• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Unsur dan Senyawa a Pembuatan Gas Mulia

Dalam dokumen BAB 3 KIMIA UNSUR pdf (Halaman 52-60)

a Gas Mulia

3. Pembuatan Unsur dan Senyawa a Pembuatan Gas Mulia

1) Pengambilan Helium (He) dari gas alam

Sumber gas He yang utama terdapat di matahari dan bintang tetapi kita sulit mengambilnya. Di udara terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit. Untuk mengambilnya secara ekonomi tidak menguntungkan maka dicari sumber lain, yaitu yang berasal dari gas alam.

Untuk mendapatkan Helium dari gas alam ini diembunkan sehingga diperoleh produk yang berupa campuran Helium (He), gas Nitrogen (N2) dan pengotor. Agar diperoleh gas He murni,

dilakukan proses kriogenik dan adsorbsi. Kriogenik adalah cara mendapatkan pada suhu rendah umumnya di bawah -100oC.

Dalam proses kriogenik campuran gas alam diberi tekanan lalu didinginkan dengan cepat agar N2mengembun sehingga dapat di- pisahkan. Dengan proses adsorbsi pengotor dapat diserap sehingga diperoleh gas helium murni.

2) Pengambilan Ne, Ar, Kr, Xe dari udara

Pada tahap awal dilakukan pemisahan udara dari CO2dan uap air. Selanjutnya udara diembunkan dengan pemberian tekanan ± 200 atm dan diikuti dengan pendinginan cepat. Dengan ini sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia lebih banyak ± 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ± 30% O2dan 10% N2. He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. Langkah berikutnya Ar, Kr, dan Xe dipisahkan dengan menggunakan proses adsorbsi atau destilasi fraksionasi.

(i) Proses adsorbsi

Oksigen dan nitrogen dipisahkan terlebih dahulu untuk memperoleh Ar, Kr, dan Xe. O2direaksikan dengan Cu sedangkan N2 direaksikan dengan Mg. Hasil dari pemisahan ini (Ar, Xe, dan Kr) diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Pada saat arang dipanaskan perlahan, setiap gas akan keluar dari arang. Akhirnya pada suhu ± -80oC diperoleh Ar, sementara Kr, dan Xe diperoleh pada suhu yang lebih tinggi.

(ii)Proses destilasi bertingkat

Proses destilasi bertingkat merupakan prinsip pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didih zat. Titik didih N2paling tinggi sehingga N2dapat dipisahkan terlebih dahulu, kemudian Ar dan O2 dipisahkan. Sedangkan Xe dan Kr dipisahkan pada tahapan destilasi berikutnya.

3) Perolehan Radon (Rn)

Radon diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226. Radon cepat meluruh menjadi unsur lain, Radon mempunyai waktu paruh 3,8 hari.

b. Pembuatan Halogen

Halogen dapat dibuat dengan cara elektrolisis atau dengan cara

mengoksidasi senyawa halida (X-). Pada umumnya unsur-unsur

halogen (X2) dibuat di laboratorium dengan cara mengoksidasi

tidak ada oksidator yang mampu mengoksidasi senyawa fluorida (F). Mengapa demikian? Fluorin mempunyai daya oksidasi tinggi dibanding halogen yang lain. Unsur halogen klorin, bromin, dan iodin dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2atau KMnO4dalam lingkungan asam.

1. Fluorin (F2)

Fluorin diperoleh melalui proses elektrolisis garam hidrogen fluorida, KHF2 dilarutkan dalam HF cair, kemudian ditambahkan LiF 3% (agar suhu turun sampai ±100oC). Elektrolisis dilakukan pada tempat terbuat dari baja, di mana sebagai katode baja dan sebagai anoda karbon (grafit).

