• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemisahan Senyawa dengan kromatografi lapis tipis

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III. 2.3.8.2 Identifikasi Spektrofotometer FT-IR 44

IV.3 Pemisahan Senyawa dengan kromatografi lapis tipis

Sampel yang digunakan dalam pemisahan senyawa ini adalah ekstrak metanol daun tembelekan (Lantana camara L.) karena ekstrak inilah yang memiliki zona hambat paling besar pada pengujian antibakteri. Ekstrak ini diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase normal (normal phase), pencarian eluen terbaik pada tahap ini sangatlah penting untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada didalam ekstrak berdasarkan kepolarannya.

(a) (b) (c)

Gambar 7. Profil KLT ekstrak metanol daun tembelekan (Lantana camara L.) menggunakan fase diam normal phaseSilica gel 245dengan eluem metanol:kloroform (1:12) (a) penampakan pada lampu UV 254 (b) penampakan pada lampu UV 366 (c) penyemprotan H2SO4 10%

Profil KLT fase normal dengan eluen metanol:kloroform (1:12) menunjukkan adanya 6 noda pada penampakan lampu UV 254 nm nilai Rf masing-masing noda berturut-turut adalah 0,16, 0,3, 0,58, 0,66, 0,76 dan 0,9. Penampakan lampu UV 366 nm menunjukkan adanya 6 spot, nilai Rf masing-masing spot berturut-turut 0,16, 0,33, 0,3, 0,58, 0,66 dan 0,9 setelah itu lempeng KLT disemprot menggunakan H2SO4 10% lalu dipanaskan. Penyemprotan H2SO4

10% akan menderivatisasi senyawa dan memberikan efek batokromik yaitu pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar sehingga dapat dilihat secara visual, dari hal tersebut didapatkan 11 noda yang muncul, nilai Rf masing-masing noda berturut-turut adalah 0,1, 0,16, 0,23, 0,26, 0,33, 0,3, 0,46, 0,58, 0,66 0,76, dan 0,9.

IV.4 Uji antibakteri menggunakan KLT-Bioautografi

Ekstrak metanol daun tembelekan (Lantana camara L.) dengan eluen metanol : kloroform (1:12) menunjukkan adanya 11 noda yang muncul

10

7 8 9 11

5 6 4 3

2 1 1

6

5 4 3

2

1 3 5

2 6

4

dengan nilai Rf yang berbeda-beda dan memiliki pemisahan noda yang baik.

Uji daya hambat menggunakan KLT-bioautografi dilakukan dengan metode kontak dan langsung hal bertujuan untuk mengetahui noda yang aktif dan memberikan zona hambat terhadap bakteri S. aureus dan E.coli.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 8. Hasil uji aktivitas menggunakan KLT-bioautografi dengan eluen metanol:kloroform (1:12) (a) Bakteri S.aureus menggunakan metode kontak (b) Bakteri S.aureus menggunakan metode langsung (c) Bakteri E.coli menggunakan metode kontak (d) Bakteri E.coli menggunakan metode langsung

Hasil KLT-bioautografi menunjukkan adanya zona hambat pada noda 7 dengan nilai Rf 0,46 terhadap bakteri S.aureus metode kontak dan langsung,

Rf = 0,46 Rf = 0,46

Rf = 0,46 Rf = 0,46

juga pada bakteri E.coli metode kontak. Tetapi zona hambat yang terbentuk lebih baik terlihat pada bakteri s. aureus dibandingkan dengan bakteri E.coli.

