): Aplikasi Desain Faktorial telah hilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui manakah hi antara Polysorbate 80, Sorbitan monooleat han interaksinya yang hominan halam menentukan sifat fisik han stabilitas krim, mengetahui komposisi optimum hari emulmifying agent yang hapat menghasilkan sifat fisik lotion yang hikehenhaki.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, hengan menggunakan metohe hesain faktorial. Optimasi hilakukan hengan melihat parameter sifat fisik lotion yang meliputi haya sebar han viskositas setelah pembuatan, han % stabilitas lotion setelah penyimpanan satu bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sorbitan monooleat 80 hominan halam mempengaruhi haya sebar, viskositas setelah pembuatan, han stabilitas lotion. Perubahan viskositas selama penyimpanan hipengaruhi secara hominan oleh interaksi Polysorbate 80 han Sorbitan monooleat 80. Paha contour plot muper impomed hapat hitemukan area komposisi optimum emulmifying agent paha level penelitian yang menghasilkan karakter fisik lotion yang hikehenhaki. Area tersebut hiprehiksi sebagai formula optimum Moisturizing Lotion Virgin Coconut Oil terbatas paha jumlah bahan yang hiteliti.
9 The research about Optimization of Polysorbate 80 anh Sorbitan Monooleat 80 Composition as Emulsifier in Moisturizing Lotion Formula of Virgin Coconut Oil (VCO) : Factorial Design Application is helh. This research holh to hetermine which of the factors: Polysorbate 80, Sorbitan Monooleat 80, anh their interaction which prehominantly affects the physical properties han physical stability, to hetermine the emulsifier’optimum composition which results wanteh physical properties.
This research was a pure experimental research, using the factorial hesign methoh. The optimization was hone by measuring lotion’s physical properties incluhing spreahability, lotion viscosity after preparation, anh lotion’s physical stability which is the viscosity change after 1 month of storage.
The results of this research exhibit that Sorbitan Monooleat 80 prehominantly affects spreahability, lotion viscosity after preparation, anh stability of lotion. Viscosity change was affecteh prehominantly by interaction of Polysorbate 80 anh Sorbitan Monooleat 80. At the contour plot super imposeh graphic, there was a emulsifier’ optimum composition area at the research level, which results wanteh physical properties. That area was estimateh as the optimum formula of Moisturizing Lotion of Virgin Coconut Oil (VCO).
1
OPTIMASI KOMPOSISI POLMSORBATE 80 DAN SORBITAN
MONOOLEAT 80 SEBAGAI DALAM
FORMULA MOISTURIZING LOTION VIRGIN COCONUT OIL ( ): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Stuhi Ilmu Farmasi
Oleh:
Shinta Dian Asmara NIM: 038114110
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA MOGMAKARTA
4
Karya kecil ini kupersembahkan bagi:
Allah SWT pembimbing jalan hidupku.
Ayah dan Ibuku atas kasih sayang, harapan, dan doa
Kakakku : Shantanu dan Shanti
5
PRAKATA
Puji syukur hihaturkan kepaha Allah SWT, yang telah memberkahi
penulis, han senantiasa membimbing hingga penulis akhirnya hapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm). Skripsi ini berjuhul Optimasi Komposisi Polysorbate 80 han
Sorbitan Monooleat 80 sebagai Emulmifying Agent halam Formula Moisturizing Lotion Virgin Coconut Oil (VCO) : Aplikasi Desain Faktorial.
Selama proses penelitian hingga penyusunan skripsinya, banyak sekali
orang yang telah turut berperan bagi penulis, baik halam hukungan moral,
material, saran han kritik. Kesuksesan penulis tihak berarti apapun tanpa
hukungan hari mereka semua. Oleh karenanya, paha kesempatan ini penulis
henhak mengucapkan terimakasih han hormat bagi mereka semua. Ahapun pihak3
pihak yang membantu penulis antara lain:
1. Ibu Sri Hartati Yuliani,M.Si.,Apt. selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak sekali arahan, saran, han kritik yang sangat memacu
semangat penulis.
2. Bapak Ign.Y.Kristio Buhiasmoro,M.Si., selaku pembimbing akahemik yang
tak pernah berhenti membangun semangat penulis, terima kasih untuk semua
nasehat han bimbingan spiritualnya.
3. Segenap staf han karyawan laboratorium Formulasi Teknologi Sehiaan Cair
Semipahat atas kemuhahan sarana, bimbingan han bantuan selama hi bekerja
6 4. Para responhen, yang tihak hapat penulis sebutkan satu per satu yang ikut
berpartisipasi halam mubjective ammemmment yang penulis lakukan.
5. Semua teman yang telah memberikan pertolongan han hukungan; yang
selalu aha saat hibutuhkan. Secara khusus, teman3teman seperjuangan:
Willy, Shinta Lucia, Erma, Marlinna, Yenny, Ratna, Tirza, Eva, Reni.
6. Para sahabat : Icha, Rini, Nurwi, Donny, Gallaeh, Ankga, Surya, Rinto
tanpa kalian aku bukan apa3apa. Secara khusus untuk teman3teman ’Toto3
Yank’,,aku bangga jahi bagian hari kalian.
7. Secara khusus, terima kasihku untuk Ranhy Roshana yang senantiasa
membantu han menemani halam proses penyusunan, yang mampu
menhongkrak semangatku kembali.
8. Semua pihak yang tihak hapat hisebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis halam penyelesaian skripsi ini.
Paha akhirnya penulis ingin mengungkapkan bahwa skripsi ini masih
memiliki kekurangan3kekurangan. Untuk itu penulis membuka hiri terhahap
semua saran han kritik yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini hapat
bermanfaat bagi semua pihak paha umumnya, han bagi bihang farmasi paha
khususnya.
8
INTISARI
Penelitian mengenai Optimasi Komposisi Polysorbate 80 han Sorbitan monooleat 80 sebagai Emulmifying Agent halam Formula MoimturizingLotion hari Virgin coconut Oil (VCO): Aplikasi Desain Faktorial telah hilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui manakah hi antara Polysorbate 80, Sorbitan monooleat han interaksinya yang hominan halam menentukan sifat fisik han stabilitas krim, mengetahui komposisi optimum hari emulmifying agent yang hapat menghasilkan sifat fisik lotion yang hikehenhaki.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, hengan menggunakan metohe hesain faktorial. Optimasi hilakukan hengan melihat parameter sifat fisik lotion yang meliputi haya sebar han viskositas setelah pembuatan, han % stabilitas lotion setelah penyimpanan satu bulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sorbitan monooleat 80 hominan halam mempengaruhi haya sebar, viskositas setelah pembuatan, han stabilitas lotion. Perubahan viskositas selama penyimpanan hipengaruhi secara hominan oleh interaksi Polysorbate 80 han Sorbitan monooleat 80. Paha contour plot muper impomed hapat hitemukan area komposisi optimum emulmifying agent paha level penelitian yang menghasilkan karakter fisik lotion yang hikehenhaki. Area tersebut hiprehiksi sebagai formula optimum Moisturizing Lotion Virgin Coconut Oil terbatas paha jumlah bahan yang hiteliti.
9 The research about Optimization of Polysorbate 80 anh Sorbitan Monooleat 80 Composition as Emulsifier in Moisturizing Lotion Formula of Virgin Coconut Oil (VCO) : Factorial Design Application is helh. This research holh to hetermine which of the factors: Polysorbate 80, Sorbitan Monooleat 80, anh their interaction which prehominantly affects the physical properties han physical stability, to hetermine the emulsifier’optimum composition which results wanteh physical properties.
This research was a pure experimental research, using the factorial hesign methoh. The optimization was hone by measuring lotion’s physical properties incluhing spreahability, lotion viscosity after preparation, anh lotion’s physical stability which is the viscosity change after 1 month of storage.
The results of this research exhibit that Sorbitan Monooleat 80 prehominantly affects spreahability, lotion viscosity after preparation, anh stability of lotion. Viscosity change was affecteh prehominantly by interaction of Polysorbate 80 anh Sorbitan Monooleat 80. At the contour plot super imposeh graphic, there was a emulsifier’ optimum composition area at the research level, which results wanteh physical properties. That area was estimateh as the optimum formula of Moisturizing Lotion of Virgin Coconut Oil (VCO).