Reaksi KHF2→K++ HF2- HF2-H++ 2F- Katode : 2H++ 2e H 2 Anoda : 2F- F 2+ 2e

Reaksi di atas perlu digunakan diafragma (pemisah berupa monel), untuk mencegah terjadinya reaksi antara H2 dan F2 maka gas F2 yang terbentuk dapat ditampung dalam wadah yang terbuat dari aliasi Cu dengan Ni

2. Klorin (Cl2)

Air laut dan garam batu merupakan sumber utama Cl, untuk mendapatkan Cl dapat dilakukan elektrolisis leburan NaCl, dan elektrolisis larutan NaCl.

Proses Downs

Elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair)

Katode (besi) : Na++ e Na

Anoda (karbon) : 2Cl-Cl 2+ 2e

Pada proses di atas sebelum NaCl dicairkan, NaCl dicampurkan dengan sedikit NaF (agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC. Kontak (reaksi) antara logam Na dan gas Cl

2 terbentuk digunakan lapisan besi tipis.

3. Bromin (Br2)

Air laut juga sumber utama Br. Setiap 1 m3 air laut terdapat 3 kg bromin (Br2). Bromin didapatkan dengan cara mengoksidasi ion bromida yang terdapat dalam air laut.

Cl(g)+ 2Br–

Br2dalam air dapat mengalami hidrolisis. Br2(g)+ H2O(l)→2H+(aq)+ Br–(aq)+ + BrO–(aq)

Reaksi hidrolisis dapat dicegah dengan cara menambahkan H2SO4 pada air laut hingga pHnya 3,5. Setelah pH air laut 3,5, baru dialiri gas Cl2 dan udara. Gas Br2 yang diperoleh dimurnikan dari Cl2 dengan cara destilasi.

4. Iodin (I2)

Yodium di alam hanya terdapat natrium yodat (NaIO3). Yodium

dibuat secara reduksi ion yodat dengan produksi natrium hidrogen- sulfit.

(IO3-+ 6H ++ Se 1

2 I2+ 3H2O) x 2 (HSO3-+ H

2O →HSO4-+ 2H++ 2e) x 5

Ganggang laut (mengandung KI) dikeringkan, abu dari ganggang laut dicampur dengan air panas dan disaring. Larutan yang terjadi diuapkan sementara zat-zat yang kurang larut mengkristal. Sisa larutan kemudian dialiri gas Cl2.

2KI(aq)+ Cl2(g)→2KCl(aq)+ I2(g)

5. Astatin (At)

Astatin diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel α (He).

Astatin bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paropendek (8,1 jam)

c. Pembuatan Logam Alkali

Logam-logam alkali dapat dibuat dengan elektrolisis lelehan garamnya atau mereduksi garamnya. Elektrolisis larutan garam logam alkali tidak akan menghasilkan logam alkali karena harga potensil elektroda lebih negatif dari pada air.

Ini dapat diperoleh dengan elektrolisis lelehan LiCl sebagai berikut. LiCl(l) →Li+(l)+ Cl-(l)

Katoda: Li+

(l)+ e →Li Anoda: Cl–

(l) →1⁄2 Cl2(g)+ e

Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida yang dicampur dengan kalsium klorida disebut proses gown. Fungsi dari kalsium klorida untuk menurunkan titik cair sehingga lebih efisien (dari 800oC sampai 500oC). 83 219 2 4 85 221 01 Bi He Bi + → + 2 n

NaCl(l) →Na+(l)+ Cl–(l) Na+

(l)+ e →Na(l) Cl–

(l) →1⁄2 Cl2(g)+ e

3.28 Gambar pembuatan natrium dengan proses down

Logam kalium, rubidium, dan cesium dibuat dengan mereduksi lelehan garam kloridanya.

Na(s)+ KCl(l) ←→ NaCl(l)+ K(s) Na(s)+ RbCl(l) ←→ NaCl(l)+ Rb(s) Na(s)+ CsCl NaCl

(l)+ Cs(s)

Kalium, rubidium, dan cesium yang terbentuk mudah menguap, maka harus dikeluarkan dari sistem kesetimbangan, sehingga kesetimbangan bergeser ke zat hasil.

d. Alkali Tanah

Alkali tanah mempunyai harga potensial elektroda sangat negatif, sehingga pembuatan logam alkali tanah dilakukan dengan cara elektrolisis lelehan garamnya, kecuali berilium.

