• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TANGGUNG JAWAB PERSEROAN TERBATAS

B. Pememerintah Provinsi Sumut Minta Pengusaha Patuhi

Dalam rangka memberikan perlindungan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja guna memberikan ketenangan dalam bekerja yang pada akhirnya memberikan dampak positif terhadap peningkatan produktivitas dan peningkatan disiplin tenaga kerja, maka Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kembali menghimbau seluruh pengusaha BUMN, BUMD dan Swasta di wilayah Sumatera Utara, untuk segera dilindungi Jamsostek dalam upaya mematuhi dan melaksanakan Peraturan Jamsostek, hal ini

dikatakan Kakanwil I PT Jamsostek (Persero) Mas’ud Muhammad.41

Demikian juga pengusaha yang bekerja di sektor jasa konstruksi, dimana Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang program jamsostek dalam lingkungan Jasa konstruksi sendiri, sudah diatur dalam peraturan Gubernur Sumatera Utara antara lain SK Gubernur Nomor : 560/1046.K/Tahun 2004 tentang pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja bagi kerja harian lepas, borongan, perjanjian kerja waktu tertentu pada sektor jasa konstruksi dan tenaga kerja informal

41

Humas Keterangan Bagian Humas PT. Jamsostek Kanwil I Sumbagut. Sanco Manullang, saat audensi dengan Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Djaili Azwar, didampingi Kepala Biro Alwin dan Zainuddin, di Kantor Gubsu di Medan, yang dimuat di Harian Medan Pos Edisi 3 Juli 2009, halaman 2.

di Provinsi Sumatera Utara. Kemudian, Nomor. 560/293.K/Tahun 2005 tentang penyempurnaan tim koordinasi fungsional (KF) pelaksanaan program jamsostek di Provinsi Sumatera Utara dan Nomor. 560/1840.K/Tahun 2005 tentang pelaksanaan program jamsostek di Sumatera Utara.

Kedua pejabat tersebut memberi perhatian terhadap SK Gubernur tentang program Jamsostek, karena ternyata di lapangan belum berfungsi optimal. “Kita melihat banyak karyawan swasta, karyawan tetap maupun honorer serta harian lepas sepertinya tidak diperhatikan haknya oleh perusahaan jasa konstruksi,” tandas dia lagi. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan sejumlah rencana kerja, termasuk kedua instansi akan segera turun ke lapangan seperti ke daerah Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Pematang Siantar, Nias sebagai prioritas pertama, guna dilakukan pengecekan terhadap sejumlah perusahaan yang belum tunduk terhadap aturan ketenagakerjaan bersifat wajib itu.

Untuk itu, kepada para pengusaha di Sumut dan sekitarnya yang belum sempat mendaftarkan karyawannya sebagai peserta Jamsostek agar secepatnya mendaftar. Sebab dengan demikian pihak perusahaan telah membantu para karyawannya dengan jaminan sosial tenaga kerja, kata Djaili Azwar.

Kepala Kantor Wilayah I PT Jamsostek (Persero) H. Mas’ud Muhammad, mengatakan sektor Jasa Konstruksi adalah Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999. Tahap Kepesertaannya menurut dia, adalah setiap Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek Jasa Konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua tenaga kerja (borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja pada

proyek tersebut kedalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja atau JKK dan Jaminan Kematian (JKM).

Adapun proyek-proyek tersebut meliputi proyek APBD, Proyek-proyek atas Dana Internasional, Proyek-Proyek-proyek APBN, Proyek-Proyek-proyek swasta, dan lain-lain. Sementara untuk menjadi peserta, pemborong bangunan (kontraktor) mengisi Formulir pendaftaran kepesertaan Jasa Konstruksi yang bisa diambil pada kantor Jamsostek setempat sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum memulai pekerjaan. Kemudian, formulir-formulir tersebut harus dilampiri dengan Surat Perintah Kerja atau SPK atau Surat Perjanjian Pemborong atau SPP.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. KEP-150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mengatur kepesertaan maupun upah sebagai dasar penetapan iuran, antara lain, Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja kurang dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, lebih dari 3 (tiga) bulan wajib diikutsertakan untuk seluruh program jaminan sosial tenaga kerja.