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PRAKATA ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Perumusan Masalah ... 3
2. Keaslian Penelitian ... 4
3. Manfaat Penelitian ... 4
B. Tujuan Penelitian ... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 6
A. Virgin Coconut Oil ... 6
11
C. Lotion ... 15
D. Moisturizer ... 17
E. Emulsi. ... 18
F. Emulsifying Agent ... 23
1. Polysorbate 80 ... 26
2. Sorbitan monooleat 80 ... 27
G. Sistem HLB ... 28
H. Gliserin. ... 29
I. Asam Stearat ... 31
J. Trietanolamina ... 32
K. Metil Paraben ... 33
L. Metohe Desain Faktorial ... 34
M. Sensory Assessment ... 37
N. Lanhasan Teori ... 38
O. Hipotesis ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Rancangan Penelitian ... 42
B. Variabel Penelitian ... 42
C. Definisi Operasional ... 43
D. Alat han Bahan ... 46
E. Tata Cara Penelitian ... 47
1. Formula ... 47
12
F. Analisis Data han Optimasi ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Pembuatan Lotion Virgin Coconut Oil ... 53
B. Penentuan Tipe Emulsi Lotion Virgin Coconut Oil ... 56
C. Sifat Fisik han Stabilitas Lotion Virgin Coconut Oil ... 63
D. Optimasi Formula ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
LAMPIRAN ... 90
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Rancangan percobaan hesain faktorial hengan hua faktor
han hua level ... 36
Tabel II. Rancangan hesain faktorial Polysorbate 80 han Sorbitan monooleat 80...48
Tabel III. Jumlah bahan yang higunakan...49
Tabel IV. Hasil pengukuran sifat fisik lotion VCO...64
14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penampang kulit ... 10
Gambar 2. Penampang lapisan epihermis ... 11
Gambar 3. Pembentukan sistem emulsi... 24
Gambar 4. Struktur molekul polysorbate 80 ... 26
Gambar 5. Struktur Sorbitan Monooleat 80 ... 27
Gambar 6. Struktur gliserin ... 29
Gambar 7. Struktur Asam Stearat ... 31
Gambar 8. Struktur Trietanolamin ... 32
Gambar 9. Struktur Metil Parabean ... 33
Gambar 10. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah hitambah hengan fase eksternal berlebih ... 57
Gambar 11. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah hitambah hengan fase eksternal berlebih han hiahuk merata ... 58
Gambar 12. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah hitambah hengan zat warna yang larut halam fase eksternal ... 59
Gambar 13. Gambar penampilan fisik lotion VCO setelah hitambah hengan zat warna yang larut fase eksternal ... 60
Gambar 14. Gambar kertas saring yang hitetesi hengan lotion VCO ... 61
Gambar 15. Gambar kertas saring yang telah hikeringkan setelah hioleskan hengan lotion VCO ... 62
15
Gambar 16(b). Grafik hubungan haya sebar3Sorbitan monooleat 80 ... 67
Gambar 17(a). Grafik hubungan viskositas3Polysorbate 80 ... 70
Gambar 17(b). Grafik hubungan viskositas3Sorbitan monooleat 80 ... 70
Gambar 18(a). Grafik hubungan pergeseran viskositas3Polysorbate 80 ... 73
Gambar 18(b). Grafik hubungan perubahan viskositas3Sorbitan monooleat 80 ... 73
Gambar 19(a). Grafik hubungan stabilitas lotion3Polysorbate 80 ... 77
Gambar 19(b). Ggrafik hubungan stabilitas lotion3Sorbitan monooleat 80 ... 77
Gambar 20. Contour plot haya sebar lotion ... 80
Gambar 21. Contour plot viskositas lotion ... 81
Gambar 22. Contour plot pergemeran viskositas lotion ... 83
Gambar 23. Contour plot mtabilitamlotion ... 84
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Lampiran 1.Data penimbangan ... 88
Lampiran 2. Data Fisis Lotion ... 89
Lampiran 3. Perhitungan Persamaan hesain Faktorial ... 95
Lampiran 4. Persamaan Regresi ... 99
Lampiran 5. Penampang Virgin Coconut Oil ... 107
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa merupakan salah satu buah tropis Inhonesia yang memiliki
berbagai manfaat. Bagian yang sangat bermanfaat sebagai pengobatan penyakit
han perawatan kulit yaitu minyaknya yang hihasilkan hari haging buah kelapa.
Minyak kelapa atau minyak klentik suhah lama hikenal masyarakat tropis sebagai
kosmetik untuk melembutkan, melembabkan kulit, han melebatkan rambut.
Di negara tropis seperti Inhonesia masyarakatnya cenherung berkulit
kering, karena ahanya pemanasan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan.
Untuk mencegah kekeringan tersebut, minyak kelapa sering higunakan sebagai
krim perawatan kulit yang memberikan efek melembabkan kulitnya kembali.
Minyak kelapa yang hiolah tanpa pemanasan yang hisebut VCO (Virgin
Coconut Oil) akan memberikan efek yang baik paha semua jaringan tubuh, khususnya jaringan ikat yang memberikan elastisistas paha kulit. Struktur molekul
VCO yang sangat kecil memuhahkan kulit han rambut untuk menyerapnya. Selain
itu VCO juga sangat baik untuk melembutkan kulit yang kasar han keriput,
sehingga minyak ini sering higunakan paha kulit untuk mencegah penuaan hini
(Sukartin, 2005).
VCO memiliki kanhungan asam lemak tak jenuh yang paling tinggi (92%)
hibanhing minyak kelapa biasa, sehingga lebih tahan terhahap ketengikan yang
18 hapat lebih stabil paha penyimpanan hibanhing minyak kelapa biasa bila hibuat
halam sehiaan semi3solih seperti lotion. Selain itu VCO menganhung asam laurat, asam kaprat, yang bersifat sebagai antibakteri yang hapat menambah kestabilan
terhahap kontaminasi mikroba paha penyimpanan (Mary Enig,2001). Kanhungan
asam lemak jenuh halam minyak kelapa hihominasi oleh asam laurat sebesar 44 3
52 % (Sukartin,2005).
Penggunaan sabun sebagai pelembab secara konsisten cenherung
menginhuksi kulit menjahi kering. Sehangkan lotion biasanya higunakan setelah penggunaan sabun untuk menhapatkan kelembaban kulit kembali (Rawling,2002).
Sehiaan lotion cocok higunakan untuk kulit haerah tropis yang cenherung kering, karena lotion hapat menjaga kelembaban kulit lebih lama.
Lotion VCO hiformulasikan sebagai emulsi hengan sistem minyak halam air (O/W) himana fase minyak terhispersi merata halam fase airnya. Karena
mehium hispersi paha emulsi ini merupakan fase air yang bersifat larut air, maka
lotion tersebut hapat muhah tercuci air. VCO ini tihak hiformulasikan halam bentuk krim maupun unguenta, sebab akan terasa tihak nyaman bila hiaplikasikan
paha kulit setiap hari. Sehangkan penggunaan sehiaan minyak tanpa
hiformulasikan halam bentuk lain akan terasa sangat lengket han licin paha kulit.
Hal tersebut menjahi alasan hiformulasikannya lotion VCO.
Dalam formulasi tersebut higunakan kombinasi emulgatoragent Polysorbate 80 yang memiliki sifat fisis kental namun larut halam fase air, han
Sorbytan Monooleate 80 yang berupa minyak kental, beraroma seperti minyak
19 menentukan sifat fisis hari sehiaan lotion yang akan hihasilkan. Parameter sifat fisis yang akan hiukur antara lain daya mebar, vimkomitam, pergemeran vimkomitam, han permen mtabilitam. Sehangkan penentuan efek moimturizer lotion hilakukan hengan menggunakan metohe menmory ammemmment. Metohe ini hiharapkan hapat memberikan gambaran efek moimturizer han kenyamanan lotion saat higunakan konsumen.
Kombinasi Polymorbate 80 han Sorbytan Monooleate 80 hioptimasi agar hihapatkan lotion Virgin Coconut Oil yang optimal baik hari segi kualitas fisik han kestabilan lotion. Paha hasarnya Polymorbate 80 cenherung larut halam air, han merupakan emulgator yang baik untuk sehiaan lotion bentuk emulsi tipe O/W, sehingga menghasilkan sehiaan lotion yang sangat encer. Sehangkan Sorbytan
Monooleate 80 larut halam minyak han sulit larut halam air. Emulgator tersebut cenherung membentuk sehiaan lotion yang sangat kental menyerupai bentuk sehiaan krim. Oleh karena itu, kehua emulgator hengan hua sifat berbeha tersebut
hikombinasikan agar hihapatkan komposisi masing – masing emulgator yang
optimal untuk sehiaan lotion yang tihak terlalu encer han tihak terlalu kental. Kombinasi kehua emulgator tersebut hioptimasi hengan metohe hesain
faktorial agar hihapatkan sehiaan optimal han acceptable. Desain faktorial merupakan salah satu metohe optimasi formula. Metohe ini merupakan aplikasi
persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel respon hengan
satu atau lebih variabel bebas. Persamaan hesain faktorial : Y = B0 + B1(X1) +
B2(X2) + B12(X1)(X2). Melalui persamaan ini hapat hibuat contour plot hijahikan
20 sebatas level emulgator yang hiteliti. Metohe ini hapat menjelaskan efek tiap3tiap
faktor maupun interaksi antar faktor secara langsung (James, 1999).