Birilium dapat dibuat dengan mereduksi garam flouridanya. BeF2+ Mg →MgF2+ Be

Magnesium, kalsium, stonsium, dan barium dibuat dengan cara elektrolisis lelehan garam kloridanya. Pembuatan magnesium juga menggunakan proses down. Sumber utama, magnesium diperoleh dari air laut. Mula-mula air laut direaksikan dengan CaO yang berasal dari pemanasan batu kapur.

CaO(s)+ H2O(l)→Ca2+(aq)+ 2OH-(q)

Mg2+

(aq)+ 2O-(aq)→Mg(OH)2(s)

Endapan Mg(OH)2 direaksikan dengan larutan HCl pekat untuk

membentuk MgCl2.

Mg(OH)2(s)+ 2HCl(aq)→MgCl2(aq)+ 2H2O(l)

_ + ion ion + Anoda karbon Katoda _ + jalan keluar lapisan elektrolit yang membeku dipermukaan lapisan karbon tangki besi bertindak sebagaikatoda leburan alumunium leburan kryolit

Larutan MgCl2diperoleh dengan menguapkan airnya sehingga diper- oleh kristal MgCl2, kemudian kristal MgCl2dicairkan dan dielektrolisis.

MgCl2(l) ←→ Mg2+(l)+ 2Cl–(l) Katoda: Mg2+ (l)+ 2e →Mg(s) Anoda: 2Cl– (l) →Cl2(g)+ 2e MgCl2 →Mg + Cl2

e. Pembuatan Aluminium (Al)

Pengolahan logam aluminium melalui proses pemurnian dan proses elektrolisis menurut Charles Martin Hall.

1) Proses pemurnian bauksit

- Bauksit dicuci dengan larutan NaOH pekat

Reaksinya: Al2O3(s)+ 2NaOH(aq)→2NaAlO2(aq)+ H2O(l)

- NaAlO2 yang terbentuk diubah menjadi Al(OH)3 dengan

menambahkan asam. Reaksinya:

NaAlO2(aq)+ HCl(aq)+ H2O(aq) + H2O(l)→Al(OH)3+ NaCl(aq) - Al(OH)3yang terbentuk diubah menjadi Al2O3dengan pemanasan.

Reaksinya:

2Al(OH)3→Al2O3(s)+ 3H2O(g)

2) Proses elektrolisis

- Al2O3 dicampur dengan kriolit, berfungsi sebagai pelarut dan menurunkan titik didih Al2O3dari 2000oC menjadi 1000oC.

- Larutan Al2O3dalam kriolit dielektrolisis (lihat gambar)

Gambar 3.29 ANODE KARBON CAIRAN ELEKTROLIT LELEHAN ALUMUNIUM TUNGKU KARBON (KATODE) D

Reaksi yang terjadi:

2Al2O3 →4Al3++ 6O2-

Katoda: 4Al3++ 12e 4Al

Anoda: 6O2- 3O

2+ 12e

2Al2O3 →4Al + 3O2

Logam aluminium yang terbentuk tertumpuk pada dinding bejana tempat yang digunakan untuk elektrolisis). Oksigen yang terbentuk terdapat pada anoda. Seringkali gas oksigen yang terbentuk bereaksi dengan karbon menghasilkan gas karbondioksida.

f. Pembuatan belerang

Sumber unsur belerang adalah gunung berapi dan dalam tanah. Pengambilan belerang dan depositnya dalam tanah ditambang dengan penambangan frash. Dengan menggunakan pompa Frasch, dipompa- kan uap air yang sangat panas ke dalam deposit belerang di dalam tanah sehingga belerang meleleh. Oleh udara bertekanan tinggi, campuran belerang dan air panas dipompa ke atas permukaan tanah. Belerang akan membentuk padatan ketika sampai permukaan tanah. Dengan cara ini kemurnian belerang yang diperoleh sampai 99,5 %.

g. Pembuatan silikon (Si)

Silikon dibuat dengan cara memanaskan pasir dan kokas (c) pada suhu sekitar 3000oC dalam tanur listrik atau tungku pembakaran. Kokas (C) berfungsi sebagai reduktor.