Untuk tenaga kerja harian lepas dalam menetapkan upah sebulan adalah upah sehari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. Apabila upah dibayar secara bulanan untuk menghitung upah sehari bagi yang bekerja 6 (enam) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 25 (dua puluh lima) , sedangkan yang bekerja 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu adalah upah sebulan dibagi 21 (dua puluh satu).

Kemudian, Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3 (tiga)

bulan penetapan upah sebulan adalah 1 (satu) hari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan kalender. Bagi yang bekerja lebih dari 3 (tiga) bulan, upah sebulan

dihitung dari upah rata - rata 3 (tiga) bulan terakhir. Jika pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 12 (dua) belas bulan terakhir. Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, penetapan upah sebulan adalah sebesar upah sebulan yang tercantum dalam perjanjian kerja.

Menurut Kepala Kantor Wilayah PT Jamsostek (Persero) , H. Mas’ud Muhammad, dukungan Pemprov Sumut terhadap program Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau Jamsostek sangat tinggi. Dukungan tersebut dibuktikan telah terbitnya Surat Keputusan Gubernur jauh sebelumnya. ”Makanya kedepan, karena program jamsostek adalah program pemerintah, PT Jamsostek dan Pemprovsu akan bersinergi lebih intenstif lagi untuk menggalang gerakan bersama, sehingga seluruh proyek di Sumut dapat masuk jamsostek,” tandasnya. 42

Sebagaimana diketahui, SK Gubernur Sumut itu memerintahkan kepada Pemerintah Daerah Kota dan Kab di Sumut untuk melindungi tenaga kerja sekaligus memberikan sanksi kepada pengusaha yang tidak melakukan kewajiban perlindungan jaminan sosial kepada karyawannya. Sedangkan kepada bupati dan Walikota diperintahkan menindak tegas para pengusaha yang tidak mematuhi SK tersebut. Terutama terhadap para kontraktor yang memperoleh proyek yang dananya bersumber dari APBD, maka mereka wajib mendaftarkan tenaga kerjanya kepada PT Jamsostek.

Berbagai persoalan tenaga kerja yang tidak masuk program kepesertaan Jamsostek tidak saja melanda perusahaan swasta, namun tenaga kerja yang berkerja di perusahaan Badan Usaha Milik Daerah disingkat BUMD juga sering hak hak pekerja tersebut di abaikan oleh manajemen perusaan seperti BUMD di Binjai yang masih masuk dalam wilayah pembinaan PT Jamsostek Cabang Medan.

42

Terdaftar di Jamsostek Setelah 4 Tahun Diabaikan MESKI belum sepenuhnya, paling tidak untuk saat ini ratusan karyawan Perusahaan Daerah disingkat PD Pembangunan Binjai sudah bisa sedikit bernapas lega. Betapa tidak, setelah menempuh perjuangan panjang, akhirnya hak jaminan sosial mereka yang sempat diabaikan 4 Tahun labih itu, akhirnya dipenuhi perusahaan. Hal itu diketahui setelah sedikitnya 131 karyawan PD Pembangunan Binjai tersebut didaftarkan menjadi peserta Jamsostek.

Kurang lebih 4 Tahun kami bekerja di sini, tapi baru kali ini kami terdaftar

sebagai mengetahui manfaat Jamsostek yang menjamin ketenagakerjaan itu. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak,

termasuk media yang telah membantu kami keluar dari penindasan. Bantuan media telah menggugah hati pimpinan PD Pembangunan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan kami selaku karyawan yang dipimpinnya, ujar puluhan karyawan BUMD itu.

Memang gaji kami belum dibayarkan sampai sekarang, tapi pihak perusahaan berjanji nanti bulan Juni depan gaji itu sekalian dibayar. Pokoknya saat ini kami sudah sedikit lega dengan adanya Jamsostek ini, kami menjadi lebih nyata sebagai seorang karyawan. Baru sekarang kami tahu manfaat Jamsostek ini, tambah mereka.