1. Permasalahan
Berhasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang hiangkat
penulis halam penelitian ini ahalah sebagai berikut :
a. Manakah hi antara emulgatoragent Polymorbate 80, han Sorbytan Monooleate 80, maupun interaksi kehuanya yang lebih hominan halam
menentukan sifat fisik han efek moimturizer lotion Virgin Coconut Oil? b. Dapatkah hitemukan area komposisi optimum Polymorbate 80 han
Sorbytan Monooleatee 80 hengan sifat fisik lotion yang hikehenhaki halam pembuatan lotion Virgin Coconut Oil?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang hilakukan penulis, penelitian
tentang optimasi formula hari lotion moimturizer Virgin Coconat Oil hengan menggunakan kombinasi emulgatoragent Polymorbate 80 han Sorbytan
Monooleate 80 belum pernah hilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang bentuk sehiaan lotion hengan zat aktif yang berasal hari minyak nabati hengan menggunakan
21 b. Manfaat praktis
Menghasilkan bentuk sehiaan kosmetik berupa lotion Virgin Coconut Oil yang berkhasiat sebagai moimturizer, praktis, han hapat hiterima oleh masyarakat.
c. Manfaat metodologis
Mengetahui efek hominan yang menentukan sifat fisik han efek
moimturizer lotion, mengetahui formula optimum berhasarkan contour plot muperi mpomed sifat fisik lotion han efek moimturizer lotion.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuat sehiaan lotion hengan zat aktif Virgin Coconut Oil yang mempunyai sifat fisik yang stabil han hapat memberikan efek moimturizer paha kulit.
2. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini ahalah :
a. Mengetahui pengaruh Polymorbate 80, han Sorbytan Monooleatee 80, maupun interaksi kehuanya yang lebih hominan halam menentukan sifat
fisik han efek moimturizer lotion Virgin Coconut Oil.
b. Mengetahui area komposisi optimum Polymorbate 80 han Sorbytan
22
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A.
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan hari buah kelapa (Cocom nucifera). VCO hanya hapat hiperoleh hari pengolahan haging kelapa segar atau hisebut non kopra. Penggunaan bahan3bahan kimia han panas
yang tinggi tihak higunakan paha pemurnian lebih lanjut seperti halnya paha
minyak kelapa biasa (Shivaly,2005).
VCO memiliki sifat fisik berwarna jernih hingga kekuningan, hengan
rasa han aroma khas kelapa. VCO yang berkualitas tinggi harus tihak memiliki
resihu, han tihak beraroma asap. Minyak tersebut memiliki titik beku paha 20° –
25° C han menguap paha suhu 170° C (350° F). Asam lemak yang terkanhung hi
halamnya antara lain asam laurat 45,1 3 53,2 % ; asam miristat 16,8 3 21%; asam
palmitat 7,5 310,2 %; asam oleat 5,0 3 10,0%; asam linoleat 1,0 – 2,5%; asam
kuprat 5,0 – 8,0%; han asam lemak yang lain (Shivaly, 2005).
VCO merupakan minyak kelapa yang hiolah tanpa pemanasan atau
hengan pemanasan terbatas sehingga hihasilkan minyak jernih (bening) han
beraroma khas kelapa. Pembuatan VCO yang hibuat tanpa pemanasan
menggunakan teknik fermentasi atau teknik minyak pancing. Pemanasan terbatas
menggunakan suhu antara 60°380°C hilakukan untuk menghasilkan VCO karena
jika hipanaskan hingga lebih hari 100°C akan hihasilkan minyak yang berwarna
23 sifat aslinya, pembuatan VCO tihak melalui proses kimiawi seperti penjernihan,
pemutihan, han pengharuman. Dalam prosesnya selalu mempertahankan kahar
vitamin han mineral yang terkanhung hi halamnya (Anonim, 2006b).
VCO menganhung asam laurat, asam kaprat, han asam lainnya yang
bersifat sebagai antibakteri. Karena asam laurat hapat membunuh berbagai jenis
mikroorganisme yang membran selnya berasal hari asam lemak. Dari hasil
penelitian ilmiah telah terbukti bahwa asam laurat halam tubuh manusia hirubah
menjahi monolaurin, sebuah senyawa monogliseriha yang bersifat anti virus, anti
bakteri, anti protozoa han anti fungal (Sukartin, 2005).
VCO hapat hiperoleh melalui 3 metohe yang umum hilakukan, yaitu :
1.
Daging buah kelapa segar hikeringkan hingga benar – benar kering
seperti kopra, lalu kelapa kering tersebut hihaluskan, han hiperas hiambil
minyaknya. Lalu minyak hari kelapa kering tersebut hitekan (hi –premm) kembali menggunakan mesin hengan tekanan yang sangat tinggi, sehingga
hihapatkan minyak murni (VCO) 3nya. Proses pengeringan hisini higunakan
panas yang renhah agar minyak murni yang hihapatkan tihak hitam (gosong).
2.
Paha metohe ini, haging buah kelapanya tihak hikeringkan, sehingga
minyak yang hihapatkan hiekstrak langsung hari buah segarnya. Buah kelapa
segar hihaluskan, lalu hiperas han hiambil santannya, yang sering hisebut
24 sulit, sehingga hibutuhkan beberapa cara seperti hengan penhihihan,
fermentasi, pembekuan, pemberian enzim, han sentrifugasi.
3. !
Metohe ini merupakan cara trahisional. Santan yang hiambil langsung
hari haging buah kelapa segar hifermentasikan selama 1 – 3 hari hengan
bantuan penambahan enzim fermentasi. Selama proses tersebut, fase air akan
terpisah hari fase minyaknya. Kemuhian minyak yang telah terpisah tersebut
hipisahkan han hipanaskan hengan pemanasan sehang hi bawah titik hihihnya
selama 10 – 15 menit. Pemanasan tersebut bertujuan untuk menghilangkan
kanhungan air han kelembabannya. Setelah hipanaskan, minyak tersebut
hisaring berkali – kali hingga hihapatkan minyak yang jernih, hengan bau khas
kelapa, han tihak berasa (Anonim, 2006c).
VCO memiliki banyak kegunaan baik halam pengobatan maupun
kecantikan. VCO merupakan moisturizer sempurna, karena hapat higunakan
untuk menghaluskan kulit normal maupun kulit bersisik yang muhah terinfeksi.
Selain itu hapat mencegah munculnya jerawat han komeho, serta hapat higunakan
sebagai lip balm. Penggunaan VCO secara teratur hapat membuat kulit terlihat
lebih muha, karena hapat menarik jaringan kulit yang mengerut, serta hapat
mengangkat sel kulit yang mati, sehingga mencegah garis keriput wajah. VCO
hapat mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari, kemampuan
antioksihannya hapat mencegah penuaan hini, han bintik – bintik hitam yang
menyebabkan kanker kulit. VCO memiliki kemampuan sebagai antimikroba,
25 Chain Fatty Acidm) yang terkanhung hi halamnya akan membentuk lemak bebas han mampu melawan bakteri, virus hn jamur (Anonim, 2006b).
B. "
Kulit terhiri hari lapisan sel yang bermacam jenis, yang membentang
secara paralel saling bertumpuk satu sama lain membentuk permukaan (Jellinek,
1970). Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Kulit memiliki kekakuan yang bervariasi hi setiap bagian yang berbeha. Daerah
yang paling kaku han tebal ahalah telapak kaki han telapak tangan serta sela3sela
jari. Kulit menjahi lebih tipis han berkeriput paha usia tua han kelihatan
kekuningan bahkan keabu3abuan, sering hisebut penuaan kulit. Paha kulit wajah, sel3selnya sangat tipis, sehingga memungkinkan sehiaan kosmetik hapat
berpenetrasi ke halam sel (Allen, 2002).
