BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisis dan Pembahasan
4.3.1 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi ( capital
4.3.1.1 Pembukuan Perusahaan atas Transaksi Sewa Guna Usaha
Peneliti memilih objek penelitian yaitu transaksi sewa guna usaha tahun 2009 karena, laporan keuangan perusahaan PT. Prima Jaya Nusantara untuk tahun 2009 sudah diaudit, jadi kemungkinan adanya perubahan perlakuan PPN pada transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi bersamaan dengan diberlakukannya undang-undang PPN yang baru No.42 tahun 2009.
Ada 7 buah kontrak perjanjian yang sewa guna usaha yang dilakukan perusahaan di Bank Niaga selama tahun 2009 :
a. 1 unit Komatsu PC300-7 atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Bontang Kalimantan Timur, kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 29 Januari 2009 :
DPP Rp 1.791.900.000
PPN Rp 179.190.000
Rp 1.971.090.000
DP 20% (Rp 394.218.000) Hutang pokok Rp 1.576.872.000 Hutang bunga 9,33% per tahun Rp 294.266.928
Rp 1.871.138.928
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara membayar uang muka (UM) sewa guna usaha 28 Januari 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.003 UM aktiva tetap Btg Rp 394.218.000
1001.003 Kas Rp 394.218.000
Pengakuan dari staff pajak “Kalau uang muka kan kita mesti kalo
leasing kan mesti ada pembayaran uang muka ya mbak itu jurnal kita itu uang muka aktiva tetap pada kas”.
Pada saat terima faktur tanggal 29 Januari 2009 , maka pencatatannya adalah :
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 394.218.000
1502.003 PPN Masukan Rp 179.190.000
3305.003 By leasing dibayar dimuka Rp 1.691.948.928
3103.003 Hutang leasing Rp 2.265.356.928
3103.003 Hutang leasing Rp 394.218.000
Pengakuan dari staff pajak “Iya, uang muka leasing ada ppn masukan
terus biaya leasing dibayar di muka pada……..Kan kita ada perhitungannya biaya leasing dibayar dimuka itu ada perhitungannya, jadi seolah olah kita kan mencatat itu biaya itu seolah olah dibayar dimuka dulu kan nanti setelah tiap bulannya baru kita potongkan kita anggep sebagai biaya leasingnya “
Jurnal tiap bulan saat melakukan pembayaran angsuran sampai pada angsuran ke –24 yaitu :
3103.003 Hutang leasing Rp 77.964.122
1001.003 Kas Rp 77.964.122
9801.003 By leasing Rp 70.497.872
1305.003 By leasing dibyr dimuka Rp 70.497.872
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewa, dan menggunakan hak opsinya untuk membeli barang modal:
2003.003 Akitva 1 unit PC300-7 Btg Rp 394.218.000
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 394.218.000
Jurnal penyusutan aktiva saat hak opsi dibayar perusahaan dan diakui :
9704.003 Beban penyusutan Rp 4.106.438
Pengakuan dari akunting “Penyusutannya itu kita pada waktu masih
berjalannya leasing kita tidak ada jurnal penyusutan……., Jurnal penyusutan saat lunas…….,Lunas.”
b. 1 unit Komatsu Forklift atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Kideco Kalimantan Timur, kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 3 Maret 2009 : DPP Rp 279.500.000 PPN Rp 27.950.000 Rp 307.450.000 DP 20% (Rp 61.490.000) Hutang pokok Rp 245.960.000 Hutang bunga 9,33% per tahun Rp 45.908.536
Rp 291.868.536
Angsuran perbulan ( 2 tahun ) Rp 12.161.189
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 3 Maret 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.008 UM aktiva tetap Kdc Rp 61.490.000
Pada saat terima faktur tanggal 30 Maret 2009 ,maka pencatatannya adalah :
2008.008 Aktiva leasing Kdc Rp 61.490.000
1502.008 PPN Masukan Rp 27.950.000
3305.008 By leasing dibayar dimuka Rp 263.918.536
\3103.008 Hutang leasing Rp 353.358.536
3103.008 Hutang leasing Rp 61.490.000
3103.008 UM aktiva tetap Kdc Rp 61.490.000
Jurnal saat pembayaran angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu:
3103.008 Hutang leasing Rp 12.161.189
1001.008 Kas Rp 12.161.189
9801.008 By leasing Rp 10.996.906
1305.008 By leasing dibyr dimuka Rp 10.996.606
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya dan perusahaan menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal :
2008.008 Aktiva leasing –1 unit Forklif Kdc Rp 61.490.000
Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi ( Rp 61.490.000 : 96 bulan atau 8 tahun ) :
9704.008 Beban penyusutan Rp 640.521
2103.008 Akml penyusutan Rp 640.521
c. 1 unit Grader atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Bontang, Kalimantan Timur. Kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 3 Maret 2009 : DPP Rp 1.684.375.000 PPN Rp 168.437.500 Rp 1.852.812.500 DP 20% (Rp 370.562.500) Hutang pokok Rp 1.482.250.000 Hutang bunga 9,33% per tahun Rp 276.600.224
Rp 1.758.850.224
Angsuran perbulan ( 2 tahun ) Rp 73.285.426
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 3 Maret 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.003 UM aktiva tetap Btg Rp 370.562.500
1001.003 Kas Rp 370.562.500
Pada saat terima faktur tanggal 3 Maret 2009 ,maka pencatatannya adalah :
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 370.562.500
1502.003 PPN Masukan Rp 168.437.500
3305.003 By leasing dibayar dimuka Rp 1.590.412.724
3103.003 Hutang leasing Rp 2.129.412.724
3103.003 Hutang leasing Rp 370.562.500
3103.003 UM aktiva tetap Btg Rp 370.562.500
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu:
3103.003 Hutang leasing Rp 73.285.426
1001.003 Kas Rp 73.285.426
9801.003 By leasing Btg Rp 66.267.197
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya:
2003.003 Akitva tetap Btg Rp 370.562.500
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 370.562.500
Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi (Rp 370.562.500 : 96 bulan atau 8 tahun) :
9704.003 Beban penyusutan Rp 3.860.026
2103.003 Akml penyusutan Rp 3.860.026
d. 1 unit Komatsu D85 winch atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Bontang, Kalimantan Timur. Kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 31 Agustus 2009 :
DPP Rp 2.174.026.000
PPN Rp 217.402.600
Rp 2.391.428.600
DP 20% (Rp 478.297.400) Hutang pokok Rp 1.913.131.200 Hutang bunga 8,469% per tahun Rp 324.063.408
Rp 2.237.194.608
Angsuran perbulan ( 2 tahun ) Rp 93.216.442
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 29 Agustus 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.003 UM aktiva tetap Btg Rp 478.297.400
1001.003 Kas Rp 478.297.400
Pada saat terima faktur tanggal 30 Agustus 2009 , maka pencatatannya adalah :
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 478.297.400
1502.003 PPN Masukan Rp 217.402.600
3305.003 By leasing dibayar dimuka Rp 2.019.792.008
3103.003 Hutang leasing Rp 2.715.492.008
3103.003 Hutang leasing Rp 478.297.400
3103.003 UM aktiva tetap Btg Rp 478.297.400
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu:
3103.003 Hutang leasing Rp 93.216.442
1001.003 Kas Rp 93.216.442
9801.003 By leasing Btg Rp 84.158.000
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya:
2003.003 Akitva tetap Btg Rp 478.297.400
2008.003 Aktiva leasing Btg Rp 478.297.400
Jurnal penyusutan aset setelah hak opsi (Rp 478.297.400 : 96 bulan atau 8 tahun) :
9704.003 Beban penyusutan Rp 4.982.265
2103.003 Akml penyusutan Rp 4.982.265
e. 1 unit Komatsu PC300-8 dan 1 unit Komatsu D85 atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Bontang, Kalimantan Timur. Kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 25 Juni 2009 :
DPP 1 unit D85 Rp 1.950.480.000 DPP 1 unit PC300-8 Rp 2.043.360.000 PPN 1 unit D85 Rp 195.048.000 PPN 1 unit PC300-8 Rp 204.336.000 Rp 4.393.224.000 DP 20% ( 1 unit D85 ) (Rp 429.105.600) DP 20% ( 1 unit PC300-8 ) (Rp 449.539.200) Hutang pokok Rp 3.514.579.200 Hutang bunga 8,756% per tahun D85 Rp 300.570.456 Hutang bunga 8,756% per thn PC300 Rp 314.883.816
Rp 4.130.033.472
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 25 Juni 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.003 UM aktiva tetap D85 Btg Rp 429.105.600
1401.003 UM aktiva tetap PC300-8 Btg Rp 449.539.200
1001.003 Kas Rp 878.644.800
Pada saat terima faktur tanggal 25 Juni 2009 , maka pencatatannya adalah :
2008.003 Aktiva leasing D85 Btg Rp 429.105.600
2008.003 Aktiva leasing PC300-8 Btg Rp 449.539.200
1502.003 PPN Masukan D85 Btg Rp 195.048.000
1502.003 PPN Masukan PC300-8 Btg Rp 204.336.000
3305.003 By leasing dibayar dimuka Rp 3.730.649.472
3103.003 Hutang leasing Rp 5.008.678.272
3103.003 Hutang leasing Rp 878.644.800
3103.003 UM aktiva tetap D85 Btg Rp 429.105.600
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu:
3103.003 Hutang leasing Rp 172.084.728
1001.003 Kas Rp 172.084.728
9801.003 By leasing- D85+PC300-8 Btg Rp 155.443.728
1305.003 By leasing dibyr dimuka Btg Rp 155.443.728
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya :
2003.003 Akitva 1 unit D85 Btg Rp 429.105.600
2003.003 Aktiva 1 unit PC300-8 Btg Rp 449.539.200
2008.003 Aktiva leasing –1 unit D85 Btg Rp 429.105.600
2008.003 Aktiva leasing-1 unit PC300-8 Btg Rp 449.539.200
Jurnal penyusutan tgl 31 Juni 2011 (Rp 429.105.600 : 96 bulan atau 8 tahun) dan ( Rp 449.539.200 : 96 bulan atau 8 tahun ) :
9704.003 Beban penyusutan D85 Btg Rp 4.469.850
9704.003 Beban penyusutan PC300-8 Rp 4.682.700
2103.003 Akml penyusutan -1 unit D85 Btg Rp 4.469.850
f. 2 unit Komatsu PC300-8 atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Jembayan, Kalimantan Timur. Kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 12 November 2009 :
DPP 2 unit @ 1.871.258.400 Rp 3.742.516.800 PPN 2 unit @ 187.125.840 Rp 374.251.680
Rp 4.116.768.480
DP 20% (Rp 823.353.696) Hutang pokok Rp 3.293.414.784 Hutang bunga 7,02% per tahun Rp 459.678.101
Rp 3.753.092.885
Angsuran perbulan ( 2 tahun ) Rp 156.378.872
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 12 November 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.006 UM aktiva tetap PC300-8 Jmb Rp 823.353.696
1001.006 Kas Rp 823.353.696
Pada saat terima faktur tanggal 12 November 2009 , maka pencatatannya adalah :
2008.006 Aktiva leasing- PC300-8 Jmb Rp 823.353.696
1502.006 PPN Masukan Rp 374.251.680
3305.006 By leasing dibayar dimuka Rp 3.378.841.205
3103.006 Hutang leasing Rp 4.576.446.581
3103.006 Hutang leasing Rp 823.353.696
3103.006 UM aktiva tetap – 2 unit PC300-8 Jmb Rp 823.353.696
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu:
3103.006 Hutang leasing Rp 156.378.870
1001.006 Kas Rp 156.378.870
9801.006 By leasing-2 unit PC300-8 Jmb Rp 140.785.050
1305.006 By leasing dibyr dimuka Rp 140.758.050
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya :
2003.006 Akitva 2 unit PC300-8 Jmb Rp 823.353.696
Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi (Rp 823.353.696 : 96 bulan atau 8 tahun):
9704.006 Beban penyusutan Rp 8.576.601
2103.006 Akml penyusutan Rp 8.576.601
g. 2 unit Komatsu PC300-8 dan 1 unit D85 atas permintaan kontrak dari PT. PAMA site Kideco, Kalimantan Timur. Kontrak ditanda tangani dengan Bank Niaga pada 29 Desember 2009 :
DPP 2 unit PC300-8@1.846.350.000 Rp 3.692.700.000 DPP 1 D85ESS-2 Rp 1.762.425.000 PPN 2 unit PC300-8 @ 184.635.000 Rp 369.270.000 PPN 1 unit D85 Rp 176.242.500 Rp 6.000.637.500 DP 20 % (2 unit PC300-8 ) (Rp 812.394.000) DP 20% ( 1 unit D85 ) (Rp 387.733.500) Hutang pokok Rp 4.800.510.000 Hutang bunga 13.75% per tahun Rp 825.087.656
Rp 5.625.597.656
Angsuran perbulan ( 2 tahun ) Rp 234.399.902
Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka (UM) sewa guna usaha 29 Desember 2009 ( data dari catatan akunting ) :
1401.008 UM aktiva tetap D85 Kdc Rp 387.733.500
1401.008 UM aktiva tetap PC300-8 Kdc Rp 812.394.000
1001.008 Kas Rp 1.200.127.500
Pada saat terima faktur tanggal 29 Desember 2009 ,maka pencatatannya adalah :
2008.008 Aktiva leasing D85 Kdc Rp 387.733.500
2008.008 Aktiva leasing PC300-8 Kdc Rp 812.394.000
1502.008 PPN Masukan D85 Kdc Rp 176.242.500
1502.008 PPN Masukan PC300-8 Kdc Rp 369.270.000
3305.008 By leasing dibayar dimuka Rp 5.080.085.156
3103.008 Hutang leasing Rp 6.825.725.156
3103.008 Hutang leasing Rp 1.200.127.500
3103.008 UM aktiva tetap D85 Kdc Rp 387.733.500
3103.008 UM aktiva tetap PC300-8 Kdc Rp 812.394.000
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulannya sampai angsuran ke –24 yaitu :
3103.008 Hutang leasing Rp 234.399.902
9801.008 By leasing- D85+PC300-8 Btg Rp 211.670.215
1305.008 By leasing dibyr dimuka Btg Rp 211.670.215
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya :
2003.008 Akitva 1 unit D85 Kdc Rp 387.733.500
2003.008 Aktiva 2 unit PC300-8 Kdc Rp 812.394.000
2008.008 Aktiva leasing –1 unit D85 Kdc Rp 387.733.500
2008.008 Aktiva leasing-2 unit PC300-8 Kdc Rp 812.394.000
Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi ( Rp 387.733.500 : 96 bulan atau 8 tahun ) dan ( Rp 812.394.000 : 96 bulan atau 8 tahun ) :
9704.008 Beban penyusutan D85 Kdc Rp 4.038.391
9704.008 Beban penyusutan PC300-8 Rp 8.462.438
2103.008 Akml penyusutan D85 Kdc Rp 4.038.391
4.3.1.2 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan Bank Niaga berdasarkan Pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan ( PSAK )
Klasifikasi sewa berdasarkan PSAK tahun 2009 ( 30.4 ), diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :
a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa
b. Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.
c. Masa sewa adalah untuk sebagian umur ekonimis aset meskipun hak milik tidak dialihkan.
d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
e. Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
Namun dijelaskan juga dalam PSAK bahwa contoh dan indikator dalam klasifikasi tersebut tidak selalu harus konklusif. Semua transaksi sewa guna usaha PT. Prima Jaya Nusantara dengan pembiayaan Bank Niaga pada tahun 2009, mempunyai hak opsi. Jadi transaksi – transaksi yang dilakukan adalah masuk dalam katergori sewa guna usaha dengan hak opsi (
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No.30 Tahun 2009 perlakuan sewa guna usaha dalam keuangan lessee adalah sebagai berikut :
a. Pada awal masa sewa lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai asset dan kewajiban dalam neraca sebagai nilai wajar asset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian dtentukan pada awal kontrak.
b. Kewajiban sewa tidak dapat disajikan sebagai pengurang asset sewaan dalam laporan keuangan.
c. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban.
d. Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk asset yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk asset sewaan harus konsisten dengan asset yang dimiliki sendiri dan perhitungan penyusutan yang diakui harus berdasarkan PSAK no. 16 Tahun 2009.
Contoh pencatatan atas transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi (Keiso dkk., 2008; 170) :
1. Pada saat lessee memperoleh aktiva
Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX 2. Mencatat PPN pada saat memperoleh aktiva
Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX
PPN masukan XXX
Hutang Sewa Guna Usaha XXX
3. Pada saat pembayaran angsuran
Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX
Kas XXX
4. Mencatat pembayaran bunga yang terhutang pada akhir tahun pertama
Beban bunga XXX
Hutang bunga XXX
5. Mencatat penyusutan
Beban penyusutan – Capital lease XXX
6. Opsi membeli di akhir periode leasing
Aktiva tetap XXX
Akumulasi penyusutan – Capital lease XXX
Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Akumulasi penyusutan aktiva tetap XXX
Kas XXX
4.3.1.3 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan Bank Niaga berdasarkan Peraturan Pajak
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tanggal 27 Nopember 1991, kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :
1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal harus menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
2. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang – kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal golongan I, 3 (tiga) tahun barang modal golongan II dan golongan III dan 7 (tujuh) tahun untuk barang modal golongan bangunan.
3. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi
lessee.
Transaksi sewa guna usaha yang terjadi pada PT. Prima Jaya Nusantara atas alat – alat berat apabila peneliti uji dengan tiga kriteria tersebut akan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1.1 unit Komatsu PC300-7 Bontang Kriteria 1 :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 77.964.122. x 24 bulan = Rp 1.871.138.928,-
Nilai hak opsi = Rp 394.218.000,-
Jumlah = Rp 2.265.356.928,-
Harga perolehan barang modal + keuntungan (bunga) :
Rp 1.971.090.000- + Rp 294.266.928 = Rp 2.265.356.928,-
Karena jumlah angsuran selama masa sewa dapat menutupi harga perolehan barang modal+bunga lessor, maka kriteria 1 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kriteria 2 :
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.82/KMK.04/1995 tanggal 27 Februari 1995 tentang penggolongan aktiva berwujud untuk
keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Komatsu PC300-7 tersebut digolongkan sebagai barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun.
Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan (2 tahun), maka kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi.
Kriteria 3 :
Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kesimpulan akhir :
Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1169/KMK.01/1991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Komatsu PC300-7 tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital
lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI
No.116/KMK.01/1991 “ dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat Edaran Dirjen Pajak : SE-10/PJ.42/1994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku, kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas
kontrak finance lease tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai
operating lease”
2. Transakasi 1 unit Forklif Kideco Kriteria 1 :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 12.161.189. x 24 bulan = Rp 291.868.536,-
Nilai hak opsi = Rp 61.490.000,-
Jumlah = Rp 353.358.536,-
Harga perolehan barang modal + keuntungan (bunga) :
Rp 307.450.000- + Rp 45.908.536 = Rp 353.358.536,-
Karena jumlah angsuran selama masa sewa dapat menutupi harga perolehan barang modal+bunga lessor, maka kriteria 1 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kriteria 2 :
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.82/KMK.04/1995 tanggal 27 Februari 1995 tentang penggolongan aktiva berwujud untuk keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Forklif tersebut digolongkan sebagai
barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun.
Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan (2 tahun), maka kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi.
Kriteria 3 :
Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kesimpulan akhir :
Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1169/KMK.01/1991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Forklif tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI No.116/KMK.01/1991 “ dalam hal masa sewa guna usaha lebuh pendek dari masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat Edaran Dirjen Pajak : SE- 10/PJ.42/1994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku, kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas kontrak finance lease tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai operating lease”.
3. 1 unit Komatsu Grader 511A Bontang Kriteria 1 :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 73.285.426. x 24 bulan = Rp 1.758.850.224,-
Nilai hak opsi = Rp 370.562.500,-
Jumlah = Rp 2.129.412.724,-
Harga perolehan barang modal + keuntungan (bunga) :
Rp 1.852.812.500- + Rp 276.600.224 = Rp 2.129.412.724,-
Karena jumlah angsuran selama masa sewa dapat menutupi harga perolehan barang modal+bunga lessor, maka kriteria 1 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kriteria 2 :
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.82/KMK.04/1995 tanggal 27 Februari 1995 tentang penggolongan aktiva berwujud untuk keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Grader 511A-1 tersebut digolongkan sebagai barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun.
Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan (2 tahun), maka kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi.
Kriteria 3 :
Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kesimpulan akhir :
Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1169/KMK.01/1991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Grader 511A-1 tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI No.116/KMK.01/1991 “ dalam hal masa sewa guna usaha lebuh pendek dari masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat Edaran Dirjen Pajak : SE-10/PJ.42/1994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku, kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas kontrak finance lease tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai
4. 1 unit Komatsu D85 Winch Bontang Kriteria 1 :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 93.216.442. x 24 bulan = Rp 2.237.194.608,-
Nilai hak opsi = Rp 478.297.400,-
Jumlah = Rp 2.715.492.008,-
Harga perolehan barang modal + keuntungan (bunga) :
Rp 2.391.428.600- + Rp 324.063.408 = Rp 2.715.492.008,-
Karena jumlah angsuran selama masa sewa dapat menutupi harga perolehan barang modal+bunga lessor, maka kriteria 1 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kriteria 2 :
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.82/KMK.04/1995 tanggal 27 Februari 1995 tentang penggolongan aktiva berwujud untuk keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Komatsu D85 Winch tersebut digolongkan sebagai barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun.
Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan (2 tahun), maka kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi.
Kriteria 3 :
Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kesimpulan akhir :
Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1169/KMK.01/1991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Komatsu D85 Winch tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI No.116/KMK.01/1991 “ dalam hal masa sewa guna usaha lebuh pendek dari masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat Edaran Dirjen Pajak : SE-10/PJ.42/1994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku, kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas kontrak finance lease tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai
5. 1 unit Komatsu PC300-8 dan 1 unit Komatsu D85 Bontang Kriteria 1 :
Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 172.084.728 x 24 bulan = Rp 4.130.033.472,-