IV.5 Isolasi dan karakterisasi senyawa

Isolasi ini menggunakan teknik Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) dengan menggunakan perbandingan eluen metanol : kloroform (1:12)

(a) (b) (c)

Gambar 9. Hasil KLTP ekstrak metanol daun tembelekan (lantana camara L.) (a) penampakan pada lampu UV 254 nm (b) penampakan pada lampu UV 366 nm (c) setelah disemprot H2SO4 10%

Noda yang dikeruk adalah noda yang memberikan aktivitas antibakteri. Pada hasil KLTP, noda yang memberikan aktivitas antibakteri memiliki nilai Rf 0,5, nilai Rf ini naik dari 0,46 ke 0,5 hal ini disebabkan karena pada lempeng KLTP memiliki jarak elusi lebih panjang. Hasil kerukan dimasukkan kedalam wadah dan dilarutkan dengan pelarut metanol p.a lalu disimpan satu malam, setelah itu divortex dan disaring agar senyawanya terpisah dari silika. Filtrat dari hasil saringan diuapkan lagi pelarutnya dengan cara di angin-anginkan.

Hasil yang didapatkan berupa isolat yang kemudian di totolkan lagi pada lempeng KLT untuk melihat nilai Rf isolat.

Rf 0,5

Rf 0,5

Rf 0,5 Rf 0,5

(a) (b) (c)

Gambar 10. Hasil KLT isolat dari ekstrak metanol daun tembelekan (lantana camara L.) (a) penampakan pada lampu UV 254 nm (b) penampakan pada lampu UV 366 nm (c) penyemprotan H2SO4 10%

Hasil KLT isolat dari ekstrak metanol daun tembelekan (lantana camara L.) menggunakan eluen metanol:kloroform (1:12) didapatkan satu noda. Noda tersebut muncul setelah penyemprotan H2SO4 10% dan dipanaskan. Noda yang didapatkan memiliki nilai Rf 0,46, seperti yang terlihat pada pengujian KLT-bioautografi yang dimana noda yang memberikan aktivitas antibakteri adalah noda dengan nilai Rf 0,46.

Dilakukan kembali pemurnian senyawa dengan menggunakan KLT 2 dimensi untuk mengetahui isolat yang didapatkan benar-benar menunjukkan satu noda yang tunggal.

Rf 0,46

(a) (b) (c)

Gambar 11. Hasil KLT 2 dimensi isolat dari ekstrak metanol daun tembelekan (lantana camara L.) (a) penampakan pada lampu UV 254 nm (b) penampakan pada lampu UV 366 nm (c) penyemprotan H2SO4 10%

Isolat dari ekstrak metanol daun tembelekan (lantana camara L.) ditotolkan pada lempeng KLT ukuran 10 x 10 cm yang elusi sebanyak 2 kali, untuk proses elusi yang pertama menggunakan perbandingan eluen metanol:kloroform (1:12). Proses elusi yang kedua dengan cara memutar lempeng 90° lalu di elusi kembali dengan perbandingan eluen metanol:kloroform (2:12). Noda yang didapatkan benar-benar murni yang ditandai hanya satu noda yang muncul. Noda hanya muncul setelah penyemprotan H2SO4 10%.

Isolat murni yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan instrumen spektrofotometer UV-VIS dan spektrofotometer FT-IR. Tahap karakterisasi diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimal (λmax). Pengukuran panjang gelombang dilakukan pada rentang panjang gelombang 200-400 nm.

Gambar 12. Spektra serapan UV-VIS pada sampel isolat

Hasil pengukuran menunjukkan λmax dari sampel isolat yaitu pada 215 nm dengan absorbansi 1,863. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan isolat adalah pelarut metanol p.a. Selain itu, metanol memiliki serapan pada panjang gelombang dibawah 210 nm, sehingga metanol akan meneruskan atau tidak akan menyerap sinar dengan panjang gelombang diatas 210 nm, akibatnya metanol tidak akan mengganggu spektrum serapan dari isolat karena metanol tidak memberikan serapan pada panjang gelombang diatas 210 nm (Day, 2002).

Proses karakterisasi kemudian dilanjutkan dengan menggunakan instrumen FT-IR untuk mengetahui jenis-jenis gugus fungsi yang terdapat pada sampel.

