DAFTAR PUSTAKA
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
1. Penyikatan dinding kolam/relief
1.Penyikatan dinding kolam/relief
dilakukan setiap hari sebelum
vacuuming dilakukan (Arifin dan
Arifin, 2005).
2.Noda hitam pada dinding yang disebabkan oleh lumut yang mati harus dibersihkan dengan HCl 40% atau digosok dengan batu apung agar dinding senantiasa bersih (Arifin dan Arifin, 2005).
1.Penyikatan dinding kolam/relief dilakukan setiap dua minggu sekali sebelum vacumming
dilakukan (tidak sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Kegiatan pembersihan dinding kolam/relief ini hanya dilakukan dengan cara disikat, tidak dengan menggunakan cairan khusus penghilang lumut
(tidak sesuai dengan teori
nomor 2).
Kendala :
1.Dinding kolam masih terlihat kotor dan berlumut.
Solusi :
2.Membersihkan dinding kolam setiap
hari sebelum
vacumming
dilakukan dan
menggunakan HCL 40% atau digosok dengan batu apung.
Tidak sesuai: 0
poin
2. Pemvakuman dasar kolam
1.Vacumming dilakukan seminggu
sekali agar lantai kolam tetap bersih dan terbebas dari endapan dan kotoran (Arifin dan Arifin, 2005). 2.Pencucian filter segera dilakukan
apabila tekanan telah menunjukkan angka 1,5 kg/cm2 (Arifin dan Arifin,
2005).
1.Vacumming dilakukan
seminggu sekali (sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Pencucian filter
dilakukan setiap
seminggu sekali (sesuai
dengan teori nomor 2).
Tidak terdapat
kendala yang
signifikan.
Sesuai: 3 poin
3. Pemberian garam pada kolam ikan
1.Penambahan garam ke dalam air diharapkan dapat menjaga ketidakseimbangan keluar atau masuknya garam yang berasal dari dalam tubuh ikan, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya (Twigg, 2008).
2.Dosis pemberian garam pada kolam ikan tergantung tujuannya yaitu :
a) Untuk perawatan/pencegahan: 1 sendok makan untuk 30 L air. b)Sebagai tonik/jamu bagi ikan
dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1-2 sendok teh garam per 4 L air.
c)Sebagai pengobatan infeksi jamur dan bakteri yaitu 10 gram garam per 1 L air.
d)Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit yaitu 1 gram garam per 1 L air (Anonim, 2012) 3.Garam ini diberikan setiap kali abis
ganti air (Anonim, 2012).
1.Penambahan garam telah dilakukan oleh operator pada kolam ikan dengan tujuan menstabilkan garam yang terkandung dalam tubuh ikan (sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Tidak ada aturan dosis dalam pemberian garam
(tidak sesuai dengan teori
nomor 2).
3.Garam diberikan setiap 2 kali dalam seminggu
setelah kegiatan
vacumming dilakukan
(sesuai dengan teori
nomor 3). Tidak terdapat kendala yang signifikan. Cukup sesuai: 2 poin
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan taman (lanjutan)
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Ket
4. Pemberian klorin pada kolam non-ikan
1.Klorin diberikan pada saat pompa/filter tidak dioperasikan atau pada saat air kolam tidak mengalir (Arifin dan Arifin 2005).
2.Cara pemberian klorin adalah dengan melarutkan klorin ke dalam air, lalu didiamkan beberapa saat sampai terjadi endapan, kemudian sebarkan larutan air yang bening ke dalam kolam (Arifin dan Arifin 2005). 3.Sebaiknya gunakan 1 s/d 2 sdm
klorin/1000 liter air. Caranya dengan memasukkan 1 s/d 2 sdm klorin ke dalam air ± 5 liter dalam ember, aduk rata, masukkan ke dalam kolam dan aduk kembali (Anonim, 2011).
1.Klorin diberikan pada saat semua alat yang ada di kolam dalam keadaan menyala (tidak sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Cara pemberian klorin dilakukan secara langsung dengan menaburkan klorin pada air kolam tanpa dilarutkan terlebih dahulu dengan air (tidak sesuai
dengan teori nomor 2).
