• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik Berdasarkan POJK

No.25/POJK.03/2015

OJK meresmikan peluncuran bersama sistem izin pembukaan rahasia nasabah penyimpan untuk tujuan perpajakan. Sistem ini terdiri dari dua aplikasi yaitu Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank (AKASIA) bagi internal Kementerian Keuangan dan Aplikasi Buka Rahasia Bank (AKRAB) bagi internal OJK. Melalui Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank dan Aplikasi Buka Rahasia Bank yang saling terhubung dalam satu sistem, waktu pemrosesan perintah pembukaan rahasia bank dipersingkat secara signifikan dari semula 6 (enam) bulan menjadi 2 (dua) minggu. Namun demikian proses penerbitan surat perintah pembukaan rahasia bank tetap mengikuti prosedur

76

Ruisa Khoiriyah, Blokir Rekening Bank oleh Aparat Pajak Tidak Bisa Sembarangan, https://www.halomoney.co.id/blog/blokir-rekening-bank-oleh-aparat-pajak, diakses pada tanggal 2 agustus 2017 pukul 23:59 wib.

dan memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai UU Perbankan dan peraturan pelaksanaannya.77

Selain manfaat efisiensi waktu, aplikasi ini memiliki kelebihan fitur seleksi secara otomatis terhadap permintaan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (auto reject) untuk mempercepat proses, dan sistem mengelompokkan (grouping) permintaan berdasarkan bank. Dengan fitur tersebut, jumlah surat perintah yang ditandatangani berkurang, mempermudah penelusuran surat dan tersedianya statistik data bank penerima perintah pembukaan rahasia bank.78

Ditjen Pajak berharap koordinasi dan kerjasama kedua instansi akan semakin optimal untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas masing-masing pihak. Bagi Ditjen Pajak sendiri, kerjasama yang semakin erat dengan OJK akan memungkinkan pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan penagihan pajak yang lebih efektif khususnya dengan pembukaan akses data dan informasi nasabah yang lebih mudah. Pembukaan informasi nasabah untuk kepentingan perpajakan, sebelumnya OJK sudah mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 25/POJK.03/2015 tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait Perpajakan Kepada Negara Mitra Atau Yurisdiksi Mitra. OJK juga sedang menyiapkan ketentuan pelaksanaan lebih lanjut berupa Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan yang

77

Herwanto Bimo Pratomo, Resmi Ditjen Pajak dan OJK Sepakat Intip Data Nasabah Bank, Https://www.merdeka.com/uang/resmi-ditjen-pajak-ojk-sepakat-intip-data-nasabah-bank-html, diakses pada tanggal 29 juli 2017 pukul 1.15 wib.

78

Imam Sukanto, Pembukaan data Nasabah Untuk pajak Dipercepat,

https://m.tempo.co/read/news/2017/03/13/090855532/pembukaan-data-nasabah-bank-untuk-pajak-dipercepat, diakses tanggal 29 juli 2017 pukul 1:09 wib.

khusus mengatur mengenai Automatic Exchange Of Information (AEOI), antara lain mengatur mengenai tata cara pelaksanaan uji tuntas (due diligence) kepada nasabah asing dan tata cara penyampaian informasi keuangan nasabah asing kepada otoritas pajak.79

Tidak semua pihak memiliki akses untuk membuka rekening bank WP, yang memiliki wewenang untuk membuka rekening bank adalah seluruh Kepala Kantor Pajak dan beberapa lembaga yang bekerjasama dengan DJP seperti PPATK dan OJK. Bagi WP yang terbukti memiliki banyak uang di rekening (beberapa rekening) dan masih menunggak pajak, maka rekening-rekening tersebut akan diblokir sampai mencukupi seluruh tunggakan pajak.80

Selain itu Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak dan OJK telah sepakat bekerja sama dalam pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Kedua lembaga negara tersebut sepakat membuat harmonisasi perundang-undangan di sektor perpajakan dan jasa keuangan serta tukar-menukar data dan informasi. Di antaranya lembaga jasa keuangan di bawah pengawasan OJK mendapat akses untuk konfirmasi status kepatuhan wajib pajak. Sebaliknya pihak OJK bisa membuka rahasia nasabah bank mengenai pemeriksaan, pemeriksaan permulaan, penyidikan dan penagihan melalui aplikasi elektronik.

