Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan adalah kegiatan pemeliharaan kelapa sawit, sejak bibit sampai sawit selesai ditanam di lahan sampai tanaman mulai pertama kali berbunga yaitu seperti pemupukan,
30
kastrasi, pemeliharaan piringan, penunasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit ( Risza, 2004).
1. Penyemprotan Gulma Pada Jalur Tanam a. Tujuan
Untuk membasmi gulma yang ada pada jalur tanaman kelapa sawit agar tidak menghambat pertumbuhan kelapa sawit.
b. Dasar Teori
Menurut Pahan (2008), bahwa gulma ada diperkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar matahari dan ruang hidup. Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat tekontaminasi oleh bagian gulma, mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama, mengganggu tata guna air dan meningkatkan biaya pemeliharaan.
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah ember, sprayer dan alat pelindung diri. Sedangkan bahan yang digunakan adalah supremo 100 ml/15 l air dan Garlon 20 ml/15 l air.
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Sebelum bekerja diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, afron, sarung tangan karet dan sepatu boot.
31
4) Setelah bahan ditakar, menambahkan air sebanyak 15 l ke dalam tangki sprayer.
5) Menggendong tangki dipunggung dan pompa tangki agar tekanan yang dihasilkan lebih besar agar air yang keluar lebih banyak.
e. Hasil Yang Diharapkan
Penyemprotan dilakukan 14 pekerja tetap dengan luasan 13 ha/HK.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas Gemilang penyemprotan dilakukan pada keadaan cuaca cerah atau diperkirakan tidak hujan dalam 6 jam setelah penyemprotan. Penyemprotan ini dilakukan oleh pekerja tetap secara manual dan insektisida yang digunakan supremo 100ml/15 l air dan garlon 20 ml/15 l air.
2. Pemupukan Rockphospate a. Tujuan
Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Pentingnya pemupukan dilakukan untuk meningkatkan produksi pada tanaman dan tetap menjaga stabilitas tanaman.
b. Dasar Teori
Pemupukan merupakan yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan mutlak
32
dilakukan karena secara nyata meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman (Sastrosayono. 2003).
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah ember dan mangkuk kecil, sedangkan bahan yang digunakan adalah pupuk rockphospate.
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mengambil pupuk rock phospate yang sudah disediakan. 3) Kemudian menuang kedalam ember.
4) Menentukan jalur/petak yang akan dilakukan pemupukan.
5) Menaburkan pupuk sebanyak 1 kg/ 2 kali mangkuk disekeliling tanaman mengikuti tajuk tanaman tergantung umur tanaman. 6) Pemupukan dilakukan dengan rotasi 1 kali seminggu.
7) Tanaman yang dipupuk yaitu yang berumur 1 tahun menggunakan pupuk rock phospate.
e. Hasil Yang Diharapkan
Di perusahaan ini pemupukan dikerjakan 7 orang pekerja tetap dengan luasan 11,76 ha/HK, dan 1 HK rata – rata 1,68 ha/HK. Sedangkan setiap mahasiswa dapat memupuk 20 pokok sawit.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas gemilang pemupukan diberikan ke tanaman dengan cara ditaburkan disekeliling piringan sesuai tajuk tanaman, namun adanya kendala dalam pemupukan ini yaitu lokasi pemupukan yaitu di terasan yang membuat kegiatan pemupukan sedikit memakan waktu lama.
33
3. Kastrasi a. Tujuan
Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air, menyeragamkan pembungaan, untuk menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah.
b. Dasar Teori
Kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga jantan/betina yang masih muda pada TBM mulai umur 13 bulan sampai 23 bulan, namun tergantung juga pada kondisi tanamannya, umur bibit, keadaan pemupukan dan sebagainya ( Risza, 2014 ).
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah dodos, sedangkan bahan yang digunakan adalah pokok tanaman kelapa sawit umur 2 tahun.
d. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Menentukan petak yang akan dilakukan kastrasi.
3) Mencari tanaman yang sudah mengalami pembungaan dan pembuahan pertama kali.
4) Memotong bunga jantan dan bunga betina pada bagian pangkal hingga putus.
5) Mengumpulkan bunga jantan dan betina dalam karung. 6) Rotasi kastrasi yaitu 1 kali 1 bulan.
34
e. Hasil Yang Diharapkan
Kegiatan kastrasi dilakukan oleh sebanyak 3 orang pekerja tetap dengan 70 – 80 pokok/HK dengan luasan 1,6 ha/HK.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas Gemilang ini bunga – bunga yang sudah dikastrasi jangan dibiarkan diketiak pelepah atau dipiringan tetapi harus dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
4. Pembabatan Gulma (Slashing) a. Tujuan
Slashing dilakukan untuk mengurangi rumput/gulma yang ada
disekitar tanaman guna menghentikan persaingan unsur hara dengan tanaman pokok dan membasmi sarang inang hama dan penyakit.
b. Dasar Teori
Membabat salah satu jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit bertujuan menghambat pertumbuhan gulma, mengurangi persaingan unsur hara, sinar matahari maupun membantu peningkatan produksi tanaman kelapa sawit (Syakir, 2010).
c. Alat
Alat yang digunakan adalah parang.
