• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan patok di titik ukur

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS SURVEI POHON DAN TOPOGRAFI (Halaman 33-36)

Setiap titik ukur ditandai dengan patok dan label atau perlak dengan tulisan identitas titik.

Patok dibuat dari kayu keras, tinggi 1.5-2 m, diameter ± 3 cm, ujung bawah diruncingi. Patok ditancapkan di tanah berdiri lurus.

Perlak berukuran ± 7 x 10 cm dari bahan plastik (sebaiknya yang agak kaku) berwarna jingga (orange) dan dipasang dengan staples no: 3 setelah patok ditancapkan di tanah dengan kuat.

Pada setiap titik ukur, perlak harus dipasang pada ketinggian yang sama(1.4 m) dari permukaan tanah. Tinggi perlak diukur dengan menggunakan tongkat ukur (dibuat dari kayu yang lurus dan ringan) yang dibawa pemasang perlak.

Di perlak ditulis informasi berikut:

Macam titik pengukuran topografi Titik baseline dan

titik awal jalur survei

Titik baseline dan titik akhir jalur survei

Titik baseline (disebut juga Titik topo)

Titik jalur survei = titik PU

dipasang di titik akhir PU

*) para cruiser sering menulis di perlak TOP saja.

**) sebetulnya tidak ada PU 0, tetapi ini berarti titik 0 secara pengukuran jarak. PU 1 dimulai dari titik ini pada baseline sampai dengan titik berikutnya (= akhir PU 1). Pada jalur survei ditulis PU 1.

TOPO 23 PU 28 JLR 17 PTK 29 TOPO*) 12 PU 0 **) JLR 6 PTK 29 PU 31 JLR 23 PTK 29 TOPO 23 PTK 29

PETUNJUK TEKNIS SURVEI POHON DA N TOPOGRAFI 28

8 PENGISIAN TALLY SHEET

Semua data hasil survei ITSP dicatat dalam tallysheet.

Tallysheet dibuat berdasarkan percobaan dan pengalaman dari lapangan dan dimaksudkan untuk mempermudah pencatatan di lapangan. Urutan pencatatan dibuat sesuai dengan urutan pengukuran di lapangan, misalnya:

1. Kolom koordinat Y diletakan sebelum koordinat X. 2. Kolom No.PU diletakan di sebelah kolom nomor pohon.

3. Angka helling pada lereng naik dicatat dalam kolom (+) dan pada lereng tutun dicatat pada kolom (-).

Contoh-contoh diatas dimaksudkan untuk mengindari kesalahan pencatatan.

Contoh kedua dimaksudkan agar perpindahan PU dicatat pada garis yang benar, setelah semua pohon di dalam PU sebelumnya selesai dicatat. Sedangkan contoh ketiga dimaksudkan agar kesalahan pencatatan bisa dihindari sejauh mungkin. TALLY SHEET DATA TOPOGRAFI DAN POHON

Tally sheet ini digunakan apabila dalam regu hanya terdapat satu pencatat. Seorang pencatat merangkap mencatat data topografi dan data pohon. Contoh tally sheet ini dapat dilihat pada Lampiran 8.

TALLY SHEET DATA TOFOGRAFI dan TALLY SHEET DATA POHON

Jenis tally sheet ini digunakan apabila pencatan totpografi dan pohon dilakukan secara terpisah. Data topografi dicatat dalam blanko “tally sheet data topografi” dan data pohon diisi dalam blanko “tallysheet data pohon”. Contoh tally sheet data topografi dapat dilihat pada Lampiran 9, sedangkan untuk tally sheet data pohon pada Lampiran 10.

Tulis catatan dengan menggunakan pencil kekerasan “2B”(cukup lunak, tulisan hitam), atau dengan bulpen hitam.

Perhatian:

Catatan tally sheet yang asli tidak boleh dipindahkan ke tally sheet yang baru.

Catatan asli harus jelas dan tidak diperkenankan untuk menyalinnya ke dalam tally sheet baru untuk alasan supaya rapi, karena tahap ini dimungkinkan membawa banyak kesalahan pencatatan. Data dari tally sheet yang asli dipakai langsung untuk data entry.

Petunjuk untuk pengisian tally sheet

No. Kolom Petunjuk

1 Jalur Baseline = jalur 0. Jalur survei sesuai dengan urutan nomornya. Nomor jalur survei dalam satu petak bisa lompat, misalnya jalur 0-38, kemudian 51-72 (hal ini dimungkinkan apabila satu petak disurvei oleh dua tim survei yang kecil)

(Pada Tallysheet versi Lama terdapat kolom “Dari titik no:” tetapi sudah dihilangkan pada versi baru)

2 Jarak lapangan Dicatat dengan ketepatan 0.1 meter (misalnya 13.3 ; tidak perlu ditulis 13.30)

3 Azimut Dicatat dengan ketepatan 1 derajat

4 Helling muka % Lereng naik dicatat dalam kolom + Lereng turun dicatat dalam kolom - 5 Ke titik No:

PU

Semua titik dicatat sebagai “Ke titik No”, baik dalam tallysheet maupun data entry, tidak dicantumkan lagi titik “Dari titik No”.