79

Aditya Himawan, Dian Kusumo Hapsani, Ditjen Pajak Resmi Kerjasama 2 Aplikasi Buka Rahasia Bank, http://www.suara.com/bisnis/2017/03/13/182258/ojk-dan-ditjen-pajak-resmi-kerjasama-2-aplikasi-buka-rahasia-bank, diakses pada 23 juli 2017 pukul 20.25 wib.

80

Fitri N Heraini, Ditjen Pajak Siapkan Aplikasi Pembukaan Rahasia Bank Secara Elektronik, https://www.hukumonline.com/benta/baca/A58a1af9050a37/ditjen-pajak-siapkan-aplikasi-pembukaan-rahasia-banksecara-elektronik, diakses pada tanggal 29 juli 2017 pukul 1.30 wib.

Sebenarnya kebijakan tentang keterbukaan informasi data perbankan bukanlah semata menyangkut kepentingan perpajakan di dalam negeri. Kebijakan itu tidak terlepas dari kesepakatan 101 negara yang menyatakan siap mengimplementasikan AEOI di bidang jasa keuangan untuk kebutuhan perpajakan. Apa keuntungannya buat Pemerintah Indonesia? Pemerintah meyakini lewat implementasi AEOI dapat memperoleh informasi keuangan wajib pajak Indonesia, terutama yang menyimpan dana di negara lain atau yurisdiksi mitra secara resiprokal. Tidak hanya itu, pemerintah juga optimistis dapat mendorong sektor keuangan bersaing secara global karena kebijakan AEOI segera berlaku pada sejumlah negara. Indonesia adalah salah satu dari 101 negara yang bersepakat mengimplementasikan AEOI karena itu tidak ada alasan untuk tidak membuka akses data nasabah perbankan, pihak Ditjen Pajak semakin bersemangat mengejar para wajib pajak yang selama ini bersembunyi di balik kerahasiaan perbankan. Kebijakan yang menghalalkan lembaga pajak “mengintip” rahasia nasabah perbankan pada sejatinya adalah salah satu kelanjutan dari program pengampunan pajak atau tax amnesty yang bersifat kerelaan.

Sayup-sayup rencana penerbitan kebijakan buka data nasabah perbankan terdengar mengundang pro-kontra. Bagi yang kontra khawatir akan terjadi masalah di kemudian hari dengan membeberkan rahasia nasabah perbankan. Namun Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mencoba menepis kekhawatiran tersebut. Pengecekan rekening nasabah bukan hal baru, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu mencontohkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah mempraktikkannya. Meski

demikian, pemerintah tetap harus melakukan sosialisasi sejelas-jelasnya kepada masyarakat, sebab pengecekan rekening nasabah termasuk persoalan yang sensitif. Kita percaya bahwa pihak Ditjen Pajak tidak akan gegabah membuka rekening nasabah bank wajib pajak tanpa sebab.81

Meskipun payung hukum pelaksanaan pertukaran data transaksi keuangan nasabah warga negara asing berupa Peraturan Presiden Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan telah diterbitkan yaitu Perppu No.1 tahun2017. Pada prinsipnya, perbankan di Indonesia telah berkomitmen untuk mematuhi kewajiban pelaporan aktiva nasabah warga negara asing. Mengenai pembukaan informasi nasabah untuk kepentingan perpajakan, sebelumnya OJK sudah mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 25/POJK.03/2015 tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait Perpajakan Kepada Negara Mitra Atau Yurisdiksi Mitra. OJK juga sedang menyiapkan ketentuan pelaksanaan lebih lanjut berupa Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan yang khusus mengatur mengenai AEOI, antara lain mengatur mengenai tata cara pelaksanaan uji tuntas (due diligence) kepada nasabah asing dan tata cara penyampaian informasi keuangan nasabah asing kepada otoritas pajak.82

Pertukaran Informasi secara Otomatis adalah pertukaran informasi berkenaan dengan keperluan perpajakan antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra yang dilakukan secara berkala pada waktu tertentu, sistematis, dan berkesinambungan yang jenis dan tata cara

81

Benteng, Mengintip Data Nasabah, https://pemeriksaanpajak.com/2017/04/08/mengintip-data-nasabah/, diakses pada 23 juli 2017 pukul 23.15 wib.

82

Herwanto Bimo Pratomo, Resmi Ditjen Pajak OJK Sepakat Intip Data Nasabah Bank, https://www.merdeka.com/uang/resmi-ditjen-pajak-ojk-sepakat-intip-data-nasabah-bank.html, diakses pada 23 juli 2017 pukul 23.03 wib.

pertukaran informasinya diatur berdasarkan perjanjian antara negara Indonesia dengan Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra.83 Perusahaan Asing adalah84:

a. badan hukum yang didirikan atau berkedudukan di Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra;

b. kantor cabang atau kantor perwakilan dari badan hukum yang didirikan, atau berkedudukan di Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra;

c. badan hukum yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia atau di luar Indonesia yang bukan Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra, yang dimiliki oleh wajib pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra berupa perorangan atau badan hukum paling sedikit sebesar persentase tertentu yang tercantum dalam perjanjian Pertukaran Informasi secara Otomatis atau; d. kantor cabang atau kantor perwakilan dari badan hukum yang didirikan

atau berkedudukan di Indonesia atau di luar Indonesia yang bukan Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra, yang dimiliki oleh wajib pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra berupa perorangan atau badan hukum paling sedikit sebesar persentase tertentu yang tercantum dalam perjanjian Pertukaran Informasi secara Otomatis.

Lembaga Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat LJK, adalah LJK sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yang memenuhi kriteria dalam perjanjian pertukaran

83

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 25 /POJK.03/2015 Tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait Perpajakan Kepada Negara Mitra Atau Yurisdiksi Mitra, Pasal 1 angka 3.

84

informasi secara otomatis antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara mitra atau yurisdiksi mitra.85

Dalam rangka penerapan perjanjian Pertukaran Informasi secara Otomatis, LJK wajib menyampaikan laporan kepada otoritas pajak Indonesia berupa informasi Nasabah Asing terkait perpajakan untuk diteruskan kepada otoritas pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra.86 Laporan merupakan laporan mengenai informasi Nasabah Asing yang memiliki saldo rekening atau nilai rekening paling sedikit sesuai dengan perjanjian Pertukaran Informasi secara Otomatis.87 Informasi Nasabah Asing paling sedikit meliputi: informasi nasabah; dan Informasi keuangan nasabah.88

Penyampaian laporan informasi Nasabah Asing oleh LJK kepada otoritas pajak dapat dilakukan: melalui Otoritas Jasa Keuangan; atau langsung kepada otoritas pajak.89 Penyampaian laporan informasi Nasabah Asing disampaikan paling lambat 60 hari sebelum batas waktu pelaporan kepada otoritas pajak Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra berdasarkan perjanjian Pertukaran Informasi secara Otomatis.90 Dalam hal batas waktu pelaporan informasi Nasabah Asing jatuh pada hari libur, maka pelaporan dilakukan pada hari kerja setelahnya.91

Dalam rangka penyampaian laporan LJK wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan nama pejabat yang bertanggung jawab (responsible

85

Ibid, Pasal 1 angka 1

86

Ibid, Pasal 2 ayat (1)

87

Ibid, Pasal 2 ayat (2)

88

Ibid, Pasal ayat (3)

89

Ibid, Pasal 6

90

Ibid, Pasal 7 ayat (1)

91

officer) atas pelaporan informasi Nasabah Asing.92 LJK dapat mendelegasikan pelaksanaan pelaporan kewajiban kepada LJK lain yang menjadi selling agent dan/atau kustodian.93 Pendelegasian pelaksanaan pelaporan dilakukan berdasarkan kesepakatan tertulis.94 Pendelegasian pelaksanaan pelaporan tidak meniadakan tanggung jawab LJK yang mendelegasikan pelaksanaan pelaporan.95

Dampak dari penerapan ini akan mampu mengoptimalkan penerimaan pajak untuk mendukung program-program pembangunan nasional dan dengan adanya aplikasi elektronik ini, pembukaan data nasabah bank bisa lebih cepat sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan. Hal ini pada akhirnya akan mendorong tingkat kepatuhan pajak. Penerapan ini merupakan lanjutan dari program Pengampunan Pajak atau tax amnesty,terkait implementasi Pasal 18 UU Pengampunan Pajak. Pasal 18 UU Pengampunan Pajak ini adalah terkait sanksi yang akan diberikan kepada WP yang tidak mengikuti TA atau yang mengikuti TA tetapi tidak melaporkan harta yang sebenarnya. Jika WP sudah mengikuti TA namun tidak secara jujur dan kemudian DJP menemukan data harta yang belum dilaporkan, maka dianggap sebagai penghasilan yang dikenai pajak penghasilan dengan tarif normal beserta sanksi kenaikan sebesar 200 persen dari pajak yang kurang bayar. Tetapi jika WP tidak mengikuti TA dan DJP menemukan adanya harta yang tidak dilaporkan dalam SPT, maka harta tersebut dianggap sebagai penghasilan dan dikenai pajak beserta sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.96

92

Ibid, Pasal 8

93

Ibid, Pasal 9 ayat (1)

94

Ibid, Pasal 9 ayat (2)

95

Ibid, Pasal 9 ayat (3)

96

Fitri N Heraini, Ditjen Pajak Siapkan Aplikasi Pembukaan Rahasia Bank Secara Elektronik,

https://www.hukumonline.com/benta/baca/A58a1af9050a37/ditjen-pajak-siapkan-DJP Dapat Melihat Data Nasabah yang Berada di Luar Negeri dengan Saldo Minimal US$250.000 atau Rp3,35 Milliar.

Aplikasi pembukaan rahasia bank secara elektronik ini bertujuan untuk mempersingkat waktu penyelesaian permohonan akses data nasabah bank yang memakan waktu panjang, yakni 239 hari. DJP dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2015 lalu telah melakukan serangkaian pembahasan, dan hasilnya kesepakatan untuk menetapkan aplikasi pembukaan rahasia bank. Aplikasi pembukaan rahasia bank ini dibagi atas dua bentuk yaitu Aplikasi Usulan Buka Rahasi Bank (Akasia) yang merupakan aplikasi internal Kementerian Keuangan untuk mempercepat pengajuan usulan kepada Menteri Keuangan dan Aplikasi Buka Rahasia Bank (Akrab) yang merupakan aplikasi internal OJK untuk mempercepat pemberian izin atas surat permintaan Menteri Keuangan. Dengan adanya aplikasi elektronik ini pembukaan data nasabah bank diharapkan dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 30 hari yang akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemeriksaan sehingga dapat mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Regulasi selain menyasar wajib pajak domestik, juga untuk penerapan pertukaran otomatis perbankan mengenai kepentingan perpajakan secara global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menyalakan lampu hijau dalam mengantisipasi implementasi AEOI dengan menerbitkan POJK No.25/POJK.03/2015 yang meinta kesediaan nasabah perbankan terbuka untuk keperluan pajak.

aplikasi-pembukaan-rahasia-banksecara-elektronik, diakses pada tanggal 3 agustus 2017 pukul 01:19 wib.

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan Bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaturan mengenai rahasia bank menurut Undang-Undang Perbankan adalah pasal 40 sampai dengan pasal 45 UU No.7 Tahun 1992 Jo UU No.10 Tahun 1998.

2. Koordinasi ditjen pajak dan OJK dalam hal pembukaan adalah dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman SP.22/DKNS/OJK/III/2017 No.10/2017 maka kerjasama dan koordinasi antara OJK dan ditjen pajak semangkin optimal untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari tugas masing-masing.

3. Penerapan pembukaan rahasia bank oleh OJK dalam Hal pemeriksaan perpajakan melalu aplikasi elektronik berdasarkan POJK No.25/POJK.03/2015 adalah dengan aplikasi pembukaan rahasia bank secara elektronik ini bertujuan untuk mempersingkat waktu penyelesaian permohonan akses data nasabah bank, namun proses penerbitan surat perintah pembukaan rahasia bank tetap mengikuti produser dan memenuhi persyaratan yaang berlaku sesuai UU perbankan dan peraturan pelaksanaan lainnya. DJP dan OJK sejak tahun 2015 telah melakukan serangkaian pembahasan, dan hasilnya kesepakatan untuk menerapkan aplikasi pembukaan rahasia bank, Peraturan OJK No.25/POJK.03/2015 tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait

Perpajakan Kepada Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra, OJK juga sedang menyiapkan ketentuan pelaksana lebih lanjut berupa surat edaran OJK yang khusus mengatur mengenai AEOI. Pertukaran informasi secara otomatis adalah pertukaran informasi berkenaan dengan keperluan perpajakan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra yang dilakukan secara berkala pada waktu tertentu, sistematis dan berkesinambungan yang jenis dan tata cara pertukaran informasinya diatur berdasarkan perjanjian antara Negara Indonesia dengan Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra.

B.Saran

Saran saya kepada pembaca berdasarkan bab-bab sebelumnya adalah: 1. Sebaiknya Pemerintah perlu melakukan pembaharuan Perundang-undangan

Perbankan tentang rahasia bank.

2. Selain sanksi penangguhan rekening yang terdapat pada UU Nomor 19/1997 pasal 17 ayat 1 seharusnya sanksi pidana juga harus diterapkan sehingga wajib pajak lebih sadar akan kewajiban dalam membayar pajak kepada negara. 3. Seharusnya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pembukaan

Dokumen terkait