3.Penggunaan takaran klorin
hanya menggunakan
takaran perkiraan sehingga terkadang kolam sering mengalami bau yang menyengat (tidak sesuai
dengan teori nomor 3).
Kendala :
1.Kolam masih
menimbulkan bau klorin yang menyengat.
Solusi :
2.Sebaiknya pemberian klorin mengikuti aturan dan dosis yang sesuai.
Tidak sesuai: 0 poin
5. Pemberian pakan ikan
1.Operator dapat memberikan
pakan yang kira-kira dapat dihabiskan oleh ikan dalam waktu 5 menit. Pakan yang tidak dimakan akan menggembung oleh air dan dihancurkan oleh bakteri dalam kolam sehingga kualitas air menurun (Twigg, 2008).
2.Pada musim panas, tingkat pemberian pakan yang lebih banyak dapat menurunkan kualitas air karena kotoran yang dikeluarkan ikan akan semakin banyak. Air kolam harus diganti apabila telah terlanjur memberikan pakan ikan yang terlalu banyak agar kualitas air tetap bersih dan segar (Twigg, 2008).
1.Ikan hanya diberikan makan secukupnya saja sehingga pakan ikan tidak ada yang tersisa (sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Terdapat peraturan yang melarang pengunjung agar tidak memberi makan ikan dengan jenis makanan yang berbeda agar kesehatan ikan senantiasa baik. Dan jika terdapat makanan ikan yang tidak habis dimakan, makanan tersebut segera diambil agar tidak mengotori air kolam
(sesuai dengan teori nomor
2).
Tidak terdapat kendala yang signifikan.
Sesuai: 3 poin
Lampiran 9 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pemeliharaan taman (lanjutan)
2. Pemeliharaan Kolam
Teori Aktual Kendala dan Solusi Ket
6. Pengecekan kualitas air kolam ikan
1.Tingkat pH ideal berkisar antara 6,5 dan 8,5. Tingkat pH dapat berubah akibat hujan asam dan kotoran dari luar yang masuk dan terurai di dalam air. Oleh karena itu, apabila kadar pH tidak sesuai dengan range penyesuaian diri ikan, maka sebaiknya air kolam diganti atau ditambah sampai kadar pH normal kembali. Untuk suhu, sebaiknya tetap berada pada
kisaran 26˚C - 29˚C (Twigg,
2008)
2.Kandungan NH3 sebaiknya
berada di bawah 10 mg/L atau bahkan kurang dari 5 mg/L guna memperoleh kondisi baik pada ikan. Walaupun ikan dapat bertahan pada level yang lebih tinggi untuk beberapa saat, usahakan menghindarinya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3.Untuk kandung PO3, usahakan
untuk tetap menjaga maksimal 5 mg/L. Kandungan amoniak dan fosfat dapat berasal dari kotoran yang masuk ke dalam air kolam, berasal dari kotoran ikan itu sendiri, dan berasal dari makanan ikan yang tidak habis dimakan (Twigg, 2008).
1.Selalu dilakukan pengecekan kualitas air kolam ikan setiap seminggu sekali (sesuai dengan teori
nomor 1).
2.Kadar pH rata-rata adalah 7.5, suhu rata-rata sekitar
28˚C, kandungan NH3 yaitu
sekitar 0 mg/L dan PO3
rata-rata sekitar 0-1 mg/L sehingga kesehatan ikan masih tetap terjaga (sesuai dengan teori nomor 2 dan
3).
Tidak terdapat kendala yang signifikan.