Gambar 13. Spektra serapan FT-IR pada sampel isolat

Tabel 4. Interpretasi data FT-IR

No Bilangan gelombang (Cm-1) Perkiraan gugus Fungsi

Isolat Pustaka

1 3419.79 3500-3400 N-H (amin primer) 2 2922.16

2854.65 3000-284 C-H (alkana) 3 1697.36 2000-1650 C-H (Aromatik) 4 1737.86 1740-1720 C=O (Aldehid) 5 1643.35 1690-1640 C=N (imina) 6 1629.85 1662-1626 C=C (alkena)

Hasil pengukuran dengan instrumen FT-IR Shimadzu® menunjukkan pada bilangan gelombang 3419.79 dapat diinterpretasikan terdapat gugus N-H

N-H (amin primer) C-H (alkana)

C-H (alkana)

C-H (aromatik) C=O (aldehid)

C=N (imina) C=C (alkena)

(amin primer), C-H (alkana) pada 2922.16 dan 2854.65, C-H aromatik pada 1679.36, C=O aldehid pada 1737.86, C=N imina pada 1643.35 serta C=C alkena pada 1629.85 (Anonim, 2014 ; Dachriyanus, 2004).

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari kedelapan tanaman etnomedisin yang berasal dari desa Sipaenre kabupaten Bulukumba, yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar terhadap bakteri S.aureus dan E.coli adalah ekstrak metanol daun tembelekan (Lantana camara L.) dengan diameter zona hambat 18,81±0,66 mm dan 16,54±0,16 mm.

2. Karakterisasi isolat aktif menggunakan spektrofotometer FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi antara lain gugus N-H (amin primer), C-H (alkana), C-H aromatik, C=O (aldehid), C=N (imina) dan C=C (alkena).

V.1 Saran

Perlu dilakukan uji golongan senyawa, pengujian isolat terhadap bakteri S.aureus dan E.coli, juga karakterisasi lebih lanjut terhadap isolat dengan menggunakan instrumen NMR dan MS.

60

DAFTAR PUSTAKA

Adam., Syamsunir. 1995. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk perawat. Jakarta : EGC

Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Ed. I.

CetakanPertama. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Aiyelaagbe, O.O., Oguntuase, B.J., Arimah, B.D., Adeniyi, B.A.. 2008. The Antimicrobial Activity of Jatropha Multifida Extracts and Chromatographic Fraction Against Sexuallt Transmitted Infection.

Journal of Medical Sciences. ; 8(2)

Anonim. 2012. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan: Kementrian Kesehatan RI

Anonim. 2014. Infrared spectroscopy absorption. Chemistry libretextsTM National science foundation. The california state university

Backer, A. and Van Den Brink, B. 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only), Volume I, N.V.P. The Nederlands, Noordhoff-Groningen Badasa, Shilashi., bufebo tesfahun. 2015. Phytochemical Screening and

Antibacterial Activities of Solvent Extract of Lantana Camara L Leaf From Makelle Ethiopia. International Journal of Pharmacognosy. ; 2 (2)

Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2008. Jawetz, Melnick &

Adelberg‟s. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Salemba Medika.

Jakarta

Brown, W, Christopher, S.F, Brent, L.I, Eric, V.A. 2012. Organic Chemistry, 6th Ed USA: Cole Cengage Learning

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York. Columbia University Press

Dachriyanus. 2004. Analisis struktur senyawa organik secara spektroskopi.

Lembaga pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Universitas andalas

Dalimarth., Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2. Jakarta : Trubus Agriwidya

Day, R.A., A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga

Deore., chittam. 2013. Cassia alata Linn a review on its phytocemical and pharmacological profile. Journal of biomedical and pharmaceutical research 2 (1)

Djide, M.N., Sartini. 2008. Analisis mikrobiologi farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Hasanuddin

Djide, M.N., Sartini. 2013. Dasar- Dasar Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi, Fakultas MIPA. Makassar : Universitas Hasanuddin

Earnshaw, A. 1997. Chemistry of The Element 2nd Edition. New York:

Elsevier

Ewing, G. W. 1975. Instrumental Methods of Chemical Analysis.Fourth Edition. McGraw Hill.KogakhusaItd. Tokyo. Japan

Gandjar, G.I., Rohman, A. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta

Garg, P., Grewal, A. 2015. In Vitro Antibacterial Activity of Ageratum Conyzoides L (Asteraceae). World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Departement of Botany, Punjabi University. Patiala.

