• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Mi Jagung Instan

B. METODE PENELITIAN

2. Pembuatan Mi Jagung Instan

Pada tahap ini akan ditentukan rasio tepung terigu dan tepung jagung dan waktu penggorengan, meliputi tahapan formulasi produk dan pembuatan produk

a) Formulasi produk

Tahap formulasi merupakan tahap perancangan formula produk. Pada tahap ini dilakukan perhitungan persentase bahan agar dihasilkan produk mi jagung instan yang mendekati dengan mutu produk mi instan yang berbahan

20 dasar terigu. Formula mi jagung instan dibedakan berdasarkan rasio tepung terigu dan tepung jagung(90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 0:100 (b/b)). Formula

produk mi jagung instan basis 1 kg dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Formulasi produk mi jagung instan basis 1kg Bahan baku (gram) Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Tepung jagung 100 200 300 400 1000 Tepung terigu 900 800 700 600 0 Air 400 400 400 400 500 Baking soda 3 3 3 3 - CMC 10 10 10 10 10 Garam 10 10 10 10 10

Pada pembuatan mi jagung instan formula tepung jagung 100% terdapat perbedaan pada jumlah air yang ditambahkan dan tanpa penambahan baking soda. Hal tersebut berdasarkan pada penelitian Sigit (2008) yang menyatakan jumlah air (50%) yang ditambahkan dalam pembuatan mi jagung 100% akan menghasilkan tekstur mi yang kompak dan lembut. Baking soda tidak

ditambahkan karena mi jagung akan terlalu mengembang dan memiliki cooking

loss yang sangat besar.

b) Pembuatan produk

Pada tahap pembuatan mi jagung instan dilakukan pembuatan produk berdasarkan formula rancangan percobaan. Proses pembuatan mi jagung instan dengan substitusi tepung terigu pada umumnya melalui 5 tahap, yaitu meliputi

pencampuran 1 (kering), pencampuran 2, sheeting, slitting, pengukusan, dan

penggorengan. Tahap pembuatan mi jagung instan subtitusi tepung jagung (10, 20, 30, dan 40%) dan mi jagung instan 100% tepung jagung dapat dilihat pada

21 Pencampuran 1 (kering) bertujuan mengurangi risiko tidak meratanya bahan baku pada adonan. Pencampuran 2 bertujuan untuk menghidrasi tepung dengan air, menghasilkan campuran yang homogen dan membentuk adonan. Guar gum berfungsi sebagai pengikat komponen-komponen adonan, sehingga ketika mi dimasak komponen-komponen tersebut tidak lepas. Penambahan guar gum dengan konsentrasi 1% memiliki pengaruh yang paling besar dalam

mengurangi kelengketan dan cooking loss (Faldillah, 2005). Terdapat

perbedaan proses pembuatan mi jagung instan subtitusi dengan mi jagung instan 100% yaitu pada proses pencampuran hanya dimasukkan tepung jagung sebanyak 70% sedangkan 30% tepung jagung akan dimasukkan pada tahap

grinding. Adanya dua bagian tepung jagung dikarenakan tepung jagung yang sebanyak 30% dimaksudkan agar dapat berfungsi sebagai pelapis adonan

Mixing I (kering)

Mixing II Air garam (garam 1% dan air 40% atau 50%*)

Sheeting dan Slitting

Untaian mi Pengukusan

Penggorengan (1,2,3,4,5 menit) Mie jagung instan

Tepung jagung (30%)* Tepung jagung (10,20,30,40%) Tepung terigu (90,80,70,60%) Guar gum (1%) Baking soda (0,3%) Tepung jagung (70%)* Pengukusan I*

Grinding (pemadatan adonan)*

Ket: *) merupakan proses yang dilakukan hanya pada pembuatan mi jagung instan 100%

22

sehingga adonan ketika digrinding tidak lengket. Pencampuran 1 dan

pencampuran 2 menggunakan alat vary mixer. Proses pencampuran bahan baku

mi jagung instan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Proses pencampuran bahan baku mi jagung instan