Sesuai: 3 poin
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan taman
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
1. Struktur organisasi perusahaan
1.Pemeliharaan taman pada umumnya merupakan suatu divisi arsitektur pertamanan yang terdiri dari
a) Seksi pemeliharaan tanaman, meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman seperti penyiraman, pembersihan, penyiangan gulma, penggemburan tanah, dll. b) Seksi pemeliharaan bangunan taman, meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen taman keras (seperti kolam taman, bangku taman, jembatan, paving, saluran drainase, dll). c) Seksi teknik perpipaan
dan utilitas, yaitu mengawasi, mengontrol,
dan memelihara
kelancaran kerja utilitas taman seperti saluran air PAM, pipa gas, kabel telepon, dan kabel listrik. d) Seksi bengkel dan
pergudangan, yaitu menginventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan taman, mengontrol kelancaran kerja alat, dan memperbaiki alat bila terdapat kerusakan.
e) Administrasi dan
pengawas sumber daya manusia, yaitu mengurus persoalan administrasi kepegawaian, juga dapat bertindak sebagai pengawas para operator agar bekerja sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan (Arifin dan Arifin 2005).
2.Komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor dan antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan harus berjalan dengan lancar agar semua pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien (Arifin dan Arifin, 2005).
1.Struktur organisasi landscpe team
terdiri dari
a) Seksi pemeliharaan tanaman, meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman yang dilakukan oleh vendor landscape (sesuai dengan teori
nomor 1 poin a).
b) Seksi pemeliharaan bangunan taman, landscape team hanya melakukan pemeliharaan pada kolam ikan dan non-ikan saja. Pemeliharaan ini juga dilakukan oleh vendor
landscape, sedangkan
bangunan taman lainnya seperti bangku taman, paving, dan lain-lain, dipelihara oleh
vendor cleaning service yang
masih dalam 1 Departemen Housekeeping (sesuai dengan teori nomor 1 poin b).
c) Seksi teknik perpipaan dan utilitas tidak termasuk dalam
landscape team. Seksi ini
masih berada di Departemen
Engineering (tidak sesuai
dengan teori nomor 1 poin c).
d) Seksi bengkel dan pergudangan juga terpisah dari landscape
team. Untuk inventarisasi
seluruh peralatan pemeliharaan taman dilakukan secara langsung oleh leader vendor, sedangkan jika terdapat peralatan yang rusak dan tidak layak digunakan, perbaikan dilakukan secara terpisah oleh
vendor (tidak sesuai dengan teori nomor 1 poin d).
e) Administrasi dan pengawas sumber daya manusia, dilakukan secara langsung oleh pihak owner dan admin vendor (sesuai dengan teori nomor 1 poin e).
2.Komunikasi antara pimpinan dengan para mandor berjalan dengan lancar. Komunikasi ini didukung oleh alat komunikasi berupa Handy Talky. Sedangkan komunikasi antara mandor dengan operator terjalin dengan lancar
karena mandor langsung
menghampiri para operator yang sedang bekerja (sesuai dengan teori
nomor 2).
Kendala :
1.Koordinasi untuk perbaikan bagian perpipaan dan utilitas terkesan lambat karena
harus melalui
Departemen
Engineering.
2.Komunikasi dengan HT sering membuat bingung para mandor tentang pekerjaan mana
yang harus
diperioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu karena perintah kepada mandor berasal dari siapa saja baik
(landscape team
maupun d luar
landscape team) yang
melihat kesalahan yang terjadi di taman dan berada pada frekuensi HT yang sama ketika terdapat banyak komplain (komplain tidak fokus).
Solusi :
1.Sebaiknya seksi perpipaan dan utilitas
berada dalam
landscape team
sehingga koordinasi lebih mudah dilakukan. Namun, apabila hal ini tidak dapat dilakukan, diperlukan peran pimpinan dari pihak
owner untuk
berkoordinasi secara langsung kepada pihak
Engineering.
2.Dibutuhkan briefing
dan evaluasi kerja secara langsung antara pimpinan, mandor, dan
operator dalam
landscape team secara
khusus sebelum
melakukan pekerjaan agar kesalahan yang telah terjadi tidak terulang lagi untuk waktu yang akan datang.
Cukup sesuai: 2
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
2. Tenaga kerja
1.Efektivitas kerja operator pemeliharaan taman ditentukan oleh motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh para operator pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin 2005).
2.Pengadaan training untuk menambah pengetahuan karyawan (Arifin dan Arifin 2005).
