• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

Dalam dokumen Oleh SUPANDI NIM (Halaman 25-37)

Menurut Fauzi (2002), perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

Menurut Risza, S (2004), yang dimaksud Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan (3 Tahun). Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan yaitu garuk piringan pokok, pemeliharaan gulma digawangan, membuat dan memelihara pasar pikul, wiping lalang, kastrasi, tunas pasir, konsolidasi pokok, inventarisasi dan penyisipan di TBM.

Tujuan dari perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu: 1. Mendorong pertumbuhan vegetatif

2. Menjamin tanaman yang homogen

3. Mempercepat fase tanaman menghasilkan (TM) 1. Perawatan Piringan Manual

a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam perawatan, dan mengurangi timbulnya hama dan penyakit yang disebabkan oleh gulma.

b. Dasar Teori

Menurut Sipayung, (2009), salah satu hal yang terpenting dalam perawatan adalah perawatan piringan, hal ini perlu agar memudahkan dalam pemupukan, pengutipan brondolan dan proses pemotongan buah.

c. Alat dan Bahan

Alat : Parang dan batu asah

d. Prosedur Kerja

1) Menentukan blok yang ingin dikerjakan 2) Mempersiapkan peralatan kerja

3) Mendengarkan instruksi dari mandor 4) Memulai dari sudut blok atau pinggir jalan

5) Gulma yang terdapat dipiringan sawit dibabat habis menggunakan parang

6) Memberantas gulma sampai 20-30 cm dari batas terluar pelepah 7) Dikerjakan secara teratur

8) Mengecek hasil kerja e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan yang dilakukan selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 81 pokok, sesuai denga norma perusahaan 0,5 ha/Hk.

f. Pembahasan

Perawatan piringan manual sesuai dengan teori yang ada, yaitu membabat habis semua gulma yang terdapat dipiringan kelapa sawit sampai 20-30 cm dari batas terluar pelepah, adapun tujuan gulma dibabat habis sampai 20-30 cm dari batas terluar pelepah yaitu untuk mengoptimalkan hasil kerja karyawan.Kecepatan karyawan membabat habis gulma pada piringan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh tingkat serangan gulma, semakin tinggi serangan gulma maka semakin sedikit hasil yang dicapai oleh karyawan.Gambar kegiatan perawatan piringan manual dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. PerawatanGawangan Manual a. Tujuan

Adapun tujuan perawatan gawangan manual yaitu untuk memudahkan karyawan melakukan pemupukan dan pemeliharaan tanaman.

b. Dasar Teori

Menurut Risza, S (2004), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh digawangan harus dibasmi dengan rotasi 1 kali sebulan selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah.

c. Alat dan Bahan

Alat : Parang, batu asah dan cangkul

Bahan :Gulma yang ada di gawangan.

d. Prosedur Kerja

1) Menentukan blok yang ingin dikerjakan 2) Menyiapkan peralatan kerja

3) Mendegarkan instruksi dari mandor

4) Kegiatan diawali dari pinggir blok atau tepi blok

5) Memotong gulma yang terdapat digawangan atau disekitar tanaman kelapa sawitkecuali jenis gulma yang ditanam dipinggir jalan (Turnera sibulata L)

6) Memotong gulma secara rata, 5-10 cm sisa gulma dari permukaan tanah

8) Melaporkan hasil kerja e. Hasil Yang Dicapai

Dari kegiatan pengawasan karyawan yang telah dilakukan diperoleh hasil kerja 1ha/Hk atau 5gawangan pendek untuk 1 orang pekerja.

f. Pembahasan

Kegiatan rawat gawangan manual yang telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada yaitu gulma di gawangan sawit diberantas secara manual menggunakan parang dan tidak memotong gulma penting pada perkebunan kelapa sawit. Adapun fungsi tumbuhan turnera sibulatapada perkebunan kelapa sawit yaitu sebagai inang predator ulat api. Kecepatan karyawan membabat habis gulma dengan cara manual yang ada di gawangan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh tingkat serangan gulma, semakin tinggi serangan gulma maka semakin sedikit hasil yang dicapai oleh karyawan.