Perbedaan lain proses pembuatan mi jagung instan subtitusi dengan mi jagung instan 100% yaitu pengukusan 1. Pengukusan 1 dimaksudkan sebagai tahap gelatinisasi awal sehingga adonan dapat dibentuk dan dicetak menjadi mi karena terigu pada pembuatan mi berperan penting dalam pembentukan adonan adalah protein, sedangkan pada jagung yang berpengaruh terhadap adonan adalah pati. Pengukusan 1 dilakukan pada suhu 90°C selama 15 menit. Apabila suhu pengukusan kurang dari 90°C maka adonan akan menjadi rapuh sedangkan apabila suhu lebih dari 90°C maka adonan akan menjadi lengket begitu pula dengan waktu pengukusan sehingga suhu dan waktu pada

pengukusan 1 menjadi tahapan kritis. Tahap grinding dimaksudkan untuk

memadatkan adonan sehingga menjadi adonan yang kuat dan menyatu. Proses

grinding pada adonan mi jagung 100% dapat dilihat pada Gambar 11.

23

Sheeting dilakukan dengan menggunakan sheeter dengan prinsip memberikan tekanan pada adonan secara berulang-ulang di antara dua roll logam sehingga adonan semakin menyatu dan kompak satu sama lain. Lembaran dibuat bertahap dari yang tebal sampai ke tipis dengan cara mengatur jarak roll semakin lama semakin kecil hingga ketebalan adonan

sekitar 0,5mm. Proses sheeting adonan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Proses sheeting adonan

Slitting adalah proses dimana lembaran adonan dipotong atau disisir

membentuk untaian mi. Proses slitting bertujuan untuk membentuk struktur

gluten dengan arah yang sama secara merata sehingga lembar adonan menjadi lembut dan elastis serta dapat dipotong atau disisir menjadi untaian mi dan

dibentuk menjadi bergelombang. Proses slitting lembaran adonan mi dan

untaian mi jagung yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 13.

(A) (B)

Gambar 13. Proses slitting lembaran adonan mi (A) dan untaian mi

jagung yang dihasilkan (B)

Pengukusan dilakukan pada kisaran suhu 100°C sekitar 15 menit. Pengukusan menyebabkan adonan mengalami gelatinisasi, sehingga

24 menyebabkan terbentuknya massa yang elastis dan kohesif. Mi jagung yang

telah dikukus dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Mi jagung yang telah dikukus

Tahap selanjutnya adalah penggorengan. Proses penggorengan menurut Blumenthal (1996), memiliki arti proses dimana bahan makanan yang dimasukkan ke dalam ketel segera menerima panas dan kandungan air dalam bahan pangan akan menguap dan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung selama proses penggorengan. Selama berjalannya penggorengan, bahan pangan menyerap minyak dengan persentase yang cukup besar, tergantung dari bahan pangan yang digoreng. Komponen bahan pangan yang digoreng akan mengalami pelarutan dan akan terbentuk cita rasa bahan pangan yang digoreng akibat pemasakan lemak, protein, karbohidrat, dan komponen-komponen minor lainnya yang ada dalam pangan (Blumenthal, 1996).

Penggorengan mi jagung instan dilakukan dengan menggunakan deep fat fryer.

Proses penggorengan mi jagung instan dapat dilihat pada Gambar 15.

25 Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) yang disusun

secara faktorial 5 X 5 dengan dua kali ulangan. Sebagai sumber keragaman

adalahrasio tepung terigu dan tepung jagung (A) dengan lima taraf perlakuan

(90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 0:100 (b/b)) dan waktu penggorengan (B) dengan lima taraf perlakuan (1, 2, 3, 4, dan 5 menit).

Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + εijk

Keterangan:

Yijk = respon yang terukur µ = rataan umum

Ai = pengaruh rasio tepung terigu dan tepung jagung pada taraf ke-i Bj = pengaruh waktu penggorengan pada taraf ke-j

(AB)ij = pengaruh interaksi antara tingkat subtitusi tepung jagung pada taraf ke-i dan waktu penggorengan pada taraf ke-j.

εijk = galat percobaan untuk tingkat subtitusi tepung jagung pada taraf ke-i dan

waktu penggorengan pada taraf ke-j dari ulangan ke-k

Dokumen terkait