3.Kapasitas kerja operator dijelaskan pada Tabel 1.
1.Motivasi kerja karyawan baik, dibuktikan dengan kinerja karyawan yang bagus dan disiplin kerja
yang baik. Namun
keterampilan kerja kurang sehingga terdapat pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh sebagian karyawan
seperti menyiram,
memangkas rumput, dan pengendalian HPT (tidak sesuai dengan teori nomor
1).
2.Untuk menambah motivasi kerja karyawan, leader
selalu mengadakan training
setiap 1 minggu sekali agar pengetahuan karyawan bertambah (sesuai dengan
teori nomor 2).
3.Kapasitas kerja operator dijelaskan pada Tabel 1
(sesuai dengan teori nomor
3).
Kendala :
1.Tidak semua gardener
memiliki keberanian dan
kesabaran dalam
melakukan pekerjaan penyiraman, memangkas rumput, dan pengendalian hama sehingga pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh gardener khusus. Akibatnya jika gardener
khusus ini berhalangan hadir, pekerjaan menjadi tidak maksimal dilakukan.
Solusi :
1.Sebaiknya dilakukan rotasi pekerjaan yang menuntut
gardener untuk terbiasa
melakukan semua
pekerjaan yang ada agar keterampilan gardener
menjadi bertambah.
Cukup sesuai: 2 poin
Tabel 1 Kapasitas kerja operator pemeliharaan taman
No Jenis pemeliharaan taman Kapasitas kerja/jam Efektivitas
kerja (%) Keterangan
Teori Lapangan
1 Pembersihan/penyapuan rumput. 400 m2 596,31 m2 149,07 Sesuai
2 Penyiraman rumput dan tanaman penutup tanah dengan selang plastik ¾ inci.
150 m2 382,1/m2 254,73 Sesuai
3 Penyiraman rumput dengan
sprinkle.
500 m2 408,76 m2 81,75 Tidak sesuai, karena
jumlah alat sprinkle yang digunakan masih sedikit 4 Penyiraman pohon dengan selang
plastik ¾ inci.
15 pohon
20 pohon 133,33 Sesuai
5 Pemangkasan rumput dengan mesin gendong.
250 m2 352,12 m2 140,84 Sesuai
6 Pemangkasan tanaman semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas.
10 m2 15,8 m2 158 Sesuai
7 Pemupukan pada tanaman
penutup tanah.
100 m2 286,57 m2 286,57 Sesuai
8 Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah dan semak dengan sprayer gendong.
500 m2 766,06 m2 153,21 Sesuai
9 Penyulaman tanaman rumput (lempengan).
10 m2 21,3 m2 213 Sesuai
10 Penyulaman tanaman penutup tanah dan semak.
3 m2 4,2 m2 140 Sesuai
Sumber teori : Arifin dan Arifin (2005)
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
3. Jadwal kerja
1.Sistematika jadwal kerja
karyawan dalam
melakukan pemeliharaan taman harus telah terencana dengan baik (Arifin dan Arifin 2005).
2.Sistematika jadwal kegiatan pemeliharaan taman harus telah terencana dengan baik (Arifin dan Arifin 2005). Frekuensi kegiatan pemeliharaan taman dijelaskan pada Tabel 2.
1.Jadwal kerja menggunakan sistem
shift agar pemeliharaan taman dapat
dilakukan setiap hari. Untuk vendor
pemeliharaan tanaman, ada 3 sistem
shift yaitu shift 1 dimulai pada pukul
05.30-13.30 WIB, shift 2 dimulai pada pukul 07.30-15.30 WIB, dan
shift 3 dimulai pada pukul 10.00-
18.00 WIB. Untuk vendor
pemeliharaan kolam, ada 1 shift
yaitu dimulai pukul 08.00-16.00 WIB. Dan untuk pihak owner, ada 3 shift yaitu dimulai dari pukul 09.00- 17.30 WIB, 12.00-20.00 WIB, dan 14.00-22.00 WIB.