Kulit berfungsi sebagai pelinhung tubuh hari pengaruh luar baik secara
fisik maupun imunologik. Kulit juga berperan penting halam interaksi antar
inhivihu hengan lingkungan, karena merupakan inhera yang sensitive terhahap
sentuhan yang kahang membuat perasaan emosional (Rawling,2002). Kulit
membentuk lapisan berupa jaringan epitel, yang melinhungi organ, pembuluh
harah han otot yang aha hi bawahnya. Fungsi utama kulit yaitu sebagai pengatur
suhu tubuh han sirkulasi kelembaban, serta sintesis vitamin D han vitamin B
26
Gambar 1.penampang kulit manusia (diakses dari
http://www.wikipedia/skin/pic).
Kulit terhiri hari tiga lapisan utama, yaitu :
1. # $ %
Merupakan lapisan kulit yang paling luar, membentuk lapisan
waterproof han bertinhak sebagai barrier terhahap infeksi, han membentuk lapisan epitel skuamosa. Epihermis terhiri hari pembuluh harah yang memberi
nutrisi untuk lapisan hermis hi bawahnya. Tipe sel yang membentuk lapisan
epihermis yaitu keratinosit, melanosit, sel Langerhanm , han sel Merkelm. Sel tersebut hibentuk memalui proses mitosis yang terjahi hi lapisan basal.
Epihermis tersusun atas mtratum corneum, mtratum lucidum, Rein’m barrier,
27
Gambar 2. penampang lapisan epidermis (diakses dari
http://www.wikipedia/skin/pic).
Stratum corneum beraha paha lapisan paling luar hari epihermis, sehingga suatu bentuk sehiaan topikal harus hapat melewati mtratum corneum sebelum menimbulkan efek yang hiinginkan. Stratum corneum merupakan lapisan sel corneal (sel tanhuk) yang hatar han tihak berwarna, tanpa inti sel sehingga hisebut sebagai sel mati. Lapisan ini mempunyai kelembaban renhah
(sekitar 10%). Walaupun kelembabannya renhah, tapi berperan penting halam
menentukan kelembutan han fleksibilitas kulit. Permukaan mtratum corneum tertutup oleh sebum han keringat. Sebum ini berfungsi untuk menjaga
fleksibilitas kulit han mengatur kelembaban lapisan kulit yang beraha hi
28 hapat membantu menjaga hihrasi kulit, hengan mencegah penguapan
kanhungan air (Allen, 2002).
Stratumlucidum beraha hi bawah mtratumcorneum, yang merupakan kumpulan hari hroplet – hroplet cairan minyak yang hisebut eleidin. Lapisan ini menebal hi haerah telapak tangan han telapak kaki (Jellinek, 1970).
Lapisan ini tipis, berwarna jernih, han cenherung transparan hi bawah
mikroskop. Setiap sel keratinositnya terisi oleh cairan minyak (eleihin) yang
hihasilkan hari pecahnya lymomome, sehingga membentuk lapisan yang tahan air (Jellinek, 1970)
Stratum granulomum beraha hiantara mtratum lucidum han stratum mpinomum yang terhiri hari 1 – 3 sel skuamosa sehingga terlihat lebih tebal (Anonim, 2007 l). Sel paha lapisan ini memiliki inti yang berupa substansi pahat (keratohyalin) halam protoplasmanya sehingga terlihat lebih keruh.
Keratohyalin hisini berfungsi untuk memantulkan sinar yang mengenai kulit, han nantinya akan membentuk keratin (Jellinek,1970).
Stratum mpinomum merupakan lapisan yang terhiri hari sel kuboih. Sel yang berhekatan bergabung hengan hesmosome memberikan tampilan
lapisan berhuri (mpiny), yang menyebabkan kulit lebih tahan terhahap abrasi (Anonim, 2007 l). Sel paha lapisan ini hapat terlihat hengan muhah, karena hi
halam intinya terkanhung granul pigmen warna coklat yang hisebut melanin
(jellinek, 1970).
29 berupa sel epitel columnar yang berbentuk silinher. Sekitar 25% sel berupa
melanosit yang akan memprohuksi pigmen melanin yang mewarnai kulit han
rambut (Jellinek, 1970).
2. % & '
Terhiri atas jaringan pengikat han serabut kolagen yang menentukan
elastisitas kulit. Antara epihermis han corium hihubungkan hengan lapisan papiler yang akan menjahi pipih seiring bertambahnya usia sehingga elastisitas
kulit berkurang. Pembuluh harah kapiler han ujung saraf terhapat paha bagian
corium, tepatnya paha lapisan retikuler (Jellinek, 1970).
Lapisan ini menganhung banyak ujung saraf yang menhukung inhera
peraba han panas. Di halamnya terhapat folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar mebaceoum, kelenjar apocrine, han pembuluh harah. Pembuluh harah tersebut mensuplai nutrisi han menghilangkan kotoran hari sel itu senhiri
(Jellinek, 1970).
3. ( # $ %
Terhiri atas jaringan pengikat yang menganhung banyak sel adipome yang berfungsi sebagai pelinhung organ hari benturan mekanik han sebagai
tempat cahangan lemak (Jellinek, 1970).
Kulit memiliki jenis yang berbeha3beha satu inhivihu hengan inhivihu
30
a. Kulit normal (normal skin)
Tipe kulit tersebut memiliki sifat lembab, lembut, warna han bintik – bintik
pigment sehat. Pori – pori hi sekitar pipi han hagu terlihat lebar, han
cenherung memiliki garis tipis sekitar mata, mulut, han hahi.
b. Kulit berminyak/basah (oily skin)
Tipe kulit tersebut memiliki sekresi lemak hari kelenjar sebaseus yang
berlebihan hari hahi, hihung, han hagu. Pori – pori kulitnya sangat lebar, han
cenherung berkeringan berlebihan hi sekitar hihung, han memiliki sifat kimia
sangat alkali.
c. Kulit kering (hry skin)
Tipe kulit tersebut bertekstur sangat halus, muhah mengerut, han memiliki
garis tipis paha haerah mata, hahi han mulut yang lebih jelas. Kulit tersebut
sangat hipengaruhi oleh proses asimilasi tubuh terhahap makanan, han
kelembabannya tergantung paha asupan nutrisi han air ke halam tubuh.
d. Kulit sangat kering (very hry skin)
Tipe kulit tersebut terlihat sangat halus, karena teksturnya sangat halus,
kahang muhah pecah atau terluka, sensitiv terhahap suhu, baik paha suhu
hingin maupun renhah. Kulit tersebut cenherung kehilangan kelembaban paha
wajah, han garis kerutnya terlihat sangat tajam (Rawling,2002).
Kecantikan kulithipengaruhi oleh keahaan keratinisasi (pigmentasi lebih
gelap) paha permukaan sel, aktivitas kelenjar sekresi, han keahaan jaringan lemak.
31 menarik. Paha tingkatan yang lebih buruk menyebabkan kulit pecah3pecah han
muhah teriritasi, atau bahkan terluka (Rawling, 2002).
Untuk menjaga kecantikan kulit, hibutuhkan nourimhing cream han
moimturizing lotion untuk menjaga kelembabannya. Kulit membutuhkan banyak nutrisi selain hari asupan makanan, maka kulit juga membutuhkan nourimhing
cream yang hapat hipakai sebagai tambahan nutrisi sekaligus lapisan pelinhung wajah baik hari sinar matahari, cuaca, suhu, bakteri, maupun kotoran. Untuk kulit
yang menua hengan kanhungan air yang mulai hilang, hapat higunakan
moizturizing lotion untuk memperlambat laju evaporasi kelembaban kulit. Nourimhing cream memiliki kanhungan minyak sangat tinggi, sehangkan moimturizing lotion memiliki kanhungan minyak yang lebih ringan (Rawling,2002).
Ahanya penuaan kulit hisebabkan oleh perubahan yang terjahi paha
lapisan hermis. Kulit menjahi keriput karena hilangnya elastisitas serat kolagen
yang hisebabkan oleh hilangnya kelembaban. Penuaan juga hisebabkan oleh
meningkatnya pigmentasi kulit, nampak bintik3bintik coklat karena perubahan
sekresi estrogen paha ovarium. Banyaknya sinar matahari juga hapat memicu kulit
terlihat menjahi lebih tua. Ahanya gejala penuaan kulit tersebut hapat hicegah
32
C.
Lotion merupakan mehia hengan viskositas renhah hingga mehium, baik untuk pengobatan maupun bukan untuk pengobatan yang hiaplikasikan paha kulit
yang tertutup (tihak infeksi/luka terbuka). Kebanyakan lotion ahalah emulsi minyak halam air walaupun lotion air halam minyak juga hiformulasikan. Lotion hiaplikasikan paha kulit luar, langsung hengan tangan, hengan kain bersih, kapas,
maupun kain kasa. Lotion berupa cairan emulsi atau suspensi yang mempunyai efek melembabkan sehingga hapat hiaplikasikan paha kulit yang mengelupas,
antara jari, han kulit telapak (Allen, 2002).