3. Perawatan Gawangan Chemist a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk membasmi gulma digawangan dan mengurangi perebutan unsur hara.

b. Dasar Teori

Menurut Fauzi(2002), pemberantasan gulma atau tanaman liar di gawangan perlu diberantas baik dengan cara manual maupun chemis ,karena dapat merugikan tanaman pokok dalam hal perebutan

unsur hara, air, dan sinar matahari. Yang akhirnya menurunkan produktivitas tanaman kelapa sawit.

c. Alat dan Bahan

Alat : Sprayer, ember, botol aqua, takaran dan drum Bahan : Herbisida Amyphosate dan air

d. Prosedur Kerja

a) Menentukan blok yang ingin dikerjakan b) MengisiSurat Pengambilan Barang (SPB) c) Menyiapkan alat dan bahan kerja

d) Mendengarkan instruksi dari mandor e) Mencari sumber air terdekat

f) Menunggu hingga matahari terbit (tidak ada embun)

g) Mengisi sprayer sekitar 5-7 liter air lalu memasukkan herbisida menggunakan takaran (60 cc/keff), mengisi kembali sprayer dengan air sampai penuh (15 liter air)

h) Menutup sprayer kemudian digoyang-goyang agar herbisida dan air tercampur merata

j) Penyemprotan diawali dari pinggir jalan

k) Penyemprotan dilakukan dengan tinggi 20-30 cm dari permukaan gulma

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan yang dilakukan selama pengawasan karyawan diperoleh hasil 6 gawangan panjang untuk 1 orang atau 1,7 ha/Hk, sesuai dengan norma perusahaan yang ada.

f. Pembahasan

Kegiatan rawat gawangan chemis yang telah dilakukan pada tanaman berumur 3 tahun, sesuai dengan teori yang ada yaitu menyemprot semua jenis gulma pada gawangan kelapa sawit kecuali jenis gulma penting.Adapun faktor yang menghambat tercapainya target karyawan yaitu.

1. Ketersedian air yang kurang 2. Kerusakan alat (sprayer) 3. Tofograpi lahan

4. Tingkat serangan gulma yang tinggi

Gambar kegiatan perawatan gawangan chemistdapat dilihat pada Lampiran 8.

3. Pemupukan a. Tujuan

Tujuan dari pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan merangsang produktivitas tanaman. b. Dasar Teori

Menurut Sastrosayono (2003), Pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan disuatu areal didasarkan pada hasil analisa

daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit.

c. Alat dan Bahan

Alat : Ember/karung gendong, pisau, kayu dan mangkok takaran

Bahan : Pupuk NPK 15:15:6:4 d. Prosedur Kerja

1) Menentukan areal atau blok yang akan di pupuk 2) Pembuatan bom Surat Pembelian Barang (SPB) 3) Mempersiapkan peralatan kerja

4) Mengecer pupuk

5) Mendengarkan instruksi mandor

6) Karung pupuk dibuka mengunakan pisau, jika terdapat pupuk yang keras maka segera dipecahkan dengan cara dipukul dengan kayu 7) Pupuk dimasukkan kedalam karung gendong

8) Pemupukan diawali dari sudut blok/tepi jalan

9) Pupuk ditabur secara merata disekeliling piringan kelapa sawit

10) Dosis yang digunakan yaitu 3,6 kg pada umur 30 bulan sesuai dengan umur tanaman

11) Karung yang sudah kosong segera dikumpul dan diikat per 10 lembar

Tabel 3.Dosis pupuk pada TBM Kelapa Sawit

Umur Tanaman (Bulan)

Dosis pupuk (gram/pokok)

NPK Kieserite (26-27% Mg) 1 230 50 4 460 75 8 1220 100 12 1220 125 16 1220 150 20 1220 225 24 2300 225 30 3060 _ Sumber : Anonim (2008) e. Hasil Yang Dicapai

Selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 22 ha, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 8 orang.Tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan yaitu dengan norma 4 ha/Hk.

f. Pembahasan

Kegiatan pemupukan yang telah dilakukan pada Tanaman berumur 3 tahun setelah tanam dengan dosis 3,6 kg/pokok menggunakan pupuk NPK 15:15:6:4, sesuai dengan teori yang ada, yaitu kebutuhan pupuk didasarkan atas umur tanaman dan hasil analisa tanah dan daun, namun dari hasil pengawasan karyawan tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya :

2. Topograpi lahan yang berbukit mengakibatkan karyawan kesulitan membawa pupuk di dalam blok. Gambar kegiatan mengecer pupuk dapat dilihat pada Lampiran 9.

5. Sanitasi a. Tujuan

Sanitasi bertujuan untuk membersihkan piringan agar mempermudah pengutipan brondolan dan panen.

b. Dasar Teori

Sanitasi merupakan pekerjaan pembersihan pokok-pokok kelapa sawit dari janjang busuk, pelepah kering atau pelepah dasar,pekerjaan sanitasi biasanya bersamaan dengan tunas pasir (Pahan, 2008). c. Alat dan Bahan

Alat : Dodos, parang dan batu asah

Bahan : Kelapa sawit

d. Prosedur Kerja

1) Menentukan blok/anca yang ingin dikerjakan 2) Mempersiapkan peralatan kerja

3) Mendengarkan instruksi dari mandor

4) Memasuki pasar pikul kemudian menuju pokok kelapa sawit 5) Memotong pelepah dasar yang kering, dan buah busuk

6) Menyusun pelepah hasil pemotongan di rumpukan dengan arah membujur

7) Satu gawang dikerjakan oleh satu orang pekerja dengan cara teratur

8) Mengecek hasil kerja

e. Hasil Yang Dicapai

Dalam 1 hari kerja selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 1 gawang panjang dengan jumlah tanaman 54 pokok/Hk.

f. Pembahasan

Kegiatan sanitasi dilakukan pada tanaman berumur 21 bulan sesuai dengan teori yang ada, yaitu memotong janjang busuk, pelepah kering atau pelepah dasar.Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan karyawan berhasil mencapai target dengan jumlah 54 pokok tanaman adapun faktor yang mempengaruhi kelancaran sanitasi yang dilakukan oleh karyawan yaitu, kurangnya buah busuk dan pelepah kering yang terdapat pada tanaman kelapa sawit.

6. Tunas Pemeliharaan (Pruning) a. Tujuan

Tunas pemeliharaan (Pruning) bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen dan memperlancar penyerbukan.

b. Dasar Teori

Tunas pemeliharaan (Pruning) adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 12 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit atau membentuk tapak kuda( Rizsa, S,2004).

c. Alat dan Bahan

Alat : Dodos ukuran 10 cm, parang, batu asah Bahan : Pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo 2 d. Prosedur Kerja

a) Menentukan blok yang tanamannya akan ditunas b) Mempersiapkan peralatan kerja

c) Setiap karyawan memasuki anca masing-masing

d) Pelepah dipotong menggunakan dodos dan hanya menyisakan songgo 2

e) Pelepah yang sudah terpotong disusun digawangan mati dengan arah membujur

f) Melakukan pemotongan pelepah dengan arah teratur e. Hasil Yang Dicapai

Selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan 1,1 ha/Hk. f. Pembahasan

Kegiatan pruningyang telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada, yaitu memotong pelepah sampai batas songgo 2, dari hasil kegiatan karyawan berhasil menyelesaikan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 1,1 ha, kelancaran karyawan melakukan pruning tergantung pada jumlah pelepah yang ingin dipotong/dibuang. Jika jumlah pelepah yang ingin dibuang dalam 1 pokok kelapa sawit sebanyak 5-8 pelepah, hal ini dapat menyulitkan karyawan untuk mendapatkan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam dokumen Oleh SUPANDI NIM (Halaman 25-37)

Dokumen terkait