Untuk jadwal pemeliharaan telah ditentukan rencana jadwal pemeliharaan taman 1 tahun ke depan dan 1 bulan ke depan yang disebut dengan Mountly Landscape Programme (sesuai dengan teori nomor 1).
2.Frekuensi kegiatan pemeliharaan taman dijelaskan pada Tabel 2
(sesuai dengan teori nomor 2).
Tidak terdapat
kendala yang
signifikan
Sesuai: 3 poin
Tabel 2 Frekuensi kegiatan pemeliharaan taman
No Kegiatan Pemeliharaan Taman Frekuensi Pemeliharaan Keterangan Teori Lapangan 1 Pembersihan/penyapuan areal taman.
Harian Harian Sesuai
2 Pembuangan sampah keluar taman.
Harian Insidental Tidak sesuai karena dilakukan jika sampah telah menumpuk.
3 Penyiraman taman. Harian Harian Sesuai
4 Pembersihan selokan taman. Mingguan Insidentil Tidak sesuai karena hanya dilakukan jika selokan sudah tumpat.
5 Pembersihan kolam taman. Mingguan Mingguan Sesuai
6 Pembersihan pemangkasan ranting kering.
Mingguan Insidentil Sesuai karena dilakukan sesering mungkin jika sudah terlihat ranting kering.
7 Penggemburan dan
pembersihan aerasi tanah.
Mingguan Bulanan Tidak sesuai
8 Penyiangan gulma. Bulanan Insidentil Sesuai karena biasanya dilakukan setiap hari atau seminggu sekali.
9 Pemotongan rumput. Bulanan Bulanan Sesuai
10 Pemangkasan semak dan perdu. Bulanan Bulanan Sesuai
11 Pengendalian hama dan penyakit.
Bulanan Mingguan Sesuai
12 Penjarangan tanaman
berumpun.
Triwulan Bulanan Sesuai
13 Pemupukan tanaman penutup tanah hingga perdu.
Triwulan Bulanan Sesuai
14 Pemupukan pohon. Semesteran Bulanan Sesuai
15 Penataan ulang/redesain taman bagian tertentu.
Tahunan Insidentil Sesuai karena dapat dilakukan sesering mungkin jika memungkinkan 16 Penyulaman tanaman. Insidentil Bulanan Sesuai karena dilakukan rutin apabila
terdapat tanaman yang rusak.
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
4. Peralatan pemeliharaan taman
1.Ketersediaan alat dan bahan harus sesuai dengan kebutuhan (Arifin dan Arifin 2005).
2.Agar awet, alat-alat yang telah selesai digunakan segera dibersihkan, dicuci, dan dilap atau dikeringkan (Arifin dan Arifin 2005). 3.Peralatan disimpan dengan
rapi dalam gudang peralatan agar peralatan tahan lama (Arifin dan Arifin 2005). 4.Setiap ada gangguan
pengoperasian alat
sebaiknya segera dicari penyebabnya dan dilakukan perbaikan (Arifin dan Arifin 2005).
5.Perawatan dan perbaikan alat hendaknya dikuasai oleh operator pemeliharaan taman agar alat tetap dalam kondisi baik (Arifin dan Arifin 2005).
6.Masa efektif penggunaan alat dijelaskan pada Tabel 3.
1.Jenis alat dan bahan yang digunakan pihak pengelola sudah sangat lengkap (sesuai
dengan teori nomor 1).
2.Alat yang sudah selesai dipakai telah dibersihkan oleh gardener (sesuai dengan teori nomor 2).
3.Peletakan alat masih kurang rapi. Hal ini dibuktikan dengan seiringnya pimpinan menegur
vendor yang selalu meletakkan
barang dengan sembarangan
(tidak sesuai dengan teori
nomor 3).
4.Setiap ada gangguan pengoperasian alat, biasanya
gardener segera melapor
kepada leader agar alat tersebut segera diperbaiki (sesuai
dengan teori nomor 4).
5.Gardener tidak mengusai cara
perbaikan alat (tidak sesuai
dengan teori nomor 5).
6.Masa efektif penggunaan alat dijelaskan pada Tabel 3 (sesuai
dengan teori nomor 6).