Ghisalberti, E.L. 2008. Detection and Isolation of Bioactive Natural Products in Bioactive Natural Products: Detection, Isolation, and Structural Determination, Taylor & Francis Group Inc. , U.S.A

Giddings, J.C. 1973. Chemistry Mans and Environmental Changes: An Integrated Approach. New York: Canfield

Gritter, R.J., Bobbits, J.M. 1991. Pengantar Kromatografi. Penerjemah Dr.

Kosasih Padmawinata & Dr. IwangSudiro. Penerbit ITB. Bandung Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung

Hariana, 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya Wisma Hijau

Hariana., Arif. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 2. Jakarta : Penebar Swadaya

Hidayat., Napitupulu. 2015. Kitab tumbuhan obat. Jakarta. Niaga swadaya Jawetz., Ernest. 1996. Mikrobiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC

Purwoko. T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara. Jakarta

Jumriani., Komalasari. 2017. Eksplorasi jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat suku muna di permukiman kota wuna. ; 22 (1)

Kasahara., Hemmi. 1995. Medicinal herb index in indonesia 2nd. PT.Esai Indonesia. Jakarta

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC

Kenneth., Todar. 2008. Staphylococcus Aureus and Staphylococcal disease. (http://textbookofbacteriology.net/staph.html di akses 2 April 2018) Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta

Leba, M.A.U. 2017. Ekstraksi dan real kromatografi. Edisi pertama : Dee publish. Yogyakarta

Lesage, G. 2006. Cell Wall Assembly in Saccharomyces cerevisiae.

Microbiol Mol Biol Reviews. 70 (2)

Lily, M., Perry. 1980. Medical Plants of East and Southeast Asia: Attributed Properties and uses. Massachusetts: The MIT Press

Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap, P.V., Clark, D.P. 2008. Biology of Microorganisms 12th edition. San Francisco: Pearson

Media Indonesia. 2016. Riset klinis Tanaman Obat Minim (online).

mediaindonesia.com/news/read/70576/riset-klinis-tanaman-obat-minim/2016-10-06, diakses 23 September 2017)

Muliyani, Y., Bachtiar, E., Kurnia, M.U. 2013. Peranan senyawa metabolit sekunder tumbuhan mangrove terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio L).

Universitas padjajaran. Bandung

Nayak, B.K., Mukilarasi, V., Nanda, A. 2015. Antibacterial activity of leaf extract of Cassia alata separated by soxhlet extraction method.

Scholars research library. ; 4 (7)

Neal, J., Michael. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi kelima.

Jakarta : Erlangga

Odugbemi., Tolu. 2008. A textbook of medicinal plants nigeria. University of lagos, akoka, yaba – lagos, nigeria

Oko, J.O., Audu, J.A., Ojeleye, F.S., Okeh, Q., Jakheng, S.P.E., Shittu, K.J., Amos, A.K., Yusuf, I.S., Joshua, C., Dazarami, D. 2017.

Comparative Assessment of Antibacterial Activity of Chromolaena Odorata Leaf Extracts against Selected Clinical Bacterial Isolates.

Journal of advances in microbiology. ; 2 (2)

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:

Universitas Indonesia Press

Prescott, L.M., Harley JP., Klein DA. 2002. Microbiology. 5th Ed. Boston:

McGraw-Hill

Suneetha, P., Poornima, S., Sumana, K., Nidhi, H., Puttaraju, H.P. 2013.

Comparative Studies on Antimicrobial and Antifungal Efficacy From Bixa Orellana L., Lantana Camara L., Stachytarpheta Jamaicensis (L) Vahl., Hyptis Suaveolens (L) Poit with triclosan.