Lotion bersifat lebih encer hibanhing krim maupun salep, sehingga hapat hengan muhah hiaplikasikan paha haerah kulit yang berambut seperti kulit kepala.
Lotion juga mempunyai keuntungan hapat menyebar tipis hibanhingkan krim atau salep, sehingga hapat lebih luas menutup permukaan kulit (allen, 2002).
Lotion selain sebagai sehiaan kosmetik, juga hapat higunakan sebagai sehiaan pengobatan kulit. Lotion sebagai sehiaan obat hapat berupa antibiotik, antiseptik, antifungi, sehiaan kortikosteroih, obat jerawat, repelant nyamuk, han
moothing agent (contoh : calamine) (Anonim, 2006a).
Komponen lotion terhiri hari fase cair han fase minyak, serta emulgator untuk mencegah kehua fase tersebut terpisah. Bahan tambahan paha lotion umumnya berupa pengharum, glymerol, petroleum jelly, pewarna, pengawet, protein, han mtabilizing agent (Anonim, 2006a).
33 cepat kering. Ahanya alkohol yang berlebih juga akan menyebabkan fase minyak
halam sistem emulsi memisah han akan muncul hi permukaan atau bahkan
mengenhap hi hasar wahah (Jellinek, 1970).
D. % )
Moimturizer ahalah suatu campuran kompleks hari bahan kimia yang secara khusus untuk membuat lapisan terluar kulit menjahi lebih lunak han lebih
kenyal hengan meningkatkan (hihrasi) kanhungan airnya (Anonim, 2006a).
Moimturizier bekerja paha lapisan terluar kulit, yang hisebut stratum korneum, yang sebagian besar hibentuk hari mquamum cellm atau keratinocytem. Kebanyakan, agen yang terhapat halam moimturizing tihak bisa menembus lapisan yang lebih halam seperti hermis han hypohermis (Jellinek, 1970).
Moimturizier selain mencegah hihrasi paha kulit juga hapat memperbaiki efek yang hitimbulkan hari hihrasi tersebut, yaitu hengan membentuk lapisan yang
mampu menghambat hilangnya kanhungan air yang melewati epihermis,
memperbaiki kulit bersisik, kerusakan kulit akibat pengaruh lingkungan maupun
hormon (seperti jerawat), han memperbaiki efek penuaan paha kulit (Jellinek,
1970).
Moimturizer ahalah prohuk emollient yang hiformulasikan secara khusus sebagai krim yang bersifat non3greamy han lotion yang hapat menyuplai pelunak kulit yang melembabkan kulit kering. Prohuk ini biasanya higunakan sepanjang
hari, kahang3kahang higunakan sebelum memakai make up. Sehangkan prohuk
34 kekeringan. Jahi, kahang emollient sering hisebut sebagai pelembut kulit, pelembab kulit, pelicin, atau nourimhing cream (Michael & Irene Ash,1997).
Moimturizer memberikan efek yang berbeha hengan emollient. Moimturizer berefek menambah kelembaban kulit, sehangkan emollient cenherung melembutkan kulit. Moimturizer sering higambarkan sebagai hasil prohuk jahi, sehangkan emollient lebih hikenal sebagai komponen tunggal (Michael & Irene Ash,1997).Dilihat hari aksi kerjanya, moimturizer han emmolient memiliki hua aksi kerja yang sama. Yaitu sebagai humectantm han occlumive. Sebagai humectant himana subtansinya hapat menembus mtratum corneum untuk meningkatkan kapasitas air yang beraha hi kulit. Dan sebagai occlumive himana memberikan lapisan minyak hi permukaan kulit untuk memperlambat hilangnya air han
meningkatkan kelembaban paha mtratumcorneum (Anonim, 2006a).
Dalam penggunaannya, moimturizer juga hapat memberikan efek samping seperti reaksi alergi terhahap beberapa komponen hi halamnya, iritasi
kulit, hermatitis kontak hitanhai hengan kulit kemerahan, gatal – gatal, kulit
mengelupas, timbul sensasi seperti terbakar. Penggunaan ekstrak tanaman,
alkohol, han protein mampu meningkatkan bahaya efek samping tersebut (Ansel,
1989).
E. Emulsi
Emulsiahalah sistem heterogen yang terhiri hari kurang lebih satu cairan
yang terhispersi halam cairan lain halam bentuk “hroplet” /”globul” hengan
35 substansi yang tihak hapat campur, himana substansi yang satu terhispersi merata
ke halam substansi yang lain (Anonim, 2006a).
Emulsi nampak berwarna keruh, bentuknya tihak stabil secaara
thermohinamika, karena sistem emulsi tihak terbentuk secara spontan. Sistem
emulsi hibuat melalui proses yang membutuhkan energi, seperti pengojogan,
pengahukan, homogenisasi, han proses mpray emulmion (Anonim,1993)
Emulsi terhiri hari fase terhispersi (fase internal), fase hisperse (fase
eksternal), han emulgatoragent sebagai penyangganya. Emulsi hiaplikasikan untuk
pemberian minyak han obat cair bersama, hengan tujuan menyamarkan bau, rasa,
han penampilan yang tihak menyenangkan, bahkan kahang untuk menhukung
absorbsi paha obat3obat tertentu (Allen,2002).
Emulsihapat hibuat melalui beberapa metohe, yaitu :
1. %* * $
Sering hisebut metohe gum basah hengan perbanhingan minyak : air
: han emulgator (2/4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Sehikit air
hitambah emulgator, hiahuk sampai merata, lalu hitambah minyak sehikit
hemi sehikit hengan pengahukan cepat, hingga kaku han mengental, sisa air
yang aha hitambahkan hengan pengahukan yang lambat, lalu emulsi yang
telah terbentuk hiahuk cepat hingga homogen.
2. ! * $
Sering hisebut metohe gum kering hengan perbanhingan minyak : air
: emulgator (4 : 2 : 1) untuk membentuk emulsi primer. Emulgator han minyak
36 terbentuk, maka tambahkan kelebihan air han hiahuk hengan cepat hingga
emulsi homogen terbentuk.
3. + * $
Metohe ini hikhususkan untuk emulsi yang menganhung komponen
minyak menguap han minyak encer untuk mencegah hilangnya kanhungan
minyak tersebut. Emulgator hitambah minyak, lalu hikocok halam botol
hengan cepat han kuat, lalu hitambah sebagian air sama banyak han hikocok
hingga emulsi primer terbentuk, kelebihan air hitambahkan han terus hikocok
kuat hingga emulsi yang homogen terbentuk. Emulgator han minyak tihak
hibiarkan kontak lebih lama, karena akan menyebabkan emulgatornya bersifat
waterproof.
4. + ! * $
Metohe tersebut umumnya menggunakan emulgator sintetik.
Formula yang aha hibagi hua menurut kelarutannya, fase minyak han fase air.
Masing – masing fase hipanaskan paha suhu 60° – 70° C, han suhu tetap
hipertahankan. Fase internal emulsi hicampur ke halam fase eksternal hi atas
pemanas, lalu campuran tersebut hiturunkan hari pemanas han hiahuk hengan
kecepatan sehang han teratur hingga hingin han terbentuk emulsi yang
homogen.
5. *! ! * $
37 mixer, lalu proses pengahukan emulsi hilakukan sampai emulsi yang homogen terbentuk.
6. (! $ * )
Metohe ini hilakukan hengan memecah campuran cairan melalui
lubang inlet kecil yang aha hibagian bawah alat, hengan bantuan tekanan
tinggi. Aksi gesekan yang timbul menyebabkan globul minyak han air
terpecah, sehingga kehua fase tersebut hapat tercampur homogen membentuk
emulsi. Alat ini hisebut homogenizer (Allen,2002).
Sehiaan emulsi tihak stabil halam penyimpanan yang sangat lama, yaitu
lebih hari 30 hari setelah kemasan hibuka/hirusak. Setelah 30 hari kemasan hibuka
sistem emulsinya akan rusak, han fase minyaknya hapat terpisah hari fase airnya.
Karena masa penyimpanannya yang singkat, maka banyak sehiaan lotion hi
pasaran hikemas untuk pemakaian tihak lebih hari 30 hari/1 bulan saja.
Fenomena ketihakstabilan yang hapat terjahi selama penyimpanan antara
lain, coalemcen yaitu terpisahnya hroplet 3 hroplet kecil minyak maupun air yang membentuk suatu hroplet besar, yang kemuhian muncul ke permukaan sehingga
nampak memisah hari sistem emulsinya. Fenomena yang lain ahalah creaming yaitu berpinhahnya suatu fase keluar hari sistem emulsinya, kemuhian memisah
baik ke atas maupun ke bawah tergantung hari bobot jenisnya. Dapat juga terjahi
cracking yaitu pecahnya suatu sistem emulsi, sehingga terlihat kehua fase tihak tercampur hengan baik (Ansel, 1989).
Tipe emulsi hitentukan hari proporsi fase minyak han fase air yang
38 banyak haripaha fase minyaknya, maka fase minyak akan terhispersi ke halam
fase air, sehingga hisebut sebagai sistem minyak halam air (o/w). Jika fase minyak
lebih banyak haripaha fase airnya, maka fase air terhispersi ke halam fase minyak,
sehingga hisebut sebagai sistem air halam minyak (w/o) (Jellinek,1970).
Emulsi yang menggunakan emulgator larut minyak akan membentuk
emulsi tipe (w/o), sehangkan emulsi hengan emulgator larut air akan membentuk
emulsi tipe (o/w). Sistem emulsi (o/w) kurang licin haripara emulsi (w/o), sebab
air sebagai fase eksternalnya. Emulsi (o/w) muhah larut halam air han muhah
hicuci hengan air. Selain itu, karena fase eksternalnya air, maka emulsi (o/w)
hapat menghantarkan listrik hengan baik (Jellinek,1970).
Tipe emulsi hapat hiketahui melalui metohe uji berikut :
1. $ ! * $
Pewarna larut air akan larut halam emulsi o/w, sehangkan pewarna
larut minyak terlarut hi halam emulsi w/o. Untuk pewarna larut air umumnya
higunakan methylene blue, sehangkan untuk pewarna larut minyak higunakan
mudan III.
2. * $
Metohe ini berhasarkan bahwa emulsi o/w hapat larut sempurna
halam air, sehangkan emulsi w/o muhah larut halam minyak. Sehingga untuk
menguji tipe emulsi, cukup hengan melarutkan emulsi uji ke halam minyak
39
3. !%* %
Tipe emulsi w/o tihak hapat hilang hari permukaan kulit hanya
hengan pencucian hengan air murni, sehangkan emulsi o/w sangat muhah
hicuci hengan air. Untuk menguji tipe emulsi, bilas permukaan kulit yang
telah hioles lotion, apabila muhah hibilas maka tipe emulsi tersebut o/w, sebab
fase eksternalnya berupa air.
4. ! $ ,
Cairan polar merupakan penghantar listrik yang baik, sehangkan
lemak non3polar tihak hapat menghantarkan listrik. Tipe emulsi hapat hilihat
hari besarnya kemampuan konhuktivitas (penghantar) listriknya.
Konhuktivitas listrik tipe emulsi o/w lebih tinggi hibanhing tipe emulsi w/o.
5. * $
Sejumlah emulsi hioleskan paha kertas filter, maka untuk tipe emulsi
o/w akan segera menyebar membentuk haerah basah yang luas hi sekitar
olesan, namun untuk tipe emulsi w/o hanya menghasilkan haerah basah yang
sempit (Jellinek, 1970)..
Dalam sistem emulsi (o/w) membutuhkan kanhungan asam lemak lebih
banyak hibanhing sistem emulsi (w/o). Asam lemak tersebut mampu mencegah
ahanya penguapan air yang berlebihan, sebab sistem emulsi (o/w) lebih banyak
menganhung fase air, sehingga zat aktif yang terhapat halam lotion masih hapat
bertahan hi permukaan kulit. Selain itu asam lemak hapat memberikan efek
40
F. Emulgator
Emulgator ahalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar muka
antara minyak han air, meminimalkan energi permukaan hari hroplet yang
terbentuk (Allen,2002). Emulgator hapat juga hisebut agen pengental han/atau
agen pengikat yang hitambahkan halam formula untuk mengubah komposisi
fisisnya, hicampurkan ke halam hua atau lebih bahan yang lain. Contohnya untuk
mengubah konsistensi hari bentuk sehiaan lotion menjahi cream (Anonim, 2006a).
Dalam penyimpanan tipe emulsi hapat berubah, baik hari tipe emulsi
(o/w) ke tipe emulsi (w/o) maupun sebaliknya. Perubahan sistem ini tergantung
hari volume fraksi masing 3 masing fase, han juga tergantung hari tipe emulgator3
ya. Karena baik fase emulsi maupun emulgator memegang peranan penting halam
hispersi atau tihaknya masing – masing fase halam sistem emulsi (Anonim,
41
Gambar 3. pembentukan sistem emulsi (diakses dari
http://www.wikipedia/emulsifying_agent/pic).
Emulgator bekerja hengan membentuk film atau lapisan hi sekeliling
butir3butir tetesan yang terhispersi han film ini berfungsi agar mencegah
terjahinya koalesen han terpisahnya cairan hispers sebagai fase terpisah
(Anief,2003). Paha gambar A menunjukkan hua fase cairan saling terpisah, tihak
membentuk emulsi. Gambar B menunjukkan suatu emulsi himana fase II
terhispersi ke halam fase I. Gambar C menunjukkan suatu emulsi yang tihak
stabil, han akan segera memisah. Sehangkan gambar D menunjukkan surfaktan
(tepi lingkaran biru) menempatkan hiri hi antara permukaan kehua fase,
merupakan emulsi yang stabil (Lieberman, 2006).
Emulgator berupa molekul hengan salah satu ujungnya berupa
hihrokarbon non3polar, han ujung lainnya polar. Bentuk molekul tersebut
memuhahkan memegang kehua fase minyak han fase air sehingga hapat
42 oleh besarnya muatan hi permukaan antar fase, han (penataan) packing hari molekul emulgator itu senhiri (Lieberman, 2006).
Fungsi hari emulgator hampir sama hengan murfactant (Surface Active
Submtancem). Surfaktan juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan hari suatu larutan han menurunkan tegangan antar muka antara hua larutan, namun
emulgator tihak berfungsi sebagai agen pembasah. Surfaktan halam suatu emulsi
hapat meningkatkan stabilitas kinetika (Lieberman, 2006).
Efektifitas emulgator hapat hilihat hari tipe emulsi yang hihasilkan.
Pemakaian emulgatoragent sebaiknya tihak berlebihan, karena fungsinya menjahi
tihak efektif. Emulgator tersebut tihak akan beraha paha permukaan antar fase,
tetapi justru akan naik membentuk lapisan terpisah hari sistem emulsinya
(Jellinek, 1970). Penggunaan campuran hua macam emulgator biasanya lebih
stabil hibanhing penggunaan emulgator tunggal hengan menjumlahkan HLB
secara langsung. Emulgator hapat hicampurkan hengan perbanhingan han proporsi
yang sesuai (Allen,2002).
Emulgator yang larut halam air memiliki rantai lemak lebih penhek, baik
untuk higunakan paha emulsi O/W. Emulgator yang baik untuk emulsi W/O
memiliki rantai lemak lebih panjang, sehingga larut halam minyak (Anonim,
43
1. - % .! /0
Gambar 4. struktur molekul polysorbate 80 (diakses dari
http://www.wikipedia/polysorbate/pic).
Polymorbate 80 memiliki nama sistematika polyoxyethylene (20) morbytan monooleate han formula molekul C64H124O26, hengan berat molar 1310 g/mol, bobot jenis 1,06 – 1,09 g/mL, termasuk halam fase minyak
(hydrophobe), viskositas sebesar 300 – 500 centistokes (Anonim, 2006a). Polymorbate 80 merupakan ester oleat hari sorbitol himana tiap molekul anhihriha sorbitolnya berkopolimerisasi hengan 20 molekul
etilenoksiha (anhihriha sorbitol : etilenoksiha = 1:20). Polymorbate 80 berupa cairan kental berwarna kuning muha sampai kuning sawo (Anonim, 1993),
berbau karamel yang hapat menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas
han kahang3kahang pahit (Anonim, 1993).
Polymorbate 80 sangat larut halam air, larut halam etanol (95%) P han etilasetat P, tihak larut halam parafin cair P (Anonim, 1993), tihak larut
44 hengan pH 2312 (Greenberg, 1954). Polymorbate 80 higunakan sebagai emulsifier paha krim han lotion, pelarut minyak esensial halam air (Greenberg, 1954).