Kendala :
1.Masih terdapat peralatan yang rusak akibat kesalahan peletakan alat dan kerusakan alat itu sendiri.
2.Apabila terdapat alat yang rusak, alat harus diperbaiki di bengkel terpisah sehingga menghambat pekerjaan pemeliharaan taman. Solusi : 1.Pimpinan harus memberi sanksi kepada
gardener yang
meletakkan barang secara sembarangan.
2.Vendor harus
menyediakan tenaga ahli untuk memperbaiki alat pemeliharaan sehingga proses perbaikan alat tidak dilakukan dalam waktu yang lama.
Cukup sesuai: 2 poin
Tabel 3 Masa efektif penggunaan peralatan pemeliharaan taman
No Jenis Peralatan Masa Efektif
(1)
Keterangan
Teori Lapangan
1 Mesin pemotong rumput gendong. 3 tahun 1 bulan* Sesuai
2 Sprayer. 3 tahun 1 bulan* Sesuai
3 Seragam operator pemelihara taman. 6 bulan 2 tahun Tidak sesuai
4 Cangkul dan garpu tanah. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
5 Kape untuk pembersihan areal taman. 2 tahun 1 bulan* Sesuai
6 Gunting pangkas tanaman semak dan groundcover. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
7 Gunting untuk stek tanaman. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
8 Sapu lidi. 1 bulan 1 bulan* Sesuai
9 Pengki. 1 bulan 1 bulan* Sesuai
10 Kored. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
11 Golok, arit. 6 bulan 1 bulan* Sesuai
12 Masker pelindung saat menyemprot. 2 bulan 1 bulan* Sesuai
Sumber teori : A. Wulandari (1992)
*semua peralatan selalu diperiksa kelayakannya setiap 1 bulan sekali, jika terdapat peralatan yang tidak layak, maka peralatan tersebut langsung diganti.
Lampiran 10 Perbandingan teori dan keadaan di lapangan pada aspek pengelolaan taman (lanjutan)
Teori Aktual Kendala dan Solusi Keterangan
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1.Desain yang rumit memerlukan
pemeliharaan yang intensif (Arifin dan Arifin 2005).
2.Semakin rumit desain taman, semakin besar anggaran biaya yang diperlukan (Arifin dan Arifin 2005).
3.Persentase komponen biaya pemeliharaan taman dirincikan pada Tabel 4.
1.Karena desain taman Central Park Mall termasuk desain yang rumit, dibuktikan dengan banyaknya jenis tanaman yang ada di taman tersebut dan memiliki pola yang organik, maka taman ini dipelihara secara intensif (sesuai dengan teori nomor
1).
2.Desain taman yang rumit ini membutuhkan biaya yang besar
untuk pemeliharaan dan
pengelolaan taman yaitu sebesar Rp. 110.370.000/bulan untuk pemeliharaan tanaman dan Rp.
23.080.000/bulan untuk
pemeliharaan kolam (sesuai dengan teori nomor 2).
3.Persentase komponen biaya pemeliharaan taman dirincikan pada Tabel 4 (sesuai dengan teori
nomor 3).
Tidak terdapat kendala yang signifikan
Sesuai: 3 poin
Tabel 4 Persentase komponen biaya pemeliharaan taman No Jenis Anggaran Biaya
Persentase (%) Keterangan Teori Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan kolam
1. Biaya (upah) tenaga kerja. 45 79 75 Sesuai 2. Biaya bahan habis pakai (pupuk,
pestisida, bahan bakar, dsb).
7 7 20 Sesuai
3. Biaya overhead (biaya tetap) - Gaji supervisor dan ahli - Penyusutan alat - Biaya accounting
- Lain-lain.
48 14* 5* Tidak sesuai
Jumlah 100 100 100
Sumber teori : Carpenter et al., (1975)
Keterangan : (Persentase Lapangan ≥ Persentasi Teori) = Sesuai; (Persentase Lapangan < Persentasi Teori) = Tidak sesuai
Lampiran 11 Kuesioner untuk Analisis Pengunjung
PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN