• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. PEMBAHASAN

6.5. Pemeliharaan Mesin

Dalam perusahaan industri, salah satu pemeliharaan yang harus diperhatikan adalah perawatan terhadap mesin-mesin yang dimilikinya (Muhtadi, 2009). Pemeliharaan dalam suatu perusahaan/industri merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung proses produksi yang memiliki daya saing di pasaran (Muhtadi, 2009). Manajemen perbaikan tidak hanya untuk memperbaiki peralatan yang rusak secara cepat, tetapi juga untuk menjaga suatu barang atau peralatan agar dapat bekerja dan berjalan dengan fungsi yang maksimal dan menghasilkan produk yang berkualitas dengan menekan biaya serendah mungkin. Kesiapan dan keandalan fasilitas dan peralatan - peralatan yang dimiliki perusahaan harus dipelihara agar tidak mengganggu proses produksi (Muhtadi, 2009).

Berdasarkan pengamatan di CV.Cita Nasional, mesin-mesin yang digunakan untuk mengemas susu pasteurisasi sering mengalami gangguan sehingga mengakibatkan kerusakan produk dan terhentinya kegiatan pengemasan. Beberapa contoh kerusakan produk di CV. Cita Nasional yaitu tidak tercetaknya tanggal kedaluarsa, plastik lidcup yang tidak terpotong dan plastik lidcup yang tidak menempel sempurna pada kemasan cup sehingga menyebabkan kebocoran dan menjadikannya sebagai produk gagal. Sedangkan contoh penyebab terhentinya kegiatan pengemasan adalah terjadinya konsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api pada mesin akibat dari mesin yang terlalu lama dijalankan sehingga menyebabkan mesin menjadi panas. Keluarnya api dari mesin diakibatkan karena pemakaian kabel yang berlebihan dan timbulnya panas yang menyebabkan terbakarnya lapisan pembungkus kabel (Sutrisno et al., 2013). Karena hal inilah diharuskan mesin-mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan dipelihara agar tidak mengganggu proses pengemasan. Pemeliharaan dan perawatan tersebut meliputi pembuatan jadwal perawatan mesin (Tarigan dkk, 2013), pengecekan,

36

meminyaki, dan perbaikan - perbaikan atas kerusakan-kerusakan serta penggantian spear part atau komponen yang ada pada mesin pengemasan tersebut (Titin dan Chamidatul, 2015). Sering terlihat di dalam suatu perusahaan kurang memperhatikan pemeliharaan mesin, sehingga sering terjadi kerusakan mesin akibat pemeliharaan yang tidak teratur. Pemeliharaan baru dilakukan ketika mesin-mesin rusak dan tidak berjalan sama sekali (Titin dan Chamidatul, 2015). Kegiatan pemeliharaan mesin dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung tidak akan terjadi kemacetan yang disebabkan oleh mesin (Titin dan Chamidatul, 2015). Manajemen pemeliharaan dapat meminimalisasi penggantian suku cadang/spear part dan tetap mendapatkan nilai produksi tinggi. Untuk mencapai hal tersebut maka mesin dan peralatan harus dirawat dengan teratur dan terencana (Muhtadi, 2009).

Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan mesin pengemasan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama mesin tersebut dipergunakan untuk proses penngemasan. Sehingga diharapkan proses pengemasan dapat berjalan lancar dan terjamin, dengan cara meningkatkat mutu pemeliharaan. Oleh karena itu pemeliharaan mesin pengemasan ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perhatian perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen pemeliharaan mesinnya (Titin dan Chamidatul, 2015).

37

7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Jenis plastik polypropylene (PP) dan polyethylene (PE) memiliki sifat barrier (penghalang) terhadap lemak sehingga digunakan sebagai bahan pengemas susu pasteurisasi “SUSU SEGAR NASIONAL”.

Proses pengisian dan pengemasan produk susu pasteurisasi dilakukan secara semi-otomatisasi dengan menggunakan mesin fillomatic yang berpengaruh terhadap laju produksi susu pasteursasi.

Tahapan dalam proses pengemasan adalah filling, sealing dan cutting serta pengemasan dalam kemasan sekunder.

Proses pencetakan tanggal kadaluarsa pada lidcup dilakukan pada suhu 150°C dan proses sealing dilakukan pada suhu 240°C.

7.2. Saran

Sebaiknya pemeliharaan perlu dilakukan terhadap mesin pengemasan agar dapat berjalan dengan baik.