Journal of Microbiology. ; 2 (2)

Redaksi agromedia. 2008. Buku pintar tanaman obat. Jakarta

Rohman, A .2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. GrahaIlmu. Yogyakarta Rosenbach, F.G. 1884. Mikro-Organismen bei den Wund-infections

Krankheiten des Menschen, Wiesbaden, J. F. Bergmann

Rubiyanto, D. 2017. Metode kromatografi prinsip dasar, praktikun dan pendekatan pembelajaran kromatografi. Edisi pertama, dee publish : Budi utama. Yogyakarta

Santhosh, S., Velmurugan, S., Annadurai, R. 2015. Phytochemical Screening and Antimicrobial Activity of Medicinal Plants (Eclipta Prostata L and Sphaeranthus indicus L). International journal of pure &

applied bioscience. ; 3 (3)

Schapoval, E.E. 1998. Anti-inflammatory and antinociceptive activities of extracts and isolated compound from Stachytarpheta cayennensis, J. Ethnopharmacol. 60 (1)

Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York:

John Wiley & Sons Ltd

Smith-Keary P. F. 1988. Genetic Elements in Escherichia coli. Macmillan Molecular biology series : London

Stahl., Egon.I.T.B . 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.

Bandung

Sulistyaningsih. 2010. Uji kepekaan beberapa sediaan antiseptik Terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aureus resisten metisilin (MRSA). Tesis. Universitas Padjajaran. Bandung Tantiado., G ray. 2012. Survey on ethnopharmacology of medicinal plants in

iloilo philippines. international journal of science and bio-technology. ; 4 (4)

Tjitrosemito, S. 1998. Integrated management of Chromolaena odorata : emphasizing the classical biological control. Biotropia 11

Tjitrosoedirdjo, S., Tjitrosoedirdjo, S.S., Umaly RC. 1991. The status of Chromolaena odorata (L.) King & Robinson in Indonesia. Ed Khusus 44

Todar, K. 2002. Pathogenic Escherichia coli.

(http://textbookofbacteriology.net/e.coli.html. August di akses 2 April 2018)

Waksmundzka-Hajnos, M., Sherma, J., Kowalska, T. 2008, Thin-layer Chromatography in Phytochemistry, CRC Press, New York

LAMPIRAN 1 SKEMA KERJA Skema kerja secara umum

Sampel dalam bentuk serbuk

Diekstraksi dengan metanol

Dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan cara difusi agar

Dikeruk noda yang memiliki aktivitas antibakteri

Didapatkan senyawa tunggal KLT- Preparatif

KLT 2 Dimensi

Karakterisasi senyawa dengan Spektrofotometer UV-VIS dan

Spektrofotometer FT-IR Daya hambat besar

Ekstrak kental atau ekstrak kering

KLT-Bioautografi

Analisis data

Kesimpulan

Penyiapan Mikroba uji

Inokulasi

Inkubasi 1x 24 jam 37oC Biakan murni medium NA

ose

=

Medium NA + Bakteri Nacl 0,9 % steril suspensi McFarland 0,5

Skrining Awal

-Ekstrak : 2 mg/paperdisc

-Amoksisilin : 0,01% (kontrol positif) -DMSO 10% (kontrol negatif)

-Diteteskan masing-masing 20 μL pada

paper disk - Ditempelkan pada permukaan medium

-Diinkubasi 1x24 jam pada suhu 37oC

Ekstrak + DMSO 10%

Ekstrak, Amoksisilin dan DMSO 10%

Diamati zona bening

KLT-Bioautografi

-suspensi bakteri digores sinambung diatas permukaan medium yang telah memadat

- Lempeng yang sudah dielusi dan dikeringkan, - Lempeng yang sudah dielusi dan ditempel pada permukaan medium dikeringkan,ditempel pada

- Didiamkan selama 30 menit permukaan medium

- Lempeng diangkat - Diinkubasi 1x24 jam pada suhu

- Diinkubasi 1x24 jam pada suhu 37oC 37oC

Medium MHA

Metode kontak

Diamati zona bening

Metode langsung

LAMPIRAN 2 GAMBAR TANAMAN

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(Hidayat, 2015)

(g)