Bukan itu saja, puluhan karyawan PD Pembangunan yang ditemui di tempat terpisah juga mengaku puas dengan jaminan sosial yang mereka miliki saat ini walaupun gaji belum mereka terima, “Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih kepada media yang telah memberitakan permasalahan kami dan yang selama ini

membela kami dengan pemberitaan. Sehingga kini kami sudah menjadi peserta Jamsostek yang berarti kehidupan kami lebih terjamin. Kini kami bisa merasa aman bekerja karena bila kami sakit tidak sulit lagi berobat dan kalaupun terjadi kecelakaan dalam bekerja kami sudah ada jaminan, jadi kini kami merasa senang,” ungkap mereka.

Masih kata karyawan, selama ini mereka hanya bisa pasrah dengan nasib. Mulai gaji yang kecil dan sering tersendat senda pembayarannya, hingga tidak terdaftarnya mereka jadi peserta Jamsostek. “Kini kami merasa sedikit lega dengan sudah menjadi peserta Jamsostek walau gaji kami masih di bawah UMR dan pembayarannya sering tersendat sendat.

Kami berharap pihak pihak terkait di Pemko Binjai untuk dapat melakukan upaya agar gaji yang kami terima bisa lebih baik paling tidak sesuai dengan Keputusan Pemerintah tentang Upah Minimum Regional atau UMR sehingga kehidupan kami menjadi lebih baik,” harap mereka yang mengaku selama dua Tahun sudah bekerja hanya di beri gaji sebesar Rp 500.000,- / bulan.

Kalau PD Pembangunan sudah mendaftarkan karyawannya menjadi peserta Jamsostek itu merupakan kewajiban mereka selaku perusahaan yang telah diatur oleh Undang-Undang, begitu juga tentunya dengan pembayaran upah yang mana sesuai dengan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 186 Jo Pasal 111 ayat (4) Barang siapa membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 111 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 Tahun dan denda paling banyak Rp.200 Juta,43

43

Seketaris LSM Perjuangan Hukum dan Politik Kota Binjai, Sidharta Surbakti, Siaran Pers, yang diterbitkan Harian Bersama, edisi 5 Maret 2009, halaman 2.

Sementara itu Kepala PT Jamsostek Kota Binjai Mustafa Zainal menyatakan bahwa pihak Managemen PD Pembangunan Binjai sudah mendaftarkan karyawan menjadi peserta Jamsostek. “Ya benar pihak managemen PD Pembangunan telah mendaftarkan 131 karyawan untuk menjadi peserta Jamsostek.

C. Pengusaha Sumut Lalai dan 60 Persen Pekerja Di Sumut Belum Diikutkan

Jamsostek

Sekitar 60 persen pekerja yang mengabdikan diri di berbagai perusahaan di Sumut belum diikutkan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Bagi pihak perusahaan yang sengaja tidak mendaftarkan karyawan atau pekerjanya sebagai peserta Jamsostek bisa diancam dengan denda Rp 50 juta, atau menjalankan

hukuman enam bulan kurungan,” kata Kakanwil-I PT Jamsostek Sumbagut

Mas’ud Muhammad. 44

Menurut Mas’ud, sampai akhir 2007 pekerja yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek di Sumut masih sekitar 383.000 pekerja atau sekitar 60 persen masih belum terlindungi oleh pengusahanya, padahal jumlah pekerja di daerah ini lebih 5 juta orang. Minimnya jumlah peserta Jamsostek itu diyakini karena kelalaian pihak pengusaha, padahal sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 10 orang wajib mendaftarkan pekerjanya mengikuti program Jamsostek, atau sama dengan gaji yang diperoleh Rp 1 juta – Rp 1,5 juta.

Dikarenakan saat ini upah UMR sudah hampir Rp 1 juta, dua orang saja pekerja di suatu perusahaan sudah boleh mendaftar sebagai peserta Jamsostek. Sanksi bagi pengusaha yang tidak mematuhi Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1992 itu denda Rp 50 juta atau 6 bulan kurungan. Jika diulangi lagi bisa hukuman 8 bulan

44

Siaran Pers PT. Jamsostek Kanwil Sumbagut yang disampaikan oleh Sanco Manullang selaku Humas yang diterbitkan oleh Warta Kita, edisi 5 April 2009, Ibid, halaman 2.

penjara dan bisa dicabut izin perusahaannya oleh pihak berwajib”, dari sekitar 11 perusahaan yang ada di Sumut masih 4.700 perusahaan yang mendaftarkan pekerjanya.