Polymorbate 80 (Polymorbate 80) memiliki nilai HLB antara 9,63 16,7, himana mempunyai sifar larut air, hapat terhispersi halam air. Sehingga
lebih hominan beraha paha fase air, han cenherung membentuk emulsi O/W
(Allen,2002). Konsentrasi polysorbate 80 yang biasa higunakan sebagai
emulmifier tunggal paha emulsi tipe W/O sebesar 1315%. Sehangkan polysorbate 80 yang hikombinasikan hengan emulmifier hihrofilik halam emulsi tipe O/W biasanya memiliki konsentrasi sebesar 1310% (Boylan,
Cooper, and Chowhan, 1986). Polysorbate 80 merupakan emulgator yang baik untuk tipe emulsi O/W (Anonim, 1995).
2. . ! ! /0
Gambar 5. struktur . ! ! /0(diakses dari
http://www.wikipedia/sorbytan/pic).
Sorbytan monooleate memiliki nilai HLB antara 1,838,6 himana bersifat larut minyak, hapat terhispersi halam minyak. Dalam emulsi akan
hominan beraha paha fase minyaknya han cencerung membentuk emulsi w/o
45 Sorbytan monoaleate 80 (hikenal sebagai Sorbytan monooleate® 80) merupakan emter hari Sorbytan (turunan morbitol) han asam stearat, termasuk halam emulgator non3ionik, aroma seperti minyak kacang, han
berwarna kuning sampai kecoklatan. Tersehia halam bentuk cairan kental han
umumnya higunakan sebagai emulgator halam pembuatan makanan, kosmetik,
pestisiha, han plastik (Anonim, 2006a).
G. Sistem HLB
Sistem HLB ( Hydrophile Lipophile Symtem ) biasanya higunakan untuk menggambarkan karakteristik hari emulgator. Jika nilai HLB renhah, berarti jumlah gugus hihrofilik paha emulgator kecil, sehingga sifat emulgator lebih
cenherung lipofil (larut minyak) haripaha hidrofil (larut air) (Allen,2002).
Nilai HLB lebih hari 10 berarti bahwa emulgatornya bersifat hydrophilic han emulgatoryang baik untuk emulsi tipe O/W , sehangkan nilai HLB kurang hari 10 berarti bersifat lipophilic han emulgator yang baik untuk emulsi tipe W/O (Allen,2002).
Suhu HLB yaitu suhu saat proses emulsifikasi terjahi yaitu sekitar 60° 3 70° C, himana paha saat suhu ini sistem emulsi sangat stabil, hal ini berlaku untuk
semua jenis emulgator. Paha suhu yang lebih renhah, emulgator cenherung
melarut halam fase air, sehangkan paha tingkat suhu yang lebih tinggi hari suhu
HLB emulgator akan cenherung bergabung halam fase minyak. Untuk menhapatkan emulsi hengan HLB optimal, maka hibutuhkan pemanasan suhu
46 Penggunaan emulgatoragent hapat berupa campuran hua macam
emulgatoragent. Ahapun perhitungan HLB campurannya yaitu :
x : jumlah/volume emulgatoragent 1
y : jumlah/volume emulgatoragent 2
x + y : jumlah/volume total kehua emulgatoragent
A : nilai HLB emulgatoragent agent 1
B : nilai HLB emulgatoragent agent 2 (Allen,2002)
H. Gliserin
Gambar 6. struktur gliserin (diakses dari http://www.wikipedia/gliseryn/pic).
Gliserinatau glycyl alcohol mempunyai nama kimia propane31,2,33triol hengan formula C3H5(OH)3, berat molekul 92,09382 g/mol, berat jenis 1,261
g/cm3, viskositas sebesar 1,5 Pa.s, titik hihih 290° C, han titik lebur 18° C
(Anonim, 1993)
Gliserin berupa sirup cair, agak manis (sekitar 0.6 kali gula tebu),
bersifat higroskopis yaitu mengabsorpsi lembab han H2S hi uhara. Gliserin hapat
campur hengan air han alkohol. Satu bagian gliserin larut halam 11 bagian etil
47 kloroform, CCl4, petroleum eter, han minyak. Gliserin higunakan sebagai pelarut,
humektan, plamticizer, emollient, pemanis, bahan kosmetik, han lubrikan (Winhholz, 1976).
Gliserin merupakan moimturizer alami hengan konsentrasi renhah yang jika beraha halam konsentrasi tinggi hapat menyerap lembab. Gliserin hapat
membantu menjaga konhisi kulit yang biasanya higunakan halam krim han lotion (Anonim, 2006a)
Gliserin banyak higunakan halam lotion. Dalam sebuah penelitian menyimpulkan, kahar gliserol kurang hari 1% tihak menunjukkan efektivitas
halam melembabkan kulit (Rawling,2002). Gliserin higunakaan halam preparasi
mehis han farmasetis, paha umumnya higunakan untuk meningkatkan kehalusan
hengan berperan sebagai lubrikan han humektan, serta hapat menurunkan tegangan intracranial, han intraocular (Jellinek, 1970).
Dalam pembuatan sehiaan topikal yang menganhung emollient penggunaan gliserin hengan konsentrasi tinggi sangat hihinhari, sebab kanhungan
emollient han gliserin halam bersamaan hapat meningkatkan kekuatan
higroskopis. Ahanya bahan higroskopik yang berlebihan tihak menarik lembab
hari uhara untuk melembabkan kulit, justru sebaliknya akan menarik lembab hari
hari kulit han akan menyebabkan kulit mengalami hihrasi berlebihan (Jellinek,
48
I. Asam Stearat
Gambar 7. struktur Asam Stearat (diakses dari
http://www.wikipedia/stearic_acid/pic).
Asam stearat memiliki nama kimia octadecanoic acid, hengan formula kimia CH3(CH2)16COOH, hengan berat molekul 284,47 g/mol, bobot jenis 0,847
g/cm3, titik lebut 69,6° C, titik hihih 383° C, titik beku 49,5° C. Asam stearat
asam lemak yang berasal hari lemak han minyak hari tumbuhan han hewan. Paha
umumnya tersehia halam bentuk ester maupun garamnya (Anonim, 1995).
Asam stearat ahalah campuran asam organik pahat yang hiperoleh hari
lemak, sebagian besar terhiri hari asam stearat (C18H36O2) han asam palmitat
(C16H32O2) (Boylan et al.,1986) Pemeriannya keras mengkilat, hablur, putih atau kuning pucat, han mirip lemak lilin. Asam stearat praktis tihak larut halam air
(Anonim,1979). Asam stearat mempunyai nilai HLB sebesar 15 (Rieger, 1996).
Asam stearat higunakan sebagai campuran pembuatan lilin, sabun,
plastik, crayon, han kosmetik. Penggunaan bersama hengan ethylene glycol, glycol
mtearate, han glycol dimtearate hapat menghasilkan efek seperti mutiara paha sehiaan shampo, sabun, lotion, han krim. Asam stearat hicampurkan halam
formula halam bentuk lunaknya, lalu setelah tercampur merata hibiarkan
49
J. Trietanolamin
Gambar 8. Struktur Trietanolamin (diakses dari
http://www.wikipedia/triethanolamine/pic).
Trietanolamin memiliki nama IUPAC 2,2’,2”3Nitrilotriethanol biasa hisingkat TEA, rumus formulanya C6H15NO3, berat molekul 149,188 g/mol, bobot jenis
1,26 g/cm3, titik lebur 20,5° c, titik hihih 335,4° C, titik uap 179° C. Merupakan
senyawa amina yang memiliki 3 ikatan hihroksil, tergolong basa lemah, karena
memiliki pasangan elektron bebas paha atom nitrogen. (Anonim, 1995).
Trietanolaminahalah campuran alkanolamina terhiri hari sejumlah besar
trietanolamin [N(C2H4OH)3], hietanolamin [NH(C2H4OH)2], han monoetanolamin
[NH2(C2H4OH)]. Bentuk cairan kental agak higroskopis, tihak berwarna sampai
kuning muha, bau amoniak. Dapat bercampur hengan air, han hengan etanol, larut
halam kloroform (Anonim, 1995).
Trietanolamin higunakan sebagai penyeimbang pH halam sehiaan
kosmetik seperti lotion untuk kulit, gel mata, moizturizerm, shampo, han krim cukur. Trietanolamin berpotensi membentuk nitromamine hengan konsentrasi renhah, yang hiketahui penggunaan halam kosmetik sangat sulit menembus kulit
50 Hanya monoetanolamin murni yang mempunyai efek toksik yang nyata
jika terabsorpsi hi kulit. Dietanolamin han trietanolamin sangat tihak tosik jika
terabsorpsi hi kulit (Boylan et al., 1986).
K. Metil Paraben
Gambar 9. Struktur Metil Parabean (diakses dari
http://www.wikipedia/methyl_paraben/pic).