SiO2(l)+ C(s)→Si(l)+ 2CO(g)

h. Pembuatan fosforus

Unsur fosforus diperoleh dengan memanaskan campuran kalsium fosfat, pasir, dan karbon pada suhu 1400oC - 1500oC dalam suatu tanur listrik.

2Ca3(PO4)2(s)+ 6SiO2(s)+ 10C(s)→6CaSiO3(s)+ 10CO(g)+ P4(g)

Uap fosforus yang terbentuk dipadatkan.

i. Pembuatan H2SO4

1) Dalam laboratorium

Serbuk belerang dibakar, uap yang dihasilkan dialirkan ke dalam air. Kemudian larutan SO3dalam air kita uji dengan menggunakan kertas lakmus. Perubahan warna merah pada kertas lakmus menunjukkan oksida belerang pembentuk asam.

2) Dalam industri

Produksi H2SO4dalam industri dapat dibuat melalui 2 cara, yaitu pro- ses kontak dan proses kamar timbal.

a) Proses kontak

Bahan dasar: SO2yang diperoleh dari pembakaran belerang reaksi selanjutnya adalah mereaksikan gas SO2bersih dengan gas O2pada suhu ±400oC dengan katalis V

2O5(vanadium pentaoksida). Reaksi:

2SO2(g)+ O2(g) 2SO

3(g)

Gas SO3 yang terjadi direaksikan dengan larutan H2SO4 encer hingga dihasilkan H2S2O7 (asam pirosulfat).

Reaksi:

SO3(g)+ H2SO4(aq) →H2S2O7(l)

Kemudian H2S2O7ditambahkan air Reaksi:

H2S2O7(l)+ H2O(l)→2H2SO4(l)

uleum/asam sulfat pekat dengan kadar 98% b) Proses kamar timbal

Campuran gas SO2dengan oksigen dialirkan ke kamar yang dilapisi Pb dengan katalisator gas NO dan NO2sesuai reaksi.

NO, H2

2SO2(g)+ O2(g) →2HNOSO4(l)

NO2 asam nitrosil

2HNOSO4(l)+ H2O(l) →2H2SO4(l)+ NO(g)+ NO2(g)

asam sulfat dengan kadar < 98%

j. Pembuatan Cr

Logam kromium diperoleh melalui proses alumino thermit mere- duksi Cr2O3dengan aluminium.

k. Pembuatan Besi

Pengolahan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi, melalui proses reduksi bijih besi (Fe2O3, Fe3O4) dengan karbonmonoksida meliputi tahap-tahap sebagai berikut. a. Daerah pemanasan (400 - 750)oC. b. Daerah reduksi (750 - 1000)oC. c. Daerah karburasi (1000 - 1300)oC. d. Daerah pencairan (1300 - 1500)oC. Gambar 3.30 1) Daerah Pemanasan

Pada daerah pemanasan karbonat, sulfida dan zat organik yang ada

pada bijih besi dioksidasi dan kokas dibakar menjadi CO2 yang

kemudian oleh kokas lain CO2direduksi menjadi CO. Reaksi:

C(kokas)+ O2(g)→CO2(g)

CO2(g)+ C(kokas)→2CO(g)

gasCO ini yang selanjutnya akan mereduksi bijih besi.

Dalam dokumen BAB 3 KIMIA UNSUR pdf (Halaman 52-60)

Dokumen terkait