Penegakan hukum bagi pelanggar itu masih lemah untuk itulah perlu komitmen pemerintah dan instansi terkait dalam melindungi masyarakatnya. Sementara pihak PT Jamsostek sendiri tidak memiliki kewenangan dalam bertindak.

Kedepan dia PT Jamsostek Wilayah Sumbagut akan melakukan sosialisasi secara allout, khususnya kepada pemerintah daerah, baik pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi agar semua tahu bahwa Jamsostek adalah milik rakyat mereka. Jika Pemerintah Daerah sudah komit dan Disnaker melakukan penegakan hukum, maka instansi lain akan mendukung dan para pekerjapun akan mendapatkan haknya.

Menyinggung alasan pengusaha atau pekerja enggan mengikuti program Jamsostek karena pelayanan rumah sakit yang kurang memuaskan kepada pasien peserta Jamsostek, Mas’ud menepis hal itu.

Sebab, katanya, beberapa hari belakangan ini, sudah dilakukan inspeksi mendadak (sidak), rata-rata pasien puas atas pelayanan rumah sakit dan klinik. Namun, tak dapat dipungkiri, bila ada pelayanan yang kurang baik ditemukan pasien, bisa melapor ke PT Jamsostek.

D. Penguasaha Lalai Daftarkan Karyawannya Sebagai Peserta Jamsostek

Disnaker Binjai saja yang geram, hingga mengancam melaporkan managemen RSU Al Fuadi ke Polresta Binjai dengan tudingan melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan, karena tak mendaftarkan pegawainya jadi peserta Jamsostek.

Namun, pengangkangan hak sosial karyawan rumah sakit yang berdiri kokoh di Jalan A Yani Nomor. 29, Kelurahan Kartini, Kecamatan Binjai Kota itu juga mendapat kecaman dari LSM Forum Rakyat Anti Korupsi (Fraksi), yang menuding pemilik rumah sakit terkesan hanya mencari keuntungan dan tidak memikirkan nasib karyawannya.45

Pemilik RS Al Fuadi sudah jelas melanggar Undang-Undang dan dinilai hanya mencari keuntungan saja. Karena dengan tidak mendaftarkan para pekerjanya jadi peserta Jamsostek, perusahaan bebas dari iuran pada PT Jamsostek. Otomatis, hal itu mengurangi pengeluaran dan menambah keuntungan bagi perusahaan

Meski begitu, jika ditinjau dari segi bisnis, tindakan rumah sakit itu dinilai salah kaprah. Alasannya, keuntungan yang diperoleh perusahaan itu akan berubah jadi kerugian. Karena rumah sakit itu akan dicap sebagai perusahaan yang tidak taat pada Undang-Undang dan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Apalagi pemilik RS AL Fuadi adalah salah seorang fungsionaris di Pemko Binjai yang berstatus sebagai oknum Kadis Kesehatan Kota Binjai. Pejabat sendiri tak taat peraturan, bagaimana dengan orang bisa. Harusnya, pejabat itu memberi contoh yang baik pada masyarakat, bukan sebaliknya,”

Sebagai pemimpin, sudah sepantasnya pemilik rumah sakit itu memperjuangkan hak dan kepentingan pegawainya. Memberinya kesejahteraan dengan apa yang menjadi haknya sebagai pegawai. Dengan kata lain, bagaimana

45

Pernyataan Aji dan Chaniago, Sekretaris Jenderal LSM Forum Rakyat Anti Korupsi (Fraksi) di Harian Warta Kita Edisi 2 Juni 2009, halaman 4.

mau menjadi pemimpin yang didukung kalau hak-hak para pekerjanya saja sudah diabaikan, dan bagaimana mungkin menjadi seorang pemimpin yang baik kalau tidak mau menaati Undang-undang.