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat.
2) Menentukan petak yang akan dilakukan pembabatan.
3) Membabat rumput yang ada disekitar tanaman sawit dengan menggunakan parang.
35
4) Pembabatan dilakukan 6 bulan sekali.
e. Hasil Yang diharapkan
Kegiatan membabat dilakukan oleh 16 pekerja tetap dan 1 orang pekerja diwajibkan membabat sebanyak 30 pokok tanaman sawit, membabat dilakukan pada sekitar tanaman kelapa sawit.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas Gemilang pelaksanaan membabat gulma di teras dan dilakukan semepet mungkin dengan tanah, kegiatan membabat dilakukan 4 kali dalam 1 tahun.
5. Menegakkan Tanaman Kelapa Sawit (Konsulidasi) a. Tujuan
Agar tanaman kelapa sawit tumbuh tegak dan kokoh sehingga pertumbuhannya normal dan merata.
b. Dasar teori
Konsulidasi pokok adalah pemeriksaan situasi dari blok ke blok atau petak yang sudah ditanam dan kemudian memperbaiki pokok yang penanamannya yang belum teratur seperti penegakkan pokok tanaman yang miring ( Risza, 2014 ).
c. Alat
Alat yang digunakan adalah cangkul.
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan cangkul untuk melakukan konsulidasi. 2) Menentukan petak yang akan dilakukan konsulidasi
3) Konsulidasi dilakukan pada tanaman yang miring dengan cara menegakkan pohon dan menambahkan tanah disekitar tanaman
36
4) Lalu menekan – nekan tanah disekitar tanaman dengan cara menginjak – injak tanah.
e. Hasil Yang Diharapkan
Konsulidasi dilakukan oleh 5 orang pekerja tetap dan 1 orang pekerja wajib mengerjakan konsulidasi 30 pokok/HK. Sedangkan
mahasiswa dapat melakukan konsulidasi sebanyak 5 pokok/mahasiswa.
f. Pembahasan
Di perusahaan ini konsulidasi pokok hanya dapat dilakukan pada tanaman belum menghasilkan pada tahun ke 1 (TBM 1) sampai tanaman belum menghasilkan tahun ke 3 (TBM 3), jika terlambat sudah sulit dilakukan konsulidasi karena batang sudah besar.
6. Garuk Piringan a. Tujuan
Agar pupuk yang ditabur di piringan tidak diserap gulma, untuk memudahkan kegiatan panen dan untuk mempermudah pekerja untuk dilakukan pemupukan dan kontrol.
b. Dasar Teori
Pemeliharaan piringan pokok adalah pekerjaan membasmi dan membersihkan rumput (gulma) yang tumbuh dipiringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza, 2014).
c. Alat
Alat yang digunakan parang / cangkul.
d. Prosedur kerja
37
2) Menentukan petak yang akan dilakukan garuk piringan.
3) Garuk piringan dilakukan dengan menggunakan parang atau cangkul.
4) Garuk piringan yaitu membersihkan rumput disekitar piringan serta menebas semak yang ada disekitar tanaman.
e. Hasil yang Diharapkan
Pekerjaan garuk piringan dilakukan sebanyak 13 orang pekerja tetap, masing – masing pekerja 31 pokok/HK. Sedangkan
mahasiswa dapat melakukan garuk piringan sebanyak 5 pokok/mahasiswa.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas Gemilang garuk piringan pohon dibersihkan dari gulma dengan jari – jarinya yang berbeda untuk TBM 1 jari – jari piringan 100 cm, untuk TBM 2 jari – jarinya 125 cm dan untuk TBM 3 jari – jari 150 cm. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan menggunakan parang.
7. Pengendalian Hama Tikus a. Tujuan
Untuk menekan pupolasi hama tikus di perkebunan kelapa sawit dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut.
b. Dasar Teori
Pengendalian hama tikus pada pokok kelapa sawit yang baru ditanam menggunakan rodentisida yaitu xilaw. Setiap pohonnya 2 butir dan diletakkan dekat dengan pangkal batang pada sisi yang
38
sama. Bila terdapat serangan lebih banyak dipokok sawit
(Risza, 2014). c. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Xilaw (Klerat tikus) sebanyak 2 kg.
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan bahan.
2) Menentukan petak yang akan diberi racun.
3) Meletakkan 2 butir racun tikus dibagian sisi kanan dan sisi kiri setiap tanaman.
4) Biarkan racun tikus sampai dimakan tikus.
5) Pengendalian dilakukan sebelum adanya serangan tikus.
e. Hasil Yang Diharapkan
Pengendalian tikus dilakukan oleh 4 mahasiswa dan mendapatkan 35 pokok/mahasiswa.
f. Pembahasan
Di PT. Niagamas pada tanaman belum menghasilkan tikus sering menyerang tanaman muda umur 0 – 1 tahun. Jika menyerang titik tumbuh (umbut) yang terdapat pada pangkal batang pelepah kelapa sawit dapat menyebabkan kematian, dan jika pada tanaman menghasilkan tikus menyerang pada bunga jantan dan betina, tandan muda maupun tandan matang.
39