135
defect dan scrap dapat menyebabkan timbulnya waste inventory. Hal tersebut menyebabkan lebih lamanya waktu yang diperlukan dalam menangani material tersebut sehingga diperlukan penggolongan jenis waste material tersebut serta cara menangani waste material tersebut, sehingga memudahkan dalam pencarian dan penanganan waste material tersebut.
Perusahaan leaf spring ini belum memiliki standar operasional prosedur (SOP) tertulis tentang penanganan terhadap material/produk defect dan scrap. Sehingga perlu dibuat SOP tertulis terhadap penanganan barang/produk defect dan scrap serta penggolongan jenis waste tersebut. Dalam pembuatan SOP ini, dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan yakni dengan asisten manajer produksi dan asisten manajer QC. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi terkait pengolahan material/produk defect dan scrap. Hasil wawancara tersebut kemudian dibuat sebagi referensi dalam pembuatan SOP, setelah SOP dibuat dilakukan validasi dengan asisten manajer produksi terkait isi dari SOP terhadap penanganan barang/produk defect dan scrap serta penggolongan jenis waste.
Standar operasional prosedur yang baik harus ditulis dalam format yang ringkas, langkah-demi-langkah, mudah dibaca dan dipahami, informasi yang disajikan harus tidak ambigu serta menggunakan kalimat aktif (U.S. Environmental Protection Agency, 2007). Informasi yang terdapat dalam SOP harus dapat dijelaskan dengan jelas, dan sesuai dengan kebutuhan, serta menggunakan flow chart untuk menggambarkan proses yang telah dideskripsikan
Berikut ini merupakan SOP material/produk defect dan scrap serta penggolongan jenisnya.
136 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No. Dok : Tgl. Terbit : No. Rev :
Departemen Produksi Halaman :
PENANGANAN MATERIAL/PRODUK DEFECT & SCRAP
1. TUJUAN
Panduan kerja ini bertujuan agar material/produk defect dan scrap dapat tersimpan secara tepat sesuai golongan dan pemanfaatannya.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup proses pemilahan material/produk defect dan scrap sesuai jenis dan cara pengolahannya, dan penyimpanan material/produk defect.
3. DEFINISI
3.1. Material/produk defect adalah material gagal proses akibat proses shearing, heating, pre assembly dan assembly.
3.2. Scrap adalah material sisa dari proses pemotongan.
3.3. Bagian umum dalam perusahaan adalah bagian yang memproses penjualan hasil scrap dan material yang tidak dapat diproses ulang.
4. RINCIAN PROSEDUR
Prosedur penanganan pengeluaran material/produk defect & scrap adalah sebagai berikut :
1. Terdapatnya material/produk defect & scrap dari lini produksi ke area karantina/gagal proses
2. Menentukan, menggolongkan dan memilah material/produk defect & scrap, dengan penggolongan sebagai berikut :
3. Material/Produk defect : material gagal proses akibat proses shearing, heating, pre assembly dan assembly. Material/produk defect terdiri dari
a. Material yang tidak digunakan kembali dan keberadaannya perlu diminimize, dan material ini langsung dapat diletakkan ke dalam
golongan rak “tidak modifikasi”
b. Material yang gagal akibat proses dibagian shearing, pre assembly dan assembly serta keberadaannya perlu diminimize. Barang ini diletakkan ke dalam rak “modifikasi”
c. Hasil material defect yang berasal dari endapan bak quenching yakni barang gagal proses heating, quenching dan tempering. Material ini
diletakkan ke dalam rak “modifikasi sisa heating”
137
a. Sisa potong yang panjangnya maksimal 140 mm b. Sisa proses trimming / eye forming / taper c. Sisa proses diamond cutting
d. Sisa proses center hole e. Kawat bekas ikat flat bar f. Hasil proses bubut / bor
3. Memasukkan material yang dikirim bagian produksi ke dalam rak masing-masing golongan, sesuai dengan identifikasi material di area karantina. Terdapat 4 rak, yakni rak scrap, rak material modifikasi, rak material modifikasi sisa heating dan rak material tidak modifikasi. Setiap 3 kali sehari, maka material tersebut siap di proses baik dilakukan modifikasi, maupun dikirim ke bagian umum.
4. Proses pemilahan material yang akan dimodifikasi
a. Material yang dapat dimodifikasi langsung dapat masuk ke area modifikasi
b. Material sisa heating ditangani sesuai dengan prosedur kerja penanganan sisa proses heating.
c. Material yang tidak dapat dimodifikasi dikategorikan sebagai scrap dan dapat langsung diserahkan ke bagian umum
5. Untuk hasil pengerjaan modifikasi harus dilakukan pemeriksaan dimensi dan dicatat pada form modifikasi produk yang telah di verifikasi oleh bagian quality in proses dan diserahkan ke bagian produksi untuk diproses sesuai dengan proses yang telah ditentukan.
6. Waste hasil potongan dari modifikasi dan material yang tergolong dalam scrap dapat disimpan di area karantina (rak scrap) untuk nantinya diserahkan ke bagian umum untuk diproses.
7. Proses penanganan produk defect dan scrap di area karantina/gagal proses selesai
5. BAGAN ALIR PELAKSANAAN
Mulai
Material/produk
defect & scrap
Penggolongan material/ produk defect & scrap
138
Material/produk defect Scrap
Material yang tidak digunakan
kembali
Material yang gagal akibat proses dibagian shearing, pre
assembly dan assembly
Hasil material defect yang berasal dari endapan bak
quenching
Hasil proses bubut / bor Kawat bekas ikat
flatbar
Sisa proses center hole
Sisa proses
diamondcutting
Sisa proses trimming /
eye forming / taper
Sisa potovisiong yang panjangnya maksimal
140 mm Jenis material defect atau scrap
Memasukkan ke dalam rak tidak modifikasi
Memasukkan ke dalam rak modifikasi
Memasukkan ke dalam rak modifikasi sisa heating
Memasukkan ke dalam rak scrap
Diserahkan ke bagian umum
Dimasukkan ke area modifikasi
Proses penanganan sisa proses heating Pemeriksaan dimensi Pencatatan pada form modifikasi produk Verifikasi pada bagian quality in process Menyerahkan dokumen ke bagian produksi form modifikasi produk form modifikasi produk yang telah diverifikasi
Selesai
Diserahkan ke bagian umum
form modifikasi produk yang telah diverifikasi
A
6. DOKUMEN PENDUKUNG
1. Form modifikasi produk
7. PENANGGUNG JAWAB 1. General Manager 2. Manager Produksi 3. Manager Quality 4. Staff Produksi 5. Staff Quality
139