Keterangan : (a) Daun tembelekan (Lantana camara L) (b) Daun kopasanda (Chromolaena odorata) (c) Daun kiti-kiti balanda (Cassia alata L) (d). Herba urang-aring (Eclipta prostrata L) (e) Daun yodium (Jathropha multifida L) (f) Daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L) (g) Daun bandotan (Agaratum conyzoides L)

LAMPIRAN 3 HASIL EKSTRAKSI Gambar hasil ekstraksi

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)

Keterangan : (a) Daun tembelekan (Lantana camara L) (b) Daun kopasanda (Chromolaena odorata) (c) Daun kiti-kiti balanda (Cassia alata L folia) (d) Batang kiti-kiti balanda (Cassia alata L caulis) (e) Herba urang-aring (Eclipta prostrata L) (f) Daun yodium (Jathropha multifida L) (g) Daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L) (h) Daun bandotan (Agaratum conyzoides L)

Perhitungan

Presentase rendamen ekstrak

A. Daun tembelekan (Lantana camara L)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 8,0461 %

B. Daun kopasanda (Chromolaena odorata)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 14,31 %

C. Daun kiti-kiti balanda (Cassia alata L folia)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 17,2917 %

D. Batang kiti-kiti balanda (Cassia alata L caulis)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 7,5418 %

E. Herba urang-aring (Eclipta prostrata L)

% Rendamen =

x 100%

= x 100%

= 9,1187 %

F. Daun yodium (Jathropha multifida L)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 5,6878 %

G. Daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 16,2165 %

H. Daun bandotan (Agaratum conyzoides L)

% Rendamen =

x 100%

=

x 100%

= 12,4382 %

LAMPIRAN 4

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Skrining awal menggunakan bakteri S.aureus

Keterangan : a) Daun tembelekan (Lantana camara L), b) Daun kopasanda (Chromolaena odorata), c) Daun kiti-kiti balanda (Cassia alata L folia), d) Batang kiti-kiti balanda (Cassia alata L caulis) e). Herba urang-aring (Eclipta prostrata L), f) Daun yodium (Jathropha multifida L), g) Daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L), h) Daun bandotan (Agaratum conyzoides L), + kontrol positif Amoksisilin 0,01%, - kontrol negatif DMSO 10%

Skrining awal menggunakan bakteri E.coli

Keterangan : a) Daun tembelekan (Lantana camara L), b) Daun kopasanda (Chromolaena odorata), c) Daun kiti-kiti balanda (Cassia alata L folia), d) Batang kiti-kiti balanda (Cassia alata L caulis) e). Herba urang-aring (Eclipta prostrata L), f) Daun yodium (Jathropha multifida L), g) Daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L), h) Daun bandotan (Agaratum conyzoides L), + kontrol positif Amoksisilin 0,01%, - kontrol negatif DMSO 10%

A

- +

D C

B

-

H G F

E +

- +

A

B

C

D

H G

E

- -

F

G

H

+

LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI PENELITIAN

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)

(j)

Keterangan : (a) Sampel yang telah dikeringkan dengan menggunakan oven simplisia (b) Penghalusan sampel (c) Pengayakan sampel (d) Proses ekstraksi maserasi (e) Penyaringan hasil maserasi (f) Penguapan pelarut maserasi (g) Sampel yang telah dilarutkan dengan DMSO 10% (h) Perbandingan bakteri uji dengan suspensi Mc Farland 0,5 (i) Pemisahan silika hasil KLTP (j) Isolat daun tembelekan (Lantana camara L)

LAMPIRAN 6

HASIL PENGUKURAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

LAMPIRAN 7

HASIL PENGUKURAN SPEKTROFOTOMETER FT-IR

LAMPIRAN 8

KOMPOSISI MEDIUM

Media Nutrient Agar (NA)

- Beef extract 3 g

- Pepton 5 g

- Agar 15 g

- Aquadest 1 L

Media Muller Hinton Agar (MHA)

- Beef extract 2 g

- Acid Hydrolysate of casein 17,5 g

- Starch 1,5 g

- Agar 17 g

- Aquadest 1 L

Dokumen terkait