Seharusnya sebagai pimpinan dr Fuad selaku pemilik RS Al Fuadi lebih mengedepankan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Bahwa setiap perusahaan wajib mendaftarkan karyawan atau pekerjanya menjadi peserta Jamsostek sebagi bentuk jaminan yang menjamin karyawan selama terikat dalam peraturan internal yang ditetapkan perusahaan46

tindakan RS Al Fuadi itu jelas melanggar Undang-Undang. Karena tidak ada alasan apapun untuk tidak memberikan hak jaminan sosial karyawan. “Terkait permasalahan ini, kita berharap agar Disnaker Binjai dapat mengambil

tindakan tegas tentang pelanggaran ini. Serta menjadikan masalah ini jadi pelajaran untuk menegakkan dan memperjuangkan hak tenaga kerja agar mendapat jaminan sosial, agar seluruh tenaga kerja yang di wilayah kerja Pemko Binjai terdata sebagai peserta Jamsostek. Dengan begitu mereka nyaman bekerja dan dapat lebih memberikan loyalitasnya pada perusahaan tempat mereka bekerja.

E. Tanggung Jawab Perseroan Terbatas Dalam Mendaftarkan Karyawannya

Sebagai Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah tiap orang

46

Ketua Kelompok Studi dan Edukasi Masyarakat Marginal (K-Semar) Sumut, Togar Lubis, mengaku kecewa dengan sikap pimpinan RS Al Fuadi yang tak memperjuangkan hak karyawannya.

laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan/atau tertulis, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Perjanjian kerja ini dibuat atas dasar :

a. kemauan bebas kedua belah pihak;

b. kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak;

c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Perjanjian kerja dibuat bisa untuk :

a. waktu tertentu, bagi hubungan kerja yang dibatasi oleh jangka waktu

berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan tertentu; Perjanjian ini dibuat secara tertulis dan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Dibuat atas kemauan kedua belah pihak.

b. waktu tidak tertentu, bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi oleh

jangka waktu berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan tertentu. Dapat mensyaratkan masa percobaan kerja selama-lamanya 3 bulan. Selama masa percobaan , pengusaha dilarang membayar upah pekerjanya dibawah upah minimum yang ditetapkan oleh Menteri.

Perjanjian kerja yang sedang berlaku dapat diubah atau ditarik kembali asal ada persetujuan dari kedua belah pihak. Perubahan perjanjian kerja bukanlah membuat perjanjian kerja yang baru, melainkan isi dari perjanjian kerja diadakan perubahan.

Jika suatu perjanjian mengandung unsur-unsur dari beberapa perjanjian, perjanjian itu disebut perjanjian campuran. Jika ada perjanjian campuran, dimana dalam perjanjian itu mengandung beberapa unsur perjanjian yang salah satu unsurnya adalah perjanjian kerja, maka menurut pasal 1601 c ayat (1) KUHPerdata ditentukan:

Jika suatu perjanjian memiliki unsur perjanjian kerja dan unsur perjanjian macam lain, maka yang berlaku adalah baik ketentuan mengenai perjanjian kerja, maupun ketentuan mengenai perjanjian macam lainnya itu yang unsurnya terkandung di dalamnya; jika ada pertentangan di antara ketentuan-ketentuan tersebut, maka yang berlaku ketentuan mengenai perjanjian-kerja.

Dengan terjadinya perjanjian kerja akan menimbulkan hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha yang berisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi masing-masing pihak. Hak dari pihak yang satu merupakan kewajiban bagi pihak lainnya, demikian juga sebaliknya kewajiban pihak yang satu merupakan hak bagi pihak lainnya.

Namun demikian walaupun ada berbagai peraturan Undang-undang yang mengatur mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan tenaga kerja biasanya setiap perusahaan mempunyai peraturan sendiri terhadap tenaga kerjanya mengenai syarat-syarat kerja yang ditetapkan oleh pengusaha tersebut. Dalam pembuatan

peraturan perusahaan pekerja tidak ikut serta menentukan isinya, karena itu ada yang menyatakan bahwa peraturan perusahaan adalah peraturan yang berdiri sendiri yang terpisah dari perjanjian kerja.

Menurut Undang-undang, jika perusahaan mengadakan peraturan perusahaan, tenaga kerja diperusahaan tersebut harus menyetujui secara tertulis pada waktu membuat perjanjian kerja baik secara lisan maupun secara tertulis. Oleh karena itu peraturan perusahaan lainnya dipandang sebagai tambahan/pelengkap daripada perjanjian kerja.

Begitu juga masalah tenaga kerja freelance, sebelum menyatakan setuju untuk bekerja diperusahaan tersebut sebaiknya memperhatikan isi perjanjian kerja yang ditawarkan diperusahaan tersebut sehingga tidak ada penyesalan dikemudian hari atau tidak dirugikan hak-haknya oleh perusahaan tersebut. Terhadap isi perjanjian yang belum jelas atau tidak dimengerti oleh pekerja sebaiknya ditanyakan kejelasannya.

Jika dalam hubungan kerja berlangsung ditetapkan suatu peraturan perusahaan yang baru atau diadakan perubahan pada peraturan perusahaan pada peraturan perusahaan yang sudah ada, maka dalam hal ini pekerja mandapat perlindungan dari pasal 1601 k KUHPerdata yaitu : pekerja harus diberi waktu yang cukup untuk mempertimbangkan peraturan perusahaan yang baru atau perubahan dari peraturan perusahaan yang sudah ada.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja dalam pasal 10 disebutkan sebagai berikut: "Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup antara lain norma kerja." Atas dasar

tersebut Pemerintah Indonesia membuat ketentuan tentang Peraturan Perusahaan yang sifatnya memaksa artinya bahwa setiap perusahaan harus membuat peraturan perusahaan.

Dasar pertimbangan dikeluarkannya peraturan perusahaan adalah untuk mengusahakan agar pekerja mengetahui dengan pasti apa yang menjadi haknya, sehingga tercipta dan terpelihara keserasiaan yang lebih menjamin keseimbangan antara kesejahteraan tenaga kerja dan peningkatan produksi.

Peraturan perusahaan selain dimaksud untuk memberikan kepastian bagi tenaga kerja atas hak-hak dan kewajiban-kewajibannya, juga untuk mempermudah dan mendorong pembuatan perjanjian kerja.

Walaupun kepesertaan Jamsostek ini telah menjadi kewajiban yang ditetapkan Undang undang, ternyata belum semua perusahaan mendaftarkan karyawannya dalam program Jamsostek. PT Jamsostek Cabang Pangkalpinang mencatat 100 perusahaan di Bangka Belitung yang belum ikut Jamsostek,

sementara ikut secara aktif sebanyak 640 perusahaan dengan 35.650 karyawan, dan ikut secara pasif 775 perusahaan dengan 110.175 karyawan.

Kepala Cabang PT Jamsostek (Persero) Pangkalpinang Muhammad Akip menyatakan, sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) antara Disnakertrans Babel dengan Kejati Babel, dan antara Kejati dengan Kantor Wilayah II PT Jamsostek (Persero) Sumbagsel. Namun entah mengapa masih ada perusahaan yang belum mendaftarkan karyawannya dalam Jamsostek. Sekarang yang terdaftar menjadi anggota PT Jamsostek sekitar 1.415 perusahaan, masih ada yang belum masuk sekitar 100 perusahaan," ungkap Akip.47

47

Muhammad AKIP, Minimnya Perhatian Pengusaha Akan Hak Pekerja, Pangkal Pinang Batam Post, Edisi 21 Maret 2009, halaman 1.

Bulan Januari sampai Mei sebanyak 39 perusahaan masuk menjadi peserta Jamsostek dengan jumlah karyawan sekitar 500 orang. Mengenai perusahaan yang tidak masuk dalam Jamsostek, sebagai tindak pelanggaran Undang-Undang serta hak asasi manusia (HAM). Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 mengenai Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.

Perusahaan yang tidak masuk dalam Jamsostek sedang ditindaklanjuti oleh Disnakertrans Babel dan Kejaksaan Tinggi Babel, kedua instansi itu yang berhak melakukan upaya penegakkan hukumnya. Pengusaha yang tidak memenuhi

Dokumen terkait