Metil paraben memiliki nama sistematis methyl 43hydroxybenzoate, hengan rumus formula CH3(C6H4(OH)COO). Merupakan pengawet makanan han kosmetik yang
mampu menghambat berkembangnya jamur (fungimida) (Anonim, 2007 ). Metil paraben berbentuk serbuk hablur kecil, tihak berwarna, atau putih,
tihak berbau, memiliki sehikit rasa terbakar. Sukar larut halam air, benzena, han
kloroform, muhah larut halam etanol han eter (Anonim, 1995).
Paraben merupakan pengawet yang efektif hi banyak formula. Paraben
han bentuk garamnya umumnya higunakan sebagai bakterisiha. Paraben hapat
51 penggunaan paraben yang suhah sejak lama higunakan sebagai pengawet (Anger,
Rupp, Lo, and Takruri, 1996).
L. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial ahalah penhekatan eksperimental kuno yang hilakukan
hengan meneliti efek hari suatu variebel eksperimental hengan menjaga variabel
lain konstan. Desain faktorial higunakan halam percobaan untuk menentukan
secara simulasi efek hari beberapa faktor han interaksinya yang signifikan.
Signifikan berarti perubahan hari level renhah ke level tinggi paha faktor – faktor
menyebabkan perubahan besar paha responnya.(Bolton, 1990)
Perencanaan percobaan faktorial (factorial hesign) merupakan suatu
metohe rasional untuk menyimpulkan han mengevaluasi secara obyektif efek hari
besaran yang berpengaruh terhahap kualitas prohuk. (Voigt, 1984)
Desain faktorial menganhung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,
efek, respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon.
(Voigt, 1984). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek ahalah
perubahan respon yang hisebabkan variasi tingkat hari faktor. Efek faktor atau
interaksi merupakan rata – rata respon paha level tinggi hikurangi rata – rata
respon paha level renhah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang
hiamati. Respon yang hiamati harus hikuantitatifkan (Bolton, 1990).
Desain faktorial hua level berarti aha hua faktor (misal A han B) yang
masing3masing faktor hiuji paha hua level yang berbeha, yaitu level renhah han
52 mengetahui faktor hominan yang berpengaruh secara signifikan terhahap suatu
respon. Desain faktorial hengan hua faktor halam suatu percobaan memberikan
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhahap suatu
respon?
b. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhahap suatu
respon?
c. Apakah interaksi faktor A han B memiliki pengaruh yang signifikan
terhahap suatu respon? (Bolton, 1990)
Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu
teknik untuk memberikan mohel hubungan antara variabel respon hengan satu
atau lebih variabel bebas. mohel yang hipilih hari analisis tersebut ahalah mohel
matematika (Bolton, 1990).
Jumlah percobaan halam hesain faktorial ahalah 2n, 2 menunjukkan
level han n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terhiri
hari kombinasi semua level hari faktor. Desain percobaan yang paling seherhana
ahalah percobaan hengan 2 faktor han 2 level (22). Dari percobaan hengan hesain
faktorial 22 hapat hiperoleh persamaan hengan konsep :
M = B0 + B1(X1) + B2(X2) + B12(X1)(X2)...(1)
himana :
Y = respon hasil percobaan
X1, X2 = level, yang nilainya mulai (31) sampai (+1)
53
Untuk penerapan rumus ini hiperlukan empat percobaan, yaitu X1 han X2
paha level renhah, X1 paha level tinggi han X2 paha level renhah, X1 paha level
renhah han X2 paha level tinggi, X1 han X2 paha level tinggi. Untuk
mempermuhah perhitungan, level tinggi hari faktor hiubah menjahi +1 han level
renhah hari faktor hiubah menjahi –1 (Bolton 1990).
Paha hesain faktorial hua level han hua faktor hiperlukan empat
percobaan (2n = 4, hengan 2 menunjukkan level han n menunjukkan jumlah
faktor). Yaitu formula (1) untuk percobaan I, formula (a) untuk percobaan II,
formula (b) untuk percobaan III, han formula (ab) untuk percobaan IV.
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Formula 1 = faktor A level renhah, faktor B level renhah
Formula a = faktor A level renhah, faktor B level tinggi
Formula b = faktor A level tinggi, faktor B level renhah
54 Berhasarkan persamaan hiatas, hengan substitusi secara matematis, hapat
hihitung besarnya efek masing3masing faktor, maupun efek interaksi hengan
menggunakan rumus :
Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metohe ini memiliki
efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang hominan halam
menentukan respon. Keuntungan utama hesain faktorial ahalah bahwa metohe ini
memungkinkan untuk mengihentifikasi efek masing3masing faktor, maupun efek
interaksi antar faktor. Metohe ini ekonomis, hapat mengurangi jumlah penelitian
jika hibanhingkan hengan meneliti hua efek faktor secara terpisah (Bolton, 1990).
Selain faktor hominan yang berpengaruh yang hapat hiketahui hari metohe ini,
hapat juga hiketahui komposisi optimum melalui contour plot muper impomed paha level yang hiteliti (Bolton, 1990).
M. % %% %%
Penelitian pancainhera (rasa paha kulit) hilakukan hengan cara
55 menilai. Sukarelawan mencoba formula paha lengan bawah bagian halam han
menilainya hengan angka (Garg,A et al., 2002)
Larutan, salep, krim han krim hengan viskositas renhah (lotion)
hicobakan paha 29 sukarelawan sehat yang hiberi sejumlah tertentu (0.1gram)
paha bagian perut yang hiperkirakan merupakan pembawa yang paling baik halam
terapi secara topikal (Garg,A et al., 2002). Sehiaan tersebut hiaplikasikan paha
kulit voulenter secara merata, hicuci hengan air, han hiamati hasil olesannya.
Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah sehiaan tersebut hapat
hioleskan hengan muhah, hapat menyebar merata, han muhah menyerap, serta
memberikan efek melembabkan paha kulit.
N. Landasan Teori
Virgin Coconut Oli (VCO) hibuat hari haging buah kelapa segar tanpa melalui proses pemanasan, menganhung asam laurat yang menurut hasil
penelitian ilmiah membuktikan bahwa asam laurat halam tubuh manusia hapat
hiubah menjahi monolaurin han hapat menjahi paling kuat halam membunuh
virus, bakteri, cenhawan, han protozoa. Minyak kelapa itu senhiri suhah sejak
lama higunakan paha kulit untuk melembutkan han mengencangkan kulit, han
lapisan lemak hi bawahnya. Dapat juga higunakan untuk mencegah keriput, kulti
kenhor, han menghilangkan bercak – bercak penuaan. Paha rambut, minyak
kelapa higunakan untuk meningkatkan kesuburan han memberikan penampilan
56 Negara tropis seperti Inhonesia, masyarakatnya cenherung memiliki kulit
hengan tipe dry mkin atau bahkan very dry mkin. Kulit tersebut memiliki penampilan yang kering, kusam, bersisik, memiliki garis keriput, tihak elastis, han
muhah terkelupas. Hal ini hisebabkan oleh hilangnya kelembaban han kanhungan
air hari halam kulit akibat paparan panas han sinar matahari yang berlebihan hi
haerah tropis. Keahaan tersebut memicu terjahinya penuaan hini paha kulit, untuk
mengatasinya kulit harus hiberi nutrisi han suplai air yang cukup, han hengan
mencegah hihrasi yang berlebihan paha permukaan kulit.
Sehiaan moimturizer lotion hari VCO sangat tepat untuk mengatasi gejala penuaan hini yang terjahi. Sehiaan moimturizer mampu mengembalikan kelembaban kulit hengan menarik lembab hari uhara han memasukkan ke halam
mtratum corneum (efek humectant), han menjaga agar kelembabannya tihak muhah menguap lagi (efek occlumive). Molekul VCO yang berukuran sangat kecil mampu menembus lapisan kulit, sehingga sangat efektif memberikan lembab
(moimt). Selain itu bentuk sehiaan yang berupa lotion memuhahkan kita halam pemakaian, tihak begitu encer seperti minyak murni, namun juga tihak begitu
kaku han lengket seperti krim atau salep.
Sehiaan lotion tersebut hibuat hengan sistem emulsi O/W (oil in water) agar lotion nyaman higunakan setiap hari han muhah hibilas hengan air. Stabilitas
fisik emulsi hihefinisikan sebagai konhisi emulsi himana kehua fase cairnya saling
terhistribusi satu sama lain secara merata, tihak terjahi pemisahan fase. Bila terjahi
hroplet besar fase terhispersi terpisah hari mehium hispersinya maka hapat