6 Nomor pohon Diisi dengan nomor pohon ITSP; nomor resmi.

Dalam survei revisipun kolom ini diisi dengan nomor dari ITSP asli (untuk pohon yang nomor ITSPnya hilang harus diberi nomor baru), urutan mulai dari satu dalam kolom ini. Nomor dari kolom ini dicetak di peta penyebaran pohon, dan nomor penggantian ditulis pada perlak di pohon.

7 Jenis pohon Diisi dengan singkatan sesuai dengan ketentuan perusahaan 7 Pada baseline

No jalur survei, titik Awal

Berarti bahwa “Ke titik No:” topo baseline adalah Titik awal jalur survei sekian, catat di sini (Karena di baseline tidak ada data pohon) 8 Ø Diameter cm Diisi dengan ketepatan 1 cm, sesuai dengan hasil pengukuran

dengan mistar ukur

9 Tinggi, m Hasil perkiraan dicatat dengan ketepatan 1 meter Hasil pengukuran dicatat dengan ketepatan 0.5 m 9 Pada baseline

No jalur survei, titik Akhir

Berarti bahwa “Ke titik No:” topo baseline adalah Titik akhir jalur survei sekian, catat di sini (Karena di baseline tidak ada data pohon)

10 No phn panen Nomor urutan per petak, mulai dari 1.

Nomor ini adalah kode tertentu dan berarti pohon tersebut, berdasarkan penilaian cruiser, adalah pohon yang secara teknis layak dipanen.

11 12

Posisi pohon Y X

Koordinat pohon dalam PU.

Koordinat Y (diukur berdasarkan meteran yang ada dijalur survei, dimana posisi pohon tegak lurus dengan meteran. Penentuan tegak lurus menggunakan kompas).

Koordinat X (diukur dari meteran yang dibentangkan ke arah tegak lurus terhadap jalur survei (sekaligus juga menchek lebar jalur survei).

Lihat petunjuk tentang kordinat Y minus, X minus di PETUNJUK TEKNIS SURVEI TOPOGRAFI DAN POHON

13 – 17

Sungai, alur air, jalan No ID, Y,X, arah, kelas

Lihat petunjuk ITSP-SUNGAI-DLL DAN

PENGISIAN TALLY SHEET DENGAN DATA SUNGAI DLL. (Lampiran 5 dan 6)

18 Keterangan Catat data tumbuhan penting, seperti rotan, pasakbumi, marwali, ulin, ulas, upas, tumbuhan obat lain, palem merah, gaharu, data satwa dan lain-lain.

PETUNJUK TEKNIS SURVEI POHON DA N TOPOGRAFI iii

Lain-lain

Catatan - Petak, Halaman ke-berapa, Tanggal - harus diisi pada setiap tally sheet

Kepala regu harus berani mencatat namanya sebagai penanggungjawab. Kalau tidak, siapa yang dipuji.

9 PEMINDAHAN DATA TALLY SHEET KE FORMAT DATA ENTRY

Tallysheet dan urutan kolom dirancang untuk memudahkan pengambilan dan pencatatan data di lapangan dan untuk menghindari kesalahan pencatatan.

Urutan kolom dan istilah yang dipakai pada format data entry sedikit berbeda dari yang dipakai pada tally sheet.

Format pada data entry harus diikuti secara mutlak tanpa kecuali. Oleh karena itu

operator computer di kantor harus betul-betul paham cara pemasukan data.

Petunjuk secara rinci untuk pemindahan data tally sheet ke format data entry dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12 “Dataentry-Topo, -Pohon, -Sungai”.

10 KERJASAMA ANTARA PERENCANAAN DAN PRODUKSI

Pemanfaatan peta topografi dan penyebaran pohon, dan khususnya pohon panen teknis, adalah untuk perencanaan dan operasional pembalakan.

Supaya peta hasil kerja para cruiser bisa dimanfaatkan secara optimal maka cruiser harus ikut serta dengan staf bagian produksi dalam perencanaan jalan sarad, karena cruiser sudah mengetahui keadaan di dalam petak yang disurvei dengan cermat. Kerjasama antara perencanaan dan produksi harus meliputi tahap-tahap:

perencanaan jalan sarad di atas peta; para cruiser mentransfer informasinya

tentang petak yang bersangkutan kepada staf produksi

penandaan jalan sarad di lapangan; memberi kesempatan kepada para cruiser

untuk memeriksa ketepatan petanya dengan lebih rinci. Perubahan dari rencana sebelumnya harus digambarkan di peta

Dalam dokumen PETUNJUK TEKNIS SURVEI POHON DAN TOPOGRAFI (Halaman 33-36)

Dokumen terkait