Sebaiknya kesadaran dan disiplin pekerja mengenai kebersihan dan keselamatan untuk lebih diperhatikan seperti pemakaian masker, sarung tangan, dan penutup kepala selama proses produksi dan pengemasan agar kualitas susu tetap baik.

38

8. DAFTAR PUSTAKA

Buerau, G. and J.L. Multon. (1996). Food Packaging Technology. Volume 2. VCH Publishers, Inc. New York.

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta.

Harding, F. 1999. Milk Quality. Aspen Publishers, Inc. Gaithersburg, Maryland.

Hendrasty, Henny Krissetiana. 2013. Pengemasan dan Penyimpanan Bahan Pangan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hengky Wibawa, 2009. Adding Value Through Smart Packaging for Seafood.Food Review Indonesia, Vol.IV (8), 56-59

Herlambang, Tri Mahawijaya. (2011). Kontrol Kualitas dan Proses Pengolahan Susu Segar di CV. Cita Nasional, Salatiga, Jawa Tengah. Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Kadoya Takashi, 1990. Food Packaging. Academic Press, Inc.

Leadbitter, J. (2003). Packaging Materials : 5. Poly Vinyl Chloride (PVC) For Food Packaging Applications. International Life Sciences Institute Europe. Belgium.

Muhtadi, Muhammad Zaky Zaim. (2009). Manajemen Pemeliharaan Untuk Optimaslisasi Laba Perusahaan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII No. 1. Hal 35 - 43.

Potter, N. N. and J. H. Hotchkiss. (1996). Food Science. CBS Publisher and Distributors. USA.

Retiana, Fiera Lusida. (2003). Proses Pengemasan Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi di CV. CIta NAsional, Salatiga. Laporan Kerja Praktik.

Sutrisno, Himawan Hadi; Wirawan, Riza dan Triyono. (2013). Uji Kemampu-Bakaran Pembungkus Kabel NYM Berstandar SNI dengan Differencial Scanning

Calorimetric. SETRUM - Volume 2, No. 1.

Suyitno, 1990. Bahan-Bahan Pengemas, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tarigan, Paulus; Ginting, Elisabeth; Siregar, Ikhsan. (2013). Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance dengan Modularity Design Pada PT. RXZ. E-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No.3.

Tice, P. (2002). Packaging Materials : 3. Polypropylene As A Packaging Material For Foods and Beverages. International Life Sciences Institute Europe. Belgium.

Tice, P. (2003). Packaging Materials : 4. Polyethylene For Food Packaging Applications. International Life Sciences Institute Europe. Belgium.

Titin dan Chamidatul, Isvi. (2015). Analisa Peningkatan Mutu Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan Dolomite. Jurnal EKBIS Vol. XIII No. 1.

Winarno, F. G. (1993). Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

40 Lampiran 1. Susunan Organisasi

41 Lampiran 2. Denah Industri

1 Pos Satpam 26 Ruang Mesin

2 Loker Karyawan 27 Tangki Solar

3 Gudang Bahan baku 1 28 Boiler

4 Gudang Kemasan 1 29 Ruang Mixing

5 Tempat Parkir 1 30 Laboratorium

6 Bengkel Kendaraan 31 Supervisor Proses

7 Pencucian Krat 32 Ruang Proses 1

8 Pengolahan Limbah 33 Pengemasan Minipack 1

9 Pembakaran Limbah 34 Ruang Proses 2

10 Supervisor Kebersihan 35 Pengemasan Yoghurt

11 Tempat Parkir 2 36 Pompa

12 Penampungan Air Bersih 37 Ice Bank

13 Proyek 38 Panel

14 Kamar Mandi 1 39 Genset

15 Ruang Sopir 40 Produksi Es Balok

16 Gudang Bahan Baku 2 41 Kamar Mandi 3

17 Gudang Flavour 42 Gudang Bahan Baku 3

18 Dapur 43 Gudang Gula

19 Cool Room 44 Gudang Kemasan 3

20 Musholla 45 Mesin Pengemasan Cup

21 Kamar Mandi 2 46 Mesin pengemasan Minipack

22 Ruang Supervisor 47 Pengemasan Cup

23 Kantor 48 Pengemasan Minipack 2

24 Aula 49 Holding Room

42 Lampiran 3. Alur Produksi

Dokumen terkait