• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemecahan saham adalah yang beredar perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factors). Pemecahan saham yang biasa dilakukan pada saat harga nilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan adanya pemecahan saham ini maka nilai nominal akan menjadi lebih rendah perlembar sahamnya sehingga dapat dijangkau oleh para investor dan diharapkan membantu meningkatkan daya tarik investor.

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu :

a. Pemecahan naik (split-up) adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 misalnya nilai nominalnya Rp 1000,00 perlembar saham, lalu dilakukan pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1, maka nilai nominalnya akan turun menjadi Rp 500,00 perlembar sehingga dari 1 lembar menjadi dua lembar.

b. Pemecahan turun (split-down) adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan saham 1:2, 1:3, yang merupakan kebalikan dari pemecahan naik.

Di Indonesia para emiten sampai saat ini hanya melakukan pemecahan saham naik (stock split-up) dan belum pernah kasus pemecahan saham turun (stock split-down). Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis hanya akan menggunakan perusahaan yang melakukan pemecahan saham naik.

2.2.5.2. Mekanisme Perubahan Harga Saham dan Prosedur Stock Split

Harga saham yang melakukan stock split akan mengalami perubahan. Terbentuknya harga saham merupakan fungsi dari faktor fundamental emiten dan psikologis investor yang tercermin dari besarnya

minat jual beli pada harga tertentu. Secara fundamental tidak ada hubungan antara langsung stock split dengan harga surat saham karena yang terjadi hanya penambahan jumlah saham beredar karena penurunan nilai nominal suatu saham, bukan nilai pasar saham. Dengan pendekatan seperti ini, seharusnya harga pasar suatu saham tidak harus naik.

Harga pasar yang distock split bisa naik karena meningkatnya permintaan (demand pull) karena harga suatu perdagangan menjadi lebih murah, sehingga diharapkan bisa meningkatkan likuiditas saham tersebut. Efek likuiditas perdagangan ini membantu emiten untuk mempromosikan sorotan terus-menerus dari investor akan memaksa emiten untuk beroperasi lebih menguntungkan (fundamental strenght). Faktor lain yang mungkin menjelaskan adalah dari sisi investor prosentase kenaikan harga per harga saham setelah stock split juga lebih besar dibandingkan satu-satuan harga perdagangan per harga saham sebelum stock split.

Beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh emiten yang akan melakukan stock split dimulai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan pemberitahuan ke Bapepam dan bursa dengan pelaksanaan bantuan teknis dari Biro Administrasi Efek (BAE).

2.2.5.3. Perlakuan Akuntansi Pemecahan Saham

Pengaturan pemecahan saham tidak disebutkan didalam Standart Akuntansi Keuangan (SAK) namun yang diatur adalah mengenai deviden saham yang dibagikan oleh perusahaan yang diatur oleh PSAK No 21 paragraf 23 tentang deviden saham.

Harga pasar saham dapat menjadi tinggi sehingga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Kalau hal ini terjadi, maka perusahaan dapat mengecilkan nominal saham. Caranya adalah menukar saham lama dengan saham baru yang dinilai nominalnya lebih kecil atau stock split. Harga pasar menyesuaikan terhadap penurunan harga nilai nominal tersebut, maka pemegang saham tidak akan mengalami perubahan, tapi harga pokok perlembar saham yang akan turun. Dalam hal pemecahan saham tidak ada pendapatan yang diakui oleh pemegang saham.

Pemecahan saham tidak memerlukan jurnal dan hanya dalam memorandum saja hal ini untuk menunjukkan perubahan jumlah lembar saham dan harga pokok perlembar saham.

2.2.5.4. Reaksi Pasar Terhadap Pemecahan Saham

Reaksi pasar terhadap pemecahan saham dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Ada sebagian peneliti yang mengukur reaksi pasar pemecahan saham berdasarkan likuiditas saham, dan harga saham. 1. Pengaruh pemecahan saham pada likuiditas

Salah satu faktor yang menentukan nilai saham suatu perusahaan adalah tingkat likuiditas saham tersebut. Dalam akuntansi likuiditas suatu asset menunjukkan seberapa cepat asset tersebut dapat dikonversikan menjadi uang tunai (kas). Semakin cepat asset tersebut berubah menjadi kas maka semakin tinggi likuiditasnya.

Begitu pula halnya dengan saham yang juga merupakan asset bagi para pemegang saham. Saham yang mudah diperjualbelikan

dalam jangka waktu yang reatif singkat akan diminati oleh banyak orang. Agar mudah diperjualbelikan tentu saja saham tersebut harus mempunyai daya tarik sendiri, misalnya harga yang murah dan biaya komisi untuk transaksi jual beli yang relatif kecil.

Menurut Sri Fatmawati dan Marwan Asri (1996 : 106), bahwa manajemen perusahaan berkeinginan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Hal didukung dengan adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor akibat penurunan harga saham pada saat split. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambah saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham. Peningkatan pada variabel dapat mempengaruhi likuiditas saham setelah split yakni meningkat.

2. Pengaruh pemecahan saham pada harga saham.

Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pasarnya. Harga saham memegang peranan penting bagi investor karena harga saham mampu mencerminkan nilai suatu perusahaan pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi harga saham perusahaan, maka dapat diartikan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menerbitkan nilai saham tersebut. Demikian pula sebaliknya untuk harga saham yang terlalu rendah bahwa yang menerbitkan saham tersebut juga rendah.

Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham, sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlampau tinggi akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya

sehingga menyebabkan harga saham tersebut sulit untuk meningkat lagi. Untuk mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan yang melakukan pemecahan saham. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli dan meningkatkan harga saham tersebut.

Dokumen terkait